POLA REKRUTMEN POLITIK DPD PARTAI DEMOKRAT PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN CALON LEGISLATIF PERIODE 2014-2019

POLA REKRUTMEN POLITIK DPD PARTAI DEMOKRAT PROVINSI
LAMPUNG DALAM PENETAPAN CALON LEGISLATIF
PERIODE 2014-2019

(Skripsi)

Oleh
DHESTHONI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

ABSTRACT

THE PATTERN OF POLITICAL RECRUITMENT DPD PARTAI
DEMOKRAT LAMPUNG PROVINCE IN ALLOCATION OF
LEGISLATIVE CANDIDATE FOR PERIOD 2014-2019

By

DHESTHONI

The Political Recruitment function is a function that is essential for political
parties. Each political party has a different recruitment pattern in recruiting for the
legislative candidates including DPD Partai Demokrat Lampung. From This, The
research was conducted to determine the pattern of recruitment DPD Partai
Demokrat Lampung in the allocation of legislative candidates for period 20142019.

The research purpose to knowing the pattern of political recruitment DPD Partai
Demokrat

Lampung Province. Based on this, Researcher examination

characteristic, method and tedency that conducted by Partai Demokrat Lampung
Province. The method used is descriptive qualitatitive. The data research through
interview and documentation study. After a variety data in field was collected and
further processed are presented in the form of narrative text.

Result of Research conducted de that the pattern of recruitmen include a
characteristic recruitment, the method of recrutment, and tendency of recruitment

is (1) using the characteristic of rekruitment is openly can be seen from
recruitment procedures and requirements that is widely known that explicitly
mean opening an opportunity for external candidates as well as providing an
opportunity for the public to judge legislative candidate, (2) Using the non
scientific method, it is based on recruitment DPD Partai Demokrat Lampung of
which only gallop on guidelines in determining the criteria used without using
something of scientific as survey , (3) The dominant trend of using partisan type
because prioritizes prospective and considering compartmentalization with civil
reform service type althought not as dominant for the tendency party type in
recruitment legislative candidate.

Keyword : Pattern of recruitment, Political Party, Legislative Candidate

ABSTRAK

POLA REKRUTMEN POLITIK DPD PARTAI DEMOKRAT
PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN CALON LEGISLATIF
PERIODE 2014-2019

Oleh

DHESTHONI

✁✂✄☎✆ ✝✞✟✝✁✠✡✞✂ ✡✞✝✁☛☞✟☞✂ ✌✁✂✄☎✆ ☛✞✂✠✆✂✄ ✍☞✄✆ ☛☞✝✠☞✆ ☛✎✏✆✠✆✟✑ Setiap partai
politik memiliki pola yang berbeda-beda dalam melakukan rekrutmen bagi calon
legislatif termasuk DPD Partai Demokrat Lampung. Dari hal tersebut, penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui pola rekrutmen DPD Partai Demokrat Lampung
dalam penetapan calon legislatif periode 2014-2019.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pola rekrutmen politik yang dilakukan DPD
Partai Demokrat Lampung dalam menetapkan calon legislatif. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti meneliti sifat, metode, serta kecenderungan rekrutmen yang
dilakukan oleh DPD Partai Demokrat Lampung. Metode penelitian yang
digunakan adalah deksriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara dan
dokumentasi. Setelah berbagai data di lapangan terkumpul kemudian diolah dan
disajikan dalam bentuk teks naratif.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pola rekrutmen yang
mencakup sifat rekrutmen, metode rekrutmen, dan tipe kecenderungan partai yang
dilakukan oleh DPD Partai Demokrat Lampung adalah (1) menggunakan sifat
rekrutmen terbuka, hal itu terlihat dari prosedur dan syarat rekrutmen yang

diketahui secara luas yang secara eksplisit berarti membuka peluang bagi calon
eksternal serta memberikan peluang bagi masyarakat untuk menilai calon
legislatif (2) menggunakan metode non ilmiah, hal ini didasarkan pada rekrutmen
DPD Partai Demokrat Lampung yang hanya berpacu pada pedoman dalam
penentuan kriteria yang digunakan tanpa menggunakan sesuatu yang bersifat
ilmiah berupa metode survei (3) Dominan menggunakan tipe partisan karena
mengedepankan

calon

internal

serta

mempertimbangkan

tipe

compartmentalization dan civil reform service meskipun tidak begitu dominan
pada tipe kecenderungan partai dalam rekrutmen calon legislatif.


Kata Kunci : Pola Rekrutmen, Partai Politik, Calon Legislatif

POLA REKRUTMEN POLITIK DPD PARTAI DEMOKRAT PROVINSI
LAMPUNG DALAM PENETAPAN CALON LEGISLATIF
PERIODE 2014-2019

Oleh
DHESTHONI

✒✓✔✕✖✗✕

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG
2014

✘✙✚✛✜A✢ ✣✙✤UP
✥✦✧nuls

★✧✩l ✪✧✫r ✩n★✧

✬✩✪✩t ✭✩★✩ t✩✮n✮✩l ✯✰ ✱✧ul ✲✳✳✴ , ✩✵✩k
★✩n ✺✻✧ ✼✽✶✩✧nt

★✩✧r ✭✩✶✩✮n✩n ✷✵★ ✩r ✸✪✩✵★✹✩
✦m✧m✧l✫✧ ★✽✩ ✫✩

✫✩k l✩✫✧ -l✩✫✧ ✩y✮n ✾✦✩nr ✩m ✿nt✪❀✵✧
✧l✫✧
, ✼.❂ ★✩n ✦m✧m

✸✪✩✵★✹✩ ★✩n❁✦✪tr ❀✵✧ ✸✪✩✵★✹✩


✭✦✦r m ✭✽✩n✩y ✮n ✾✦nr✩m
✩ ✸✪❃y✧✧l✩ ❄✧ul✩✵✧ ✸✪✩✵★ r✩

❅✩✵✩k- k✩✵✩k(❂❅) ✼um
✶✦ l ✱✩✩y ✥✩✦l ✾m✩✮n

★✧ ❂✩m
✩n
p✩★✩ t✩✪✽✵

✼✦kol✩✪ ❈✩✶✩r(✼❈) ✼✶um✦l ✱✩✩y ✥✩✦l ✾m✩✵✮

✭✩★✩ t✩✪✽✵ ✯✴✴✲ -✯✴✴✯

★✩nlus★✧ ✩t ✪✽✵ ✯✴✴✯ , ✫✦m
✽★✧✩np✩★✩ ✦j nj✩✮n
✼✦kol✩✪

✩✫✩★✦✧ms ✶✦✩l ✩njuty ✭✦✧nuls



❋✦✵✦✮n✩✪ ✥✦tr✩m

✩t ✪✽✵ ✯✴✴✯ -✯✴✴❆ ★✩nlus

(✼❋✥)

u✥✦✦m✧r✩nt✪✩n
✷lm

★✦✵✮✩n ✦m✮n✧✧kut✩j lur

❄os✼✽★✩sor ❋✦ otr

✭✩★✩

✭✩★✩ ✩t ✪✽✵ ✯ ✴✴❆. ✥✩★✩ t✩✪✽✵ ✩y✮n ✶✩✩m ✭✦✧nuls

✦m✩l ✫njut✩n✫✦ ✼✦✩kol✪ ❋✦✵✦✵✮✩✪ ✿✩t s(✼❋✿)
✩t ✪✽✵ ✯✴✴❍ . ✼✦ l✩✩njuty


✲✳✳❆-✲✳✳❇ ✦km
✽★✧✩n
✭✩★✩ t✩✪✽✵ ✲✳✳❉-✯✴✴✲

★✩n ✼✦ kol✩✪ ❈✩✶✩r(✼❈) ❊✦✮✦✧r ✰ ✼✧ ✩r ✩mn✬✩✵m
pu✮ ❂✧ m
ur
✦mnut ✧ lm
u★✧

✶✩tu✫✩✫✩k
, ✼.❂.

✱✦✩nj✵✮ ✩k✩★✦✧ms✭✦✧nuls★✧✩m
ul✧ ★✦✮n✩n✦m✦ny✦l ✶✩✧✫✩n✦p✵★✧★✧✫✩n
✾✦lr✩njut✫✦

✥✦✧nuls


.

t✩✪✽✵ ✯✴ ✴✳
u✼
❏✩kult✩s✷lm

❊✦✮✦✧r ● ❋✦ otr★✩nusl ✭✩★✩
✭✦✧nuls✦t ★r ✩■t✩r✶✦✾✩✮✩✧ ✩m✪✩✶✧sw

❀✶✧✩l★✩n✷lm
u✥✧ol✧tk

✩ ✱✽✹✽✶✩n

★✧ ❑✵✧✻✦✶r✧ ✩t s✬ ✩m
✭✽✵✮

✼❊❋✥❂❊.

u✥✦✦m✧rnt✩✪✩n❏✩kul✩t s ✷lm

u
✼✦✩l ✩m ✦m✩nj✩l nk✩n✩m✶✩ st✽★✧ ★✧ ✱ ✽ur✶✩n✷lm
u✥✧ol✧tk❑✵✧✻✦r✶✧ ✩t s✬✩✮m
pun
✼❀✶✧✩l★✩n✷lm

✮or✩✵✧✶✩✶✧ ✾✩✧ k★✧ ✦l ✾m✩✮✩ ✧✦nt✵r ✩l★✩n✦✦kst

, p✦✧nuls

✵r ✩l .

j✽✮✩ utr

✩kt✧■ ★✧ ✾✦✾✦r✩p✩

▲▼◆pun❖P❖r ◆◗◆❘ ❙Pn◗◆◆l ◆mn

◗or◆❚❘❯◆❯❘ ◆yn◗ ▼❘◗P❘lut❙P❘nulss

❙P❚▼❘▼❘❱◆❚❲❘kul◆❳ ▼❘ ❨❚❘❩P❯r❘◆t s❬◆m
pun◗

P◆l ◆m m
Pn◗P◆nym

, ◆y ❘tu ❭

m
❜❜s ✐❜kt❣ t❜❥❦❵ ❧♠♠♥-❧♠❪♠
❪❫ ❴❵❛❛❜ot ❝❞❡ ❢❣s❣p❤❵❣❜l
◆m❯◆ ❖◆❘kt ◆t ❳✇❚ ♦①②①-♦①②②
u✈PPm❘r◆nt❳◆n
♦♣ ▲❚◗◗◆ot q❘orrr st✉ rlm
③. ▲❚◗◗◆ot q❘◆◆s ❬④④✈ ⑤P❚▼P❱❘◆ ◆m❯◆ ❖◆❘kt ◆t ❳✇❚ ♦①②① -♦①②②
⑥♣ ④PPkr◆t ❘rs⑦❘❩❘❯❘ ⑧◆❘j ◆n⑧◆❘j◆ n▼◆n✈P❚P❘l❘t◆n◆m❯◆ ❖◆❘kt◆t ❳✇❚
♦①②② -♦①②♦
⑨. ⑧Pt✇◆ ⑧❘om❯❘ r ⑦✈t ⑩r④r✈ ❨❶r❬▲ q❘▼◆n◗ ▲▼❩❷❱◆❯❘ t◆❳◆❯❘◆sw ◆m❯◆ ❖◆❘kt
◆t ❳✇❚ ♦①②♦-♦①②③

④P◆l ❘ n❖P◗or◆❚❘❯◆❯❘

✈P❘nulsj✇◗◆ ◆❘kt❸ ▼❘ ❖P❖P◆r ◆p

▼❘ lP❖m◆◗◆ ❘ n Pt ❚r ◆l ❱◆m
pus,

◗or◆❚❘❯◆❯❘ PPkst❚r ◆l ❱◆m
pus, ❖P❘rkut❘r◆w◆yt pP❚◗◆◆l ◆mnor◗◆❚❘❯◆❯❘ ❙P❘nuls ▼❘
PPkst❚r ◆l❱◆m
pus◆y❱❚❘❭
u✈⑤ ❺r⑦▲❻ ❬
◆m-❺❘m◆m❯◆ ❖◆❘kt
②♣ ❹◆❱❘ l④PkrP◆t ❘rs❨m
♦♣ ▲❚◗◗◆ot q❘◆◆s st r ◆p▼◆ ◆t ❳✇❚ ♦①②③ - ④P◆k◆r n◗

♦①②♦-♦①②③

P❚◆❖m◆❳
✈P❘nulsj✇◗◆ ❙Pr❚◆❳ Pm◗n❘❘kut ❱P◗❘◆◆t n◆yn◗ ❖P❯r❘❸◆t❯❷❸t❯❱❘l untkm
▼◆n Pm❙mPr▼◆◆l m◆w◆w❯◆ n ❘lm
u ❯P◆tr ❱◆❘j◆ n or◗◆❚❘❯◆❯❘

❯PpP❘tr m
P❚◗❘❘kut

✈P◆l ❘t❳◆nr❚❯◆n⑤P❚▼P❱❘◆ (✈r⑤) ◆yn◗ ▼❘◆l ◆ks❚◆◆knPol❳ ❬④④✈ ⑤P❚▼P❱❘◆ ⑩r④r✈
❨❶r❬▲ ❙◆▼◆ ◆t ❳✇❚ ♦①②②❼ ▼❘◆l n

jutk

◆n▼P❚◗◆n m
P❚◗❘❘kut q◆❯❘❽ ❺❾◆❘❚❘ ◗n

(❬⑧ r)

◆yn◗ ▼❘◆▼◆❱◆ nstr ✈P❯r❘◆❙◆n⑤◆❖◆◗n ✈❘r❚◗sPwu▼❘ ▲❱◆▼P❘m⑧P❖❘▼◆❚◆n▲❘l❸◆
❙◆▼◆ ◆t ❳✇❚ ♦①②③ ❯P❖◆◗◆❘ ▼PPl ◗◆❯❘ ▼◆❘r str ⑧om
spl ❨❚❘◆l ⑤◆❖◆❚◗ q◆❚▼◆ r
pun◗.
❬◆ m

④P❖◆◗◆❘ ❖Pntuk❙Pn◗◆◆m◆l n

Tri Dharma

◆▼◆◆l ❳ ❙Pn◗◆❖▼❘◆n❱Pp ◆▼◆ ◆m◆sy◆r ◆kt,

✈Pr◗ur✇◆n❺❘❚◗◗❘ ◆y

✈P❘nuls

j✇◗◆

❯❷❯❘◆l ❖P✇r ❙◆ ⑧P◆m❳ ④❷❯❘◆l ▼◆ nr❘lm◆❳ t◆❳◆❯❘◆sw (⑧④rt)
q❿t ⑩r④r✈ ▼❘ ⑦P❯◆ ❺P◗◆ l ➀os, ⑧P❽◆◆m◆t n✈❖ur❷➁❘❚◗◗o,
❺❘m
ur❙◆▼◆ ◆t ❳✇❚

n◗

❯◆◆l ❳ ❯◆◆tuny

❙Pr❚◆❳ Pm◗n❘❘kut ❱P◗❘◆◆t n
y◆n◗

▼❘◆▼◆❱◆nPl ❳

pun◗
⑧◆❖✇❙◆ tPn❬◆m

✇▼❘◆n❙◆▼◆ ◆t ❳✇❚ ♦①②② ❙P❘nuls❱P❖m◆❘l Pm❚◗❘❘kut
♦①②①♣ ⑧Pm

u✈Pm
P❘r◆nt❳◆n▼❘
❱P◗❘◆◆t n ❯❷❯❘◆ l❖Pr✇❙◆ q❘❚◆ ⑦P❯◆ ◆y◗n ▼❘◆▼◆❱◆nolP❳ st✉ rlm

➂➃➄➅m
➅t➅n➆➇➈➉➊➅jo,r ➂

➅➋➇➌➅t➃n➍➎r➏n➐➃u.w➑➃r➅➈➊➎r

➅y➏n ➅➒➅ ➅p➒➅ ➓➔➎→➃➐r➎➅t s➣➅➏m
pun,
➃t ➊r ➅➒➅pm
➅s➅yr➅k➅t➒➅➅l m➋➃ntuk
➛➃➐➅ ➍➅➊➅uy➜➅➅y
➅t ➊➇➔ ➞➙➟➞ .

➌➃nul➎s➃mn

➐➃➋➅➏➅➎ ➈➃w➅j➎➋➅nst➇➒➎
➅j➎➋➅n➌➃➏n➅➋➒➎➅n
u➔➅➎➈➅n➈➃w

➂➎ul➅➊ ➂➃➅jr ↔➅yt➅ (➂➂↔) ➐➃➅l ➅m±↕➙ ➊➅➎r ➒➎
,

➂➃➄➅➅mt➅n

➍➅➏➅r ➛➃➅w

,

➂➅➋➇➌➅t➃n➣➅➏m
pun

➝➅r➅t ➌➅➒➅

MOTTO

“Masa Depan adalah milik orang yang
(tahu cara) Menunggu

Meraih mimpi itu baik tetapi melampaui mimpi
lebih baik lagi
#Anies Baswedan#

Sepi ing pamrih rame ing gawe, Banter tan
mbacangi, Dhuwur tan Ngungkuli
#Pepatah Jawa

➠➡➢➤EMBAHAN
Tiada kata lain selain syukur yang kuucapkan
kepada Allah SWT,
sang penguasa atas kehidupan di dunia dan
akhirat, atas berkah dan ridhonya kepada
karyaku ini....

Kupersembahkan karyaku dalam bentuk skripsi
ini kepada orang-orang yang luar biasa dalam
hidupku:
1. Kepada
Mama
dan
Papa
yang
telah
mencurahkan segala perhatian yang diberikan
untukku, tak terhingga kasih sayang yang
kalian berikan, terima kasih atas lantunan doa
untukku yang terselip di doa kalian di setiap
waktu ...
2. Kepada Kakak-kakakku Anthoni Chandra,
Berthoni
Chandra
dan
Chicylia
Yuliani
Chandra yang terus memberikan motivasi serta
dukungan terhadapku ...
Serta kupersembahkan juga
Almamaterku yang tercinta....

skripsi

ini

untuk

➥➦➧ W➦➨➦➧➦
Bismillahirahmanirrahim.
Alhamdulillahirobbil alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul

Pola Rekrutmen DPD Partai Demokrat

Lampung dalam Penetapan Calon Legislatif Periode 2014-2019 yang merupakan
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Skripsi
ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan, motivasi
serta saran dalam perjalanan saya menempuh pendidikan S1 Ilmu
Pemerintahan.

3. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Ari Darmatusti, M.A selaku pembimbing utama, terimakasih atas
keluangan waktunya untuk berkonsultasi serta memberikan pengarahan,
kritik, saran, dan motivasi dalam proses bimbingan skripsi ini.
5. Ibu Dwi Wahyu Handayani, M.Si selaku pembimbing pembantu yang selalu
memberikan alternatif-alternatif, nasehat serta membantu memberikan
masukan dalam pemahaman dalam proses bimbingan skripsi.
6. Bapak Dr. Hertanto, M.Si selaku dosen pembahas skripsi, terimakasih atas ilmu,
saran dan koreksinya yang telah diberikan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Drs.H. Aman Toto Dwijono, M.H yang telah banyak membantu, memberi
perhatian, membimbing, serta membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan
melalui jenjang proses pendidikan.

8. Bapak Pairulsyah, M.H (Bung Pay) yang telah membantu dalam perjalanan
penulis menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Pemerintahan, Bung Pay adalah
sosok yang berjiwa muda, mengayomi serta menjadi bapak bagi para mahasiswa
khususnya bagi pengurus Lembaga Kemahasiswaan di FISIP.

9. Seluruh Jajaran Dosen Pengajar yang tak bisa disebut satu per satu (Ibu Tabah
Maryanah, Ibu Feni Rosalia, Pak Yana Ekana, Pak Maulana Mukhlis, Pak Pitojo,
Pak Syafarudin, Pak Robi Cahyadi, Pak Suwondo, Bang Arizka Warganegara,
Pak Himawan, Kak Budiharjo, Bang Darmawan Purba, serta dosen-dosen
lainnya) yang telah membantu penulis melalui proses pendidikan dengan
pembekalan berupa ilmu yang bermanfaat, pengetahuan yang baru, serta
pengalaman yang tak terlupakan.

10. Seluruh Staf yang berada di lingkungan FISIP UNILA, terimakasih atas
bantuannya.
11. Kedua orang tuaku yang telah membesarkan, mendidik, menyekolahkan
hingga S1 serta menyayangi dengan penuh kasih sayang dan penuh
perjuangan. Maaf belum bisa membuat kalian bangga, tapi ke depannya saya
akan berusaha untuk membahagiakan kalian, terutama buat mama...
12. Kakak-kakakku yang telah mengayomi serta memberikan semangat dan
memberikan perhatian kepadaku dan juga keponakanku Marcell dan
Catherine semoga kalian kelak menjadi generasi yang membanggakan bagi
keluarga dan negara.
13. Pengurus DPD Partai Demokrat Lampung (Bang Sani, Bang Levi, Bang Fajar,
Bang Toni Mahasan, Bang Ahok, Pak Darwizal dan lain-lain yang tidak dapat
disebut satu per satu) yang secara terbuka dan kooperatif membantu
penyelesaian skripsi ini, serta kepada mantan calon legislatif provinsi
Lampung dari Partai Demokrat periode 2014-2019 yang telah diwawancarai,
terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan.
14. Pak Peratin beserta keluarga dan para warga Desa Pahayu Jaya, Senang bisa
mengabdi dan tinggal selama kurang lebih 40 hari di Desa Pahayu Jaya.
Pengalaman yang berharga, luar biasa dan sejarah hidup baru yang tak
terlupakan bagi saya.
15. Kawan-kawan sepermainan baik yang kenal sudah lama ataupun baru kenal,
terimakasih atas kebersamaan yang telah diberikan.
16. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2009, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Terima kasih atas kebersamaan, keceriaan, kesedihan, kehangatan

serta rasa kekeluargaan yang tumbuh diantara kita. Semoga banyak momen
dan kesempatan yang bisa mempertemukan kita nanti.
17. Kanda-kanda dan yunda-yunda (lintas generasi) semuanya yang telah banyak
mengayomi, memberikan wejangan nasihat, motivasi, dan lain-lain.
Terimakasih atas bantuannya .
18. Adinda-adinda semuanya baik dari angkatan 2010 hingga 2014 (yang baru
masuk),

terima kasih

atas

keramaiannya

serta kedekatannya serta

perkenalannya baik yang kenal nama hingga kenal muka doang...
19. LSSP Cendekia, yang sungguh luar biasa, senang bisa berproses dan berperan
di cendekia. Menabur Pengetahuan Menuai Peradaban.
20. HMI Komsospol Unila yang luar biasa, senang dan bangga bisa menjadi
bagian dan anggota dari organisasi yang didirikan oleh Kanda Lafrant Pane
ini,mari kita wujudkan

➩➫➭➭➫➯➲ HmI, bersama kita bisa karena di HmI kita

berteman lebih dari saudara. Yakusa. Bahagia HmI.
21. Berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung terwujudnya kelulusan ini, semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan kalian dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin

Bandar Lampung, 13 Oktober 2014
Penulis.

Dhesthoni



➵➸➺➻➸➼ ➽➾➽

➚➪➶➪➹➪➘

➵➸➺➻➸➼ ➻➸➴➷➬

➵➸

➽❐

F➻➸ R ➾➽➮G➱➸➻➸➮

❒➷ ➮➵➸❮❰

iii
i✃

L❰➸➮

ÏÐ Ñ➪Ò➪Ó ÔÕ➶➪Ö➪➘× ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Ø
ÔÐ ÙÚ➹ÚÛ➪➘ Ü➪Û➪➶➪Ý ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ ØÞ
ßÐ àÚáÚ➪➘ âÕ➘Õ➶➳Ò➳➪➘ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ ØÞ
ãÐ Ü➪➘ä➪➪Ò âÕ➘Õ➶➳Ò➳➪➘ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Øå

➽➽❐ ➻➽➮æ➸❰➸➮ ❒❰➾➻➸➱➸

ÏÐ à➳➘á➪Ú➪➘ ÒÕ➘Ò➪➘× ÙÕÖÓÚÒ➹Õ➘ âç➶➳Ò➳Ö ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Øè
ØÐ âÕ➘×ÕÓÒ➳➪➘ ÙÕÖÓÚÒ➹Õ➘ âç➶➳Ò➳Ö ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Øè
ÞÐ âç➶➪ ÙÕÖÓÚÒ➹Õ➘ âç➶➳Ò➳Ö ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Øé
ÔÐ à➳➘á➪Ú➪➘ ÒÕ➘Ò➪➘× â➪ÓÒ➪➳ êç➶➳Ò➳Ö ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ ÞØ
ØÐ âÕ➘×ÕÓÒ➳➪➘ â➪ÓÒ➪➳ êç➶➳Ò➳Ö ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ ÞØ
ÞÐ ëÚ ➘×Û➳ â➪ÓÒ➪➳ âç➶➳Ò➳Ö ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Þå
ßÐ à➳➘á➪Ú➪➘ ÒÕ➘Ò➪➘× âÕ➹➳➶➳Ý➪➘ ì➹Ú➹ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Þí
ØÐ âÕ➘×ÕÓÒ➳➪➘ êÕ➹➳➶➳Ý➪➘ ì➹Ú➹ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Þí
ÞÐ î➳ÛÒÕ➹ âÕ➹➳➶➳Ý➪➘ ì➹Ú➹ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Þé
åÐ âÕ➘ïÕ➶Õ➘××➪Ó➪➪➘ ð➪➘ î➳ÛÒÕ➹ âÕ➹➳➶Ú ã➳ ñ➘ðç ➘ÕÛ➳➪ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ Þò
ãÐ ➚➪Û➳➶ âÕ➘Õ➶➳Ò➳➪➘ àÕÓð➪ÝÚ➶Ú ÜÕ➘×Õ➘➪➳ ÙÕÖÓÚÒ➹Õ➘ âç➶➳Ò➳Ö ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ åó
ôÐ õÕÓ➪➘×Ö➪ â➳Ö➳Ó ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ åè

➽➽➽❐

M➷➻ö➵➷ ❒➷ ➮➷ L➽➻➽➸➮
ÏÐ à➳êÕ êÕ➘Õ➶➳Ò➳➪➘ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ åé
ÔÐ ëçÖÚÛ âÕ➘Õ➶➳Ò➳➪➘ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ åò
ßÐ ÑçÖ➪Û➳ âÕ➘Õ➶➳Ò➳➪➘ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ èÞ
ãÐ îÚ➹÷ÕÓ ñ➘äçÓ➹➪Û➳ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ èÞ
ôÐ øÕ➘➳Û ð➪Ò➪ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ èå
ØÐ ã➪Ò➪ âÓ➳➹ÕÓ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ èè
ÞÐ ã➪Ò➪ îÕÖÚ ➘ðÕÓ ÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐÐ èè

ùù

ýÿ ✁✂✄☎✂✆✝ÿ ✞✝✟✝ ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû
☛û ☞✟✂✞ù ✌✍þ ✂✄ýÿ✟✝✎ù ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû
✏û ✑✝✒✝ÿ✓✝✔✝ ✕ýÿ✞✝✆✝✄ ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû
✖ûüýþÿùþ ý✁n✍✆✝✗✝n ✌✝✝t ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû
☛û ✘✞ùùtÿ✁ ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû
✏û ✚ýntýprst✝
✎ùûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû
✛û üýþÿùþ ✜ÿ ✝✆ù ✎ùs✌✝t✝ ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû

úû üýþÿùþ

✠✡
✠✡
✠✡
✠☛
✠✙
✠✙
✠✢

✣✤✥ G✦ MB✦ R✦✧ ★M★M
✜û ✍r ✩ù ✆ ✝✝tr ù ✌ý✄✍þ✔✝t ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✠✪
ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✠✪
☛û ☞ý ✫✝✝r ✗ ✬ýr✞ùùr✝ny ✝tr✝ù ✌ý✄✍þ✔✝t
ûûûûûûûûûûûûûû ✡☛
✏û ✜✎✝✎✭ ✌✍þ✟ùrÿ✭ ☞ù✩✝✭t ✚✞ý✍✆✁où ✞✝nü✂✫✂✝n ✝✝tr ù ✌ý✄✍þ✔✝t
ù ✎✝✎ù
✝tr✝ù ✞✝n✰ý ✝ÿ✁✁ot✝✝n ✝tr✝ù
ûûûûûûûûûûûûû ✡✮
✮û ☞✂✎✂ÿ ✝n☞ tr✂þ✟ ur✯✁r ✝n
✬û ✌ ✌ ✝✝tr ù ✌ ý✄✍þ✔✝t✱✝✄✁pun
ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✡✡
ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✙✳
✲û ✰ýùþ ✂✟✎ýtr✝✝n ✝✝tr ù ✌ý✄✍þ✔✝t✞✝✆✝✄ ý✄ù ✆u
ut ý n✲✝✆on✱ý✁ù ✎✆✝ùt✩
ûûûûûûûûûûûûûûûûû ✙☛
✌û ✜✝turn ✝tr✝ù ✌ý✄✍þ r✝t✞✝✆✝✄ ✴ýþ✔✄
V✥ ✵✦✶✣✷ ✸✦✧ ✹✺ MB✦✵✦✶✦✧
ut ý n☎✝✞✝ ✌ ✌ ✝tr✝ù
✌ý✄✍þ✔✝t✱✝✄☎✂ÿ✁ ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✙✢
✜û ☞ù✩✝t✴ýþ✔✄
✴ýþ✔✄
ut ý n ☎✝✞✝ ✌ ✌ ✝tr✝ù ✌ý✄✍þ✔✝t ûûûûûûûûûûûûû ✙✢
☛û ro✎ý ✞✂✔ ✞✝n✝syr✝t
utr ý n
✏û ✰ý ýt ✆rù ✻✝t✝n✰ ✍ontr✆ ✕✝✝syr✝þ✝t☎✝✞✝ ✴ýþ✄
✌ ✌ ✝✝tr ù ✌ý✄✍þ✔✝t
✱✝✄✁pun ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✢✏
ut ý n
ûûûûûûûûûûûûûûû ✢✡
✮û ✜ÿ ✝✆ù ✎ùs☞ù✩✝t✴ýþ✔✄
✌ ✌ ✝tr✝ù ✌ý✄✍þ✔✝t✱✝✄✁pun
✬û ✕ý✍t ✞ý ✴ýþ✄
ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✼✏
utr ý np✝✞✝ ✌ ✌ ✝tr✝ù ✌ý✄✍þ✔✝t✱✝✄✁pun
ut ý n ✲✝✆on ✱ý✁ù ✎✆✝
ùt✩ ☎✝✞✝ ✌ ✌
✝✝tr ù
☛û ý ✞✍✄✝n ✞✝n ☞✝r✝ÿ✝ ýr þ✔✄
✌ý✄✍þ✔✝t ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✼✏
ûûûû ✼✠
✌ ✌ ✝✝tr ù ✌ý✄✍þ✔✝t✱✝✄✁pun
✏û ✰ùrýt ùr✝ ✽þùrýt ùr✝ ✝yÿ✁ ✞ù✁un✝þ✝n
ý

ý
ý

þ
û
ÿ
✝✆
ù
ù

ýþ

ý


ù

ûûûûûûûûûû
s
t
t
u
n
t
r
t
n
u
p
✌ ✌

✍ ✔✝ ✱✝✄
✮ ✜ ✎ ✕✍

✼✙
ýÿý ✝
t ☎þ ✝n
✲û ✰ý✓ýÿ ✞ý ✁unr ✝n☎✝✞✝ ✌ ✌ ✝tr✝ù ✌ý✄✍þ✔✝t ✱✝✄✁pun ✞✝✆✝✄ ✕
✲✝✆on✆ý✁ù ✎✆✝ùt✩ ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✼✪
☛û Partisan ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✼✪
✏û Compartmentalizationûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✪✏
✮û Imediate Survival ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✪✙
✠û Civil Reform Service ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ✪✼
✝ùt✩ p✝✞✝ ✌ ✌ ✝✝tr ù ✌ý✄✍þ✔✝t ûûûûûûûûûûûû ☛✳☛
✌û r✍✎ý s ýÿýt✝☎✝n✲✝✆on✱ý✁ù ✎✆
✘û ✚✄☎✆ùþ ✝✎ù ýr þ✔✄
ut ýn✌ ✌ ✝✝tr ù ✌ý✄✍þ✔✝t ✱✝✄
pun ✁ ☎✝✞✝ ✛✝✎ù ✆ ý✄ù ✆u
✏✳☛✠ ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ☛✳✡
V✣✥ ✹✺✧★✾★✹

✜û ☞ù✄☎✂✆✝nûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ☛✳✪
✬û ☞✝r✝n ûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûûû ☛☛✳
✸✦ F✾✦ R ✹★✶✾✦✿✦
L✦ M✹✣R✦✧

❀❀❀

❁❂❃❄❂❅ ❄❂❆❇❈

❉❊❋●❍

❉❊❋●❍ ▲▼ ◆❖❏P❖◗❀◗❀ ❘❊❍●❙ ❚❯❚ ❯❊❱❲❊❀ ❚●❏❖❳❱❊❲ ❨❊❏P❩❑❙

■❊❍❊❏❊❑

▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼ ▲❬

❉❊❋●❍ ❭▼ ❪❲❱❩❳❲❩❱ ❫❱❙❊❑ ❀◗❊◗❀ ❚❯❚ ❯❊❱❲❊❀ ❚●❏❖❳❱❊❲ ❨❊❏P❩❑❙

▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼ ❴❵

❉❊❋●❍ ❛▼ ❚❊❜❲❊❱ ❘❊❍●❙ ❉●❲❊P ❚❯❚ ❯❊❱❲❊❀ ❚●❏❖❳❱❊❲ ❨❊❏P❩❑❙

▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼ ❝❝

❉❊❋●❍ ❞▼ ◆❖❏P❖◗❀◗❀ ❘❊❍●❙ ❚❯❚ ❯❊❱❲❊❀ ❚●❏❖❳❱❊❲ ❨❊❏P❩❑❙

▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼ ❡❬

❢❣

❤✐❥❦✐❧ ♠♥♦♣q✐❦✐♦

rs

t✉

②s

t③④

⑧s

⑨t⑩t❶❷❸

❾s

⑨❿❿

➂s

⑩t ❶❷❸

➃s

✉t❿➄❶

➅s

✉⑩➆

➇s

✉⑩④

➈s

✉❿⑩

r➊s ✉❿✉
rrs ✉❿➋
r②s ✉❿❿
r⑧s ✉❿④
r❾s ✉❿③t
r➂s ✉❿③✉
r➃s ✉❿③ ③➄
r➅s ➏➐➑❶t➑
r➇s ➏➐➑➓➄➆
r➈s ➑❿➐
②➊s ➔❿③
②rs ❿t③❿→❶
②②s ❿t➓
②⑧s ❿✉
②❾s ❿⑨⑨
②➂s ❿✉➄ ❿

tr
r
tr
r
❿①tr
ur①
①❢ ↔①n

②➃s ❿①①❢ ❸❻❢➉➍ ➣①
②➅s ❿①①❢ ❸➎❺❹ ①
②➇s

②➈s ❿➑⑨
⑧➊s ❿➑➆
⑧rs ❿➑❿➄

tr

⑧②s ❿①①❢ ➓①❼➍❻⑥
⑧⑧s ❿❿❿
⑧❾s ➆➑
⑧➂s ➐➐
⑧➃s ➐➐✉

n r n sr
n rn
n
n
o

t

✈ ⑨①❹ ①❺ ⑩①❺ ❶❻✇❢❼❺①
n①n❿❻⑥➀①✇❢ ➁❻⑥❢❺❢⑦
✈ ⑨❢❺①✇
n❶❻✇❢❼❺①❢t❽
✈ ⑩①❺ o
✈ ✉①❻ r
①⑦ ➁ ❻⑥❢❺❢⑦①n
n➆❻⑥ ❻nt①r①
✈ ✉①❽ t①r⑩①❺ o
n④❻①t p
✈ ✉①❽ t①r⑩①❺ o
✈ ✉❻w
①n❿❢⑥➁❢➉①n⑩①➀①➉✇
✈ ✉❻w
①n❿❢⑥➁❢➉①n✉①❻r
①⑦
y⑦
✈ ✉❻w
①n❿❢⑥➁❢➉①n➋❢❺①①
w
n
n
t
✈ ✉❻ ① ❿❢⑥➁❢➉① ❿⑤❼①
✈ ✉①❽ t①r❿❻⑥❢❺❢⑦ ④❻t①p
r①❹❢❺①n③①❹①ytt➌❻⑦
✈ ✉❻w
①n❿❻w
r①❹❢❺①n③①❹①yt✉①❻r①⑦
✈ ✉❻w
①n❿❻w
r①❹❢❺①n③①❹①yt③ ❻➁⑤➀❺❢
❹ ➄➉➍➎➉ ❻❼❢①
✈ ✉❻w
①n❿❻w
✈ ❿❻t⑤➉➒⑤❹ ❿❻❺①❹❼①➉①
✈ ❿❻t⑤➉➒⑤❹ ④❻❹➉❢ s
✈ ➑➎⑥❢❼❢ ❿❻⑥❢❺❢⑦①n
➐⑥ ⑤⑥
r ①usy①w①r t①n③ ①❹①yt
✈ ➔①➒❻❺❢ s❿❻⑥
tr ❢ ❿➎❺❢❢t❹
✈ ❿①①
tr ❢ t⑥①➉ ①t➓①❼❢➎➉ ①❺
✈ ❿①①
tr ❢ ✉❻⑥➎❹➣①t
❿①


tr ❢ ⑨⑤❺①n⑨❢nt①✇n
✈ ❿①①
tr ❢ ✉❻⑥➎❹➣①❼❢ ➄➉➍➎➉❻❼❢① ❿❻➒r⑤①✇n①n
✈ ❿①①
tr ❢ ❸❻r①❹①n➄➉➍➎➉❻❢s① ③①①y
✈ ❿①①
tr ❢ ❸➎❺✇on①n➑①①ry
✈ ❿①①
tr ❢ ↔①❢t ➓ ur①➉❢ ③ ①❹①yt
✈ ❿①①
tr ❢ ➑❻➀①✇n❹❢ ①t n⑨①➉✇❼①
✈ ❿①①
tr ❢ ➑❻①➍❢❺①n➆❻➒①⑦↕❻①r
✈ ❿①①
tr ❢ ➑❻s①t ⑤①n➍①n❿❻❼r ①⑤t ①n➄➉➍➎➉ ❻❼❢①
✈ ❿①①
❿①
tr ❢ ➓①❼❢➎➉①❺ ✉❻⑥➎❹①r t


tr ❢ ❿❻❼r ①⑤t ①n❿❻⑥ ➀①➉✇①unn
✈ ❿①①
urt➑❻put⑤❼①n
✈ ➆①
n ➙➐➉➍ ①✇n
✈ ➐➉➍①✇
n ➙➐➉➍ ①✇n ✉①❼①r
✈ ➐➉➍①✇
✈ t✇✇① ① ✉①①

✈ t✇ ✇①① ③ ⑤⑥①⑦ ④①✇ ✇①

1

➛➜ ➝➞➟➠➡➢➤➥➤ ➡➟

➡.

Latar Belakang

Partai politik merupakan pilar demokrasi dalam suatu negara seperti di
Indonesia. Kehadiran partai politik telah mengubah sirkulasi elit yang
sebelumnya tertutup bagi semua masyarakat menjadi terbuka. Dengan
munculnya partai politik, jabatan-jabatan politik yang diperebutkan untuk
memperoleh struktur kekuasaan dapat diakses dari semua kelas masyarakat
tanpa terkecuali melalui saluran partai politik. Saluran politik tersebut bisa
dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang
diselenggarakan oleh negara.

Pasca era reformasi di Indonesia, keran demokrasi di Indonesia semakin
terbuka lebar bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam memperoleh jabatan
politik. Kondisi di Indonesia mulai mengalami dinamika perpolitikan yang
lebih demokratis dibandingkan dengan era Orde Baru. Terjadinya perubahan
pada dinamika perpolitikan yang lebih demokratis di Indonesia dapat terlihat
dari munculnya berbagai macam partai politik di Indonesia. Kemunculan
berbagai macam partai politik tersebut dikarenakan pergantian UU Nomor 3
tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golkar menjadi Undang-Undang
Nomor 2 tahun 1999 tentang Partai Politik. Undang-Undang

tersebut

2

menetapkan aturan mudah tentang syarat pendirian partai serta menjamin
kebebasan hak warga negara untuk berasosiasi.

Berpartisipasinya 48 partai politik pada pemilu 1999 telah menunjukkan
salah satu indikator bahwa transisi babak baru demokratisasi di Indonesia
walaupun masih jauh dari harapan. Dalam pemilu tahun 1999 tersebut, sistem
yang digunakan masih menggunakan sistem proporsional tertutup. Pasca
diamandemennya konstitusi UUD 1945, pemilu di Indonesia mengalami
perubahan secara drastis dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya.
Banyak perubahan yang dilakukan pada pemilu selanjutnya yakni pada
pemilu 2004 seperti pertama, diadakannya pemilu langsung untuk memilih
anggota legislatif baik di tingkat nasional maupun lokal serta presiden dan
wakil presiden. Kedua, militer tidak lagi duduk dalam lembaga perwakilan.
Ketiga, adanya perubahan sistem proporsional tertutup menjadi semi terbuka
dan keempat, dibentuknya lembaga penyelenggara pemilu yang independen
bernama KPU serta adanya DPD RI yang berfungsi untuk mewakili aspirasi
daerah di tingkat nasional.

Selanjutnya pada pemilu 2009, ada beberapa perubahan signifikan lainnya
yang terjadi pada pemilu 2009. Perubahan yang dilakukan mencakup sistem
proporsional menjadi terbuka. Pada sistem proporsional terbuka tersebut,
pemilih dapat menentukan langsung calon anggota legislatif pilihannya yang
akan duduk sebagai anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
Sesuai dengan partai politik yang mengusung calon legislatif tersebut. Tujuan

3

diberlakukannya sistem tersebut dalah agar anggota legislatif yang terpilih
dapat mengaspirasikan serta memperhatikan konstituen pada daerah
pemilihannya yang telah membawa anggota legislatif tersebut menduduki
kursi di parlemen. Perubahan lainnya terletak pada nomor urut tidak menjadi
persyaratan yang penting dalam penentuan calon terpilih di legislatif karena
penetapan calon terpilih melalu suara terbanyak dan didasarkan pada bilangan
pembagi pemilih (BPP).

Kesuksesan dari hasil pemilu 2004 dan 2009 dinilai menjanjikan transisi
sistem politik Indonesia menuju demokrasi yang ideal. Kedewasaan
demokrasi di Indonesia mulai menunjukkan identitasnya. Meskipun begitu,
muncul sorotan tentang pemilu 2004 dan 2009 yang sukses diadakan sebagai
pemilu bagi semua elemen masyarakat Indonesia. pemilu yang diadakan
masih dinilai kurang menyentuh pada kualitas yang benar-benar baik. Hal
tersebut dikarenakan masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki lagi
baik dari segi proses dan hasil dari pemilu tersebut.

Berdasarkan dari segi proses dan hasil,

banyak kritik yang dialamatkan

kepada partai politik terkait dengan pragmatisnya partai politik dalam
mengajukan calon-calon yang diusung. Calon yang diusung lebih
menekankan pada pendekatan elitis dan popularitas bukan didasarkan pada
aspek kualitas dan integritas. Hasilnya, calon yang menduduki kursi legislatif
baik ditingkat nasional dan lokal hanya mementingkan kepentingan pribadi,
kepentingan elitis dan partai politiknya saja tanpa memperhatikan konstituen

4

yang merupakan basis pemilihnya. Tak jarang pula dari hasil tersebut banyak
wakil rakyat yang terjerat kasus-kasus hukum. Kemudian, proses dan hasil
pemilu menunjukkan angka golongan putih (golput) yang meningkat
dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Hal lainnya berkaitan dengan segi
proses dan hasil yakni banyak terjadinya pelanggaran-pelanggaran sebelum
dan sesudah pemilu yang berlangsung seperti adanya politik uang dan
kampanye gelap.

Pada pemilu 2014, Komisi Pemilihan Umum selaku lembaga penyelenggara
pemilu telah menetapkan lima belas peserta partai politik sebagai kontestan
yang mengikuti pemilu 2014. Penetapan lima belas partai politik tersebut
oleh Komisi Pemilihan Umum didasarkan pada hasil verifikasi administrasi
dan verifikasi faktual sesuai dengan UU Nomor 8 tahun 2012 pasal 8
menyangkut syarat keikutsertaan partai politik dalam pemilu. Dari kelima
belas partai yang dinyatakan lolos, dua belas partai politik diantaranya
berkedudukan di ibukota negara yakni Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI P,
PKS, PPP, PAN, PKB, Partai Gerindra, Partai Hanura, PBB, PKPI, dan Partai
Nasdem. Kedua belas partai tersebut ikut andil pada pemilu 2014 baik
ditingkat DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Kemudian
tiga partai politik yang lolos lainnya merupakan partai lokal di Aceh yang
terdiri dari Partai Damai Aceh, Partai Nasional Aceh dan Partai Aceh. Ketiga
partai lokal tersebut akan mengikuti pemilu tingkat lokal yakni DPRA
Provinsi dan DPRA Kabupaten/Kota.

5

Penyelenggaraan pemilu 2014, tentunya menjadi momentum penting bagi
partai politik dalam kancah perpolitikan di Indonesia dalam mewujudkan
kualitas yang demokratis. Kualitas yang demokratis maksudnya adalah
mengedepankan transparasi dan akuntabilitas. Berbicara momentum penting
tersebut dapat diartikan sebagai hal yang strategis apabila partai politik
mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat tentang fungsi-fungsi
idealnya sebagai perwujudan kualitas yang demokratis serta akan memasuki
hal yang krusial ketika partai politik gagal mengembalikan kepercayaan
masyarakat serta gagal dalam mewujudkan kualitas yang demokratis tersebut.

Pada penyelenggaran pemilu sendiri, partai politik erat dikaitkan dengan
fungsi rekrutmen politik. Secara umum, rekrutmen politik calon legislatif
yang mulai dilakukan oleh partai politik merupakan suatu hal yang vital dan
bagian penentu bagi calon anggota legislatif terpilih pada pemilu 2014.baik di
tingkat lokal maupun tingkat nasional. Alasannya dikarenakan pada dasarnya
rekrutmen politik merupakan fungsi mengambil individu untuk dididik,
dilatih dan berpartisipasi sehingga memiliki keahlian dan peran khusus dalam
sistem politik. Dari proses rekrutmen tersebut individu yang masuk di kancah
politik diharapkan memiliki pengetahuan, nilai, harapan dan komitmen politik
yang berguna bagi konsolidasi demokrasi. Namun realitasnya proses
rekrutmen politik sering tidak digarap secara serius. Partai politik, sebagai
institusi yang berada di garda depan dalam proses rekrutmen politik,
mengalami banyak problem ketika harus melakukan rekrutmen politik secara
ideal.

6

Problem yang muncul seperti kaderisasi dalam internal partai yang erat
kaitannya dengan rekrutmen politik tidak berjalan dengan baik. Kondisi
tersebut sekaligus membuktikan bahwa partai politik sebenarnya tidak
memiliki ➦➧➨➩➫➭➯➲ kaderisasi yang jelas. Pola rekrutmen calon legislatif yang
dilakukan oleh partai politik dalam memilih kandidat yang diusung terkadang
tidak berlangsung terbuka dan partisipatif serta cenderung pragmatis.
Sehingga, pembelajaran untuk membangun tanggung jawab dan daya respons
menjadi sangat lemah. Sebaliknya masyarakat hanya dapat mengetahui calon
legislatifnya hanya pada pemilu saja tanpa mengetahui rekam jejak dan
kualitas dari masing-masing calon legislatif karena merupakan otoritas penuh
partai politik.

Akibatnya calon legislatif yang diusung oleh partai politik tidak sesuai
berkualitas dan akuntabel. Permasalahan lainnya yang muncul dalam
rekrutmen politik adalah tidak dibangunnya proses relasi yang kuat antara
partai politik sebagai peserta pemilu dengan masyarakat sebagai pemilih.
Proses dialog yang terbuka antara partai dengan masyarakat hampir tidak ada,
sehingga tidak ada kontrak sosial agar masyarakat bisa memberikan masukan
kepada partai politik untuk mencapai kesepakatan bersama. Hasilnya calon
legislatif yang nantinya terpilih lebih mementingkan kepentingan partai
politik yang mengusungnya dibandingkan konstituen. Bahkan lebih parahnya
calon legislatif tersebut tidak bertanggung jawab penuh terhadap konstituen
yang menjadi basis di daerah pemilihannya. Hal tersebut dipertegas oleh Rudi

7

Rohi, dosen ilmu politik dari Universitas Nusa Cendana Kupang, yang
mengatakan bahwa :
Persoalan rekrutmen di partai hingga kini belum pernah selesai dijawab.
Dahulu, rekrutmen harus menghadapi intervensi dari rezim. Pada saat ini
kita dihadapkan pada kemalasan politik dan ketidakreatifan partai dalam
melakukan rekrutmen politik, sebagian besar partai yang bertarung dalam
Pemilu 2014 tidak pernah membangun pola dan mekanisme kerja
rekrutmen yang berkualitas. Dua belas partai diketahui masih mengajukan
kandidat dengan latar belakang yang dianggap tidak layak untuk menjadi
wakil rakyat di parlemen. Tidak hanya itu, partai-partai juga mengajukan
calon yang sebelumnya tidak pernah melakukan kerja-kerja politik.
(Portal Berita Sinar Harapan News, Kamis,07/03/2013)

Hal yang hampir sama juga dikatakan oleh Dedi Hermawan, Akademisi
Universitas Lampung yang menyatakan bahwa :
Pola rekrutmen partai politik saat ini cenderung pragmatif dan tidak
berani mengusung kader-kadernya yang mempunyai kualitas untuk maju
sebagai calon kepala daerah ataupun calon legislatif. Suasana ini tentunya
akan menimbulkan gejala yang tidak kondusif baik di tataran daerah
ataupun di pusat. Di tataran daerah seperti di Lampung contohnya aroma
praktek oligarki di kalangan elit partai sering terjadi pada pilkada atau
pencalegan. Partai sebagai wadah terpenting dalam demokrasi harus
diselamatkan jangan sampai partai politik hanya dijadikan wadah bagi
orang-orang pragmatis yang mengutamakan kekuasaan semata. (Koran
Lampung Post, Rabu,24/4/2013)

Dalam konteks rekrutmen politik, hal tersebut akan menimbulkan gejala yang
tidak kondusif bagi partai politik di Indonesia baik di tingkat lokal dan
daerah. Pasal 29 UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik sebenarnya
telah memberikan panduan bagi partai politik mengenai rekrutmen politik.
Ketentuan tersebut menekankan proses rekrutmen serta kaderisasi politik
harus demokratis dan terbuka sesuai dengan AD/ART partai politik, serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun disinilah titik lemahnya
karena berbicara rekrutmen yang dilakukan partai politik di zaman sekarang

8

memang dilakukan secara terbuka pada tahapan penjaringan namun pada
seleksi dan penetapannya calon legislatif yang dilakukan

partai politik

cenderung tertutup. Partai politik hanya melibatkan sejumlah pengurus elit
tingkat daerah tanpa melibatkan partisipasi masyarakat dalam bentuk
pemberian kesempatan pada masyarakat untuk ikut menilai calon legislatif
yang akan diusung.

Partai Demokrat merupakan salah satu bagian dari rangkaian suatu sistem
yang bernaung dalam sistem perpolitikan nasional. Sebagai partai penguasa
pada pemilu 2009 lalu, Partai Demokrat tentunya mempunyai sepak terjang
tersendiri dalam kancah perpolitikan nasional. Isu yang mendera Partai
Demokrat bebarapa tahun ke belakang tentang kasus hukum yang melibatkan
para kadernya di tingkat nasional dan lokal harus mampu diredam dan
ditekan. Tujuannya jelas untuk mengembalikan kembali eksistensi partai pada
penyelenggaraan dan pelaksanaan pemilu 2014 dan mengembalikan
kepercayaan masyarakat kepada partai demokrat sendiri untuk memenangkan
pemilu 2014. Pada pelaksanaan pengembalian eksistensi tersebut, tentunya
Partai Demokrat harus mampu mengembalikan fungsi-fungsi idealnya secara
menyeluruh terutama fungsi rekrutmen politiknya dalam menetapkan calon
legislatifnya. Karena jika ditinjau ke titik akarnya, permasalahan hukum yang
melanda kader Partai Demokrat dikarenakan buruknya fungsi
politik

rekrutmen

9

Berbicara fungsi rekrutmen calon legislatif terkait pemilu 2014, tentunya
tidak hanya melibatkan partai demokrat di tingkat nasional, tetapi juga
mencakup Partai demokrat tingkat lokal tak terkecuali DPD Partai Demokrat
Lampung. DPD Partai Demokrat Lampung selaku perpanjangan tangan dari
Partai Demokrat

di daerah, harus mampu menjalankan fungsi agregasi

kepentingan masyarakat di daerah. Fungsi tersebut dapat tersalurkan ketika
partai demokrat mengajukan calon anggota DPRD dalam bentuk penempatan
calon-calonnya di pemilu 2014. Namun, jauh sebelum hal tersebut, DPD
Partai Demokrat juga harus melakukan rekrutmen calon anggota legislatif di
tingkat provinsi Lampung secara demokratis. Demokratis yang dikedepankan
bukan didasarkan pada rekrutmen yang dilakukan secara terbuka saja bagi
masyarakat tetapi juga mengedepankan transparansi dalam menetapkan
calon-calonnya agar masyarakat dapat menilai calon-calon yang ditampilkan.

Secara umum, DPD Partai Demokrat sendiri telah melakukan rekrutmen
politik untuk calon legislatif Provinsi Lampung yang diajukan pada pemilu
2014. Dari rekrutmen politik tersebut sudah dibuat Daftar Caleg Sementara
(DCS) yang diajukan oleh KPU. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh
Fajrun Najah selaku Sekretaris DPD Partai Demokrat Lampung yang
mengatakan :
Kami sudah mendaftarkan DCS ke KPU Lampung tepat pada hari
Minggu, 21 april 2013, Dari 82 caleg yang didaftarkan ke KPU, 13 di
antaranya adalah anggota fraksi Demokrat yang sedang duduk di DPRD
Lampung. Dari 14 orang caleg Demokrat hanya satu yang tidak mendaftar,
yaitu Marwan Cik Asan. Beliau akan maju sebagai caleg DPR RI,
sedangkan 13 lainnya tetap berkiprah di Provinsi . (Sumber: Lampung
Post, Senin 22/4/2013)

10

Pernyataan dari Fajrun Najah tersebut selaras dengan sosialisasi KPU terkait
dengan pengumuman DCS. Berdasarkan dari pengumuman DCS KPU
Lampung yang disosialisasikan pada tanggal 17 juni 2013, DPD Partai
Demokrat mendaftarkan 82 calon legislatifnya. Hal tersebut dapat terlihat dari
tabel komposisi Caleg DPD Partai Demokrat Lampung berikut :

➳➵➸➺➻ ➼➽ ➾➚➪➶➚➹➘➹➘ ➴➵➻➺➷ ➬➮➬ ➮➵➱✃➵➘ ➬➺➪➚❐➱➵✃ ➮➱➚❒➘❮➹➘ ❰➵➪➶Ï❮➷
➬➵➺➱➵Ð ➮➺➪➘➻➘Ð➵❮
(Dapil)

Dapil 1
Bandar Lampung
Dapil 2
Lampung Selatan
Dapil 3
Metro, Pesawaran,
Pringsewu
Dapil 4
Lampung Barat,
Tanggamus
Dapil 5
Lampung Utara,
Way Kanan

Jumlah Calon
Anggota
Legislatif LakiLaki
5 orang
(55,66%)
7 orang
(70%)

Jumlah Calon
Anggota
Legislatif
Perempuan
4 orang
(44,44%)
3 orang
(30%)

7 orang
(63,64%)

4 orang
(36,36%)

11

6 orang
(60%)

4 orang
(40%)

10

7 orang
(63,64%)

4 orang
(36,36%)

11

Dapil 6
6 orang
3 orang
Tulang Bawang,
(66, 67%)
(33,33%)
Tubabar, Mesuji
Dapil 7
8 orang
4 orang
Lampung Tengah
(66,67%)
(33,33%)
Dapil 8
7 orang
3 orang
Lampung Timur
(70%)
(30%)
Sumber : Tribun Lampung ( Senin, 17/6/2013) yang telah diolah

Total

9
10

9
12
10

Terlihat dari komposisi tabel di atas dan selaras dengan yang dikatakan oleh
Fajrun Najah Ahmad, ada hal yang menarik dari pengumuman hasil tersebut,
yakni masih mendominasinya calon legislatif muka lama di daftar calon
sementara tersebut. Setidaknya ada 13 anggota fraksi dari partai demokrat di

11

DPRD Provinsi Lampung yang mencalonkan diri lagi dalam kancah pemilu
2014. Selain hal tersebut, rata-rata calon yang diajukan ole DPD Partai
Demokrat Lampung 75% calon legislatifnya berasal dari domisili Bandar
Lampung. (Sumber: Tribun Lampung, Senin, 17/6/201