xli Ini  bebeda  dengan  acara  perdata  di  mana  tergugat  dapat  diwakili
oleh  kuasanya.  Pemeriksaan  hakim  juga  dilakukan  secara  lisan artinya  bukan  tertulis  antara  hakim  dan  terdakwa.  Andi  Hamzah,
2008:25 Asas  ini  diatur  dalam  Pasal-Pasal  153  KUHAP,  155
KUHAP dan seterusnya. Pasal  153  ayat  2  huruf  a  KUHAP  :”
hakim  ketua  sidang memimpin  pemeriksaan  di  sidang  pengadilan  yang  dilakukan
secara  lisan  dalam  bahasa  indonesia  yang  dimengerti  terdakwa dan saksi
” Pasal 155 ayat 1 KUHAP :”
pada permulaan sidang hakim ketua sidang  menanyakan  kepada  terdakwa  tentang  nama  lengkap,
tempat  lahir,umur  atau  tanggal  lahir,  jenis  kelamin,  kebangsaan, tempat  tinggal,  agama,  dan  pekerjaanya  serta  mengingatkan
terdakwa  supaya  memperhatikan  segala  sesuatu  yang  didengar dan dilihatnya di sidang
” Yang  dipandang  pengecualian  dari  asas  langsung  ialah
kemungkinan  putusan  dijatuhkan  tanpa  hadirnya  terdakwa,  yaitu putusan
verstek
atau
in  absentia
.  Tetapi  ini  hanya  merupakan pengecualian  yaitu  dalam  acara  pemeriksaan  perkara  pelanggaran
lalu lintas jalan  Pasal 213 KUHAP.
c. Tujuan KUHAP
xlii Tujuan  Hukum  Acara  Pidana  terdapat  dalam  pedoman
pelaksanaan  KUHAP  yang  dikeluarkan  oleh  menteri  kehakiman sebagai berikut :
“Tujuan  dari  Hukum  Acara  Pidana  adalah  untuk  mencari  dan mendapatkan  atau  setidak-tidaknya  mendekati  kebenaran  materiil,
ialah kebenaran  yang selengkap-lengkapnya dari  suatu perkara pidana dengan  menerapkan  ketentuan  hukum  acara  pidana  secara  jujur  dan
tepat  dengan  tujuan  untuk  mencari  siapakah  pelaku  yang  dapat didakwakan  melakukan  suatu  pelanggaran  hukum,  dan  selanjutnya
meminta  pemeriksaan  dan  putusan  dari  pengadilan  guna  menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah
orang didakwa itu dapat dipersalahkan”. Van  Bemmelen  mengemukakan  tiga  fungsi  hukum  acara
pidana yaitu : 1.
Mencari dan menemukan kebenaran. 2.
Pemberian keputusan oleh hakim. 3.
Pelaksanaan keputusan. Tujuan  hukum  acara  pidana  mencari  kebenaran  itu  hanyalah
merupakan tujuan antara, tujuan akhir sebenarnya ialah mencapai suatu ketertiban,  ketentraman,  kedamaian,  keadilan  dan  kesejahteraan  dlam
masyarakat. Andi Hamzah, 1996:8-9. Menurut  Bambang  Poernomo  bahwa  tugas  atau  fungsi  hukum
acara pidana melalui alat perlengkapannya ialah : 1.
Untuk mencari dan menemukan fakta menurut kebenaran. 2.
Mengadakan penuntutan hukum dengan tepat. 3.
Menerapkan hukum dengan keputusan berdasarkan keadilan. 4.
Melaksanakan keputusan secara adil.
xliii Bambang
Poernomo, beranggapan
bahwa pedoman
pelaksanaan  KUHAP  tersebut  telah  menyatukan  antara  tujuan  dan tugas  atau  fungsi  hukum  acara  pidana.  Seharusnya  perlu  ditegaskan
bahwa tujuan hukum acara pidana dari : 1.
Segi  teoritis  disejajarkan  atau  diparalelkan  dengan  tujuan  hukum pada  umumnya  yaitu  hukum  mencapai  kedamaian  dalam
masyarakat. 2.
Segi  praktis  operasionalisasi  adalah  untuk  mendapatkan  suatu kenyataan  yang  berhasil  mengurangi  keresahan  dalam  masyarakat
berupa aksi sosial yang bersifat rasional dan konstruktif didasarkan kebenaran  dan  keadilan  hukum.  Bambang  Poernomo  dikutip
Ramelan, 2006:6.
2. Tinjauan Tentang Asas Penuntutan