Analisis Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah

dengan hasil analisis Tipologi Klassen, selain itu dilihat dari hasil analisis LQ terbesar pada tahun tersebut kabupaten ini memiliki sektor keunggulan yang paling berpotensi adalah pertambangan dan penggalian yang dimana pertambangan bijih logam menjadi subsektor yang paling besar memberikan kontribusi pada sektor keunggulan ini. Selanjutnya, pada tahun 2012 hasil analisis Indeks Williamson sebesar 0,267 persen artinya, jika dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi daerah yang menyumbang angka pertumbuhan terbesar berada pada Kota Pontianak dibandingkan daerah-daerah lainya. Kota Pontianak merupakan pusat pemerintahan dan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat sehingga menurut hasil analaisis Tipologi Klassen daerah ini termasuk dalam daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Didukung dengan banyaknya sektor unggulan yang dimiliki oleh Kota Pontianak maka dalam menunjang perkembangan perekonomian daerah, wilayah ini menjadi wilayah yang paling menonjol pada tahun ini dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Pada tahun 2013 yang merupakan besaran Indeks Williamson yang tertinggi. Dapat diketahui bahwa pada tahun tersebut terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi tertinggi sepanjang tahun penelitian. Pertumbuhan ekonomi tertinggi disumbang oleh Kota Pontianak sebesar 7,83 persen pada tahun 2013 yang berada di atas angka pertumbuhan ekonomi provinsi. Pada tahun tersebut menurut hasil analisis LQ Kota Pontianak, sektor yang memberikan angka terbesar dari seluruh sektor yang ada adalah sektor pengadaan air, sektor transportasi dan pergudangan dengan subsektor yang menjadi penyumbang terbesar adalah angkutan darat serta sektor jasa keuangan dengan subsektor yang menjadi penyumbang terbesar sektor ini adalah jasa perantara keuangan. Jika dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain maka Kota Pontianak menjadi daerah yang paling menonjol pada tahun ini. Selanjutnya, terjadi penurunan angka Indeks Willamson pada tahun 2014 hingga 2015 yang artinya semakin meratanya tingkat ketimpangan yang terjadi antar daerah di Provinsi Kalimantan Barat. Pada tahun 2014 tingkat pertumbuhan ekonomi daerah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kontribusi pertumbuhan ekonomi yang paling terbesar diberikan oleh Kabupaten Singkawang sebesar 6,61 persen dengan sektor yang paling menunjuang di dalamnya adalah sektor pengadaan air. Pada tahun 2015 tingkat pertumbuhan ekonomi daerah kabupatenkota di Provinsi Kalimantan Barat kembali mengalami penuruan, daerah yang menyumbang besaran pertumbuhan ekonomi terbesar terdapat pada Kabupaten Kubu Raya dengan angka 6,21 persen. Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah yang termasuk dalam kategori wilayah maju dan ceat tumbuh menurut hasil tipologi klassen dengan sektor pengadaan listrik dan gas yang menjadi sektor unggulan dan memberikan kontribusi yang besar kepada PDRB Kabupaten Kubu Raya. 77

BAB VI SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan selama tahun penelitian 2011-2015 di Provinsi Kalimantan Barat, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Menurut hasil analisis klasifikasi wilayah dengan menggunakan alat analisis Tipologi Klassen dapat diketahui bahwa perkembangan pembangunan daerah kabupatenkota di Provinsi Kalimantan Barat dikelompokan menjadi 4 empat kuadran dengan daerah sebagai berikut : Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Kubu Raya termasuk dalam kuadran I yang merupakan daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Selanjutnya, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang termasuk dalam kategori wilayah di kuadran II yaitu daerah cepat maju tapi tertekan. Kabupaten Sambas dan Kabupaten Sekadau termasuk dalam kategori daerah sedang berkembang yaitu di kuadran III. Pada kuadran IV terdapat 7 tujuh kabupaten yaitu Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Kayong Utara. 2. Sektor unggulan yang dapat menjadi potensi daerah dalam melakukan perkembangan maupun pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di 10 wilayah kabupatenkota. Wilayah yang memiliki sektor unggulan yang paling dominan ini adalah Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Kayong Utara. 3. Berdasarkan hasil analisis Indeks Williamson ketimpangan yang terjadi di Provinsi Kalimantan Barat meningkat selama tahun penelitian. Hal ini disebabkan oleh salah satu kabupatenkota yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi dibadingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah yang lainya. Selain itu potensi dari sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang paling menonjol sangat banyak dan sudah dapat dimanfaatkan secara adil serta optimal oleh pengelola daerah maupun pihak-pihak yang terkait. Sedangkan daerah-daerah lain masih belum dapat mengelola potensiya sehingga menjadi daerah yang semakin tertinggal.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas maka saran yang dapat diajukan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah yang terjadi di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut : 1. Penanaman modal investasi dalam mendorong percepatan pembangunan dan pengurangan tingkat ketimpangan daerah seharusnya tidak hanya diberikan kepada daerah-daerah yang menjadi pusat pemerintahan, kawasan ekonomi khusus, maupun kawasan industri tetapi juga diberikan kepada daerah-daerah lain yang memiliki sektor unggulan yang berlimpah tetapi tidak dapat memaksimalkan potensinya dengan baik akan selalu menjadi daerah yang tertinggal dan ketimpangan akan semakin melebar. 2. Pemerintah daerah sebaiknya dapat medorong kemajuan perekonomian lewat peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku ekonomi. Hal tersebut dilakukan dengan cara perbaikan disegala bidang yang bersangkutan yaitu bidang pendidikan, kesehatan, serta keterampilan tidak hanya di daerah menjadi pusat aktifitas perekonomian tetapi juga daerah-daerah yang relati teritnggal agar dapat bersaing menjadi daerah yang lebih maju. 3. Peningkatan sarana maupun prasaranan dalam mendukung kelancaran aksesbilitas antar daerah juga menjadi salah satu faktor yang penting dalam melakukan pemerataan pembangunan. Diharapkan pemerintah daerah maupun para investor dapat memberikan kontribusi untuk lebih mengarahkan peningkatan kualitas aksesbilitas daerah-daerah yang masih relatif tertinggal. 4. Pemerataan pembangungan diharapkan dapat dilakukan dengan cara menggunakan sektor unggulan yang menjadi potensi daerah agar proses pembangunan dapat berjalan lancar dan sesuai dengan kebutuhan yang dialami oleh daerah-daerah terebut. 5. Daerah-daerah yang sudah tergolong dalam daerah cepat maju dan cepat tumbuh diharapkan dapat menjadi pendorong bagi daerah-daerah lain untuk menyatukan potensi daerah mereka. Hal itu terjadi agar daerah yang lebih relatif tertinggal. dapat berpindah kategori menjadi daerah yang lebih berkembang akibat penyatuan potensi dengan daerah yang sudah maju.

C. Keterbatasan Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan masih terdapat beberapa keterbatasan yang diharapkan dapat dilengkapi oleh peneliti-peneliti setelahnya. Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah tahun penelitian masih tergolong sangat singkat yaitu 5 lima tahun, hal ini dikarenakan data yang digunakan oleh peneliti menggunakan perhitungan atas dasar harga berlaku tahun 2010 sehingga untuk memperoleh data yang jauh sebelum tahun penelitian akan sukar didapat. 2. Model yang digunakan oleh peneliti masih terbatas dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita sebagai penentu perkembangan ekonomi wilayah, PDRB atas dasar lapangan usaha kabuapeten kota untuk melihat potensi yang berasal dari sektor unggulan daerah, serta PDRB perkapita dan jumlah penduduk terhadap disparitas pembangunan antar wilayah di Provinsi Kalimantan Barat.