Salah satu langkah pemerintah untuk menjaga independensi auditor yaitu dikeluarkannya peraturan menteri keuangan nomor 17PMK.012008
tentang “Jasa Akuntan Publik” dimana pemberian jasa audit dari KAP terhadap klien paling lama adalah enam tahun buku berturut-turut. Jika
perusahaan mengganti KAP setelah mengaudit sesuai dengan peraturan maka hal tersebut tidak menimbulkan pertanyaan karena pergantian tersebut
bersifat mandatory wajib. Namun, jika perusahaan melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik secara voluntary diluar peraturan pemerintah, maka
akan menimbulkan pertanyaan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya Saputri dan Achyani, 2014.
1.2TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1.
Untuk menguji pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap auditor switching.
2. Untuk menguji pengaruh opini audit terhadap auditor switching.
3. Untuk menguji pengaruh pergantian manajemen terhadap auditor
switching. 4.
Untuk menguji opini going concern terhadap auditor switching. 5.
Untuk menguji pengaruh financial distress terhadap auditor switching. 6.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan
Agency Theory
Teori keagenan membahas adanya konflik kepentingan antara agent manajeman dengan principal pemegang saham, dan konflik
tersebut menjadi pemicu pergantian manajemen Jensen dan Meckling, 1976 dalam Juliantari dan Rasmini, 2013. Masalah yang kemudian
muncul dalam hubungan agensi adalah adanya asimetri informasi, dimana
agent lebih banyak memiliki informasi daripada principal. Kesulitan bagi principal untuk memastikan apakah agent sebenarnya telah bertindak
untuk memaksimumkan kesejahteraan principal,guna meyakini hal tersebut maka principal menggunakan auditor.
Solusi dari masalah ini adalah principal menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik untuk memeriksa apa yang telah dilakukan agent. Auditor
berperan sebagai penengah kedua belah pihak agent dan principal yang terlibat konflik kepentingan dan juga berfungsi untuk mengurangi biaya
agensi yang timbul akibat perbedaan kepentingan.
2.1.2 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359KMK.062003 Pasal 2 Tentang “Jasa Akuntan Publik”.
Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik KAP dalam memberikan jasa audit terhadap
kliennya adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359KMK.062003 pasal 2 tentang „Jasa Akuntan Publik”.
Peraturan tersebut merupakan perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423KMK.062002, yang mengatur bahwa pemberian
jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 lima tahun buku berturut-turut dan oleh
seorang akuntan publik paling lama 3 tiga tahun buku berturut-turut. Kemudian peraturan tersebut diperbarui dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri
Keuangan Republik
Indonesia Nomor
17PMK.012008 tentang “Jasa Akuntan Publik” yaitu pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan
oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut-turut dan oleh
seorang akuntan publik paling lama 3 tiga tahun buku berturut-turut .