Karakteristik Subjek Penelitian Analisis Data

7 pemeriksaan. Pengambilan sampel dalam penelitian berdasarkan menggunakan metode non random sampling dengan teknik purposive sampling yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang telah memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dalam penelitian diperoleh sampel sebanyak 42 responden. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kenaikan suhu tubuh yang diperoleh dari pengukuran suhu tubuh pasien sedangkan sebagai variable terikat adalah defisit neurologis yang diperoleh dari kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji statistik chi square .

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 3.1 Karakteristik subjek penelitian Sumber: Data Primer, 2017 Tabel 3.1 menunjukan karakteristik subjek berdasarkan umur, jenis kelamin, frekuensi serangan stroke dan peningkatan suhu tubuh dengan kejadian defisit neurologis pada penderita stroke iskemia. Subjek penelitian dengan defisit neurologis pada penderita stroke mayoritas Variabel NIHSS Total Derajat Ringan Derajat Sedang Derajat Berat N N N N Umur ≤50 Tahun 4 8.9 2 4.4 6 14.3 50 Tahun 8 17.8 12 28.6 1 6 38.1 36 85.7 Jenis Kelamin Laki-Laki 5 11.9 7 16.7 5 11.9 17 40.5 Perempuan 3 7.1 9 21.4 1 3 31.0 25 59.5 Serangan Pertama 4 9.5 11 26.2 1 3 31.0 28 66.7 Kedua 4 9.5 5 11.9 4 9.5 13 31.0 Ketiga 1 2.4 1 2.4 Kenaikan Suhu Tubuh Hipertermi 2 4.8 9 21.4 1 23.8 21 50.0 Tidak Hipertermi 6 14.3 7 16.7 8 19.0 21 50.0 Suhu rata- rata±SD 37.5±7.31 37.125±1.18 37.67±9.58 8 berumur lebih dari 50 tahun dengan defisit neurologis derajat berat yaitu sebesar 38,1 lebih besar jika dibandingkan dengan defisit neurologis derajat ringan dan sedang. Hasil penelitian subjek dengan defisit neurologis berdasarkan jenis kelamin mayoritas terjadi pada perempuan sebesar 59.5 lebih besar jika dibandingkan dengan subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki. Subjek penelitian berdasarkan frekuensi serangan terbesar terjadi pada serangan yang pertama yaitu sebesar 66,7 lebih besar dari pada serangan yang kedua dan ketiga. Peningkatan suhu tubuh juga sering terjadi pada penderita stroke iskemik, hasil penelitian menunjukan responden yang mengalami hipertemi sebesar 23,8 dengan derajat berat defisit neurologis lebih besar jika dibandingkan dengan subjek yang tidak mengalami hipertemi dengan defisit neurologis derajat ringan dan sedang. Rerata untuk suhu hipertermia

3.2 Analisis Data

Analisis bivariat pada penelitian ini yaitu menguraikan hubungan variabel independent dan variabel dependent. variabel independent adalah kenaikan suhu tubuh dan variabel dependent yaitu defisit neurologis pada pasien stroke iskemik. Uji statistik untuk menguraikan hubungan kenaikan suhu tubuh dengan defisit neurologis pada pasien stroke iskemik menggunakan uji statistik Chi-Square . Tabel 3.2 Hubungan Kenaikan Suhu Tubuh Dengan Defisit Neurologis Pada Pasien Stroke Iskemik Peningkatan Suhu Tubuh Total Ρ X 2 Hipertermi Tidak Hipertermi N N N NIHSS Ringan 2 4.8 6 14.3 8 19.1 0,291 2.472 Sedang 9 21.4 7 16.7 16 38.1 Berat 10 23.8 8 19.0 18 41.8 Jumlah 21 50.0 21 50.0 42 100.0 Sumber: Data Primer, 2017 Proporsi subjek dengan defisit neurologis pada pasien stroke iskemik dengan derajat berat yang mengalami hipertermi yaitu sebesar 23,8 lebih besar jika dibandingkan dengan subjek yang tidak mengalami 9 hipertemi dengan defisit neurologis derajat ringan dan sedang. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukan tidak hubungan kenaikan suhu tubuh dengan defisit neurologis pada pasien stroke iskemik di RS PKU Aisiyah Boyolali dan RS PKU Muhammadiyah Delanggu dengan nilai ρ=0,291 dan nilai x 2 = 2.472.

3.3 Pembahasan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH SAAT MULAI DIRAWAT DENGAN DEFISIT NEUROLOGIS PASIEN STROKE ISKEMIK Hubungan Kadar Glukosa Darah Saat Mulai Dirawat Dengan Defisit Neurologis Pasien Stroke Iskemik.

0 4 15

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH SAAT MULAI DIRAWAT DENGAN DEFISIT NEUROLOGIS PASIEN STROKE ISKEMIK Hubungan Kadar Glukosa Darah Saat Mulai Dirawat Dengan Defisit Neurologis Pasien Stroke Iskemik.

0 3 15

PENDAHULUAN Hubungan Kadar Glukosa Darah Saat Mulai Dirawat Dengan Defisit Neurologis Pasien Stroke Iskemik.

0 2 4

HUBUNGAN KADAR HDL DENGAN DEFISIT NEUROLOGIS SELAMA PERAWATAN PADA PASIEN STROKE ISKEMIK Hubungan Kadar HDL dengan Defisit Neurologis Selama Perawatan pada Pasien Stroke Iskemik.

0 5 13

HUBUNGAN KADAR HDL DENGAN DEFISIT NEUROLOGIS SELAMA PERAWATAN PADA PASIEN STROKE ISKEMIK Hubungan Kadar HDL dengan Defisit Neurologis Selama Perawatan pada Pasien Stroke Iskemik.

0 4 14

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN DEFISIT FUNGSIONAL NEUROLOGIS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK Hubungan Jumlah Leukosit Dengan Defisit Fungsional Neurologis Pada Pasien Stroke Iskemik.

0 3 14

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN DEFISIT FUNGSIONAL NEUROLOGIS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK Hubungan Jumlah Leukosit Dengan Defisit Fungsional Neurologis Pada Pasien Stroke Iskemik.

0 3 14

HUBUNGAN KENAIKAN SUHU TUBUH DENGAN DEFISIT NEUROLOGIS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK Hubungan Kenaikan Suhu Tubuh dengan Defisit Neurologis Pada Pasien Stroke Iskemik.

0 5 13

PENDAHULUAN Hubungan Kenaikan Suhu Tubuh dengan Defisit Neurologis Pada Pasien Stroke Iskemik.

0 7 4

Daftar Pustaka Hubungan Kenaikan Suhu Tubuh dengan Defisit Neurologis Pada Pasien Stroke Iskemik.

0 6 4