Metode Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

10. Tinggi 13 wajah bawah adalah garis yang menghubungkan subnasal ke menton.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Prosedur penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap pengumpulan data dengan alat bantu kuesioner dan dilakukan pemeriksaan klinis intra oral. Kemudian dilakukan pengambilan foto, pengambilan data klinis dan tahap analisis foto. 1. Penyebaran Kuesioner dan Pemeriksaan klinis intra oral Lembar pengisian data sampel kuesioner dibagikan kepada mahasiswa India Malaysia FKG USU. Kuesioner tersebut bertujuan menyeleksi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan klinis intra oraldilakukan untuk melihar relasi molar Klas I Angle dengan overbite dan overjet normal 2-4 mm. Mahasiswa yang telah memenuhi kriteria dan bersedia menjadi subjek penelitian diminta mengisi lembar persetujuan informed consent. Kemudian subjek penelitian diminta mengatur jadwal untuk melakukan h 2. Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan foto frontal wajah pada sampel : a Tata letak studio mini diatur dalam pengambilan foto frontal wajah pada sampel. Kain putih ditempelkan sebagai latar belakang dengan ukuran 0,95 m x 1,10 m. Kursi diletakkan sejauh 0,75 m dari latar kemudian tripod dan kamera diletakkan 1,5 m dari kursi. b Sampel diminta untuk duduk di kursi. Kemudian sebagai titik referensi untukpembanding pada cetakan foto, operator menempel kertas berukuran 2 cm x 2 cm di dahi sampel. Perbandingan hasil print adalah 1 : 2 1 cm pada foto dan 2 cm pada kondisi sebenarnya. c Sampel diminta untuk melepaskan kaca mata dan benda-benda lain yang dapat menghalangi wajah dan telinga sebelum dilakukan pengambilan foto. Operator harus memastikan bahwa dahi, telinga dan leher sampel terlihat dengan jelas. d Kamera diatur dalam posisi portrait dan tripod disesuaikan dengan tinggi kepala sampel. e Bibir sampel harus tertutup dan dalam keadaan relaks. Untuk mendapatkan posisi Natural Head Position NHP sampel diminta untuk menatap lurus ke lensa kamera serta pastikan garis interpupil sampel berada dalam garis yang sejajar. f Kemudian dilakukan pengambilan foto frontal pada sampel. Setelah semua sampel terfoto, dilakukan pencetakan foto pada kertas foto E-Print berukuran 3R. g Setelah pencetakan, dilakukan pengukuran proporsi tinggi wajah secara fontal Tri – G, G – Sn, Sn – Me pada foto dengan menggunakan caliper digital. Pada foto frontal ditentukan dan dibuat titik-titik dan garis-garis pengukuran tinggi wajah. Titik-titik tersebut adalah Tri, G, Sn, dan Me. Gambar 9. Pengukuran Tinggi Wajah h Dalam satu hari sebaiknya melakukan pengukuran sebanyak 10 foto saja untuk menghindari kelelahan pada mata operator supaya hasil yang didapat lebih akurat. i Uji operator harus dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui ketelitian dalam pengukuran. Hal ini karena setiap pengukuran belum tentu mendapatkan hasil yang sama dengan pengukuran sebelumnya. Pengujian uji interoperator dilaksanakan dengan mengambil 5 sampel secara acak dari pengukuran pertama dan pengukuran kedua. Kemudian dicari standar deviasi dari kedua pengukuran tersebut. Standar deviasi pengukuran pertama dan kedua kemudian dicari lagi standar deviasinya. Sekiranya standar deviasi yang ditunjukkan sekitar angka antara 0 – 1 berarti pengukuran tersebut masih akurat dan operator layak untuk dijadikan peneliti. 3. Pengambilan Data Klinis dan Analisis Data Kemudian hasil pengukuran yang diperoleh dicatat dalam bentuk linear mm pada lembar pencatatan proporsi tinggi wajah. Seterusnya pengolahan data dan analisis data dilakukan.

3.9 Pengolahan Data