yang terkait serta LSM itu telah melakukan upaya-upaya pengawasan peringatan secara baik dimana perangkat-perangkat lembaga sebagiannya telah melakukan upaya-upaya
pengawasan yang baik, Namun karena ada kebijakan yang mengatakan bahwasannya provinsi lah yang berwenang untuk melakukan kewenangan tersebut di situ menjadi
permasalahannya tapi kalau dari segi kinerja para-para lembaga telah berusaha melakukan upaya-upaya persuasif yang dilakukannya.
Kedua faktor penunjangnya adalah terkait dengan masyarakat itu sendiri juga, sebagian telah berusaha untuk melakukan pembuatan sumur baru, artinya sumur yang
tidak tercemar oleh tambak udang tersebut sehingga mereka membuat suatu sumur umum dimana itu dapat digunakan untuk pengambilan air minum. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak faktor penghambatnya daripada faktor penunjangnya, sehingga dapat di katakan bahwasanya pengimplementasian undang-undang ini belum
efektif. Dimana dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi undang-undang lingkungan hidup tersebut terhadap penanganan pencemaran air limbah
pada pantai Parang Endog. Oleh karena itu untuk mencapai efektivitas tersebut semua variabel harus menjadi acuan yang terpenuhi sehingga tercapainya tujuan hukum itu
sendiri untuk keadilan, kemanfaatan, dan kepastian .
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan Undang-undang Lingkungan Hidup dalam penanganan pencemaran
pada pantai Parang Ndog Penerapan Undang-undang Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009 telah
dilakukan,namun belum
memberikan efektifitas
hukum dalam
pengimplementasiannya. Secara Substansial isi Undang-undang Lingkungan hidup ini telah sangat baik,tetapi dalam penerapannya masih belum sempurna. Dimana dalam
menangani penceamaran yang terjadi di Pantai Parang endog telah dijadikan sebagai dasar hukum yang kuat sehingga kemudian diatur khusus melalaui Peraturan daerah
Bantul yaituNo.12 Tahun 2015 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Perda Tersebut lahir dengan pentingnya mengingat Undang-undang
Lingkungan Hidup No.32 Tahun 2009 untuk terwudujudnya Sustanable Deveploment. Pasal 53 ayat 1 Undang-undang No.32 Tahun 2009 memberikan cara
penanggulangan pencerman dengan melihat, bahwasanya setiap orang yang melakukan pencemaran atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan
penanggulangan pencemaran kerusakan lingkungan hidup. Penanggulangan pencemaran kerusakan lingkungan hidup, dilakukan dengan :
a. Pemberian informasi peringatan pencemaran kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat.
b. Yang kedua adalah pengisolasian pencemaran kerusakan lingkungan hidup. c. Ketiga penghentian sumber pencemaran kerusakan lingkungan hidup
d. Keempat, cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Empat point ini semua secara substansial sudah sangat baik, namun dalam penerapannya
masih sangat
tidak efektif
karena terjadi
peralihan kewenangan,sehingga untuk menerapkan 4 point tersebut masih sangat terkendala.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengimplementasian penanganan pencemaran pada Pantai Parang Ndog
Tentunya dalam penerapan implementasi Undang-undang Lingkungan hidup ini dipengaruhi oleh faktor penghambat dan faktor pendukungnya,Namun lebih
banyak faktor penghambat daripada pendukungnya.Faktor penghambatnya adalah : a. Masyarakat setempat belum sepenuhnya mengerti tentang Undang-
undang lingkungan hidup No.32 Tahun 2009 ini apalagi Peraturan Daerah yang masih dalam proses pembuatannya terkait dengan kewenangan
dalam melakukan pengawasan terhadap pencemaran Limbah cair pada pantai selatan bantul dalam hal ini salah satunya Pantai Parang Endog.
Yang artinya sosialisasi terhadap masayarakat setempat jarang sekali dilakukan.
b. Para penegak hukumnya merasa belum mempunyai kekuatan hukum untuk memberikan sanksi secara langsung kepada pelaku pencemaran
karena juga Perda DIY tentang Tata ruang sedang dilakukannya Revisi. c. Selanjutnya adalah Budaya masyrakat yang lebih banyak mengalah
kepada pelaku pencemar karena tidak memiliki kekuatan dilakuknnya perlawanan terhadap pelaku pencemaran tersebut.
Sementara untuk faktor pendukungnya adalah :
Masyarakat setempat membuat suatu sumur baru yang dapat digunakan untuk pembuatan air minum. Artinya adalah masyarakat setempat mengalah dengan tidak
melakukan protes kepada pelaku pencemar dengan cara membuat solusi baru yang daripada notabene melakukan perlawanan kepada pelaku pencemar yakni yang
pemilik tambak udang tersebut dan selain itu penegak hukumnya meskipun belum meiliki kekuatan hukum pasti terkait pengawasan tersebut masih tetap melakukan
pengawasan yang itu hanya mengawasi tetapi tidak dapat memberikan sanksi lebih.
B.Saran
Dalam penerapannya harus disosialisaikan kepada masyrakat dengan dilakukannya penyuluhan, sehingga peran masyarakat dapat lebih efektif dalam sebagai warga yang
merasakan langsung dampak negative dari limbah tersebut sehingga dapat melakukan atau memberikan pendapat secara langsung kepada pelau pencemar khususnya adalah si
pemilik tambak. Selanjutnya juga Para pemegang kekuasaan segera secepat mungkin untuk menyelesaikan perda DIY tentang tata ruang agar kewenangan menjadi pasti dan
solusi terhadap tambak udang tersebut lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Doktor Helmi SH MH, Maret 2012, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Sinar Grafika, Jakarta
Fuad amsyari, 1986, Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan, Ghalia Indonesia, Jakarta, Hlm.50
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002.
Muhamad Erwin, Hukum Lingkungan : Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, Cetakan ketiga, Bandung, PT. Refika Aditama, 2011.
N.H.T Siahaan Hukum lingkungan dan ekologi pembangunan, Jakarta, Erlangga , 2004
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1988.
Medrilzam et al, 2004, Sumber Pembiayaaan Pengelolaan Lingkungan Hidup,Badan Perencanaan Nasional,Jakarta.
Soemartono Gatot,2004, Hukum lingkungan Indonesia,PT.Sinar Garfika Supriadi, 2006, Hukum Lingkungan Indonesia,Sinar Grafika, Jakarta
Valentinus Darsono, 1992, Pengantar Ilmu Lingkungan , Jogjakarta, Universitas Atmajaya, Hlm.86-87
Internet :
Agung, Pembangunan Tambak udang,menimbulkan kerusakan populasi dan pencemaran
lingkungan, http:www.faktaindonesianews.com
jabar95 pembangunan-tambak-udang-menimbulkan-kerusakan-pupulasi-dan-
pencemaran-lingkungan.html,diunduh pada tanggal 1 oktober 2016 pukul 16.45 wib
Annnahaeira, Penyebab pencemaran pantai dan solusinya, http:www. anneahira.com pencemaran-pantai.htm,diunduh pada tanggal 2 Oktober 2016 Pukul 08.00
wib
Anonim,Asas perlindungan
dan pengelolaan
lingkungan hidup,
http:www.menlh.go.idasas-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan- hidup,diunduh pada tanggal 3 Oktober 2016 Pukul 13.00 wib
Anonim, Lingkungan Hidup, www.artikellingkunganhidup.com diunduh pada tanggal 5 Oktober 2016 Pukul; 14.00 wib
Anonim,134 Tambak udanng cemari air tanah, http:berita.suaramerdeka.com smcetak134-tambak-udang-cemari-air-tanah,diunduh pada tanggal 1 oktober
2016 pukul 16.35 wib
Anonym,berbagi antara Parang E ndog
dan Parang
Tritis, http:jalanjogja.comberbagi-antara-parang-endog-dan-parang-tritis,diunduh
pada tanggal 4 oktober 2016 pukul 15.00 wib
Dhemes daharmesty,Undang-undang No.32 Tahun 2009 Tentang perlindungan dan pengelolaaan
lingkungan Hidup,
https:demes dharmesty.wordpress.com20140210undang-undang-no-32-tahun-2009-
tentang-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup,diunduh pada
tanggal 02 Oktober 2016 Pukul 13.00 wib Ijodaoen,Dampak pencemaran pantai dan laut terhadap kesehatan manusia,
http:ijodaoen.blogspot.co.id200807dampak-pencemaran-pantai-dan- laut.html,diunduh pada tanggal 1 Oktober 2016 Pukul 16.10 wib
Jiong,Limbah cemari pantai parayangan ndog, http:www.radarjogja.co.id limbah- cemari-pantai-parang-ndog,diunduh pada tanggal 1 Oktober 2016 Pukul 16.15
Vivein Anjadi, Pencemaran pesisir dan laut, http:vivienanjadi.blogspot.
co.id201202pencemaran-pesisir-dan-laut.html,idunduh pada
tanggal 1
oktober 2016 Pukul 16.00 wib Masrudimuchtar,pengertian
dan ruang
lingkup hukum
lingkungan, https:masrudimuchtar.wordpress.com20150331pengertian-dan-ruang-
lingkup-hukum-lingkungan,diunduh pada tanggal 4 oktober 2016 pukul 12.30 wib
Peraturan Perundang Undangan
Keputusan menteri
kesehatan Nomor:
1204MENKESSKX2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Peraturan atau kesepakatan internasional yang terkait dengan pengelolaan limbah
sebagai berikut WHO, 2005 Peraturan Pemerintah , Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun Peraturan Pemerintah PP 271999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1
LAMPIRAN