Lokasi Penelitian Teknik Pengumpulan Data
merupakan ukuran batas perubahan sifat fisik kimia atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditendang oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya.
Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup itu dapat dilihat dengan melihat indikator perubahan jika ada perubahan sifat fisik, kimia atau hayati lingkungan hidup. Maka dari
itu dapat dikatakan melewati baku mutu yang merupakan suatu ukuran batas sebagai pembuangan limbah cair tersebut, tentunya dapat berubah limbah dalam hal ini berasal
dari tambak udang tersebut . Adapun baku mutu yang terdapat pada tambak udang adalah sebagai berikut :
a. Parameter Fisika : 1. TSS Total Suspendid Solid 200 mgl
2. Kekeruhan 50 NTUNephelometer Turbidity Unit b.Parameter Kimia
1. PH 6-9,0 2. BOD
5
45 mgl 3. PO
4 -3
0,1 mgl 4. H
2
S 0.03 mgl 5. NO
3
75 mgl 6. NO
2
2.5 mgl 7. NH
3 ,
0.1 mgl c. Parameter Biologi
1. Dinoflagellata Gymnodinium Peridinium 8x10
2
2. Bakteri Patogen CFU 10
2
Baku mutu tersebut diatas mendapatkan izin usaha diberikan oleh bupatiwalikota, Gubernur atau Direktur Jenderal Perikanan Budidaya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pasal 3 Undang-undang lingkungan hidup pada huruf b, bahwasanya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan menjamin keselamatan kesehatan dan kehidupan manusia yangbertujuan menjamin kelangsungan kehidupan
makhluk hidup dan kelestarian ekosistem serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup agar mencapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan lingkungan hidup. Dari
tujuan yang terdapat dalam Pasal 3 UU PLH ini untuk memberikan dampak positif jika diterapkannya undang-undang ini, sehingga pencemaran pada pantai Parang dong itu
sebenarnya telah melanggar undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 yang bertujuan Sesuai dengan Pasal 3 tersebut. Apabila lingkungan hidup yang pada saat ini objeknya
adalah pantai Parang Endogtidak dapat menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia akibat dari dampak limbah yang dihasilkan oleh Petambak udang,
maka perbuatan itu merupakan perbuatan pelanggaran terhadap undang-undang lingkungan hidup.
Selanjutnya di dalam Pasal 13 Undang-undang lingkungan hidup ayat 1 bahwasanya pengendalian pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan
dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengendalian pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi dilakukannya
pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan. Pengendalian, pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan
hidup, yakni oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Penanggung Jawab usaha kegiatan usaha sesuai dengan kewenangan peran dan tanggung jawab masing-masing.