Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini pers telah tumbuh dan berkembang luas di masyarakat, bahkan sampai di sekolah-sekolah. Sebagian besar sekolah di Yogyakarta saat ini memiliki sarana publikasi berupa majalah sekolah, namun biasanya majalah sekolah dikelola oleh pihak sekolah, sebagai misal Warta Muhi dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang redaksinya adalah guru dan karyawan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Salah satu sekolah yang mempunyai wadah untuk kreatifitas jurnalistik siswa adalah SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang menerbitkan majalah sekolah bernama “MABOSA”. MABOSA adalah majalah sekolah yang menampung segala ide, opini, pemikiran, dan aspirasi siswa maupun gurukaryawan SMA Bopkri 1 yang terbit secara periodik satu bulan sekali dan dikelola seluruhnya oleh siswa. Ditinjau berdasarkan ukurannya, format majalah adalah setengah ukuran tabloid. Dilihat dari segi format ukurannya, media cetak memang terbagi menjadi beberapa bagian. Menurut Zaenuddin 2007: 13 Format broadsheet adalah format berukuran surat kabar umum sekitar 7, 8, atau 9 kolom. Format tabloid adalah media yang ukurannya setengah dari format broadsheet. Format majalah adalah setengah ukuran dari tabloid. Pengertian format majalah ini selain karena ukuran, juga karena halaman demi halaman diikat dengan kawat diheker serta menggunakan sampul yang jenis kertasnya lebih tebal atau mengkilap dibanding kertas halaman dalam. 2 Media cetak koran, tabloid, dan majalah memiliki perbedaan bukan hanya dari segi format atau ukuran kertasnya, tetapi juga dari segi jadwal terbit dan isinya. Koran lazimnya terbit setiap hari, kecuali hari-hari libur nasional, sedangkan tabloid dan majalah umumnya adalah untuk media cetak yang terbit seminggu sekali atau satu bulan sekali Zaenuddin, 2007: 13. Ditinjau dari segi isinya, tabloid dan majalah tidaklah berisi berita-berita peristiwa yang baru saja terjadi seperti yang di muat di koran-koran, melainkan adalah liputan pendalaman ataupun laporan-laporan khusus dari peristiwa tersebut atau peristiwa lainnya. Kebanyakan yang menggunakan format tabloid dan majalah adalah media-media hiburan, keluarga, dan olahraga. Belakangan juga media bertema spesifik seperti elektronik, handphone, dan resep masakan. Ditinjau dari segi jumlah halaman juga berbeda. Tabloid dan majalah jauh lebih tebal dibanding koran. Tabloid jumlah halamannya sekitar 40 halaman sedangkan majalah bisa mencapai 200 halaman Zaenuddin, 2007: 14. Menurut Djuroto 2004: 11 ada beberapa bentuk media massa cetak, antara lain: 1. Surat kabar, yaitu kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran plano, terbit secara teratur, bisa setiap hari atau seminggu satu kali. 2. Majalah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio, dijilid dalam bentuk buku. Majalah biasanya terbit teratur, seminggu sekali, dua minggu sekali atau satu bulan sekali. 3 3. Tabloid adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran broadsheet lebih kecil dari plano dan dilipat seperti surat kabar. Tabloid biasanya terbit teratur, seminggu sekali, dua minggu sekali atau satu bulan sekali. 4. Buletin adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran broadsheet atau ukuran kuarto plano dan dilipat seperti surat kabar. Buletin biasanya terbit tidak teratur atau sering disebut dengan penerbitan berkala. 5. Buku adalah tulisan tentang ilmu pengetahuan, essai, cerita-cerita panjang, kisah-kisah perjuangan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran setengah kuarto atau setengah folio dan dijilid rapi. Berdasarkan karakteristik di atas, majalah sekolah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio, dijilid dalam bentuk buku terbit teratur, dikelola dan didistribusikan untuk internal sekolah. Namun, meskipun majalah sekolah hanya ditujukan untuk internal sekolah, pengelolaannya harus memperhatikan prinsip- prinsip manajemen agar bisa sesuai tujuannya. Pengelolaan penerbitan pers akan efektif dan efisien jika ada pembagian kerja atau terorganisasi. Organisasi penerbitan pers secara sederhana dapat dipilah-pilah sebagai berikut Djuroto, 2004: 16 – 41: 1. Top Manager Pemimpin Umum Pemimpin umum adalah orang pertama dalam suatu perusahaan penerbitan pers, yang mengendalikan perusahaan, baik bidang redaksional 4 maupun bidang usaha. Dalam mengembangkan perusahaannya, pemimpin umum memegang tiga kendali berupa bidang redaksi editor department, bidang percetakan printing department, dan bidang usaha business department. 2. Editor Department bidang redaksi a. Pemimpin Redaksi Pemimpin redaksi adalah orang pertama yang bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Tugas utama pemimpin redaksi adalah mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahaan yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama headline, berita pembuka halaman opening news, menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan sebagainya. b. Sekretaris Redaksi Sekretaris redaksi adalah pembantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi keredaksionalan. c. Redaktur Pelaksana Redaktur pelaksana managing editor adalah jabatan yang dibentuk untuk membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas keredaksionalan. d. Redaktur Redaktur editor adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap isi halaman surat kabar. Tugas redaktur adalah menerima bahan berita, baik 5 dari kantor berita, wartawan, koresponden atau bahkan press release dari lembaga, organisasi, instansi pemerintah atau perusahaan swasta. e. Wartawan Wartawan atau reporter adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa. f. Koresponden Koresponden stringer yang lebih dikenal dengan sebutan wartawan pembantu adalah seseorang yang berdomisili di suatu daerah, diangkat atau ditunjuk oleh suatu penerbitan pers di luar daerah atau luar negeri, untuk menjalankan tugas kewartawanan, yaitu memberikan laporan secara kontinyu tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi di daerahnya. 3. Printing Department Bidang Percetakan a. Bidang Pracetak, merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang menangani pekerjaan antara redaksi dan percetakan. Bagian ini terdiri dari tata letakperwajahan, desain, pembuatan film negatif dan pembuatan plate plate making. Bidang pracetak memiliki empat bagian, yaitu: 1 Bagian Setting 2 Bagian Desain 3 Bagian Layout 4 Bagian reproduksi b. Bidang Cetak printing adalah bagian mencetak penerbitan baik untuk koran maupun majalah. c. Bidang Perawatan maintenance, tugasnya merawat mesin. 6 d. Administrasi Keuangan, bagian yang mengurusi keuangan. e. Bagian Administrasi Umum dan Personalia, tugasnya mengatur tenaga kerja. 4. Business Department Bidang Usaha a. Pemimpin Perusahaan, adalah orang yang mendapat kepercayaan dari pemimpin umum untuk membantu dalam pengelolaan di bidang usaha. b. Bagian Iklan, adalah bagian yang menjual kolom-kolom yang ada pada surat kabar atau majalah dalam bentuk advertensi advertising. c. Bagian Sirkulasi, adalah bagian yang khusus menjual produk penerbityan koran atau majalah. d. Bagian Keuangan, yang mengatur tentang keuangan perusahaan. e. Bagian Pelayanan Pelanggan Customer Care, dibentuk guna memberikan layanan yang memuaskan kepada semua pelanggan dari penerbitan pers. f. Bagian Umum, tugasnya mengurusi dan menyediakan kebutuhan bagi perusahaan, baik yang bersifat hardware maupun software. g. Bagian Teknik, menangani masalah-masalah teknik. Pengelolaan majalah sekolah, dapat menerapkan prinsip-prinsip dalam pengorganisasian penerbitan pers, meskipun hanya sederhana dan pembagian kerjanya disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Misalnya, adanya susunan pengurus di bidang redaksional, seperti : pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, redaktur, fotografer, dan sebagainya. Adanya pembagian kerja sesuai 7 bidangnya masing-masing pada majalah sekolah dapat menjadikan siswa mengetahui cara-cara pengelolaan majalah. Secara keseluruhan isi penerbitan pers bisa dilihat sebagai berikut Djuroto, 2004: 46: 1. Pemberitaan news getter a. Pengertian berita perception news b. Berita langsung straight news c. Penggalian berita investigative news d. Pengembangan berita depth news e. Feature human interest news 2. Pandangan atau Pendapat opinion a. Pendapat masyarakat public opinion 1 Komentar 2 Artikel 3 Surat pembaca b. Opini penerbit press opinion 1 Tajuk rencana 2 Pojok 3 Karikatur c. periklanan advertising 1 Iklan display 2 Iklan baris 3 Iklan pariwara advertorial 8 Majalah sekolah pada umumnya lebih banyak berisi pendapat, baik berupa artikel, pengetahuan, tajuk, surat pembaca, dan sebagainya. Jarang sekali ditemui berita yang aktual di majalah sekolah, karena waktu terbit yang periodisasinya terlalu lama satu bulan lebih. Jika ada berita di majalah sekolah, umumnya berupa feature human interest news. “MABOSA” adalah majalah sekolah yang pengelolanya benar-benar terdiri dari para siswa. Menurut Bapak Sugeng, alumnus SMA Bopkri 1 Yogyakarta tahun 1983 wawancara: 20 Oktober 2011, majalah sekolah di SMA Bopkri 1 Yogyakarta sudah ada sejak tahun 1980-an berupa buletin yang dicetak secara sederhana, namun waktu itu terbitnya belum rutin. Pada tahun 1980-an jika terbitnya di akhir semester sering dibagikan bersamaan dengan penerimaan rapor. Namun setelah pada tahun 1989 terjadi pertemuan antara Kepala Sekolah Bapak Drs. Purwanto DA dengan Ign. Adjie R. Primantoro, SS ada perubahan sehingga akhirnya pada Juni 1991 terbit Majalah BOSA edisi I Wawancara dengan Ign. Adjie R. Primantoro, SS, Penanggungjawab dan Pembimbing MABOSA, 25 Februari 2012. Jumlah halaman MABOSA setiap kali terbit tidak selalu sama, rata-rata MABOSA terbit dengan 96 halaman, namun sejak 2003 jumlah halaman berkurang menjadi sekitar 70 halaman, tetapi ada penambahan jumlah halaman berwarna. MABOSA meskipun hanya merupakan majalah sekolah, namun pengelolaannya menyerupai majalah umum dengan adanya rubrik-rubrik yang tetap selalu ada di setiap edisi maupun artikel-artikel atau materi lain yang tidak tetap. Rubrik tetap di MABOSA antara lain: Salam Redaksi, Renungan, Kontak 9 Redaksi, Laporan Utama, Suara Siswa, Suara Guru, Iptek, Jurnal Musik, dan sebagainya; sedangkan materi tidak tetap adalah materi-materi yang dikirimkan koresponden Berdasarkan pengamatan dan wawancara pra penelitian dengan beberapa narasumber yang berasal dari SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang saat ini sedang kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi, beberapa di antaranya ternyata sebelum mengambil jurusan Ilmu Komunikasi pernah melakukan aktivitas jurnalistik di majalah sekolah. Aktivitas jurnalistik yang dilakukan, selain menjadi anggota redaksi MABOSA juga bukan menjadi anggota redaksi tetapi sering menulis atau mengirimkan bahanmateri untuk dimuat di MABOSA. Menurut beberapa narasumber yang saat ini kuliah di Ilmu Komunikasi, menulis di media mempunyai keasyikan tersendiri, apalagi ada kepuasan tertentu jika hasil karya mereka bisa dimuat di media. Siswa yang ikut aktif mengelola majalah sekolah “MABOSA”, baik sebagai anggota redaksi maupun koresponden akan terbiasa dengan kegiatan- kegiatan jurnalistik dan jika kegiatan tersebut dirasa menyenangkan maka kemungkinan dapat menjadi stimulus rangsangan untuk lebih menekuni bidang jurnalistik. Siswa yang mendapatkan kepuasan dengan pengelolaan majalah “MABOSA” kemungkinan akan tumbuh harapan untuk berkarir di bidang jurnalistik sehingga ada kemungkinan untuk memilih jurusan Ilmu Komunikasi di masa mendatang. Berdasarkan wawancara dengan beberapa narasumber yang merupakan alumnus SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi 7 10 November 2011, terlihat bahwa mereka pernah mengirimkan materi ke MABOSA sebagai koresponden, dan bahkan ada yang mantan pengurus MABOSA, yaitu Phila Aprilia alumni 2005 yang saat ini kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Adri Haryo alumnus SMA Bopkri 1 Yogyakarta 2005, meskipun bukan redaksi MABOSA tetapi aktif mengirimkan karikatur ke MABOSA juga tertarik melanjutkan kuliah ke jurusan Ilmu Komunikasi sehingga masuk di FISIPOL jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Minat siswa SMA Bopkri 1 Yogyakarta melanjutkan kuliah di program studi Ilmu Komunikasi bisa dipengaruhi oleh aktivitasnya di bidang jurnalistik. Semakin banyak frekuensi siswa dihadapkan pada aktivitas-aktivitas pengelolaan jurnalistik akan semakin memperbesar minat terhadap ilmu komunikasi. Skripsi ini akan mengkaji apakah ada hubungan korelasi antara aktivitas mengelola majalah sekolah “MABOSA” dengan motivasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta memilih jurusan Ilmu Komunikasi di Perguruan Tinggi. Dasar pemikiran pemilihan judul ini adalah, jika aktivitas mengelola majalah sekolah merupakan aktivitas yang menyenangkan dan menimbulkan kepuasan maka akan menjadi daya tarik siswa untuk ikut aktif mengelola majalah sekolah. Siswa yang merasa mendapatkan kepuasan menulis materi atau mengelola suatu majalah sekolah, ia akan mengulang kegiatan ini sehingga untuk mengembangkan bakat menulis bisa diperoleh jika belajar di jurusan Ilmu Komunikasi. 11

B. Rumusan Masalah:

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH “MABOSA” DENGAN MOTIVASI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH “MABOSA” DENGAN MOTIVASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKART PENGELOLA MABOSA MEMILIH JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DI PERGURUAN TINGGI.

0 2 16

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH “MABOSA” DENGAN MOTIVASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKART PENGELOLA MABOSA MEMILIH JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DI PERGURUAN TINGGI.

0 2 8

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH “MABOSA” DENGAN MOTIVASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKART PENGELOLA MABOSA MEMILIH JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DI PERGURUAN TINGGI.

0 2 52

KESIMPULAN DAN SARAN HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH “MABOSA” DENGAN MOTIVASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKART PENGELOLA MABOSA MEMILIH JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DI PERGURUAN TINGGI.

0 3 15

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 1 165

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 152

Hubungan antara Persepsi Siswa SMA Terhadap Layanan Bimbingan Karir dengan Pengambilan Keputusan Pilihan Jurusan di Perguruan Tinggi - Ubaya Repository

0 1 1

Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi

0 0 4

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta - USD Repository

0 0 150

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP JURUSAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XII SMA BOPKRI DUA YOGYAKARTA

0 0 122