HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP JURUSAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XII SMA BOPKRI DUA YOGYAKARTA

  

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP JURUSAN DAN

MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XII

SMA BOPKRI DUA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Oleh :

Paulina Diah Rahayu Puspita Sari

  

059114053

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

  

T rim’s atas segala dukungannya

K eluarga besarku tercinta B apak D jumal, Ibu M artha, M az Iwan + M ba D hin

  

K arya ini aku persembahkan untuk:

A lmamaterku F akultas Psikologi U niversitas S anata D harma Y ogyakarta

S emoga karya ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya

S ahabat-sahabatku yang selalu ada dalam suka dan duka

  • + A xel + S heryl, M ba U lie, B ang Y onz

    Y ang selalu mendukung dan berharap karya ini cepat selesai

    J esus C hrist my L ord

    dengan–M u, aku mampu menyelesaikan karya ini

  

Segal a per kar a d apat kut anggung di d al am DIA yang

member i kekuat an kepad aku ( Fil ipi 4 :13 )

Satukan karya dan cipta Wujudkan smangat yang baru Kuhancurkan semua keraguan hati Tunjukkan pada dunia Kita mampu tuk berkembang Awali dengan ceria (HOI, Siesen Insadha 2007)

  Never Gi ve Up in despair Nor t hi nk you are t hrough For t here’ s always a t omorrow, A chance t o st art a new

  L i f e i s a j ou r ney , i t has t o be compl et ed L i f e i s a bat t l e, i t has t o be f i ni s hed L i f e i s a pi l g r i mag e, i t ha s t o be concl u ded L i f e i s a r a ce, i t has t o be w on

  L i f e i s a g i f t , i t has t o be l i v ed “S l ow but S ure and J ust l et i t f l ow ”

  

  

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP JURUSAN DAN

MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XII

SMA BOPKRI DUA YOGYAKARTA

Paulina Diah Rahayu Puspita Sari

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat terhadap jurusan dan

motivasi berprestasi pada siswa kelas XII SMA BOPKRI Dua Yogyakarta. Hipotesis yang

diajukan untuk penelitian ini adalah ada hubungan positif antara minat terhadap jurusan dan

motivasi berprestasi. Subyek penelitian ini adalah 69 siswa kelas XII semester I SMA BOPKRI

Dua Yogyakarta yang terdiri atas 36 siswa kelas XII IPS, 27 siswa kelas XII IPA dan enam siswa

di kelas XII Bahasa. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Minat

terhadap Jurusan dan Skala Motivasi Berprestasi. Reliabilitas skala alat ukur diuji dengan teknik

koefisien Alpha Cronbach. Pada skala Minat terhadap Jurusan diperoleh koefisien reliabilitas

sebesar 0.875 dari 43 aitem dan pada skala Motivasi Berprestasi diperoleh koefisien reliabilitas

sebesar 0.916 dari 36 aitem. Data dianalisis dengan teknik korelasi Pearson Product Moment.

Hasil analisis data menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.532 dan nilai signifikansi

antara minat terhadap jurusan dan motivasi berprestasi sebesar 0.000 (p<0.01). Berdasarkan hasil

tersebut, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara minat terhadap jurusan dan

motivasi berprestasi pada siswa kelas XII SMA BOPKRI Dua Yogyakarta diterima.

  Kata kunci : minat terhadap jurusan, motivasi berprestasi

THE RELATION BETWEEN INTEREST OF CLASSES AND

  th

NEED OF ACHIEVEMENT TO THE STUDENTS OF 12 GRADERS

AT SMA BOPKRI DUA YOGYAKARTA

  

Paulina Diah Rahayu Puspita Sari

ABSTRACT

  This study aimed to determine the relation between interest of classes and need of th

achievement to the students of 12 graders at SMA BOPKRI Dua Yogyakarta. The hypothesis

proposed in this study was that there was a positive relation between interest of classes and need

th

of achievement. The subject of this study were 69 students of 12 graders in 1st semester at SMA

th th

BOPKRI Dua Yogyakarta with 36 students of 12 graders at IPS’s classes, 27 students of 12

th

graders at IPA’s classes, and 6 students of 12 graders at Bahasa’s classes. Collection of data

used in this study was interest of classes scales and need of achievement scales. Reliability of

scales tested using reliability coefficient Alpha Cronbach. Realibility coefficient interest of classes

scales was 0.875 of 43 items and realibility coefficient of need of achievement scales was 0.916 of

36 items. The results of this study analyzed using Pearson Product Moment correlation

techniques. The results showed the values of correlation coefficient (r) of 0.532 and 0.000 level of

significance (p <0.01). According to these results, the hypothesis that there was a positive relation

th

between interest of classes and need of achievement to the students of 12 graders at SMA

  BOPKRI Dua Yogyakarta was accepted.

  Key words : interest of classes, need of achievement

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu

membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Penulis juga menyadari

bahwa dalam proses pengerjaan skripsi ini penulis didukung oleh berbagai pihak

yang dengan tulus dan senang hati membantu penulis. Oleh karena itu, penulis

dengan tulus ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sangat

berperan dalam proses pengerjaan skripsi ini dan juga dalam kehidupan penulis :

1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.

  selaku mantan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitas-fasilitas dan berbagai kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dan kegiatan akademik.

  2. Ibu Y. Titik Kristiyani., S.Psi., M.Psi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar memberikan arahan, masukan dan waktu untuk memperbaiki skripsi ini, serta dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si dan Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan masukan dalam memperbaiki skripsi ini.

  3. Ibu Kristiana Dewayani, S.Psi., M.Si. dan Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ selaku Dosen Pembimbing Akademik yang memberi arahan, semangat dan dukungan baik dalam kegiatan akademik maupun pada saat menyelesaikan skripsi.

  

4. Semua Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang telah mengajari banyak

hal tentang psikologi dan semua karyawan Fakultas Psikologi yang selalu membantu kelancaran kegiatan akademik dan memberikan salam sapa yang ramah sehingga membuat penulis merasa betah jika berlama-lama berada di lingkungan kampus.

  

5. Kepala Sekolah SMA BOPKRI Dua Yogyakarta, Pak Didik, Bu Ning, dan

Guru-Guru Mata Pelajaran. Terima kasih atas bantuannya. Tanpa bantuan dari Bapak dan Ibu, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga buat teman-teman siswa-siswi kelas XII SMA BOPKRI Dua Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010 yang bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini. Semoga teman-teman dapat terus meningkatkan minat serta memiliki motivasi berprestasi.

  

6. Sahabat-sahabat yang menjadi tempat keluh kesah, berbagi kesulitan, dan membantu serta mendukung dalam proses pengerjaan skripsi, Asti, Tya, Karen, Sepaaii, Rangga [makasih uda mau nemenin waktu di dadar ], Puput, Petra, [makasih doa dan dukungannya], Mba Ditha [makasih uda ngajarin SPSS, aku jadi bisa ngajarin temen-temenku juga ], Anis, Dini, Lesty, Desi, dll. Thank You,, I luph U so..[!] Keluarga AZ Dancer yang udah menjadi bagian dalam hidupku, memberi dukungan dan sering mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini Mba Mae [makasih printnya ], Citra, Ray, Mike, Angel, Dewi, Tama, Leza dll. I’ll Miss You..[!] Sahabat lainnya yang gak bisa disebutin satu-satu yang udah ngingetin, ngasih semangat, mendukung, membantu, khususnya yang udah ujian duluan sehingga membuat penulis menjadi setingkat lebih semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Thank You..[!]

  7. Keluarga besar yang selalu mengingatkan, mendukung, membantu, dan berharap skripsi ini bisa cepat selesai , Bapak, Mamak, Maz Iwan + Mba Dhina + Axel + Sheryl, Mba Ulie, Bang Yonz, Ochaak ‘Ndut, Willy, Kiling, Sepupu-sepupuku, Om, Bibi, Mbah. Makasih yaa.. I Love You My Big Famz..[!] Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, koreksi dan saran

yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis

mengharapkan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak dan dapat dijadikan

bahan kajian lebih lanjut.

  Yogyakarta, 26 Mei 2010 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO........................................................................................... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA..................................................................... vi

ABSTRAK........................................................................................................... vii

ABSTRACT....................................................................................................... viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................ ix

KATA PENGANTAR......................................................................................... x

DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii

  

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang ……….............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI............................................................................ 8

A. Motivasi Berprestasi.................................................................................. 8

  1. Pengertian Motivasi ............................................................................ 8

  2. Pengertian Motivasi Berprestasi.......................................................... 9

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi.................. 10

  4. Ciri-Ciri Motivasi Berprestasi............................................................. 13

  B. Minat terhadap Jurusan............................................................................. 15

  1. Pengertian Minat................................................................................. 15

  2. Pengertian Jurusan…………….......................................................... 16

  3. Pengertian Minat terhadap Jurusan..................................................... 19

  4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat.......................................... 19

  5. Karakteristik Minat……………………............................................. 20

  6. Karakteristik Minat terhadap Jurusan...…………………………...... 21

  C. Siswa kelas XII Sebagai Remaja.............................................................. 22

  D. Hubungan Minat terhadap Jurusan dengan Motivasi Berprestasi............ 24

  E. Hipotesis................................................................................................... 26

  

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................. 27

A. Jenis Penelitian......................................................................................... 27 B. Identifikasi Variabel Penelitian................................................................ 27 C. Definisi Operasional................................................................................. 27 D. Subjek Penelitian...................................................................................... 28 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data....................................................... 29 F. Uji Coba Alat Ukur.................................................................................. 32 G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur........................................................ 33 H. Metode Analisis Data............................................................................... 38

  

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN............................. 39

A. PelaksanaanPenelitian............................................................................... 39 B. Deskripsi Subyek Penelitian..................................................................... 40 C. Deskripsi Data Penelitian......................................................................... 41 D. Analisis Data Penelitian........................................................................... 43

  1. Uji Asumsi......................................................................................... 43

  a. Uji Normalitas.............................................................................. 43

  b. Uji Linearitas............................................................................... 44

  2. Uji Hipotesis...................................................................................... 44

  E. Pembahasan............................................................................................. 45

  

BAB V. PENUTUP........................................................................................... 50

A. Kesimpulan.............................................................................................. 50 B. Saran........................................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 52

LAMPIRAN...................................................................................................... 54

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Minat Terhadap Jurusan (Sebelum Uji Coba).............. 30

Tabel 2 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi (Sebelum Uji Coba)…………… 31

Tabel 3 Distribusi Aitem Sahih dan Gugur Skala Minat terhadap Jurusan.......... 34

Tabel 4 Blue Print Skala Minat terhadap Jurusan (Setelah Uji Coba)................. 35

Tabel 5 Distribusi Aitem Sahih dan Gugur Skala Motivasi Berprestasi.............. 36

Tabel 6 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi (Setelah Uji Coba)……………. 36

Tabel 7 Gambaran Subyek Penelitian………………………………………….. 40

Tabel 8 Deskripsi Statistik Data Empiris……………………………………..... 41

Tabel 9 Mean Teoritis, Mean Empiris dan Standar Deviasi………………….... 42

Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Data Minat terhadap Jurusan dan Motivasi

  Berprestasi…………………………………………………………... 43 Tabel 11 Hasil Uji Linieritas Data Minat terhadap Jurusan dan Motivasi Berprestasi............................................................................................ 44 Tabel 12 Hasil Uji Hipotesis Korelasi Pearson Product Moment antara Minat terhadap Jurusan dan Motivasi Berprestasi ….……………………… 44

DAFTAR LAMPIRAN

  

1. Format Skala Minat Terhadap Jurusan dan Motivasi Berprestasi (Uji Coba)

  2. Data Try Out Minat Terhadap Jurusan

  3. Uji Reliabilitas Skala Minat Terhadap Jurusan (Try Out)

  4. Data Try Out Motivasi Berprestasi

  5. Uji Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi (Try Out)

  

6. Format Skala Minat Terhadap Jurusan dan Motivasi Berprestasi (Penelitian)

  7. Data Penelitian Minat Terhadap Jurusan

  8. Uji Reliabilitas Skala Minat Terhadap Jurusan (Penelitian)

  9. Data Penelitian Motivasi Berprestasi

  10. Uji Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi (Penelitian)

  11. Uji Normalitas

  12. Uji Linieritas

  13. Uji Korelasi Minat Terhadap Jurusan dan Motivasi Berprestasi

  14. Mean Empiris Minat Terhadap Jurusan dan Motivasi Berprestasi

  15. Surat Ijin Penelitian (Fakultas)

  16. Surat Keterangan/ Ijin (Sekretariat Daerah Provinsi DIY)

  17. Surat Izin (Dinas Perizinan Kota Yogyakarta)

  18. Surat Keterangan (SMA BOPKRI DUA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang rata-rata berusia 15 sampai 18

  tahun merupakan individu yang masuk dalam kategori masa remaja. Sebagai seorang siswa, remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Di sekolah terjadi suatu proses belajar, baik itu akademik maupun non akademik. Proses belajar merupakan suatu aktivitas psikis/ mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan-pemahaman keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu relatif konstan atau berbekas (Winkel, 1987).

  Proses belajar akademik berupa penyampaian bahan materi ajar mata pelajaran tertentu oleh guru kepada siswa yang hasilnya akan dievaluasi secara berkala. Proses belajar non akademik dapat berupa relasi antar individu, berinteraksi dengan sesama, pengembangan minat dan bakat yang dimiliki baik bidang seni maupun olahraga, dan lain sebagainya. Siswa diharapkan agar berhasil dalam setiap proses belajar yang dilaluinya, khususnya akademik. Hal ini karena proses belajar akademik dapat diukur dengan melihat nilai-nilai hasil evaluasi belajar yang diperoleh siswa yang kemudian dilaporkan dalam bentuk buku rapor. Nilai-nilai tersebut yang kemudian akan

menentukan apakah siswa berhasil atau tidak dalam mencapai suatu prestasi.

  Materi ajar atau mata pelajaran di SMA kemudian akan dikelompokkan

sesuai dengan bidangnya. Hal ini terjadi ketika siswa mulai menuju ke tingkat

selanjutnya yaitu kelas XI. Pengelompokkan ini dikenal dengan penjurusan.

Penjurusan di SMA terdiri atas tiga bagian kelas yaitu Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa. Namun sebagian

besar SMA terkadang hanya terdiri atas kelas IPA dan IPS saja.

  Siswa yang mempunyai kemampuan sains dan ilmu eksakta seperti Fisika,

Kimia, Biologi dan Matematika akan diarahkan pada jurusan IPA. Siswa yang

memiliki kemampuan pada bidang sosial dan ekonomi seperti Ekonomi,

Geografi, Sosiologi dan Sejarah akan diarahkan pada jurusan IPS. Sedangkan

siswa yang memiliki kemampuan dalam bahasa seperti Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, Bahasa Jepang maupun Antropologi akan diarahkan pada

jurusan Bahasa.

  Penjurusan dilakukan sebagai upaya agar lebih mudah dalam membantu

mengarahkan siswa pada pilihannya terutama dalam mempersiapkan karir.

  

Penjurusan seringkali dilakukan dengan melihat kemampuan akademik siswa.

Jika nilai-nilai siswa yang bersangkutan memenuhi standar yang ditetapkan

sekolah, maka ia dapat diterima di jurusan yang dipilihnya. Akan tetapi,

hingga saat ini masih terdapat image (pandangan umum) dalam masyarakat

bahwa jurusan IPA adalah jurusan yang paling bagus dan memiliki banyak

pilihan dalam karir sehingga siswa berlomba-lomba untuk dapat diterima di

jurusan tersebut, walaupun ada pula siswa yang tidak berpikir demikian.

  

menginginkan anaknya diterima di jurusan tersebut sehingga mereka berharap

bahkan menuntut anak agar memiliki nilai yang baik. Selain itu, mereka juga

berharap agar siswa mampu menunjukkan suatu prestasi yang dapat dilihat

dari nilai yang diperoleh.

  Perlu diketahui, keberhasilan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor, satu diantaranya yaitu motivasi berprestasi (Djaali, 2008).

  

Djaali mengartikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk mengerjakan

suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motivasi

berprestasi bukan sekadar dorongan untuk berbuat, tetapi mengacu kepada

suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang

dikerjakan seseorang.

  Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi menyukai situasi

atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya. Selain

itu, siswa lebih memilih tujuan yang realistis tetapi menantang daripada tujuan

yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya. Siswa akan mencari

situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan

nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya. Siswa juga

senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain; mampu

menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik;

serta tidak tergugah untuk sekadar mendapatkan uang, status, atau keuntungan

lainnya sebagai ukuran keberhasilan (Schwitzgebel & Kalb dalam Djaali,

2008)

  Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

hubungan sosial siswa dengan orangtua dan hubungan sosial siswa dengan

guru. Orang tua siswa yang percaya bahwa keterlibatan mereka penting dalam

pendidikan anaknya akan ikut terlibat secara aktif dalam perkembangan

pendidikan anaknya dan akan memberikan stimuli intelektual di rumah

(Schneider & Coleman dalam Santrock, 2007).

  Di sekolah, peran guru penting dalam pendidikan siswa. Siswa yang

merasa memiliki guru yang suportif dan perhatian akan lebih termotivasi

untuk belajar dibandingkan siswa yang merasa memiliki guru yang tidak

suportif dan tidak perhatian. Oleh karena itu guru harus mengenal minat

maupun kapasitas masing-masing siswa dengan baik.

  Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto dalam Djaali, 2008). Crow dan

Crow (dalam Djaali 2008) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan

gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan

dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu

sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.

  Terdapat bermacam-macam jenis minat terutama dalam masa remaja,

salah satunya yaitu minat pada pendidikan. Minat remaja pada pendidikan

sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan (Hurlock, 1980). Jika

remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi maka

pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya remaja akan

  

bidang pekerjaan yang dipilihnya. Dengan adanya penjurusan di SMA maka

akan semakin mudah bagi siswa dalam memilih jurusan yang sesuai dengan

bidang yang diminatinya. Siswa yang belum mengetahui minatnya akan

mendapatkan bimbingan dari guru serta akan dilakukan suatu tes psikologi

sebagai bahan pertimbangan.

  Siswa yang memiliki minat terhadap jurusan akan mampu meningkatkan

motivasinya untuk berprestasi. Hal ini didukung dengan penelitian yang

menyebutkan bahwa ada hubungan antara minat dan motivasi berprestasi.

Hartaji (2009) melakukan penelitian mengenai motivasi berprestasi pada

mahasiswa yang berkuliah dengan jurusan pilihan orang tua dan salah satu

tujuannya ingin mendapatkan penjelasan tentang gambaran motivasi

berprestasi pada mahasiswa yang berkuliah dengan jurusan pilihan orang tua.

  

Hasil penelitian tersebut menggambarkan motivasi berprestasi subyek, yaitu

kurang tanggung jawab terhadap kuliah, tidak ada pertimbangan resiko,

penyelesaian tugas tidak efektif, kreatif, dan inovatif, dan tidak memanfaatkan

waktu untuk belajar. Hal ini berarti bahwa anak yang berkuliah tidak sesuai

dengan minatnya menyebabkan rendahnya motivasi berprestasi sehingga

dapat berakibat buruk terhadap prestasi akademiknya.

  Utami (2007), peneliti lainnya melihat hubungan antara persepsi tata ruang

kuliah dan motivasi berprestasi dengan minat belajar mahasiswa Program

Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret. Salah satu hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan minat belajar mahasiswa Program Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret.

  SMA Bopkri Dua Yogyakarta ikut memperhatikan minat dan hasil dari tes psikologi sebagai bahan pertimbangan dalam memilih jurusan. Akan tetapi, hasil prestasi akademis tetap menjadi hal yang utama dalam menentukan jurusan siswa. Siswa yang nilai akademisnya tidak memenuhi standar yang ditetapkan sekolah tidak dapat diterima di jurusan yang dipilihnya. Berdasarkan penelitian Hartaji dan Utami di atas, siswa yang tidak memiliki minat pada jurusannya cenderung kurang memiliki motivasi untuk berprestasi sehingga penentuan jurusan berdasarkan nilai saja dapat mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara minat terhadap jurusan dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XII SMA Bopkri Dua Yogyakarta. Jika terbukti berkorelasi maka hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk menyertakan minat siswa dalam penentuan jurusan.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara minat terhadap jurusan dan motivasi berprestasi pada siswa kelas XII SMA Bopkri Dua Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat terhadap jurusan dan motivasi berprestasi pada siswa kelas XII SMA Bopkri Dua Yogyakarta.

  D. Manfaat Penelitian yang dilakukan memiliki manfaat baik secara praktis maupun secara teoritis.

  1. Teoritis Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan pengetahuan di bidang psikologi mengenai motivasi terutama motivasi berprestasi di dalam lingkup sekolah dalam hubungannya dengan minat terhadap jurusan.

  2. Praktis Pada penelitian ini apabila dapat dibuktikan adanya hubungan antara minat terhadap jurusan dan motivasi berprestasi diharapkan siswa dapat menumbuhkan minat terhadap jurusan sehingga dapat menghasilkan suatu motivasi berprestasi.

BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi

1. Pengertian Motivasi Kata motivasi sudah sering kali didengar dalam kehidupan sehari-hari.

  Kata motivasi digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan, atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Kata motivasi dapat diterapkan pada tingkah laku dalam berbagai situasi. Salah satu kegunaan konsep motivasi adalah menggambarkan kecenderungan umum seseorang dalam usahanya mencapai tujuan tertentu. Motivasi sering dilihat sebagai sifat-sifat kepribadian yang relatif stabil (Djiwandono, 2006).

  Motivasi menurut Suryabrata (1984 dalam Djaali, 2008) adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Djaali (2008) menyebutkan bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Dari beberapa pengertian motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang relatif stabil yang mendorong seseorang melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

2. Pengertian Motivasi Berprestasi

  Dalam psikologi pendidikan, motivasi yang paling penting adalah motivasi berprestasi dimana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal. Hal tersebut diungkapkan oleh McClelland dan Atkinson (dalam Djiwandono, 2006). Remaja-remaja yang termotivasi untuk berprestasi akan tetap melakukan tugas lebih lama ketika mendapat tugas dari sekolah daripada remaja-remaja yang kurang berprestasi. Bahkan sesudah mereka mengalami kegagalan, mereka akan menghubungkan kegagalannya dengan tidak atau kurang berusaha. Jika mereka gagal, mereka akan berusaha lebih keras lagi sampai sukses (Weiner, 1980 dalam Djiwandono, 2006). Remaja yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi cenderung sukses dalam melakukan tugas di sekolah (Wendt, 1955; French dan Thomas, 1958; Kestenbaum, 1970 dalam Djiwandono, 2006).

  Heckhausen (dalam Djaali, 2008) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin untuk semua aktivitas dan menggunakan standar keunggulan. Standar keunggulan ini terdiri atas stantar keunggulan tugas, standar keunggulan diri, dan standar keunggulan siswa lain. Standar keunggulan tugas adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian tugas sebaik-baiknya. Standar keunggulan diri adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan prestasi yang pernah dicapai selama ini. Standar keunggulan siswa lain adalah standar keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang dicapai oleh siswa lain.

  Kemudian, Djaali (2008) mengartikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk mengerjakan suatu tugas sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekadar dorongan untuk berbuat, tetapi mengacu kepada suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang.

  Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang dimiliki oleh diri individu untuk mencapai prestasi

atau sukses dan memiliki kecenderungan untuk menghindari kegagalan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

  Santrock (2007) mengungkapkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi siswa yaitu: a. Hubungan sosial dengan orang tua Orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mungkin percaya bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak adalah penting. Mereka lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam pendidikan anak dan memberi stimuli intelektual di rumah (Schneider & Coleman, 1993). Ketika waktu dan energi orang tua lebih banyak dihabiskan untuk orang lain atau untuk sesuatu yang lain ketimbang untuk anaknya, motivasi anak mungkin akan menurun tajam. Prestasi siswa dapat menurun apabila mereka tinggal dalam keluarga single parent, tinggal bersama orang tua yang waktunya dihabiskan untuk bekerja, dan tinggal dalam keluarga besar.

  b. Hubungan sosial dengan teman sebaya Siswa dapat membandingkan dirinya sendiri dengan teman sebaya mereka secara akademik dan sosial (Ruble, 1983). Perbandingan sosial yang positif biasanya menimbulkan penghargaan diri yang lebih tinggi, sedangkan perbandingan negatif menurunkan penghargaan diri. Siswa lebih mungkin membandingkan diri mereka dengan siswa yang juga setara dengan mereka dalam hal usia, kemampuan dan minat. Siswa yang diterima oleh teman sebayanya dan punya keahlian sosial yang baik seringkali lebih bagus belajarnya di sekolah dan memiliki motivasi akademik yang positif (Asher & Coie, 1990; Wentzel, 1996).

  c. Hubungan sosial dengan guru Nel Noddings (1992, 1998, 2001) percaya bahwa siswa kemungkinan besar akan berkembang menjadi manusia yang kompeten apabila mereka merasa diperhatikan. Karenanya guru harus mengenal minat maupun kapasitas masing-masing siswa dengan baik. Para periset menemukan bahwa siswa yang merasa memiliki guru yang suportif dan perhatian akan lebih termotivasi untuk belajar dibanding siswa yang merasa memiliki guru yang tidak suportif dan tidak perhatian (dalam McCombs, 2001; Newman, 2002; Ryan & Deci, 2000).

  d. Status sosioekonomi dan etnisitas Sandra Graham (1986, 1990) telah melakukan sejumlah studi yang bukan hanya mengungkapkan peran status ekonomi yang lebih kuat daripada peran etnisitas dalam mempengaruhi prestasi, tetapi juga mengungkapkan arti penting dari pengkajian motivasi siswa etnis minoritas dalam konteks teori motivasi umum. Dalam sebuah studi dimana partisipannya terutama adalah siswa etnis minoritas dari keluarga berpendapatan rendah, kelas yang mampu memotivasi siswa menguasai materi dan memberi dukungan yang cukup ternyata memengaruhi peningkatan motivasi siswa untuk belajar dan membantu menghindarkan adanya tekanan emosional yang mengganggu proses belajar mereka (Strobel, 2001). Tantangan utama bagi banyak siswa dari etnis minoritas, khususnya mereka yang dari keluarga miskin, adalah soal prasangka rasial, konflik antara nilai kelompok mereka dengan kelompok mayoritas, dan kurangnya orang dewasa yang berprestasi tinggi dalam kelompok kultural mereka yang dapat bertindak sebagai model peran positif (McLoyd, 2000; Spencer & Markstrom-Adams, 1990).

  e. Gender Diskusi mengenai gender dan motivasi difokuskan pada bagaimana pria dan wanita berbeda dalam keyakinan dan nilai yang mereka anut.

  Keyakinan yang berkaitan dengan soal kompetensi yang dianut para siswa pria dan wanita berbeda-beda menurut konteks prestasi. misalnya, siswa pria lebih punya keyakinan kompetensi yang lebih tinggi daripada wanita dalam pelajaran matematika dan olahraga, sedangkan siswa wanita memiliki keyakinan yang lebih tinggi dalam pelajaran bahasa inggris, membaca, dan aktivitas sosial. Perbedaan ini semakin bertambah setelah masa puber (Eccles, dkk., 1993). Jadi, sejauh mana siswa pria dan wanita mencapai prestasi masih dipengaruhi oleh stereotip peran gender.

4. Ciri-ciri Motivasi Berprestasi

  Menurut McClelland (1985), individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tanggung Jawab Pribadi Individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi menyukai situasi yang memungkinkan mereka untuk mengambil tanggung jawab secara pribadi atas karyanya. Mereka akan memperoleh suatu kepuasan pribadi atas prestasinya maupun atas pengerjaan sesuatu yang lebih baik. Bagi individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi, yang terpenting adalah hasil dari ketrampilan dan usaha mereka.

  b. Kebutuhan Akan Umpan Balik Hasil Pekerjaan Secara teoritis, individu dengan kebutuhan berprestasi tinggi lebih suka bekerja dalam situasi yang memungkinkan mereka untuk memperoleh umpan balik. Umpan balik yang dimaksud adalah umpan balik yang mencerminkan kualitas pekerjaan mereka secara akurat dan spesifik. Mereka ingin mengetahui seberapa baik hasil pekerjaan mereka sehingga mereka dapat menikmati pengalaman dalam membuat kemajuan dari tujuan selanjutnya.

  c. Keinovatifan Melakukan sesuatu yang lebih baik sering diartikan dengan melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan ditemukannya suatu cara yang berbeda, lebih singkat, atau lebih efisien untuk mencapai tujuan. Mereka lebih suka mencari informasi baru untuk menemukan cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu. Mereka selalu cenderung untuk bergerak dari pengerjaan sesuatu hal ke pengerjaan sesuatu hal yang lain dengan tantangan yang lebih banyak. Individu dengan kebutuhan berprestasi tinggi akan lebih aktif mencari informasi baru daripada individu yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah.

  d. Ketekunan Individu yang memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi cenderung untuk tekun dalam mengerjakan tugas tersebut hingga selesai. Subyek dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan tekun lebih lama saat mereka mulai menemui kegagalan pada tugas yang

mudah daripada ketika mereka gagal pada tugas yang sangat sulit. e. Resiko atau Kesulitan yang Moderat Individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi menyukai tugas yang mempunyai tingkat kesulitan yang moderat. Dalam kesulitan tersebut mereka akan bekerja keras hingga tugas yang dihadapinya selesai. Kesulitan tersebut tidak terlalu rendah sehingga ia dapat mengatasinya dengan mudah, ataupun terlalu tinggi hingga sulit bagi mereka untuk mencapainya. Mereka terlihat berhati-hati sekali dalam mengukur tujuan mereka supaya mereka dapat mencapai tujuan dengan baik. Mereka menyukai tujuan yang mensyaratkan seluruh usaha dan melatih semua kemampuan mereka. Mereka juga menyukai tugas yang memberikan kesempatan pada mereka untuk mengerjakannya dengan lebih baik.

B. Minat terhadap Jurusan 1. Pengertian Minat

  Minat adalah rasa lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto dalam Djaali, 2008). Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow dan Crow (dalam Djaali, 2008) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

  Dalam kamus psikologi, Chaplin (1989) menyebutkan bahwa minat dapat diartikan sebagai: a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.

  b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.

  c. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntun tingkah laku menuju satu arah tertentu.

  Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu perasaan suka atau tertarik yang diikuti dengan sikap dan mengarahkan seseorang pada apa yang dilakukannya sehingga seseorang memberikan perhatian yang lebih pada hal tersebut.

2. Pengertian Jurusan

  Menurut Kamus Tesaurus Bahasa Indonesia (Endarmoko, 2006) penjurusan secara umum merupakan kata benda yang berarti pembidangan, pengkhususan, spesialisasi. Dalam dunia pendidikan, kata penjurusan baru ditemukan jika berada di Sekolah Menengah Atas.

  Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjurusan merupakan pengkhususan suatu bidang pembelajaran baik itu ilmu eksakta, sosial maupun bahasa yang dibagi kedalam kelas IPA, IPS, dan Bahasa.

  Siswa yang mempunyai kemampuan sains dan ilmu eksakta yang baik

akan diarahkan pada jurusan IPA, yang memiliki kemampuan pada bidang

sosial dan ekonomi akan diarahkan pada jurusan IPS, sedangkan yang