Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta.

(1)

x ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN

MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA Studi Kasus pada SMA BOPKRI II Yogyakarta

Christiana Dewi Rosari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara : 1) prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA, 2) motivasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA, 3) tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.

Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta yang berjumlah 164 siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data digunakan uji hipotesis non-parametrik yaitu Chi Square k Sampel.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : 1) tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA (χ2hitung = 2,413 < χ2

tabel = 5,991), 2) ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA (χ2hitung = 34,411 > χ2tabel = 12,592). Sedangkan nilai kontingensi rasio sebesar 0,564 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan memiliki derajat hubungan yang cukup tinggi, 3) tidak ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA (χ2hitung = 5,4 < χ2tabel = 12,592).


(2)

xi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S ACHIEVEMENT AND MOTIVATION, PARENT’S EDUCATIONAL BACKGROUND AND

STUDENT’S INTEREST IN SENIOR HIGH SCHOOL

A Case Study in BOPKRI II Yogyakarta Senior High School

Christiana Dewi Rosari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The study aims to recognize whether there is positive relationship between : 1) student’s achievement and student’s interest in Senior High School, 2) student’s motivation and student’s interest in Senior High School, 3) parent’s educational background and student’s interest in Senior High School.

The population of this study was 164 students of the eleventh class in BOPKRI II Yogyakarta Senior High School. The study was conducted in September 2009. The techniques for data collection were questionnaire and documentation. The technique for data analysis was non-parametric hypothesis test, i.e. Chi Square of K Sample.

The findings shows that : 1) there isn’t any positive relationship between student’s achievement and student’s interest in Senior High School (χ2calculated = 2,413 < χ2table = 5,991), 2) there is positive relationship between student’s motivation and student’s interest in Senior High School (χ2calculated = 34,411 > χ2table = 12,592). While contingency value ratio for 0,564 shows that the motivation to study and the interest of students to have degree of relationship is high enough, 3) there isn’t any positive relationship between parent’s educational background and student’s interest in Senior High School (χ2calculated = 5,45 < χ2table = 12,592).


(3)

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA,

MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN

ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA

Studi Kasus pada Siswa-siswi Kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Christiana Dewi Rosari 051334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(4)

i

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA,

MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN

ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA

Studi Kasus pada Siswa-siswi Kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Christiana Dewi Rosari 051334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

™ Dan Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1: 4)

™ Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga. (Pengkhotbah 9 :10)

™ Jangan berdoa minta hidup lebih mudah, berdoalah agar hidup kita lebih kuat. Jangan berdoa minta beban yang kita pikul diringankan, tetapi minta punggung yang lebih kuat untuk bertahan.

Kupersembahkan karya tulis ini kepada :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Kedua Orang tuaku

Seluruh Keluarga

Sahabat – sahabatku

Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Januari 2010 Penulis


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Christiana Dewi Rosari

Nomor Mahasiswa : 051334068

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 21 Januari 2010

Yang menyatakan


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi karunia, berkat, dan bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Prestasi Belajar siswa, Motivasi Belajar Siswa, Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Siswa Memilih Jurusan Di SMA”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran dan kritikan yang membangun demi kemajuan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., dan Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku dosen penguji yang telah bersedia menyediakan waktunya untuk menguji hasil penelitian ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia untuk berbagi ilmu pengetahuan lewat mata kuliah yang telah mereka berikan kepada penulis selama menempuh perkuliahan di universitas Sanata dharma Yogyakarta.

7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan kepada penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya skripsi ini.


(11)

viii

8. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

9. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI II Yogyakarta yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10. Bapak Paulus Kristriyanto, M.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah SMA BOPKRI II Yogyakarta yang telah membantu penulis selama penulis melakukan penelitian.

11. Bapak dan Ibu guru yang telah bersedia memberikan waktunya kepada penulis untuk membagi kuesioner dalam rangka pengambilan data penelitian.

12. Kepala Tata Usaha SMA BOPKRI II Yogyakarta beserta dengan stafnya yang telah membantu penulis dalam pembuatan surat keterangan dan pengumpulan dokumen prestasi belajar siswa-siswi kelas XI.

13. Siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta yang telah bersedia mengisi kuesioner sehingga penulis mendapatkan data untuk penelitian ini.

14. Ayahandaku Fransiskus Supriyadi dan Ibundaku Rosalia Pardaliyah. Terimakasih atas perhatian kalian berdua baik dalam segi materi, dukungan, doa, cinta, dan kasih sayangnya.

15. Kakakku Alexius Yan Purnama Putra, terimakasih atas dukungan dan doanya. 16. Nenekku Wongso Kahar, Pakdheku Antonius Sumarsono, dan Mamaku Maria

Magdalena Suhartinah, terimakasih untuk dukungan dan doanya...

17. Kakak-kakakku : Stefanus Agus Susanto, C.M. Ratna Rini Nastiti, Agustina Rima Listanti, Rafael Heru Wahyudi, dan keponakanku Christopher Imantaka Adi Putra, terima kasih untuk dukungan, doa dan hiburannya.

18. Sahabatku Dinot, Wimbar, Nasgor, Nia, Dmust, Ita, Yuni, Pio, terima kasih atas doa-doa dan dukungannya selama ini.

19. Katarina, Asih, Villa, Widi, Andry, Rina, Titek, Ertyn, Wildha, Cophie, Riri, Tri, Tossu, Iwak, Arnon, Yansen, Febran, Yanto, Dwi, Rini, Merry, Nopek, terima kasih sahabat-sahabat dan teman-temanku atas doa, dukungan, semangat dan bantuan kalian semua.


(12)

ix

20. Buat teman-teman PAK angkatan 2005 baik PAK A maupun PAK B, terimakasih atas kebersamaan kalian...

21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis


(13)

x ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN

MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA Studi Kasus pada SMA BOPKRI II Yogyakarta

Christiana Dewi Rosari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara : 1) prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA, 2) motivasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA, 3) tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.

Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta yang berjumlah 164 siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data digunakan uji hipotesis non-parametrik yaitu Chi Square k Sampel.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : 1) tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA (χ2hitung = 2,413 <

χ2

tabel = 5,991), 2) ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA (χ2hitung = 34,411 > χ2tabel = 12,592). Sedangkan nilai kontingensi rasio sebesar 0,564 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan memiliki derajat hubungan yang cukup tinggi, 3) tidak ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA (χ2hitung = 5,4 < χ2tabel = 12,592).


(14)

xi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S ACHIEVEMENT AND MOTIVATION, PARENT’S EDUCATIONAL BACKGROUND AND

STUDENT’S INTEREST IN SENIOR HIGH SCHOOL

A Case Study in BOPKRI II Yogyakarta Senior High School

Christiana Dewi Rosari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The study aims to recognize whether there is positive relationship between : 1) student’s achievement and student’s interest in Senior High School, 2) student’s motivation and student’s interest in Senior High School, 3) parent’s educational background and student’s interest in Senior High School.

The population of this study was 164 students of the eleventh class in BOPKRI II Yogyakarta Senior High School. The study was conducted in September 2009. The techniques for data collection were questionnaire and documentation. The technique for data analysis was non-parametric hypothesis test, i.e. Chi Square of K Sample.

The findings shows that : 1) there isn’t any positive relationship between student’s achievement and student’s interest in Senior High School (χ2calculated = 2,413 < χ2table = 5,991), 2) there is positive relationship between student’s motivation and student’s interest in Senior High School (χ2calculated = 34,411 > χ2table = 12,592). While contingency value ratio for 0,564 shows that the motivation to study and the interest of students to have degree of relationship is high enough, 3) there isn’t any positive relationship between parent’s educational background and student’s interest in Senior High School (χ2calculated = 5,45 < χ2table = 12,592).


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Prestasi Belajar Siswa ... 7

2. Motivasi Belajar Siswa ... 11

3. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 17

4. Minat ... 20

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan... 21

C. Kerangka Berpikir... 24


(16)

xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

C. Populasi ... 38

D. Variabel Penelitian 1. Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 28

2. Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 29

3. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 29

4. Variabel Minat Memilih Jurusan ... 29

E. Pengukuran Variabel 1. Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 29

2. Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 30

3. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 30

4. Variabel Minat Memilih Jurusan ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Kuesioner ... 31

2. Dokumentasi ... 32

G. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas ... 32

2. Uji Reliabilitas ... 35

H. Teknik Analisa Data 1. Uji Prasayarat a. Pengujian Normalitas ... 36

b. Pengujian Linearitas Regresi... 37

2. Pengujian Hipotesis Penelitian... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Data Kelembagaan Sekolah ... 42

B. Visi dan Misi ... 42

C. Sejarah Berdirinya Sekolah... 43

D. Keadaan Siswa ... 44


(17)

xiv

F. Guru dan Karyawan ... 46

G. Sarana dan Prasarana... 46

H. Kurikulum ... 47

I. Struktur Organisasi ... 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 49

B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas... 53

2. Uji Linearitas... 55

C. Pengujian Hipotesis 1. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 56

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ……… 58

3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 60

D. Pembahasan 1. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 62

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 63

3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 64

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Keterbatasan Penelitian... 66

C. Saran ... 67

Daftar Pustaka ... 69


(18)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – kisi Kuesioner ... 32

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Minat Siswa... 34

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Motivasi Belajar Siswa... 34

Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas ... 35

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 36

Tabel 3.6 Interpretasi Rasio Koefisien Kontingensi Terhadap Cmaksimum.. 41

Tabel 4.1 Rincian Jumlah Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 45

Tabel 4.2 Rincian Sarana dan Prasarana SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .. 46

Tabel 5.1 Daftar Distribusi Frekuensi ... 49

Tabel 5.2 Interpretasi Prestasi Belajar... 50

Tabel 5.3 Interpretasi Motivasi Belajar Siswa ... 51

Tabel 5.4 Deskripsi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 51

Tabel 5.5 Interpretasi Minat Siswa Memilih Jurusan ... 52

Tabel 5.6 Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 53

Tabel 5.7 Hasil Uji Linearitas ... 55

Tabel 5.8 Frekuensi yang Diperoleh dan Frekuensi yang Diharapkan .... 57

Tabel 5.9 Kontingensi ... 57

Tabel 5.10 Frekuensi yang Diperoleh dan Frekuensi yang Diharapkan .... 58

Tabel 5.11 Kontingensi ... 59

Tabel 5.12 Frekuensi yang Diperoleh dan Frekuensi yang Diharapkan .... 60


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I KUESIONER ... 71

LAMPIRAN II DATA PENELITIAN ... 78

LAMPIRAN III DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI... 90

LAMPIRAN IV PAP TIPE II ... 98

LAMPIRAN V UJI NORMALITAS DAN LINEARITAS... 100

LAMPIRAN VI PERHITUNGAN CHI SQUARE ... 102

LAMPIRAN VII TABEL r, F DAN CHI SQUARE ... 111

LAMPIRAN VIII UJI VALIDITAS & RELIABILITAS... 114


(20)

xvii

DAFTAR BAGAN

BAGAN 4.1 STRUKTUR ORGANISASI SMA BOPKRI II YOGYAKARTA… 48


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin pesat mengharuskan seluruh negara di dunia untuk memasuki era globalisasi yang semakin canggih. Hal itu ditandai dengan persaingan di segala bidang yang semakin ketat termasuk dalam bidang pendidikan. Misalnya di negara-negara yang sedang berkembang, merekapun mulai meningkatkan kualitas pendidikannya. Sebagai contoh, di Indonesia saat ini melakukan peningkatan kualitas pendidikan dengan menaikkan rata-rata nilai Ujian Nasional.

Bagi suatu negara pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Kemajuan negara sangat ditentukan dari pendidikan warga negaranya. Oleh karena itu pendidikan di suatu negara harus ditingkatkan kualitasnya. Sumber daya manusia yang berkualitas tentunya dapat mengolah dan menggunakan sumber daya alam yang ada untuk kepentingan negaranya. Jadi, dapat dikatakan bahwa kemakmuran suatu negara sangat tergantung dari pendidikan warga negaranya.

Semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka semakin berat pula beban yang harus ditanggung. Sebagai contoh, pada tingkat SMA, anak


(22)

didik sudah dipersiapkan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi (Perguruan Tinggi) dengan disediakannya jurusan. Penjurusan merupakan suatu proses penempatan dalam memilih program pengajaran siswa. Tujuan diadakannya penjurusan :

a. Mengelompokkan siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama.

b. Membantu menyiapkan para siswa dalam melanjutkan studi dan memilih dunia kerjanya

c. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang

Dalam pemilihan jurusan, hendaknya harus memperhatikan faktor-faktor yang terkait : yang berasal dari dalam diri siswa yaitu minat siswa, prestasi belajar siswa, dan motivasi siswa. Sedangkan faktor yang berasal dari luar yaitu lingkungan pergaulan, lingkungan pendidikan dan lingkungan keluarga.

Ada 3 jurusan di SMA yaitu jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan jurusan Bahasa. Namun anak didik seringkali bingung, jurusan apa yang dia pilih.

Minat siswa terhadap pemilihan jurusan biasanya didasarkan pada prestasi, dimana prestasi itu dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Siswa yang memiliki prestasi yang bagus di sekolahnya, cenderung mempunyai


(23)

kebebasan yang luas untuk menentukan jurusan yang diinginkannya. Sedangkan bagi siswa yang mempunyai prestasi rendah di sekolahnya, cenderung akan mengalami kesulitan dalam pemilihan jurusan karena mau tidak mau harus mengikuti sekolah dalam menentukan jurusannya.

Motivasi siswa dalam belajar juga terkait dalam minat siswa memilih jurusan. Motivasi ini akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung akan rajin belajar dan akan memilih jurusan yang menurut siswa tersebut menantang. Namun bagi siswa yang mempunyai motivasi yang rendah, dia cenderung akan malas-malasan dalam belajar dan biasanya memilih jurusan yang “sekenanya” atau menurut pada sekolah. Hal ini akan lebih bermasalah lagi apabila hal itu tidak segera diatasi.

Pemilihan jurusan juga tidak terlepas dari pengaruh keluarga karena keluarga adalah tempat pertama kalinya pendidikan diberikan dan pendidikan itu akan terus berlanjut. Dalam hal ini, pendidikan orang tua juga mempengaruhi pola pikir anak dalam menentukan jurusan. Pada umumnya, orang tua yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan yang sempit terhadap pendidikan. Jadi, orang tua tidak bisa untuk mengarahkan anaknya dalam pemilihan jurusan. Orang tua yang berpendidikan tinggi, biasanya mempunyai harapan bahwa anaknya akan memasuki jurusan seperti yang diharapkannya. Hal itu tidak terlepas dari harapan orang tua yang ingin agar anaknya kelak menjadi orang sukses. Orang tua yang berpendidikan tinggi inilah yang biasanya dapat


(24)

mengarahkan anaknya dalam pemilihan jurusan karena mereka mempunyai pengetahuan yang luas dan berpengalaman tentang pendidikan.

Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang, “HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA”.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua sebagai faktor yang berkaitan dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA?


(25)

2. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA?

3. Apakah ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan jurusan. Dalam hal ini guru berperan dalam mengarahkan siswanya untuk memilih jurusan.


(26)

2. Bagi Orang Tua

Orang tua dapat membantu mengarahkan anaknya untuk memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh anak.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai tambahan bacaan dan pengetahuan di bidang pendidikan.

4. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam penulisan skripsi, makalah maupun tugas.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Prestasi Belajar Siswa

Berikut ini adalah penjelasan tentang definisi prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang diambil dari Document Body (/jiunkpe /ikom/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-51402123-3905 prestasi-chapter2).

a. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dicapai, yaitu belajar (Djamarah, 1994:18). Prestasi dapat dicapai dengan belajar ulet. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Djamarah, 1994:23).


(28)

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal) murid. Faktor-faktor tersebut antara lain (Djamarah, 2002:155) :

1) Faktor Internal

(a) Kondisi fisiologis

Pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. Menurut Noelhi (Djamarah, 2002:155), hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indera (mata, hidung, pengecap, telinga, dan tubuh). Panca indera dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh kebutuhan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Melalui panca indera, murid melakukan aktivitas untuk mendapatkan pengalaman langsung (Djamarah, 2002:97).

(b) Kondisi psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Faktor psikologis dipandang sebagai faktor dari dalam yang utama


(29)

dalam menentukan intensitas belajar seorang murid. Guru sadar bahwa bahan pelajaran yang diberikan tidak semuanya dapat diserap oleh murid. Murid yang duduk dengan diam, tidak dapat dipastikan bahwa ia memperhatikan semua penjelasan guru. Bisa saja pandangan matanya terarah pelajaran yang dijelaskan guru, tetapi pikirannya terarah pada persoalan lain bahkan dapat diartikan ia tidak mengerti apa yang diajarkan guru (Djamarah, 2002:59). Oleh karena itu, intelegensi, bakat, dan motivasi adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi proses belajar. Untuk lebih jelasnya, ketiga faktor tersebut akan duiraikan lebih lanjut, yaitu:

1) Intelegensi

Intelegensi adalah unsur yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Menurut Whitherington, intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengalami suatu masalah (Djamarah, 2002:53). Maka, seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ) umumnya mudah belajar dan cenderung baik. Sebaliknya, seseorang yang memiliki intelegensi rendah akan mengalami kesukaran dalam berpikir dan pada umumnya belajar lebih lamban.


(30)

2) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan (Djamarah, 2002:104). Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan atau latihan. Bakat diakui sebagai kemampuan bawaan sejak lahir yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan. Bakat diwariskan atau didapat dari pasangan suami-istri atau ayah-ibu, akibat pertemuan sperma-ovum (Djamarah, 2002:54). Woodworth dan Marquis (1957) berpendapat bahwa bakat memiliki tiga arti; achievement, merupakan kemampuan aktual yang dapat dites dengan tes khusus, capacity, merupakan kemampuan potensial yang pengukurannya didapat dari hasil interaksi antara dasar dan latihan intensif serta pengalaman, captitude, merupakan kualitas psikis yang didapat melalui tes bakat. Tidak dapat disangkal bahwa bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar murid.

3) Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan,


(31)

tampak gigih, giat belajar untuk meningkatkan prestasi belajar (Djamarah, 2002:62).

2) Faktor eksternal

Yang termasuk faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor lingkungan (Djamarah, 2002:142). Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan murid. Dalam lingkungan-lah murid-murid dididik hidup dan berinteraksi maupun bersosialisasi dengan orang lain dalam mata rantai kehidupan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan tempat individu tinggal maupun lingkungan tempat individu berinteraksi. Lingkungan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran. Lingkungan dapat menimbulkan perubahan pada diri murid.

2. Motivasi Belajar Siswa

a. Definisi motivasi

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang disebut motivasi belajar, maka berikut ini penulis kemukakan beberapa definisi bantuan dari beberapa ahli (dalam http://ridwan202.wordpress.com/2008/04/23/guru-dan-motivasi/) :

1. Samidjo Mardiani memberikan definisi motivasi belajar sebagai berikut: “Motivasi belajar yaitu berbagai usaha yang


(32)

dilakukan oleh seseorang dalam proses perkembangannya yang meliputi maksud tekad, hasrat, kemauan, kehendak, cita-cita dan sebagainya untuk mencapai tujuan.”

2. Menurut Afifudin, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan / kegairahan belajar.

3. Sedangkan Drs. Amir Dien Indra Kusuma dalam bukunya Pengantar Ilmu pendidikan, menyatakan bahwa “Motivasi belajar ialah kekuatan-kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar murid” Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.

Menurut Morgan yang ditulis kembali oleh S. Nasution, menyatakan bahwa manusia itu memiliki berbagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu aktivitas

Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, maka bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam di rumah saja, adalah bertentangan dengan hakekat anak. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.


(33)

2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain.

3. Kebutuhan untuk mencapai hasil

Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar ini akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian”. Aspek “pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat. 4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

Suatu kesulitan atau hambatan, misalnya cacat, mungkin akan menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini banyak bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubngan dengan ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha mencapai keunggulan.

Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu berkaitan dengan kebutuhan, antara lain :

1. Kebutuhan fisiologis

Seperti lapar, kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya.

2. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman, bebas dari rasa cemas, bebas dari rasa takut.


(34)

3. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok)

4. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.

b. Ciri-ciri Motivasi

Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.

4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang aktif).

6. Dapat mempertahankan pendapatnya ketika sudah yakin akan sesuatu.


(35)

8. Senang memecahkan masalah

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.

c. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan adanya motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi berkaitan erat dengan suatu tujuan.

Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi :

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan


(36)

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan. Apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat membuahkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

d. Bentuk-bentuk Motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut :

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

(a) Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari.


(37)

timbul karena dipelajari. 2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan.

3. Motivasi intrinsik dan ekstrinik

a) Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b) Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

3. Tingkat Pendidikan Orang Tua

a. Definisi Pendidikan

1. Pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan


(38)

meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. 2. Menurut S.A. Branata,dkk.(Zahara Idris, 1984:9), pendidikan

adalah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.

3. Menurut John Dewey (Zahara Idris, 1984:9) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama.

4. Menurut Rousseau (Zahara Idris, 1984:9), pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

b. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan) adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

1. Pendidikan anak usia dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan


(39)

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini mulai lahir sampai dewasa adalah tanggung jawab sepenuhnya orang tua untuh mengarahkan anaknya.

2. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

3. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yang harus dilaksanakan minimal 3 tahun.

4. Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.


(40)

4. Minat

Berikut ini adalah penjelasan tentang “minat” yang diambil dari Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005 yang ditulis oleh Dr. Vera Ginting, M.A :

Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar seorang murid. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang (Stiggins, 1994:310).

Dimensi aspek afektif mencakup tiga hal penting :

a. Berhubungan dengan perasaan mengenai objek yang berbeda.

b. Perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke dua kubu yang berlawanan, titik positif dan titik negatif.

c. Berbagai perasaan memiliki intensitas yang berbeda, yang dimulai dari kuat ke sedang ke lemah (Stiggins,1994: 312).

Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran antara perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan kecenderungan lain yang mengarahkan seseorang kepada suatu pilihan tertentu (Mapiarre dalam Prianto, 2001: 40). Sama dengan perangkat mental lainnya, minat dapat dilihat dan diukur dari respon yang dihasilkan (Semiawan, 1986: 120). Minat adalah suatu


(41)

keadaan mental yang menghasilkan respons terarahkan kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Motivasi adalah sumber untuk mempertahankan minat terhadap kegiatan dan menjadikan kegiatan sangat menyenangkan (excitement).

Minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. Minat dan motivasi memiliki hubungan dengan segi kognisi, namun minat lebih dekat pada perilaku. Memperhatikan kembali definisi yang disampaikan Semiawan di atas minat sebagai hasil tindakan yang memberi kepuasan (satisfiers). Hal ini mengandung arti minat tidak hanya memiliki dimensi aspek afektif, tetapi juga aspek kognitif (Hurlock, 1992: 116). Aspek kognitif didasarkan atas konsep atau pengetahuan yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fransiska Sundari (2003) dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang tua dan Prestasi belajar siswa dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA“ dan


(42)

Mateus Allan Septian (2007) dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang tua, Motivasi Belajar, dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat Siswa Dalam Memilih Jurusan di SMA” menyimpulkan bahwa :

1. Ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat memilih jurusan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Allan terdapat hasil analisis koefisien korelasi product moment, diketahui bahwa r hitung sebesar 0,208 termasuk dalam kategori lemah lebih besar dari pada r tabel sebesar 0,143 dan nilai probabilitas 0,049 lebih kecil dari taraf signifikansi (α = 5%) atau = 0,05. Semakin berprestasi siswa dalam belajar maka semakin baik pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikapnya. Oleh sebab itu jika seseorang semakin berprestasi dalam belajar, maka minat untuk memilih jurusan yang diinginkan dapat diwujudkan.

2. Ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa dalam memilih jurusan.

Dari penelitian yang dilakukan mempunyai hasil bahwa analisis koefisien korelasi product moment, diketahui bahwa r hitung sebesar 0,293 termasuk dalam kategori lemah lebih besar dari pada r tabel sebesar 0,143 dan nilai probabilitas 0,005 lebih kecil dari taraf signifikansi (α = 5%) atau = 0,05. Hasil deskripsi data tentang motivasi belajar siswa yang sebagian besar dalam kategori tinggi. Menunjukan


(43)

siswa sebetulnya mempunyai dorongan semangat untuk belajar. Motivasi belajar dimaksudkan adalah dorongan pada diri seseorang atau siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar yang terjadi pada semester I (satu) untuk mencapai tujuan.

3. Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa dalam memilih jurusan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang mengatakan bahwa ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA dapat diterima. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi product moment, diketahui bahwa r hitung sebesar 0,207 termasuk dalam kategori lemah lebih besar dari pada r tabel sebesar 0,143 dan nilai probabilitas 0,050 sama dengan taraf signifikansi (α = 5%). Dengan demikian tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap minat siswa memilih jurusan.


(44)

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat memilih

jurusan di SMA

Prestasi belajar merupakan hasil dari belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai rapor. Tinggi rendahnya prestasi seseorang, akan berpengaruh kepercayaan dirinya, harapan, cita-citanya dan pada kebebasannya dalam memilih jurusan. Semakin tinggi prestasi yang dimiliki siswa, maka ada kecenderungan siswa tersebut mempunyai kebebasan dalam memilih jurusan yang dia suka maupun yang sesuai dengan bakatnya. Sebaliknya, siswa yang mempunyai prestasi rendah akan cenderung kesulitan dalam memilih jurusan karena siswa itu harus mengukuti keputusan sekolah.

2. Hubungan antara motivasi belajar siswa dengan minat memilih

jurusan di SMA

Motivasi ini akan mendorong seseorang untuk lebih giat dalam belajar sehingga akan berpengaruh terhadap prestasinya. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar pasti akan menyelesaikan tugas-tugasnya, baik tugas yang diberikan guru di dalam kelas maupun Pekerjaan Rumah (PR). Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi juga akan terdorong untuk aktif di dalam kelas dan selalu mempunyai kebiasaan untuk belajar di luar sekolah. Semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka semakin banyak pula keingintahuan


(45)

tentang pengetahuan. Motivasi mendorong siswa untuk semakin banyak tahu tentang pengetahuan yang selalu berkembang. Ketika motivasi itu sudah ada dalam diri siswa untuk semakin tekun belajar, maka siswa tersebut pasti sudah memutuskan jurusan apa yang diminati. Namun sebaliknya, siswa yang mempunyai motivasi yang rendah akan bermalas-malasan dalam belajar dan siswa itu akan “ikut saja” kemana dia akan dijuruskan.

3. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat

memilih jurusan di SMA

Peran orang tua dalam pendidikan anak sangat penting, artinya pengarahan, bimbingan, dan pengertian yang mereka berikan untuk anak-anaknya akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam melihat luasnya cakrawala pendidikan. Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak. Hal itu dapat dijadikan suatu pengalaman bagi orang tua untuk mengarahkan anaknya dalam memilih jurusan karena pendidikan orang tua akan mempengaruhi pola pemikiran anak. Biasanya orang tua yang berpendidikan tinggi akan mempunyai harapan agar anaknya memasuki jurusan yang diinginkan orang tua. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tuanya, maka orang tua dapat mengarahkan anaknya dengan baik untuk memilih jurusan yang cocok.


(46)

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian hasil penelitian yang relevan dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesisnya sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA.

2. Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA.

3. Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.


(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian yang digunakan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Deskriptif

Adalah suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta. (Consuelo, 1993 : 71)

2. Studi kasus

Adalah penelitian tentang subyek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti. (Consuelo, 1993 : 73)

3. Studi Ex Post Facto

Menurut Wayan Ardhana (1987 : 131), Ex Post Facto adalah penelitian dimana si peneliti tidak dimungkinkan untuk memanipulasi variabel atau menunjuk subyek untuk perlakuan tertentu secara rambang atau menciptakan kondisi-kondisi secara rambang.


(48)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dimulai pada bulan September 2009.

C. Populasi Penelitian

Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007 : 61) Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian populasi yang artinya penelitian ini tidak menggunakan sampel, tetapi langsung melakukan penelitian ke populasinya. Berdasarkan data yang ada, populasinya adalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, yang berjumlah 164 siswa.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan : 1) Prestasi belajar siswa

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan belajar. Prestasi adalah


(49)

hasil dari suatu kegiatan yang telah dicapai, yaitu belajar (Djamarah, 1994:18).

2) Motivasi belajar siswa

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan semangat belajar.

3) Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Dalam hal ini yang akan dipakai adalah kelulusan/ketamatan orang tua dalam pendidikan formalnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

b. Variabel Terikat

Sedangkan variabel terikatnya adalah minat siswa dalam memilih jurusan. Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar seorang murid.

2. Pengukuran Variabel Penelitian

a. Prestasi belajar siswa

Prestasi belajar akan terlihat pada nilai raport siswa pada semester yang lalu.


(50)

b. Motivasi siswa

Dalam penilaian variabel motivasi dilihat dari 3 indikasi dengan skala pengukuran sebagai berikut :

1) Penyelesaian tugas dari guru

(a) Ya = skor 3

(b) Kadang-kadang = skor 2

(c) Tidak = skor 1

2) Keaktifan siswa belajar di dalam kelas

(a) Ya = skor 3

(b) Kadang-kadang = skor 2

(c) Tidak = skor 1

3) Kebiasaan siswa belajar di luar sekolah

(a) Ya = skor 3

(b) Kadang-kadang = skor 2

(c) Tidak = skor 1

c. Tingkat Pendidikan Orang tua

Untuk tingkat pendidikan orang tua, dilihat dari pendidikan terakhir orang tua siswa dengan pengukurannya sebagai berikut :


(51)

2) SMP = skor 2

3) SMA/SMK = skor 3

4) D3 = skor 4

5) Sarjana = skor 5

d. Minat Siswa

Penilaian variabel terikat ini dilihat dari jawaban atas kuesioner yang telah dibagikan pada responden.

1) jawaban sangat setuju skor 4 2) jawaban setuju skor 3

3) jawaban tidak setuju skor 2

4) jawaban sangat tidak setuju skor 1

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari reponden (siswa) dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Penyebaran kuesioner ini kepada responden bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan mengenai motivasi, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa dalam memilih jurusan.


(52)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator Nomer Item Kuesioner

Jumlah Item

Prestasi belajar siswa Nilai raport 1 1

Motivasi Belajar siswa

Penyelesaian tugas dari guru

Keaktifan siswa belajar didalam kelas

Kebiasaan siswa diluar jam sekolah 10,11,13,14 1,2,4,6,9,12 3,5,7,8,15 4 6 5 Tingkat Pendidikan Orang Tua Jenjang Pendidikan terakhir Orang Tua

1 1 Minat memilih

jurusan

Perasaan senang berkecimpung pada jurusan yang dipilih Ketertarikan pada jurusan yang dipilih

1,2,3,4,5,6,13

7,8,9,10,11,12, 14

7

7

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak secara langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melakukan dokumen. Teknik ini digunakan untuk mencari gambaran umum tentang sekolah dan nilai rapor siswa.

F. Uji Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk


(53)

pengujian validitas instrumen digunakan rumus Product Moment dari Karl Person :

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− =

2 2

2 2

y xy

x x

y x xy

n

rxy

Keterangan :

r

xy = koefisien korelasi

n = jumlah item pertanyaan x = skor masing-masing item tes y = skor total setiap item tes

Besarnya koefisien korelasi (r) diperhitungkan dengan taraf signifikansi atau taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%).

Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka angket tersebut valid. Namun sebaliknya, jika r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka angket tersebut tidak valid.

Pengujian validitas instrumen ini dilakukan di SMA Santa Maria dengan populasi N= 30 siswa, maka derajat kebebasannya (dk) = N – 2 = 30 – 2 =28, sehingga diketahui nilai r tabelnya = 0,361.


(54)

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas untuk variabel Minat siswa

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas untuk Variabel Motivasi Belajar Siswa Butir No. r hitung r tabel Kesimpulan

1 0,438 0,361 Valid

2 0,492 0,361 Valid

3 0,514 0,361 Valid

4 0,393 0,361 Valid

6 0,375 0,361 Valid

7 0,586 0,361 Valid

8 0,492 0,361 Valid

9 0,490 0,361 Valid

11 0,471 0,361 Valid

13 0,688 0,361 Valid

14 0,712 0,361 Valid

Butir No. r hitung r tabel Kesimpulan

1 0,626 0,361 Valid

2 0,524 0,361 Valid

3 0,502 0,361 Valid

6 0,602 0,361 Valid

10 0,502 0,361 Valid

11 0,429 0,361 Valid

13 0,595 0,361 Valid


(55)

2. Pengujian Reliabilitas

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Suharsimi Arikunto, 2008:196) :

(

)

⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − =

2 2 11 1 1 t b k k r σ σ Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

2 b

σ = jumlah varian butir 2

t

σ = varian total

Suatu variabel dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel. Sebaliknya, jika r hitung <r tabel maka tidak reliabel. Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas, pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2008:231) :

Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas

Besarnya nilai r Interpretasi

0,80 - 1,000 0,60 - 0,799 0,40 - 0,599 0,20 - 0,399 0,00 - 0,199

Sangat kuat Kuat Sedang Rendah Sangat rendah


(56)

Dengan bantuan SPSS 12, maka didapatkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

Motivasi Siswa 0,803 0,361 reliabel Minat Siswa memilih jurusan 0,834 0,361 reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka didapatkan kesimpulan bahwa kedua variabel yaitu motivasi belajar dan minat siswa memiliki tingkat reliabilitas yang sangat kuat.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis a. Pengujian Normalitas

Tujuan digunakannya pengujian normalitas adalah untuk mengetahui bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis itu berdistribusi normal. Rumus :

[

]

=

fh fh fo

x2

Keterangan:

χ2

: Chi Kuadrat

fo : frekuensi atau jumlah data hasil observasi fh : frekuensi atau jumlah yang diharapkan fo – fh : selisih data fo dan fh


(57)

b. Uji Linearitas

Linearitas merupakan prasyarat dari regresi sederhana. Maksudnya apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Kalau tidak linear maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. (Sugiyono, 2007 : 65)

G TC S S F 2

2

=

Keterangan :

F = nilai F untuk garis regresi S2TC = varians tuna cocok

S2G = varians galat

c. Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.

1) Perumusan Hipotesis a) Rumusan Hipotesis I

Ho : Tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.

Ha : Ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.


(58)

b) Rumusan Hipotesis II

Ho : Tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.

Ha : Ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.

c) Rumusan Hipotesis III

Ho : Tidak ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.

Ha : Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.

2) Pengujian Hipotesis I, II, III

Untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel digunakan korelasi product moment. Berikut ini adalah rumus Product Moment :

n ∑xiyi – (∑xi) (∑yi)

r

xy =

√{∑xi2 – (∑xi)2} {∑yi2 – (∑yi)2}

Keterangan :

r : koefisien korelasi

n : ukuran sampel

Setelah diperoleh harga r hitung, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel dengan taraf signifiknasi 5% dan (n) sama dengan


(59)

jumlah subyek yang diteliti. Apabila harga r hitung lebih besar atau sama dengan dari r tabel maka hipotesis diterima. Sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka hipotesis ditolak

Jika dalam penelitian ini, data tidak memenuhi pengujian prasyarat analisis, maka hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistika non parametrik, yaitu chi square dan dikerjakan dengan perhitungan manual. Chi square merupakan salah satu tes statistik non parametrik atau tes bebas distribusi. Teknik statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri dari dua kategori atau lebih dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar. Rumus chi square yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2008:107) :

(

)

=

=

k i h h o

f

f

f

1 2 2

χ

Penjabaran rumus chi square menurut Hartono (2008:230) adalah sebagai berikut:

(

) (

) (

) (

) (

)

... 2 2 2 2 2

2 = − + − + − + − + − +

h h o h h o h h o h h o h h o f f f f f f f f f f f f f f f χ Keterangan : χ2

= Chi-Square

fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan


(60)

Rumus untuk mencari fh (Hartono, 2008:226) adalah sebagai berikut:

∑ ∑

= a k b h f f x f f  

Keterangan : fh = frekuensi yang diharapkan

∑fa = jumlah frekuensi akhir pada tabel

∑fb = jumlah frekuensi baris pada sel yang dicari

∑fk = jumlah frekuensi kolom pada sel yang dicari

Derajat kebebasan ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Hartono, 2008:230) :

(

−1

)(

−1

)

= b k

dk

Keterangan : dk = derajat kebebasan b = jumlah baris k = jumlah kolom

Jika nilai χ2hitung > dari nilai χ2 tabel pada taraf signifikasi 5% (α = 0,050, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, Jika nilai χ 2 hitung < dari nilai χ2 tabel pada taraf signifikasi 5% (α = 0,050, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Apabila pada hasil perhitungan chi square terdapat pengaruh atau hubungan, maka perlu dihitung koefisien kontigensi. Koefisien kontigensi dihitung untuk mengetahui derajat hubungan antara faktor satu dengan faktor yang lainnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien kontigensi adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:282):

n C

+ = 2 2

χ χ


(61)

Keterangan: C = koefisien kontigensi

χ2

= khi kuadrat

n = jumlah responden

Agar harga koefisien (C) dapat diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antara faktor, maka harga C perlu dibandingkan dengan koefisien kontigensi maksimum (Cmaks) yang bisa terjadi. Harga C maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

m m Cmaks

1

− =

Keterangan: m = harga minimum antara B dan K (yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom)

semakin dekat nilai C dengan Cmaks, maka makin kuat hubungan yang terjadi di antara variabel tersebut.

Perhitungan interprestasi rasio koefisien kontigensi (C) terhadap C maksimum (Cmaks) adalah sebagai berikut:

maks rasio

C C C =

Tabel 3.6

Interpretasi Rasio Koefisien Kontigensi terhadap Cmaksimum

Nilai C Interpretasi

≥ 0,81 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah


(62)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Data Kelembagaan Sekolah

1. Nama Sekolah : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta 2. Lokasi : Jl. Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta 55223 3. Status : Terakreditasi – A

B. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi sekolah yang berkualitas dalam bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan berdasarkan ajaran kasih.

2. Misi

1) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. 2) Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar.

3) Mempertahankan dan meningkatkan disiplin sivitas akademika. 4) Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis.

5) Mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan kualitas budi pekerti.


(63)

C. Sejarah Berdirinya Sekolah

Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Yayasan BOPKRI (Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada zaman perjuangan, tepatnya tanggal 18 Desember 1945. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya, Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada masa Penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga pendidikan Kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang diusahakan oleh gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulan-perkumpulan di luar gereja.

Pada awal tahun 1943, Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh mengajar terus. Sekolah-sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah panji Perkumpulan Persekolahan Masehi (PPM). Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi.

Dalam masa perang kemerdekaan, umat Kristiani tidak mau ketinggalan, mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) didirikan pada 11 Mei 1945. Dalam Kongres yang


(64)

pertama di Surakarta, diputuskan didirikan lembaga pendidikan dengan nama BOPKRI, dengan Ketua Umum IP. Simanjuntak dan Penulis Pujo Suseno. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan pada 18 Desember 1945 dengan akte notaris RM. Wiranto, 11 Mei 1946. Dalam clash II pada 19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Yayasan BOPKRI telah menutup seluruh sekolahnya.

Pada tanggal 29 Juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta, Pemerintah RI kembali ke Ibu Kota Yogyakarta. Sri Sultan HB IX selaku Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada 5 Juli 1949 menyerukan agar semua sekolah dibuka kembali. BOPKRI menanggapi dengan antusias. Diadakan pembentukan BOPKRI baru dengan Ketua Drs. Sudarmono dan Penulis merangkap Bendahara yaitu S. Subanu. Dari sekolah-sekolah yang dibuka kembali antara lain adalah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

D. Keadaan Siswa

Pada tahun ajaran 2009/2010 ini, SMA BOPKRI 2 memiliki 529 siswa dari 3 kelas untuk setiap angkatannya yaitu XA, XB, XC, XD, XE, XF, XG, XH, XI BHS, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4, XI IPA 1, XI IPA 2, XII BHS, XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3, XII IPA 4, XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3, XII IPS 4 dengan rincian jumlah siswa per kelas sebagai berikut :


(65)

Tabel 4.1

Rincian jumlah siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X A 10 11 21

X B 13 9 22

X C 13 9 22

X D 11 9 20

X E 14 7 21

X F 21 10 21

X G 11 9 20

X H 13 8 21

XI IPA 1 16 9 25

XI IPA 2 16 9 25

XI IPS 1 15 11 26

XI IPS 2 20 7 27

XI IPS 3 14 12 26

XI IPS 4 16 8 24

XI BHS 2 7 9

XII IPA 1 11 7 18

XII IPA 2 10 8 18

XII IPA 3 9 9 18

XII IPA 4 6 11 17

XII IPS 1 16 14 30

XII IPS 2 16 14 30

XII IPS 3 22 7 29

XII IPS 4 18 11 29

XII BHS 5 5 10

JUMLAH 308 221 529

E. Kepala Sekolah

Sejak awal berdiri hingga sekarang SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sudah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 10 kali, beliau-beliau adalah Margono Paulus (1949-1957), Nathanael Daljoeni (1957-1963), Eghbert Daniel Yohanes (1963-1969), Drs. Widiatmoko Br (1970-1971), Purwanto, B.A.(1971-1974), Widiarso (1975-1977), Drs Tukidjo,W.S. (1977-1995), Drs.


(66)

S. Supadiyono (1995-2003), Drs. Priyanto (2003-2007), dan yang menjabat sebagai Kepala Sekolah saat ini adalah Sri Rahayuningsih, S.Pd.

F. Guru dan Karyawan

SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki 53 guru yaitu 13 guru negeri, 10 guru tetap yayasan, 25 guru tidak tetap dan 5 guru kontrak, sedangkan karyawannya sebanyak 31 orang.

G. Sarana Prasarana

Sarana prasarana di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ini sangat lengkap sehingga dapat mendukung siswa dalam belajar. Berikut ini adalah daftar sarana prasarana yang dimiliki oleh SMA BOPKRI 2 Yogyakarta :

Tabel 4.2

Rincian Sarana Prasarana SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

No. Sarana Prasarana Jumlah

1 R. Kelas 24

2 R. Kepsek 1

3 R. Tata Usaha 1

4 R. Waka 1

5 R. Guru 1

6 R. BP/BK 1

7 R. Tamu 1

8 R. Inventaris dan Keuangan 1

9 R. OSIS 1

10 R. Doa 2

11 R. CS 1

12 Lab. Kimia 1


(67)

14 Lab. Biologi 1

15 Lab. IPS 1

16 Lab. AVA 1

17 Lab. Komputer 1

18 Lab. Multimedia 1

19 Kamar mandi

20 Perpustakaan 1

21 Studio musik 1

22 Kantin 1

23 UKS 1

24 Dapur 1

25 Gudang 2

26 Koperasi karyawan 1

27 Foto copy 1

H. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah diterapkan sejak Tahun 2006/2007 untuk menggantikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.


(68)

I. Struktur Organisasi

SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki struktur Organisasi seperti yang tersaji pada bagan berikut ini :

Bagan 4.1

Struktur Organisasi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

……….

…….. …….

 

Yayasan BOPKRI Yogyakarta

Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

Komite Sekolah Kepala sekolah

Wakasek Manajemen Mutu

Kepala Tata Usaha

Waka I kurikulum

Waka II Kesiswaan

Waka III Hukermas

Waka IV SasPras

Koordinator BP/BK

Dewan Guru


(69)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 September 2009 di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang berjumlah 164 siswa. Sedangkan jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 127 siswa karena 12 siswa pada waktu penelitian dilaksanakan tidak masuk sekolah dan 25 siswa tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.

Deskripsi variabel penelitian ini mencakup prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan dengan deskripsi frekuensi yang menggunakan Penilaian Acuan Patokan II (PAP II) yaitu sebagai berikut :

1. Prestasi Belajar Siswa

Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel prestasi belajar siswa :

Tabel 5.1

Daftar Distribusi Frekuensi

Kelas interval fi fr (%) xi xi2 fixi fixi2

1156 – 1188 1189 – 1221 1222 – 1254 1255 – 1287 1288 – 1320 1321 – 1353 1354 – 1386

13 38 35 21 14 1 3 10,24 29,92 27,56 16,54 11,02 0,79 2,36 1172 1205 1238 1271 1304 1337 1370 1373584 1452025 1532644 1615441 1700416 1787569 1876900 15236 45790 43330 26691 18256 1337 4110 17856592 55176950 53642540 33924261 23805824 1787569 5630700


(70)

1387 - 1419 2 1,57 1403 1968409 2806 3936818

Total 127 100 157556 195761254

Dari tabel di atas diketahui bahwa 13 orang siswa (10,24%) memperoleh prestasi di antara 1156 – 1188, 38 orang siswa (29,92%) memperoleh prestasi antara 1189 – 1221, 35 orang siswa (27,56%) memperoleh prestasi antara 1222 – 1254, 21 orang siswa (16,54%) memperoleh prestasi antara 1255 – 1287, 14 orang siswa (11,02%) memperoleh prestasi antara 1288 – 1320, 1 orang siswa (0,79%) memperoleh prestasi antara 1321 – 1353, 3 orang siswa (2,36%) memperoleh prestasi antara 1354 – 1386, dan 2 orang siswa (1,57%) memperoleh prestasi antara 1387 – 1419.

Tabel 5.2

Interpretasi Prestasi Belajar

Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Kriteria

1377 – 1700 3 2,36 Sangat Tinggi 1122 – 1376 124 97,64 Tinggi

952 – 1121 0 0 Cukup

782 – 951 0 0 Rendah

< 782 0 0 Sangat Rendah

Jumlah 127 100

Dari tabel di atas diketahui, 3 orang siswa (2,36%) memperoleh prestasi yang sangat tinggi dan 124 orang siswa lainnya (97,64%) memperoleh prestasi yang tinggi.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden memperoleh prestasi di antara 1189 – 1221 (pada tabel daftar distribusi frekuensi) dan tinggi (pada tabel PAP II). Hal ini


(71)

didukung dengan hasil perhitungan nilai mean = 1240,59 ; modus = 1217,96 ; median = 1236,11 ; dan standar deviasi = 48,59.

2. Motivasi Belajar Siswa

Tabel 5.3

Interpretasi Motivasi Belajar Siswa

Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Kriteria

21 – 24 14 11,04 Sangat Tinggi

19 – 20 40 31,49 Tinggi

17 – 18 45 35,43 Cukup

15 – 16 19 14,96 Rendah

< 15 9 7,08 Sangat Rendah Jumlah 127 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 14 orang siswa (11,04%) menyatakan motivasi belajar sangat tinggi, 40 orang siswa (31,49%) tinggi, 45 orang siswa (35,43%) cukup tinggi, 19 orang siswa (14,96%) rendah dan 9 orang siswa (7,08%) sangat rendah. Hal itu didukung dengan perhitungan nilai mean = 17,97 ; modus = 18,17 ; median = 18,07 dan standar deviasi = 2,24.

3. Tingkat Pendidikan Orang tua

Tabel 5.4

Deskripsi Variabel Tingkat Pendidikan Orang tua

Kategori Frekuensi Presentase (%) Kriteria

Tamat Sarjana Tamat D3 Tamat SMA

45 14 60

35,43 11,02 47,24

Sangat Tinggi Tinggi Cukup


(72)

Tamat SLTP Tamat SD

3 5

2,38 3,93

Rendah Sangat Rendah Jumlah 127 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 45 orang siswa (35,43%) menyatakan bahwa tingkat pendidikan orang tuanya tamat Sarjana dengan kriteria sangat tinggi, 14 orang siswa (11,02%) tingkat pendidikan orang tuanya tinggi, 60 orang siswa (47,24%) pendidikannya cukup tinggi, 3 orang siswa (2,38%) pendidikannya rendah, dan 5 orang siswa (3,93%) pendidikannya sangat rendah.

4. Minat Siswa Memilih Jurusan

Tabel 5.5

Interpretasi Minat Siswa memilih Jurusan

Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Kriteria

37 – 44 71 55,91 Sangat Tinggi

32 – 36 48 37,80 Tinggi

29 – 31 6 4,72 Cukup

26 – 28 2 1,57 Rendah

< 26 0 0 Sangat Rendah

Jumlah 127 100%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa 71 orang siswa (55,91%) menyatakan minat siswa dalam memilih jurusan sangat tinggi, 48 orang siswa (37,80%) tinggi, 6 orang siswa (4,72%) cukup tinggi, dan 2 orang siswa (1,57%) rendah. Hal tersebut didukung dengan perhitungan nilai mean = 36,76 ; modus = 39,01 ; median = 39,95 ; standar deviasi = 3,62


(73)

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui kondisi masing-masing variabel apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dihitung dengan bantuan SPSS for windows versi 12.00 dan dilakukan dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Berikut disajikan rangkuman hasil pengujian normalitas tersebut :

Tabel 5.6

Uji Normalitas Variabel Penelitian

One-Sample Kolmogorov-Smirnov

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Hasil analisis pertama pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel prestasi belajar siswa diperoleh nilai asymptotic significance (asymp. Sig) = 0,002. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan nilai (α) = 0,05. Karena nilai asymp. sig < α

Prestasi Motivasi PendOrt Minat

N 127 127 127 127

Normal Parameters(a,b)

Mean

17.99 3.72 36.70 36.72

Std. Deviation 2.198 1.098 3.575 3.572

Most Extreme Differences

Absolute

.123 .278 .110 .109

Positive .087 .278 .090 .091

Negative -.123 -.233 -.110 -.109

Kolmogorov-Smirnov Z 1.887 1.392 3.139 1.240


(74)

maka variabel prestasi belajar siswa tersebut tidak berdistribusi normal.

Hasil analisis kedua pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel motivasi belajar siswa diperoleh nilai asymptotic significance (asymp. Sig) = 0,042. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan nilai (α) = 0,05. Karena nilai asymp. sig < α maka variabel motivasi belajar tersebut tidak berdistribusi normal.

Hasil analisis ketiga pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel pendidikan orang tua diperoleh nilai asymptotic significance (asymp. Sig) = 0,000. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan nilai (α) = 0,05. Karena nilai asymp. sig < α maka variabel pendidikan orang tua tersebut tidak berdistribusi normal.

Hasil analisis keempat pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel minat siswa memilih jurusan diperoleh nilai asymptotic significance (asymp. Sig) = 0,093. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan nilai (α) = 0,05. Karena nilai asymp.

sig < α maka variabel minat siswa memilih jurusan tersebut berdistribusi normal.


(75)

b. Pengujian Linearitas

Uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikat. Uji linieritas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows versi 12.00. Kriteria pengambilan keputusan atau kesimpulan linier terjadi apabila nilai F hitung <F tabel, dan sebaliknya, apabila Fhitung > F tabel maka tidak linier.

Berikut disajikan hasil pengujian linieritas untuk masing-masing variabel :

Tabel 5.7 Hasil Uji Linieritas

Variabel Bebas

Variabel terikat

df Fhitung Ftabel Kesimpulan

Prestasi belajar siswa

Minat memilih jurusan di SMA

14:111 0,951 1,77 Linier

Motivasi belajar siswa

Minat memilih jurusan di SMA

10:115 1,763 1,90 Linier

Tingkat pendidikan orang tua

Minat memilih jurusan di SMA


(76)

2. Pengujian Hipotesis

Dari pengujian persyaratan analisis data di atas terdapat data yang tidak normal. Dengan demikian data penelitian ini tidak memenuhi persyaratan untuk dianalisis menggunakan statistik parametik yaitu analisis korelasi product moment seperti yang direncanakan sebelumnya. Oleh sebab itu digunakan statistik non-parametrik yang dalam hal ini menggunakan Chi Square. Berikut ini disajikan perhitungan Chi Square secara manual :

a. Hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA

1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA.

Ha : Ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA.


(77)

2) Pengujian Hipotesis

Tabel 5.8

Frekuensi yang Diperoleh dan Frekuensi yang Diharapkan

Tabel 5.9 Kontingensi

Prestasi Minat memilih jurusan di SMA

ST T C/R/SR

Belajar

Siswa fo fh fo fh fo fh

JML ST 3 1.68 0 1.13 0 0.19 3 T 68 69.32 48 46.87 8 7.81 124

Jmlh 71 71 48 48 8 8 127

(

) (

) (

) (

)

32 , 69 32 , 69 68 19 , 0 19 , 0 0 13 , 1 13 , 1 0 68 , 1 68 , 1

3 2 2 2 2

2 = − + − + − + −

χ +

(

)

87 , 46 87 , 46 48− 2

+

(

)

81 , 7 81 , 7 8− 2

 

= 1,037 + 1,13 + 0,19 + 0,025 + 0,027 + 0,004 

413 , 2 2 =

χ  

Hasil analisis data dengan uji statistika χ2 menunjukkan bahwa nilai χ 2 hitung = 2,413. Berdasarkan tabel χ2, maka nilai

Minat memilih jurusan di SMA

37 - 44 32 – 36 29 – 31 26 – 28 < 26

Prestasi Belajar

Siswa fo fh fo fh fo fh fo fh fo fh

JML ST 3 1.68 0 1.13 0 0.14 0 0.05 0 0 3

T 68 69.32 48 46.87 6 5.86 2 1.95 0 0 124

C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

R 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(78)

χ2

tabel pada df = 2 ((b – 1)(k – 1) = (2 – 1)(3 – 1)) dengan taraf signifikansi 5% adalah 5,991. Hasil perhitungan menunjukkan

χ2

hitung = 2,413< χ2tabel =5,991. Dengan demikian, Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.

b. Hubungan antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA

1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.

Ha : Ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.

2) Pengujian Hipotesis

Tabel 5.10

Frekuensi yang Diperoleh dan Frekuensi yang Diharapkan

Minat siswa memilih jurusan di SMA 37 - 44 32 - 36 29 - 31 26 - 28 < 26 Motivasi

Belajar

Siswa fo fh fo fh fo fh fo fh fo fh

JML

ST 11 7.83 3 5.29 0 0.66 0 0.22 0 0 14 T 26 22.36 14 15.12 0 1.89 0 0.63 0 0 40 C 31 25.16 11 17.01 3 2.13 0 0.71 0 0 45 R 3 10.62 15 7.18 1 0.90 0 0.30 0 0 19 SR 0 5.03 5 3.40 2 0.42 2 0.14 0 0 9


(79)

Tabel 5.11 Kontingensi

 

Minat Memilih Jurusan di SMA

ST T C/R/SR

Motivasi belajar

Siswa fo fh fo fh fo fh

JML ST 11 7.83 3 5.29 0 0.88 14

T 26 22.36 14 15.12 0 2.52 40 C 31 25.16 11 17.01 3 2.84 45 R/SR 3 15.65 20 10.58 5 1.76 28

Jmlh 71 71 48 48 8 8 127

(

) (

) (

) (

) (

)

+ + − + − + − + − = 12 , 15 12 , 15 14 36 , 22 36 , 22 26 88 , 0 88 , 0 0 29 , 5 29 , 5 3 83 , 7 83 , 7

11 2 2 2 2 2

2 χ

(

) (

) (

) (

) (

)

+ + − + − + − + − 65 , 15 65 , 15 3 84 , 2 84 , 2 3 01 , 17 01 , 17 11 16 , 25 16 , 25 31 52 , 2 52 , 2

0 2 2 2 2 2

(

)

58 , 10 58 , 10 20− 2

 + 

(

)

76 , 1 76 , 1 5− 2

 

=1,283 + 0,991 + 0,88 + 0,592 + 0,082 + 2,52 + 1,355 + 2,123 + 0,009 + 10,225 + 8,387 + 5,964

411 , 34 2 = χ    

Hasil analisis data dengan uji statistika χ2 menunjukkan bahwa nilai χ 2 hitung = 34,411. Berdasarkan tabel χ2, maka nilai

χ2

tabel pada df = 6 ((b – 1)(k – 1) = (4 – 1)(3 – 1)) dengan taraf signifikansi 5% adalah 12,592. Hasil perhitungan menunjukkan

χ2


(80)

dan Ha diterima, artinya bahwa ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA. Nilai kontingensi rasio sebesar 0,564 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA memiliki derajat hubungan yang cukup tinggi.

c. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA

1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.

Ha : Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA

2) Pengujian Hipotesis

Tabel 5.12

Frekuensi yang Diperoleh dan Frekuensi yang Diharapkan

Minat memilih jurusan di SMA

37 - 44 32 – 36 29 - 31 26 - 28 < 26

Tingkat pendidikan

orang tua

fo fh fo fh fo fh fo fh fo fh

JML

ST 19 25.16 22 17.00 2 2.13 2 0.71 0 0 45

T 8 7.83 5 5.29 1 0.66 0 0.22 0 0 14

C 37 33.54 20 22.68 3 2.83 0 0.94 0 0 60

R 3 1.67 0 1.13 0 0.14 0 0.05 0 0 3

SR 4 2.80 1 1.90 0 0.24 0 0.08 0 0 5


(1)

LAMPIRAN IX

SURAT

IJIN

PENELITIAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 142

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 1 165

Hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 2, Yogyakarta.

1 2 131

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

0 2 140

Hubungan antara lingkungan belajar siswa, dorongan orang tua dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas 2 di SMU BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 188

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu

0 0 163

Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 4 140

Hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 2, Yogyakarta - USD Repository

0 0 129

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta - USD Repository

0 0 150