Metodologi Hasil dan Pembahasan

Moehammad Ali Jambak, Suyati Ibrahim, Dyah Ayu Setyorini 2 James 1979, namun juga tidak mengabaikan model lain, apabila mendukung data analisis dari kandungan biota penyusun batugamping. Dasar Interpretasi Beberapa parameter mengkarakteristikan paleoekologi dan ini dapat dikenali melalui efeknya akumulasi penyusun batuan sedimen karbonat lampiran 3 rekonstruksi lingkungan berdasarkan atas pengetahuan paleontologi dari proses lingkungan dan hasilnya produk akan menghasil- kan penafsiran sekuen sedimentasi yang tepat. Model facies digunakan sebagai dasar untuk pemahaman tentang lingkungan pengendapan hidup dan dikontruksikan dari kenyataan dan studi teoritis, baik pada rekaman batuan dan lingkungan modern. Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penelitian Geologi Umum Morfologi daerah penelitian merupakan punggungan bukit-bukit yang dibentuk oleh batuan karbonat yang berelevasi antara 400 hingga 800 meter dpl. Kelerengan dari bukit-bukit berkisar antara 20 hingga 100 persen, umumnya kelerengan yang ada saat ini bukan kelerengan yang alamiah, tetapi terjadi akibat penambangan dari batuan. Pada daerah ini sering terdapat gua-gua dan banyak diantaranya yang sudah runtuh dan dibeberapa tempat terjadi proses karstifikasi. Pada Geologic Map of Rajamandala - Togogapu Area West Jawa Gambar 2, terlihat penyebaran batuan dari beberapa formasi yang terdapat di sekitar daerah Rajamandala - Togogapu, dengan urutan stratigrafi menurut Martrodjojo, 1983 Koesoemadinata, 1992. Berdasarkan kolom tersebut, umur dari Formasi Rajamandala adalah Oligosen Akhir- Miosen Awal dengan ketebalan formasi sekitar 300 – 700 m, litologi terdiri atas batuan karbonat koral dan batuan karbonat foraminifera - algae yang memperlihatkan adanya perlapisan maupun yang masive . Secara lateral kontak batuan ini saling menjemari dengan satuan lanau dan batupasir kuarsa. Punggungan kompleks batuan karbonat Formasi Rajamandala mempunyai arah umum jurus timurlaut - baratdaya yang mendekati ke arah timur  barat, kemiringan ke arah selatan dangan besar kemiringan antara 40 –60 . Sesar-sesar yang terdapat di daerah ini berupa sesar sesar geser yang hampir secara umum mengarah utara selatan. Pada daerah zona sesar sering terjadi juruskemiringan yang kacau, bahkan terdapat kemiringan lapisan yang hampir paralel dengan bidang sesar. Gambar 2.

II. Metodologi

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berdasarkan data observasi lapangan atau singkapan dan hasil deskripsi sayatan tipis petrografi dari sampel batuan yang diambil dari beberapa lokasi di daerah tersebut. Di lapangan dilakukan observasi singkapan, deskripsi megas- kopik, dan pengambilan sampel batuan, serta pengambilan data-data lain, seperti morfologi dan struktur yang teramati pada singkapan. Sampel batuan yang telah diambil dibuatkan sayatan tipisnya untuk diamati secara mikroskopik, seperti tekstur dan kandungan fosil yang teramati untuk mengetahui penamaan batuan. kandungan biota dan penafsiran fasiesnya. Klasifikasi pemerian yang digunakan adalah menurut Klasifikasi Dunham 3 1962 Lampiran 4 yang dikombinasikan dengan Klasifikasi Emrie Klovan 1972 Lampiran 5. Gambar 2. Kartun 3D Penyebaran dan Morfologi dari Batugamping Oligosen – Miosen Formasi Rajamandala

III. Hasil dan Pembahasan

Assosiasi Fasies dan Paleoekologi Batuan Karbonat Terdapat enam lokasi singkapan yang diobservasi, analisis petrografi dan determinasi fauna, dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis fasies. Penafsiran didasarkan oleh kenam- pakan lapangan, berupa ciri ciri sedimentasi, yaitu tekstur dan struktur sedimen dari batuan karbonat, sedangkan determinasi sayatan tipis conto digunakan klasifikasi Dunham yang dikombina- sikan dengan Embri dan Klovan, 1971. Analisis fasies batuan dan paleoekologi daerah penelitian adalah sebagai berikut :  Fasies Batuan Karbonat G. Pabiasan dan sekitarnya Lepidocyclina Packstone Facies . Fasies ini terdiri atas batuan karbonat yang banyak mengandung grup foraminifera besar Orbitoid, terutama dari jenis Lepidocyclina , berwarna putih kekuningan, pucat, kompak, terpilah buruk, ada beberapa foram besar terorientasi dengan baik, genusspecies yang terdapat adalah foraminifera besar Lepidocyclina sp; Miogypsinoids; Spiroclypeus sp; Heterostegina sp; Nummulites sp; Cycloclypeus sp; Operculina sp; Austrotrillina sp; Borelis pygnaeus. Coral dan Algae: Fragmen Coral ; Coralline Algae; Jania sp; Lithothamnion sp. , sedangkan foram bentonik kecil Amphistegina sp; Textularia sp; Cibicides sp; Elphidium sp; Miliolid; Haplophragmoides sp; Nonion sp , serta fauna lain Bryozoa; Ostracod; Pelecypoda; Brachiopoda; Echinoids spine . Lepidocyclina, Miogypsina dan orbitoid lainnya, semuanya bercampur dengan koral debris. Bagian tertentu batuan karbonat ini membentuk mound , berlapis dengan ketebalan lapisan berkisar 1 cm hingga 1 m. Dari kelimpahan foraminifera besar, struktur perlapisan dan bentuk moun, fasies ini ditafsirkan terbentuk di zona paleoekologi fore reef atau bagian reef slope, dengan aktifitas gelombang yang cukup aktif. Fasies yang disebutkan di atas sering berlapis dengan fasies Coral Boundstone dan Coral Packstone  Grainstone Facies . Facies ini merupakan kesatuan yang dicirikan berwarna putih pucat, sering terdapat noda  noda berwarna kelabu atau kecoklatan, keras dan kompak, umumnya terdiri dari atas alga dan coral framework koral batu, koral cabang coral dan algae : fragmen coral; Coralline Algae; Jania sp; Lithothamnion sp., pemilihan sedang hingga buruk, pada bagian tertentu dari fasies boundstone ini sering terdapat facies packstone  grainstone yang mengisi kantong  kantong coral framework atau berupa sand pocket body of rock . Fasies ini merupakan insitu reef atau core reef yang terdapat di dalam celah atau kantong yang terisi oleh fasies lain, seperti disebut di atas. Pembentukan pada kondisi ekologi yang stabil, sehingga reef dapat berkembang dengan baik.  Fasies Batuan Karbonat Togogapu Fasies batuan karbonat berlapis bedding limestone facies , fasies ini terdiri atas perselingan antara batuan berukuran lanau dengan batupasir bersifat gampingan, berwarna kelabu sampai kehitaman, tebal perlapisan antara 3 30 cm, kadang kadang terdapat sisipan batulempung gampingan mudstone, struktur sedimen laminasi Moehammad Ali Jambak, Suyati Ibrahim, Dyah Ayu Setyorini 4 Gambar 3. Foto singkapan lokasi Pabiasan memperlihatkan batuan karbonat berlapis foto kanan, karst foto tengah, dan bedded – massive coral foto kiri. Gambar 4. Foto mikrofosil penyusun batugamping dari sampel Pasir Pabiasan – Padalarang graded bedding , dan kadang-kadang terdapat struktur silang siur, fosil foraminifera cukup melimpah, antara lain : foraminifera besar Lepidocyclina sp; Miogypsinoides sp; Spiroclypeus sp; Heterostegina sp; Nummulites sp; Cycloclypeus sp; Operculina sp; Austrotrillina sp; Borelis pygnaeus. Coral dan Algae: Fragmen coral ; Coralline Algae; Jania sp; Lithothamnion sp. . Foram planktonik dan bentonik kecil Globigerinids; Textularia sp; Rotalia sp, dan fauna lain Bryozoa; Ostracod; Echinoids spine. Pada 5 bagian atas, umumnya mengalami erosi atau terpotong oleh batuan karbonat fasies Rudstone yang terlihat sebagai konturit dan channel. Fasies batuan karbonat Togogapu ini dapat ditafsirkan terendap- kan di zona bagian bawah dari lingkungan slope dan ke arah atas menjadi fore reef hingga reef slope. Gambar 5. Foto singkapan pada Pasir Cikamuning Tagogapu yang memperlihatkan batuan karbonat berlapis dengan sisipan massive Coral Bounstone – Rudstone Facies dengan ketebalan ± 1m. Struktur sedimen yang teramati cukup baik, berupa perlapisan dan graded bedding yang kadang-kadang dijumpai mineral glaukonit yang melimpah.  Fasies Batuan Karbonat Rudstone. Fasies ini merupakan produk longsoran dari insitu reef, ciri litologi, terdiri atas potongan- potongan koral masif koral cabang bercampur dengan foraminifera besar, yaitu asosiasi Lepidocyclinna dan Miogypsinoides . Fragmen berukuran mencapai 40 cm, yang terdapat dalam masa dasar pasiran dan lempungan, warna putih kekuningan atau pucat, pemilahan buruk, tebal lapisan berkisar antara 3 - 5 m. Pada singkapan di Togogapu fasies ini terlihat mengerosi lapisan dari facies batuan karbonat berlapis. Hal tersebut merupakan cerminan adanya proses abrasif pada daerah reef dan produknya terendapkan berupa talus di bagian lereng zona fore reef pada waktu aktifitas gelombang laut dominan.  Fasies Batuan Karbonat Sangiyangtikoro Coral Reef Facies, Rudstone - Packstone Facies , fasies yang dicirikan oleh coral boundstone, berwarna putih pucat, sering terdapat noda - noda berwarna kelabu atau kecoklatan, keras dan kompak, umumnya terdiri atas koral alga framework koral batu, koral cabang, pemilihan sedang hingga buruk, pada bagian tertentu dari fasies boundstone ini sering terdapat facies packstone-rudstone yang mengisi kantong-kantong coral framework atau berupa sand pocket body of rocks. Gambar 6. Foto singkapan di Sangiangtikora yang memperlihatkan batugamping masif, yang terdiri dari fasies yang dominan masiv coraldan large foram serta branching coral Moehammad Ali Jambak, Suyati Ibrahim, Dyah Ayu Setyorini 6 Gambar 7. Foto Mikrofosil Penyusun Batugamping dari sampel Togogapu – Padalarang Fauna yang dijumpai adalah foraminifera besar Lepidocyclina sp; Miogypsinoides sp; Miogysina sp; Spiroclypeus sp; Cycloclypeus sp; Operculina sp; Austrotrillina sp; Borelis pygnaeus . Coral dan Algae: fragmen coral Coralline Algae; Jania sp; Lithothamnion sp, Lithoporella sp; Halimeda ; foram planktonik dan bentonik kecil Peneroplis sp; Amphistegina sp; Elphidium; Miliolid; Globigerinids , dan fauna lain Bryozoa; Pelecypoda; Echinoid dan Ostracoda . Fasies ini merupakan insitu reef bagian belakang hingga core reef. Pembentukan pada kondisi ekologi yang stabil dan air laut yang relatif tenang, sehingga reef dapat berkembang dengan baik.  Fasies Batuan Karbonat Gn. Masigit dan Gn. Pawon Platy Coral Facies Fasies ini terdiri atas batuan karbonat boundstone yang dominan, berupa jenis platy coral dan sering terdapat foraminifera besar, kenampakan lapangan fasies ini, seperti berlapis yang dicerminkan oleh sifat coral tersebut. Warna batuan karbonat adalah putih kecoklatan, keras dan kompak, ukuran bentang platy bervariasi dari keratan kecil hingga mencapai 30 cm. Pada bagian tertentu terdapat batuan karbonat packstone yang mengandung platy coral bounstone yang framework foraminifera besar Lepidocyclina sp; Miogypsinoides; Spiroclypeus sp; Heterostegina sp; Cycloclypeus sp; Operculina sp; Austrotrillina sp; Borelis pygnaeus. Coral dan Algae : Fragmen coral; Coralline Algae; Red algae; Lithothamnion sp, foram planktonik dan bentonik kecil Amphistegina sp; Globigerinids, dan fauna lain: Bryozoa; Ostracod; Echinoids spine Gambar 10 dan 11. Facies Platy coral, biasanya terbentuk pada daerah reef yang relatif dalam dan berair tenang, karena pada daerah ini yang berkembang adalah jenis folius coral.  Fasies Batuan Karbonat Daerah Pr. Manik Coral Reef Facies, Rudstone - Packstone Facies, fasies yang dicirikan oleh coral boundstone, berwarna putih pucat, sering terdapat noda-noda berwarna kelabu atau kecoklatan, keras dan kompak, umumnya terdiri atas koral alga framework koral batu, koral cabang, pemilahan sedang hingga 7 buruk, pada bagian tertentu dari fasies boundstone ini sering terdapat fasies packstone –rudstone. Fauna yang dijumpai adalah foraminifera besar: Lepidocyclina sp; Miogypsinoides; Miogysina sp; Cycloclypeus sp; Coral dan Algae : Fragmen Coral; Coralline Algae. Foram bentonik kecil : Globigerina sp; Amphistegina sp. Fauna lain : Echinoid.Gambar 13. Facies ini merupakan insitu reef bagian belakang dari reef crest. Pembentukan pada kondisi ekologi yang stabil dan air laut yang relatif tenang, sehingga reef dapat berkembang dengan baik. Gambar 8. Foto Mikrofosil Penyusun Batugamping dari sampel Sanghiyang Tikoro – Padalarang

IV. Simpulan