Batasan Tujuan Penilaian Kuantitas Penggunaan Antibiotika Di Rumah Sakit Penilaian Kualitas Penggunaan Antibiotika Di Rumah Sakit

KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA KPRA RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG 54 Gambar 5. Alur Penilaian Penggunaan Antibiotika Gyssens Classification Gyssens, 2005 KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA KPRA RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG 55 KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA KPRA RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG 56 KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG PELAPORAN INDIKATOR MUTU PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA TAHUN : ....................... 1. Kualitas Penggunaan Antimikroba di RSUD Dr. Saiful Anwar Geyssen : No. LokasiSMF VI V IVa IVb IVc IVd IIIa IIIb IIa IIb IIc I 2. Kuantitas Penggunaan Antimikroba di RSUD Dr. Saiful Anwat DDD : No Nama Antimikroba Rute g DDD WHO Lama Inap Numerator DDD100 patient-days 3. Pelaksanaan Forum Kajian Kasus Infeksi Terintegrasi : Tgl Kajian Kasus Pemimpin Peserta Kajian Kesimpulan Kajian Kasus Ringkasan : Mengetahui, Malang,.................................................... Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba RSUD Dr. Saiful Anwar Malang KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA KPRA RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG 57

4.2 Antimicrobial Stewardship Program Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Antimicrobial Stewardship Programs merupakan suatu program yang saling melengkapi untuk mengubah atau mengarahkan penggunaan antimikroba di fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan program untuk mengoptimalkan penggunaan antimikroba dalam rangka pengendalian resistensi. Pelaksanaan program dapat dikelompokkan menjadi dua strategi Mc Dougal C, 2005: a. Strategi utama b. Strategi pendukung Secara garis besar dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 15. Strategi Utama Antimicrobial Stewardship Strategi Cara Pelaksanaan Pelaksana Keuntungan Kerugian Auditing secara prospektif disertai dengan umpan balik dan intervensi 1. Audit kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotika. 2. Monitoring kuman kebal antibiotika. 1. Dokter spesialis infeksi 2. Farmasi klinik yang telah dilatih tentan penyakit infeksi. 3. Mikrobiologi klinik 1. Perbaikan kualitas dan kuantitas penggunaan antibiotika 2. Menghemat biaya pengobatan - Pembatasan jenis antibiotika pada formularium, diperlukan pengesahan untuk mendapatkan jenis-jenis antibiotika tertentu Membatasi pemberian antibiotika restriksi dan hanya diberikan untuk indikasi yang disetujui bersama. Komite terapi antibiotika: personel yang memberikan persetujuanapproval dokter spesialis infeksi, farmasi klinik 1. Dapat mengkontrol penggunaan antibiotika secara langsung 2. Dapat dijadikan pendidikan individu 1. Para penulis resep antibiotika merasa dibatasi kewenangannya 2. Diperlukan banyak waktu untuk para konsultan. KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA KPRA RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG 58 Tabel 16. Strategi pendukung Antimicrobial Stewardship Strategi Cara Pelaksanaan Pelaksana Keunutngan Kerugian Pelatihan dan penerapan pedoman penggunaan antibiotika dan Clinical Pathways 1. Pembentukan pedoman dan Clinical Pathways penggunaan antibiotika. 2. Pelatihan klinisi secara kelompok klinisi atau individual oleh pelatih 1. Komite terapi antibiotika membuat pedoman dan Clinical Pathways 2. pelatih dokter, farmasi 1. Dapat mengubah pola perilaku 2. Menghindari perasaan kehilangan kewenangan menulis antibiotika Pelatihan pasif tidak efektif Mengkaji dan memberi umpan balik 1. Antibiotika yang menjadi target direview tiap hari 2. Umpan balik ke penulis resep untuk memberikan rekomendasi alternatif antibiotika untuk terapi yang lebih tepat 1. Komite antibiotika dan terapi membuat pedoman. 2. Reviewer personel Clinical Pharmacist 1. Menghindari perasaan kehilangan kewenangan menulis antibiotika 2. Kesempatan untuk memberi penyuluhan secara individual Kepatuhan terhadap rekomendasi secara sukarela kecil Bantuan teknologi informasi Penggunaan teknologi informasi untuk menerapkan strategi yang sudah dilaksanakan 1. Komite antibiotika membuat aturan- aturan yang dimasukkan ke sistim komputer. 2. Personel yang memberikan persetujuan penggunaan antibiotika reviewer. 3. Programmer computer 1. Data penting yang diperlukan dapat mudah diperoleh 2. Dapat membantu strategi lainnya. Investasi yang cukup mahal. Streamlining atau terapi ekskalasi Setelah tersedia hasil pemeriksaan mikrobiologi dan test kepekaan terapi empiris antibiotika diubah menjadi: 1. lebih sensitif 2. spektrum sempit 3. lebih aman 4. lebih murah Tersedia laboratorium mikrobiologi yang memadai 1. Biaya lebih murah 2. Mencegah selection pressure Tidak semua fasilitas kesehatan tersedia laboratorium mikrobiologi KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA KPRA RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG 59 Daftar Pustaka 1. Kazemi A. An overview on the global frequency superficialcutaneous mycoses and deep mycoses. Jundishapour J Microbiol. 2013:6:202-4. 2. Bruckner DA, Kokkinos HM. Classification of fungi. In: Feigin RD, Cherry JD, Demmler- Harrison GJ. Kaplan SL. Feigin and Cherry’s Textbook of Pediatric Infectious Diseases. Eds. 6 th ed. 2009: 2715-7. 3. Crameri R. Blaser K. Allergy and immunity to fungal infections and colonization. Eur Respir J.2002;19:151-7. 4. Mc Cullers JA, Williams BF, Wu S, Smeltzer MP, Williams BG, Hayden RT. et al. JPIDS;2012:26-34. 5. Kousha M, Tadi R, Soubani AO. Pulmonary aspergillosis: a clinical review. Eur Respir Rev.2011;20:156-74. 6. Lortholary O, Denning DW, Dupont B. Endemic mycoses: a treatment update.JAC.1999;43:321-31. 7. Lionakis MS. New insight into innate immune control of systemic candidiasis. Medical mycology.2014;52:555-64. 8. Brad S. Novel insight into disseminated candidiasis: Pathogenesis research and clinicl experience converge. Plos pathogens.2008;4:e38. 9. Khan ZK, Jain P. Antifungal agents and immunomodulators in systemic mycoses. Indian J Chest Dis Allied Sci.2002;42:345-55. 10. Allen UD. Antifungal agents for the treatment of systemic fungal infections in children. Pediatr Child Health.2010;15:603-8. 11. Felton T, Troke PF, Hope WW. Tissue penetration of antifungal agents.CMR.2014;27:68-88. 12. Silva S, Negri M, Henriques M,Oliveira R, Williams DW, Azeredo J. Candida glabrata, Candida parapsilosis and Candida tropicalis: biology, epidemiology, pathogenecity and antifungal resistance. FEMS Mirobiol Rev.2012;36:288-305. 13. Rex JH, Walsh TJ, Nettleman M, Anaissie EJ, Bennet JE, Bow EJ. et al. Need for alternative trial designs and evaluation strategies for therapeutic studies of invasive mycoses. CID.2001;33:95-106. 14. Freifeld AG, Bow EJ, Sepkowitz KA, Boeckh MJ, Ito JI, Mullen CA, et al. Clinical practice guideline for the use of antimicrobial agents in netropenic patients with cancer: 2010 update by the Infectious Diseases Society of America. CID.2011;52:e56-e93. 15. Eschenauer GA, Carver PL, Lin SW, Klinker KP, Chen YC, Potoski BA, et al. Fluconazole versus an echinocandin for candida glabrata fungemia: a retrospective cohort study. J Antimicrob Chemother.2013;68:922-6.