Perancangan Buku Ilustrasi Mengenai Kesenian Rudat Buhun

(1)

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak tempat penelitian, menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, (04/08/2016)

Penulis, Pembimbing,

Syafril Chaerul Basyri Yully Ambarsih Ekawardhani M.Sn.


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI MENGENAI KESENIAN

RUDAT BUHUN

Syafril Chaerul Basyri

NIM.51910037

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal: (4 Agustus 2016)

Menyetujui, Pembimbing

Yully Ambarsih Ekawardani, M.Sn. NIP. 4127 32 06 001

Dekan Fakultas Desain

Prof. Dr. Primadi Tabrani NIP. 4127 32 06 036

Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual

M. Syahril Iskandar, S.Sn.,M.ds. NIP. 4127 32 06 003


(3)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Syafril Chaerul Basyri

NIM : 51910037

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, 4 Agustus 2016

Syafril Chaerul Basyri NIM. 51910037


(4)

52

Riwayat Hidup

Nama Lengkap : Syafril Chaerul Basyri Alamat : Jl. Guntur 285

Kecamatan Kota Wetan Garut TTL : Garut, 17 April 1992

Email : apinxafrole@gmail.com

Handphone : 089610999675 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum menikah Kewarganegaraan : Indonesia

Pendidikan

Tahun Keterangan

1998-2004 Tamat SD Muhammadiyah 2004-2007 Tamat SMPN 3 Garut 2007-2010 Tamat SMAN 6 Garut 2010-2016 Mahasiswa Unikom Bandung

Kemampuan

- Mampu menggunakan perangkat komputer dengan baik (tidak gaptek)

- Mampu menggunakan sofware Paint tool SAI, Adobe photoshop, Adobe indesign, Adobe Illustrator, dan Adobe premiere dengan baik.

- Mampu menggambar dengan baik. - Cukup menguasai bahasa Inggris. - Mampu bekerja dibawah tekanan.


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI MENGENAI KESENIAN RUDAT BUHUN

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Syafril Chaerul Basyri NIM. 51910037

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan serta kelancaran sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Mengenalkan Seni Tradisional Rudat Buhun”.

Penelitian ini tentunya banyak sekali kendala dalam prosesnya, tetapi dengan bantuan dan bimbingan dari dosen, terutama atas izin Tuhan Yang Maha Esa. Kesulitan tersebut dapat teratasi, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Pembimbing TA Yully Ambarsih Ekawardhani, M.Sn. 2. Penguji yang telah memberikan masukan yang bermanfaat 3. Kepada Pembina sanggar seni rudat Itang

4. Kepada tempat sanggar seni rudat Sekeloa Selatan 5. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari masih sangat banyak kekurangan dalam penulisan penelitian ini. Meskipun penulis berharap penulisan ini sudah cukup baik dan dapat bermanfaat dikemudian hari bagi pembaca dan mendorong pembaca untuk bisa melanjutkan dan menyempurnakannya lagi.

Bandung, 12/04/20016 Penulis,


(7)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... 52

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II PERANCANGAN INFORMASI KESENIAN TRADISIONAL RUDAT BUHUN MELALUI BUKU ILUSTRASI ... 6

II.1 Kesenian Tradisional ... 6

II.2 Kondisi Kesenian Tradisional Rudat Buhun Saat ini ... 7

II.2.1 Pengertian Rudat Buhun ... 6

II.2.2 Hal Detil Tentang Kesenian Rudat ... 9

II.3 Analisa Dari Wawancara Dengan Pemilik Sanggar Seni Rudat Sekeloa Selatan ... 12

II.4 Pendapat dan Pemahaman Responden ... 14

II.5 Resume yang mengarah pada solusi perancangan ... 15


(8)

viii

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN ... 17

III.1 Strategi Perancangan ... 17

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 17

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 18

III.1.2.1 Pendekatan Komunikasi Secara Visual ... 18

III.1.2.1 Pendekatan Komunikasi Secara Verbal ... 19

III.1.3 Materi Pesan ... 19

III.1.4 Gaya Bahasa ... 19

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 20

III.1.5.1 Consumer Insight ... 20

III.1.5.2 Journey ... 20

III.1.5.3 Indikator Konsumen ... 22

III.1.6 Strategi Kreatif ... 22

III.1.6.1 Storyline ... 23

III.1.6.2 Visualisasi ... 25

III.1.7 Strategi Media ... 26

III.1.8 Strategi Distribusi dan waktu Penyebaran media ... 28

III.1 Konsep Visual ... 30

III.2.1 Format Desain ... 30

III.2.2 Tata Letak ... 30

III.2.3 Huruf ... 32

III.2.3.1 Tipografi Judul ... 32

III.2.3.2 Tipografi Narasi dan, Dialog, dan Credit ... 32

III.2.4 Ilustrasi ... 33

III.2.4.1 Studi Karakter ... 34

III.2.4.2 Studi Lokasi ... 37

III.2.4.2 Studi Properti ... 38


(9)

ix

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 40

IV.1 Buku Ilustrasi Tentang Rudat : 4 jurus kebaikan ... 40

III.1.1 Media ... 40

III.2 Media Pendukung ... 44

IV.2.1 Poster ... 44

IV.2.2 Flyer ... 45

IV.2.3 X – Banner ... 46

IV.2.4 T – Shirt ... 47

IV.2.5 Tote Bag ... 48

IV.2.6 Pin ... 49

IV.2.7 Gantungan Kunci ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(10)

51

DAFTAR PUSTAKA Sumber Jurnal Internet

E-jurnal (2010) Pengertian Ilustrasi. Diambil dari :

http://www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-ilustrasi.html (10 April 2016).

Sumber Artikel Internet

Edukasi Kultur Dan Wisata (2012) Seni Tradisional Banten : Rudat Diambil dari :

http://infobanten22.blogspot.co.id/2012/03/seni-tradisional-banten-rudat.html (10 April 2016 ).

Siska. (2012). Pengertian Buku. Diambil Dari:

http://matakristal.com/pengertian-buku/ (10 April 2016). Sumber Buku

Soemardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung : ITB. Sumber Wawancara :

Wawancara :

Pemilik dan pembina sanggar seni rudat Sekeloa Selatan Itang (12 Januari 2016).


(11)

1

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Beragam macam seni tradisional dari Indonesia yang terdapat di setiap adat, budaya, dan daerah masing-masing. Masyarakat Indonesia yang mengetahui seni tradisional secara turun-temurun atau dari lingkungan itu sendiri. Banyak kesenian tradisional di berbagai pelosok negeri ini yang mempunyai ciri khas tersendiri, ada kesenian dari Sumatera, Aceh dengan tari saman yang terkenal, dari Kalimantan tari baksa kembang, dari Sulawesi tari dero, dari Papua tari cendrawasih, dari Jawa ada reog dan masih banyak lagi kesenian dari berbagai pulau dan adat – adat yang ada di negeri Indonesia ini yang masih belum diketahui oleh orang banyak. Dalam hal ini kesenian dari adat sunda yang bisa kita ketahui oleh masyarakat awam dari puluhan kesenian tradisional yang ada di tatar adat Sunda seperti kesenian tradisional pencak silat, jaipong, kuda lumping, degung, kuda renggong, wayang golek merupakan bagian dari kesenian tradisional adat Sunda yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat dalam ataupun di luar Indonesia. Seni tradisional ini memiliki pesan moral yang bermanfaat dalam sisi jasmani dan rohani. Sementara di tatar Sunda atau Bumi Parahyangan. kesenian ini juga bisa menjadi hiburan khas bagi penikmatnya, bahkan beberapa pentas seni di masyarakat Indonesia.

Dengan memberikan pengetahuan tentang kesenian tradisional kepada masyarakat yang memberikan informasi terhadap kesenian tradisional kepada masyarakat, Seperti rudat buhun yang sudah ada di jaman Wali Songo yaitu Sunan Gunung Jati. Kesenian rudat buhun ini memliki ciri khas tersendiri dari penampilannya dan penyampaian. Rudat itu diambil dari bahasa Arab yaitu Rudatun yang artinya taman bunga dalam hal ini berarti bunganya pencak. Dan buhun itu diambil dari bahasa Sunda yang artinya sudah lama. Dalam perkembangan kesenian sunda khususnya rudat Buhun cukup berpengaruh bagi masyarakat sunda untuk melestarikan kebudayaan dari adat sunda. Biasanya kesenian rudat buhun diadakan pada setiap acara Mauludan, Rajaban, Hari Raya Idhul Fitri dan Hari Raya Idhul Adha, pada perkembangan seni


(12)

2

Rudat Buhun dipertunjukan dalam acara-acara sarana hiburan di lingkungan pesantren, acara hiburan dalam upacara perkawinan atau khitanan, dipakai untuk menjemput para tamu-tamu, Sarana dawah dalam penyebaran Agama Islam. Kini kesenian Rudat Buhun kini menjadi sebuah budaya turun-temurun yang dilakukan oleh sebagian masyarakat sunda dari generasi ke generasi yang lain seperti di daerah Sekeloa yang mengenal kesenian tersebut sudah lama.

Dalam pandangan masyarakat yang tidak ikut terjun dalam pertunjukan seni rudat ini banyak yang mengira bahwa kesenian ini hanyalah hiburan bagi penikmat kesenian tradiosional tersebut, tetapi dari pihak yang terkait yaitu pemain dari kesenian rudat ini bukan sembarang kesenian yang hanya mempertunjukan hiburan semata untuk penikmat kesenian tradisional, dalam setiap gerakan, nyanyian, gendrang musik yang mendayu itu memiliki arti yaitu untuk mendekatkan diri kepada Yang Kuasa dan menyadarkan diri dari sifat perbuatan yang baik.

Dengan kondisi seperti itu dibutuhkan perancangan media informasi yang menarik dari segi visual agar masyarakat tertarik, seperti buku ilustrasi dan juga komik, namun dilihat dari permasalahan lebih baik memperkenalkan rudat buhun sejak dini karena anak-anak mudah mempelajari sesuatu dan mengingatnya. Komik atau buku ilustrasi bisa menjadi solusi yang tepat, namun komik untuk anak-anak kurang cocok karena pemahaman anak tentang informasi harus sesederhana mungkin agar mereka tidak bingung sedangkan komik menggunakan paneling yang membutuhkan pemahaman seorang anak, sedangkan buku ilustrasi bisa menjadi solusi yang tepat, karena menyajikan visualisasi yang lebih sederhana dan juga informasi dalam kalimat-kalimat yang jelas.

Buku ilustrasi yang bertujuan memberikan informasi, pengetahuan yang lebih tentang rudat buhun agar masyarakat khususnya anak-anak tidak memandang rudat buhun sebagai hiburan saja, dan kesan terhadap rudat buhun menjadi baik.


(13)

3

Dalam buku ilustrasi akan dibuat sebuah cerita tentang bagaimana mempelajari dan apa saja yang terkandung dalam kesenian rudat buhun tersebut. Dengan penjelasan melalui gambar ilustrasi yang bisa memudahkan target audience mendapatkan pesan dari buku ilustrasi tersebut.

I.2 Identifikasi Masalah

Setelah latar belakang dipaparkan, kemudian mengidentifikasi masalah sebagai berikut.

 Pemahaman pada masyarakat Sunda terhadap kesenian tradisional seni rudat sebagai hiburan.

 Hubungan antara kesenian tradisional rudat buhundengan masyarakat Sunda.  Pandangan masyarakat pada kesenian tradisional rudat buhun.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa masalah yang dihadapi untuk mengenalkan kesenian tradisional rudat buhun bagaimana cara untuk mengenalkan kesenian tradiosional Rudat Buhun ke masyarakat, apakah harus mengandalkan media massa atau dengan cara mempertunjukannya secara langsung ke publik. Bagaimana masyarakat dapat mengetahui kesenian rudat buhun, dalam hal ini pandangan masyarakat hanya melihat kesenian ini adalah hanya sebuah hiburan semata tetapi dari pihak sanggar kesenian rudat ini adalah untuk mendekatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan kesenian rudat menjadi hal yang tidak dapat dipertunjukan oleh sembarang orang.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat disimpulkan rumusan masalahnya sebagai berikut:

 Bagaimana menginformasikan materi kesenian tradisional rudat buhun disampaikan terkait dengan mendapatkan kesenian, penyajiannya dan visual kedalam buku ilustrasi


(14)

4

 Cerita yang bisa menarik untuk target audience dengan membaca buku ilustrasi

 Seperti apa gaya ilustrasi yang membuat anak-anak tertarik.

1.4Batasan Masalah

Sebagaimana identifikasi masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan batasan masalah yang diangkat

 Menginformasikan secara visual kesenian rudat kepada masyarakat untuk bisa menambah wawasan tentang kebudayaan Indonesia. Dengan menambahkan cerita di dalam buku ilustrasi.

1.5Tujuan dan Manfaat Perancangan

Ada sebuah tujuan yang dituju dalam karya tugas akhir ini yang memberikan suatu yang bermanfaat di masyarakat.

Tujuan Perancangan

 Untuk memberikan wawasan pada masyarakat kesenian tradisional rudat menginformasikan yang akan dikemas dengan buku ilustrasi yang menarik sehingga bisa dinikmati dan mendapatkan informasi berguna.

 Untuk mengetahui perkembangan kesenian tradisional rudat buhun. Manfaat Perancangan

 Memberikan pengetahuan tentang sejarah kesenian tradisional rudat buhun.  Buku ilustrasi ini bisa menambah daftar dalam deretan buku ilustrasi kesenian

tradisional budaya lokal dan melestarikan salah satu kesenian lokal yang diangkat.

 Memperkaya pengetahuan tentang kesenian tradisional khususnya kesenian tradisional rudat buhun.


(15)

6

BAB II. PERANCANGAN INFORMASI KESENIAN TRADISIONAL RUDAT BUHUN MELALUI BUKU ILUSTRASI

II.1. Kesenian Tradisional

Dengan landasan teori – teori yang kuat, penelitian yang ditulis menjadi semakin jelas. Maka dari itu, teori sangat diperlukan dalam mengembangkan suatu penelitian agar suatu masalah dapat terpecahkan.

Setiap manusia menyukai keindahan atau sesuatu yang memiliki nilai indah. Olehkarena itu manusia tidak dapat lepas dari seni karena seni merupakan salah satu kebudayaan yang mengandung nilai indah (estetis). Seni telah menyatu dalam kehidupan sehari – hari setiap manusia, baik bagi dirinya sendiri maupun dalam bermasyarakat. Seni berhubungan dengan ide atau gagasan dan perasaan manusia yang melakukan kegiatan berkesenian. Sumardjo (2000, h.4) menjelaskan bahwa,

“Seni merupakan ungkapan perasaan yang dituangkan dalam mediayang dapat dilihat, didengar, maupun dilihat dan didengar. Kesenian adalah karya indah yang merupakan hasil budi daya manusia dalam memenuhi kebutuhan jiwanya”.

Berdasarkan pendapat – pendapat yang dikemukakan tersebut, dapat dikatakan bahwa seni adalah hasil karya manusia yang tercipta oleh rasa dan ide yang mengandung nilai –nilai keindahan (estetis) dan menyatu dalam kehidupan sehari hari manusia itu sendirimaupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan pendapat – pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kesenian tradisional adalah hasil karya manusia yang tercipta oleh rasadan ide yang mengandung nilai – nilai keindahan (estetis) dan diwariskan secara turun temurun


(16)

7

II.2 Kondisi Kesnian Tradisional Rudat Buhun Saat Ini II.2.1 Pengertian Rudat Buhun

Perkembangan Seni Rudat tidak terlepas dan upaya penyebaran agama Islam oleh Wali Sanga. Diantaranya Sunan Gunung Jati yaitu Syarif Hidayatullah. Semasa hidupnya Sunan Gunung Jati rnenyebarkan agama Islam di Jawa Barat, dibantu oleh murid - muridnya, pada tahun 1450-1500 M ketika sebagian besar penduduk masih beragama Hindu, beliau mengutus lima utusan dan Cirebon yaitu Sacapati, Madapati, Jayapati, Margapati dan Warga Kusumah. Atas petunjuk Sunan Gunung Jati diharuskan mengembangkan agama Islam diantaranya dengan pertunjukan kesenian yang meniru kesenian di tanah Mekah yaitu Genjring yang terbuat dan potongan-potongan kayu. Setelah terbentuk dinamakan Terebang maksudnya untuk menghubungkan batiniah antara manusia deñgan Tuhan-.nya yaitu Allah SWT yang menguasai dan menciptakan alam semesta beserta isinya. Alat yang dibuat waktu itu baru satu buah, maka dengan bantuan murid - muridnya dibuat lagi empat sehingga berjumlah lima yang merupakan simbol rukun Islam. Selain itu dibuat lagi satu sebuah kendang besar sebagai pelengkap karena dengan kelima waditra itu dirasakan belum lengkap. Dengan demikian jumlah nayaga pun berjumlah enam orang.

Gambar II.1 Pertunjukan seni rudat di Sekeloa Selatan Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dari sumber lain yang didapat dari artikel mengatakan menurut Iyus Rusyana istilah dari Rudat istilah ini bisa dicari dan bahasa Arab Rudatun yang artinya taman bunga,


(17)

8

dalam hal ini berarti bunganya pencak, dan Buhun itu diambil dari kata bahasa Sunda yang artinya sudah lama. Sedangkan menurut Enoch Atmadibrata, Rudat adalah salah satu jenis kesenian yang didalamnya terdapat bentuk tarian yang diiringi oleh musik terbangan dimana unsur tarinya banyak unsur agama, seni bela din dan seni suaranya Syair-syair yang terkandung dalam nyanyiannya bernafaskan keagamaan yaitu puji-puji yang mengagungkan Allah, shalawat pada Rasul dengan tujuan utama untuk lebih menebalkan iman masyarakat terhadap agama Islam dan kebesaran Allah SWT. Dengan itu kesenian Rudat Buhun terdapat unsur keagaman, beladiri dan seni suara. Rudat Buhun biasanya dipentaskan pada acara tertentu yaitu Mauludan, Rajaban, Hari Raya Idhul Fitri dan Hari Raya Idhul Adha. Seni Rudat Buhun ini untuk mendidik masyarakat agar menjadi manusia yang bermoral yang tinggi berlandaskan agama Islam. Dalam seni Rudat Buhun menggunakan gerakan silat tapi dari unsur tenaga tidak banyak mempengaruhi, lagu yang ditembangkan sebagian besar bernafaskan keagamaan diantara nyanyiannya adalah Ya Allah ya Robbuna, Sholatul minal maulay, Shollallahu ‘ala, Allah Allah dan sebagainya. Sedangkan gerakannya membutuhkan keserasian dan kesamaan langkah untuk melambangkan keselarasan di masyarakat.

Gambar II.2 Pertunjukan seni rudat yang pemainnya adalah dari semua kalangan muda sampai ke orang tua

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada perkembangannya seni tradisional Rudat Buhun biasa dipertunjukan dalam acara-acara seperti sarana lingkungan pesantren, dalam upacara perkawinan,


(18)

9

khitanan, menyambut para tamu-tamu atau sultan, dalam dakwah penyebaran agama Islam. Dalam kesenian rudat buhun memiliki pemain dari 12 hingga 24 orang yang diataranya ada yang memainkan alat musik, penari, dan pelantun tembang. Alat musik atau disebut istilah dari rudat yaitu Waditra terbuat dari bahan-bahan yang ada lingkungan seperti kayu dan kulit kerbau. Dalam menyajikan kesenian rudat penari menggunakan kostum seragam yang menandakan bahwa mereka harus hidup rukun dengan tetangga. Bentuk kostum biasanya menggunakan kampret dan selendang batik untuk penutup kepala, sama juga dengan kaum perempuan kostumya dengan kaum laki – laki. Para pemain itu ada di kalangan para remaja dan dewasa sampai yang sudah sesepuh pun ikut bermain meriahkan suasana pentas.

II.2.2 Hal Detail Tentang Kesenian Rudat

Kesenian tradisional rudat buhun merupakan budaya dari masyarakat Sunda yang turun temurun sampai sekarang. rudat buhun berkembang terus dari generasi ke generasinya, dan dari tiap generasi pun berbeda beda, dalam segi penyajian pementasan dan mempunyai ciri khas masing-masing dari setiap daerah tanah Sunda.

Gambar II.3 Cikal bakal penerus kesenian tradisional rudat buhun di Sekeloa Selatan

Sumber : httpstwitter.comUkunAhmadstatus499757017347543042

Seperti halnya kesenian rudat buhun yang berada di Sekeloa Bandung ini, terdapat dua sanggar yang berbeda dalam satu daerah Sekeloa. Berdasarkan hasil wawancara dengan pebimbing dari sanggar yang berada di daerah Sekeloa Selatan memiliki gerakan yakni dalam segi arti rudat tersebut adalah rudat itu rudet dalam kata sunda


(19)

10

kalau diartikan ke bahasa Indonesianya adalah macam – macam, dalam artian kalau rudat ini sangat macam - macam untuk kehidupan keagaman, dalam segi pertunjukannya mengarah kepada untuk mendekatkan kepada Yang Maha Kuasa, dan dalam segi pencak silat memilliki jurus – jurus yang memiliki arti untuk kelancaran kehidupan sehari – hari. Kini pementasan rudat buhun ada yang dibarengi seni tarian barongsai, karena untuk menambahkan ketertarikan dari sebuah kesenian rudat buhun. Dan dari sanggar Sekeloa Timur tidak ada bedanya tetapi memiliki kostum yang berberda yaitu berwarna hitam.

Gambar II.4 Persiapan untuk pentas di daerah Sekeloa Selatan dan Timur Sumber : https://twitter.com/UkunAhmad/status/501754076170706944

Perkembangan rudat buhun memang diikuti dengan moderinasi budaya yang ada pula rudat kini telah mempertunjukan berbagai kesenian yang berada di Indonesia seperi dari budaya sunda yang mempertunjunkan kesenian jaipong dengan tarian yang sudah masuk ke kesenian modern karena adanya pencampuran gerakan, ada juga barongsai tarian tradisional Cina dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa, dan ada juga nyanyian yang dari musik – musik sunda yang berada di era modern ini. Akan tetapi hal – hal yang berada di pertunjukan kesenian rudat sendiri adalah bagian


(20)

11

hiburan yang berada di daerah Sekeloa. Dengan ketertarikan masyarakat Sunda terhadap rudat buhun dapat memperkuat budaya lokal dan seni tradisional ini semakin diketahui dan berkembang.

Dalam hal pertunjukan kesenian tradisional rudat ini menggunakan alat – alat tradisional yang bermacam – macam busana tari rudat terdiri dari baju pangsi, ikat pinggang, ikat kepala, dalam hal alat musik rudat menggunakan alat musik tradisional seperti rebana dan kendang alat musik yang berada di genjring. Dan rudat melantunkan irama yang berlandaskan kerohanian seperti shalawat nabi, dalam hal gerakan tentu tidak sembarang gerakan yang dipertunkukan oleh rudat akan tetapi penyajiannya seperti gerakan pencak silat yang memiliki ciri khas untuk seni bela

diri. Akan tetapi seni rudat ini memiliki arti dari gerakan gerakan – gerakan tersebut

seperti jurus bendung yaitu jangan mudah tersinggung, salikur harus saling akur,

sanji selalu bersatu, dan sabandar jadi orang harus sabar masing – masing jurus tersebut memiliki arti dan penyampaian yang bersifat pribadi atau juga bersifat sosial

yang hanya orang – orang di sanggar Sekeloa Selatan. Tetapi pemilik sanggar

menjelaskan bahwa gerakan itu hanya untuk melancarkan kehidupan sehari – hari

agar pemain rudat saling mengingatkan untuk tidak macam – macam pada kehidupan


(21)

12

II.3 Analisa Dari Wawancara Dengan Pemilik Sanggar Seni Rudat Sekeloa Selatan

Gambar II.6 Wawancara Pemilik Sanggar Seni Rudat Sekeloa Selatan Abah Itang Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kuisioner yang didapatkan dari responden akan tidak cukup jika tidak menanyakannya langsung kepada pemilik dan pembimbing kesenian rudat buhun yang berada di daerah Sekeloa Selatan, Bandung, maka dengan menanyakan berbagai pertanyaan kepada pembimbing atau bisa disebut Abah Itang, bisa mendapatkan pernyataan tentang kesenian rudat tersebut. Maka dapat disimpulkan hasil dari wawancara yang didapatkan bahwa kesenian tradisional rudat Sekeloa itu berasal dari pesantren yang berada di Garut dibawa oleh almarhum abah Suhri dan dikembangkan di Sekeloa. Kesenian ini juga mendapatkan respon oleh masyarakat yang berada di Sekeloa sangat positif dan menambah hiburan yang ada di Sekeloa yang sebelumnya barongsai.


(22)

13

Gambar II.6 Pemilik Sanggar Seni Rudat Sekeloa Selatan Abah Itang Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada dasarnya kesenian ini metode untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan mengajarkan kebaikan dalam kehidupan sehari – hari. Pertunjukan kesenian tradisional rudat buhun mempertunjukan kesenian yang lainnya seperti barongsai, narasumber mengatakan bahwa kesenian barongsai ini tidak ada sangkut pautnya dengan kesenian rudat buhun, barongsai itu bukan sebagian pertunjukan dari kesenian rudat, daerah Sekeloa lah yang memiliki barongsai dan sebagai hiburan lain untuk mempercantik pertunjukan rudat itu sendiri. Dalam hal eksistensi kesenian tradisi rudat buhun Kesenian ini pernah di pertunjukan di semua daerah mungkin dari pemahaman kepada masyarakat kurang, dikarenakan kesenian ini mirip dengan pencak silat pada umumnya, jadi pandangan masyarakat terhadap kesenian ini menjadi samar karena dalam persamaan gerakan seperti pencak silat. Menurut pemilik dan pembimbing sanggar seni rudat, rudat diartikan dengan rudet dari bahasa Sunda yang artinya ribet, dengan secara penyajian kesenian ini mengarah pada keagamaan dan hiburan yang bisa dijelaskan pertunjukan yang untuk mendekatkan kepada Sang Pencipta ketika masyarakat yang tidak tahu makna dalam kesenian ini melihat hanya sebuah hiburan. Seiring waktu berlalu dikarenakan kejenuhan pada pembawaan dari seni rudat pemilik sanggar menambahkan tatanan lagu – lagu musik milik Pasundan.


(23)

14

II.4 Pendapat dan Pemahaman Responden

Untuk mendapatkan informasi yang akurat dari masyarakat mengenai kesenian tradisional rudat, maka dilakukan kuisioner yang mengenai tentang pemahaman dan pengalaman terhadap kesenian rudat buhun kepada masyarakat daerah Sekeloa Timur dan Selatan. Dengan cara tersebut dapat memberikan keseimpulan dan mengetahui pendapat orang lain mengenai kesenian rudat buhun.

Dengan kuisioner singkat yang mengenai tentang kesenian rudat buhun. Dapat disimpulkan 80% masyarakat warga Sekeloa yang mengetahui pengetahuan tentang kesenian ini. Dan sebagian dari mereka kebanyakan mengetahui kesenian rudat buhun dikarenakan aktivitas rudat buhun yang berada di wilayah sekitah Sekeloa Timur dan Utara. Dalam soal pemahaman makna yang ditanyakan didalam kuisioner hanya ada 40% yang mengetahui makna dari kesenian rudat tersebut, itu pun yang mengetahui makna dari kesenian rudat buhun adalah orang yang ada dekat di sekitaran sanggar seni rudat Sekeloa Selatan. Masyarakat melihat kesenian rudat buhun hanya kesesnian tradisional yang menampilkan hiburan semata.

Kesenian tradisional rudat buhun memiliki ruang lingkup yang sangat kecil yang tersebar ke berbagai daerah. Kesenian ini dipandang oleh masyarakat hanyalah sebuah kesenian tradisional yang menyuguhkan hiburan biasa yang bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Dalam Kesenian Tradisional Rudat ini memiliki cabang – cabang di dalam ataupun luar jawa dari riset sanggar yang berada di daerah Sekeloa Selatan itu awalnya berasal dari pesantren yang berada di kota Garut pada tahun 1911 yang dikembangkan oleh Almarhum Abah Suhri terus dikembangkan lagi padatahun 1985 oleh Almarhum Abah Suradi diturunkan lagi kepada Abah Itang yang hingga saat ini masih membimbing di sanggar seni rudat yang berada di sekeloa selatan. Tradisi ini terus menerus dari kakek, ayah terus ke anak mengajarkan kesenian ini turun temurun untuk meneruskan kesenian ini supaya tidak hilang termakan oleh zaman globalisasi yang membuat masyarakat ke arah yang tidak benar.


(24)

15

II.5 Resume yang mengarah pada solusi perancangan II.5.1 Pengertian Buku

Buku adalah sekumpulan kertas bertulisan yang dijadikan satu. Kertas-kertas bertulisan itu mempunyai tema bahasan yang sama dan disusun menurut kronologi tertentu, dari awal bahasan sampai kesimpulan dan bahasan tersebut. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Pengetahuan tertentu dijadikan sebagai satu kesatuan di dalam buku. Agar pengetahuan tidak terpencar-pencar dan mudah dipelajari, maka diciptakanlah buku. Tujuan dari buku tidak lain hanyalah untuk menyatukan ilmu pengetahuan tertentu agar terkumpul dalam satu tempat sehingga mudah ditemukan dan dipelajari. Jenis buku ada bermacam-macam, bukan hanya buku ilmu pengetahuan, diantaranya adalah buku cerita, buku komik, buku novel, dan sebagainya. Biasanya buku mempunyai ukuran tertentu yang membedakannya dengan penyatuan kertas bertulisan lainnya. Umumnya buku mempunyai ukuran yang memudahkannya untuk digenggam atau dibawa-bawa oleh seseorang. Tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Kepraktisan menjadi tujuan utama lain dari buku.

Buku semakin mulai mengalami perubahan, yang awalnya hanya berisikan teks saja lalu ilustrasi atau gambar hadir menjadi bagian dari buku, hal ini dikarenakan kebutuhan akan penjelasan yang lebih praktis. Karena ilustrasi lebih memperjelas isi buku, karangan, diagram dan keterangan.

II.5.2 Pengertian Ilustrasi

Pengertian ilustrasi adalah proses penggambaran objek, baik visual maupun audio dan lain-lain. Komunikasi visual merupakan suatu komunikasi melalui wujud yang dapat diserap oleh indera pengelihatan. Pada media komunikasi, khususnya media cetak, terdiri atas beberapa unsur yaitu warna, tipografi, ilustrasi, layout, fotografi, dan lain sebagainya.


(25)

16

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, ilustrasi dibagi menjadi dua jenis yaitu ilustrasi audio dan ilustrasi visual. Ilustrasi audio berarti musik yang mengiringi suatu pertunjukan sandiwara di pentas, radio atau musik yang melatari sebuah film.

Ilustrasi visual atau yang lebih dikenal dengan kata lain ilustrasi yaitu gambar dapat berupa foto atau lukisan untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya dapat juga bermakna gambar, desain, diagram untuk penghias halaman sampul.

Dari keseimpulan diatas bahwa ilustrasi merupakan gambara pesan yang tidak terbaca yang dapat menjelaskan sebuah keadaan, berupa gambar atau bentuk visual lainnya yang dapat memperjelas, mengurai pesan dan tulisan.

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa buku ilustrasi yang seharusnya menjadi salah satu media yang ampuh melestarikan sebuah kesenian tradisional rudat buhun untuk di lestarikan. Untuk mendukung kaitan tentang kesenian tradisional rudat buhun ini maka media pendukung dibutuhkan untuk menunjang itu semua. Media seperti buku membantu memudahkan untuk menyampaikan apa isi dalam kesenian tersebut, sehingga masyarakat bisa melihat apa yang terkandung dalam kesenian rudat tersebut. Dengan membuat buku ilustrasi yang menampilkan gerakan – gerakan dari kesenian tradisional rudat buhun.


(26)

17

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Kesenian tradisional rudat buhun memiliki permasalahan berupa kurangnya media informasi yang mengangkat tentang keberadaannya. Pertunjukan tentang seni rudat pun sulit dipahami bagi masyarakat, hal itu menyebabkan masyarakat kurang tahu bahkan tidak mengenal kesenian tradisional rudat buhun yang merupakan kesenian asli Indonesia. Kondisi ini menyebabkan adanya peluang untuk membuat karya yang bersifat eksploratif. Kesenian ini adalah gagasan, dan sesuai dengan pesan dan kemampuannya untuk membentuk mentalitas seseorang, maka gagasan ini perlu diwujudkan melalui media informasi yang berpotensi untuk menyebarkannya. Buku dengan ilustrasi mengenai kesenian tradisional rudat buhun adalah salah satu cara yang efektif untuk diwujudkan. Cerita yang disusun dengan cara menanamkan rasa suka terhadap kesenian tradisional, agar kesadaran untuk mencintai, menghargai menjadi dasar bagi pembaca untuk berpartisiasi menjaga kelestariannya. Dengan adanya perancangan ini diharapkan bisa menyumbang sebuah media berupa buku ilustrasi yang mengangkat tema kesenian tradisional yang sebelumnya masih jarang ditemui.

III.1.1 Tujuan komunikasi

Mengenalkan kesenian tradisional kepada remaja yang berusia dari 12 – 18 tahun tentang keberadaan seni rudat yang berada di Sekeloa Selatan dan juga keunikannya. Sehingga diharapkan masyarakat menambah pengetahuan tentang kesenian tradisional rudat buhun, agar mereka suatu hari nanti bisa melestarikannya. dan menjadi sebuah kesenian yang patut diapresiasikan sebagai salah satu identitas dan ciri khas yang dipunya oleh Indonesia.


(27)

18

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Dalam suatu penyampaian informasi dibutuhkan strategi untuk pendekatan komunikasinya agar mudah dimengerti oleh target audiens. Penyampaian komunikasi bisa berupa komunikasi secara verbal maupun visual, bisa juga dengan keduanya. Pendekatan tersebut diharapkan memberikan efek ketertarikan kepada target audiens dengan komunikasi yang disajikan dalam media.

Pendekatan yang digunakan dalam media informasi tentang kesenian tradisional rudat buhun adalah informasi yang dikemas melalui ilustrasi art book berisikan tentang apa saja yang ada di kesenian tersebut untuk penyajiannya dari alat musik sampai pakaian yang digunakan oleh pemain rudat dan gerakan yang khas dari seni rudat tersebut.

III.1.2.1 Pendekatan Komunikasi Secara Visual

Pendekatan visual yang akan digunakan adalah gambar ilustrasi corak ekspresionis yang memiliki bentuk gambar – gambar ekspresi yang masih dikenali wujud aslinya walaupun tidak tampak nyata. Jenis gambar yang digunakan cerita bergambar kumpulan gamar ilusrasi yang tersusun berurutan dan terpadu menjadi jalinan cerita bersambung, namun disesuaikan dengan gaya penulis dan juga tentunya disesuaikan untuk target audiens. Sehingga informasi dapat diterima dengan baik oleh target audiens.

Gambar III.Ia gaya visual film how to train your dragon Sumber : www.howtotrainyourdragon.com


(28)

19

Gambar III.Ib gaya visual film how to train your dragon Sumber : www.howtotrainyourdragon.com

III.1.2.1 Pendekatan Komunikasi Secara Verbal

Komunikasi verbal yang digunakan adalah Bahasa Indonesia, karena target audiens adalah orang Indonesia. Tetapi bahasa yang digunakan tidak terlalu baku atau formal, tetapi lebih kebahasa sehari – hari di kota – kota besar yang mudah dipahami dan disampaikan secara menarik dan informasi dapat tersampaikan dengan baik.

III.1.3 Materi Pesan

Ada beberapa materi pesan yang akan disampaikan adalah sebagai berikut:

 Kesenian rudat didapat dari kehidupan sehari – hari atau pengalaman kehidupan sehari – hari.

 Pertunjukan masih bisa ditemukan hingga saat ini.

 Alat – alat musik yang akan digunakan untuk mengiringi seni rudat. III.1.4 Gaya Bahasa

Dengan menggunakan bahasa Indonesia dikarenakan target audiensnya berada di Indonesia dan menggunakan bahasa yang formal sehingga mudah dimengerti dan informasi dapat tersampaikan dengan baik kepada target audiens.


(29)

20

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan III.1.5.1 Consumer insight

Untuk target audience remaja dipilih karena masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak ke jenjang dewasa dimana mereka akan lebih banyak ingin tahu dan disanalah masukan tentang informasi kekayaan budaya yang dipunya oleh Indonesia bisa dimasukan, sehingga diharapkan dari sejak dini remaja telah mengetahui kekayaan ragam budaya yang dimiliki oleh bangsanya, khususnya tentang kesenian tradisional rudat buhun ini. Sedangkan status ekonomi menengah keatas dipilih karena media informasi tentang rudat ini cocok untuk diinformasikan kepada kalangan menengah keatas karena biasanya lebih banyak hidup diperkotaan dengan segala perkembangan teknologi yang ada yang bertolak belakang dengan budaya yang tradisional.

III.1.5.2 Journey

Consumer journey dilakukan guna mencari dan memahami keadaan target audience secara mendalam. Hal ini memudahkan dalam menentukan cara penyampaian ide yang sudah dibentuk kedalam media yang akan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan. Maka dari itu diperlukan daftar aktifitas dari target audience agar mendapatkan interaksi yang menjangkau sasaran dengan tepat. Consumer journey ini akan digunakan untuk aplikasi dari media yang telah ditentukan.

Tabel III.1 Aktivitas target audience

Waktu Aktifitas Point of Contact

05.00 – 05.30 Bangun tidur, mandi Kamar tidur, kamar mandi, 05.30 – 06.00 Siap – siap pergi sekolah Kamar tidur, cermin

06.00 – 06.30 Sarapan, pergi ke sekolah

Meja makan, peralatan makan, motor, helm, transporttasi umum


(30)

21

07.00 – 10.00 Sampai disekolah, belajar

Lingkungan sekolah, tempat parkir, ruangan kelas, alat tulis, papan tulis

10.00 – 10.30 Istirahat, mengobrol Handphone, kantin, makanan, minuman, mading, area sekolah, toilet siswa

10.30 – 12.00 Masuk kelas, belajar Ruangan kelas, alat tulis, papan tulis

12.00 – 12.30 Istirahat, cek handphone Handphone, kantin, makanan, minuman, mading

12.30 – 14.30 Masuk kelas, belajar Ruangan kelas, alat tulis, papan tulis

14.30 – 15.00 Pulang sekolah Motor, helm, area parkir, lingkungan sekolah, gerbang, pos satpam, jalan raya, transportasi umum

15.00 – 15.30 Sampai dirumah. Garasi, sepatu, tas, ruang keluarga, dapur, kamar mandi, kamar tidur

15.30 – 18.00 Istirahat, makan, mengerjakan PR, menggunakan media sosial

Ruang keluarga, ruang makan, dapur, peralatan makan, alat tulis, tas, laptop, handphone

18.00 – 18.30 Solat maghrib Kamar mandi, kamar tidur 18.30 – 20.30 Istirahat, nonton TV,

makan malam, belajar

Kamar tidur, ruang keluarga, meja makan, peralatan makan, meja belajar, buku


(31)

22

20.30 – 21.00 Cuci muka, gosok gigi, tidur

Kamar mandi, peralatan mandi, kamar tidur, perlengkapan tidur

Sumber : Dokumentasi pribadi III.1.5.3 Indikator konsumen

a. Demografis

- Usia : Remaja 12-18 tahun

- Status Ekonomi : Menengah Keatas

- Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

- Pekerjaan : Pelajar

- Pendidikan : SMP-SMA

- Warga Negara : Indonesia

b. Psikografis

Media yang akan dibuat ditujukan kepada remaja yang menyukai cerita bergambar dan ilustrasi.

c. Geografis

Remaja yang berada di Indonesia khususnya wilayah perkotaan. Lebih spesifik lagi adalah di Kota Bandung.

d. Target Sekunder

Target sekunder dari buku cerita ilustrasi pawang hujan ini adalah para orang tua dari remaja yang suka mengunjungi toko buku dan mall.

III.1.6 Strategi Kreatif

Strategi kreatif media informasi tentang kesenian tradisional rudat buhun yang digunakan adalah penyampaian informasi dengan art book, bersifat informasi dengan menyampaikan apa saja yang berada di kesenian tersebut. Dengan begitu diharapkan setelah membaca, target audiens tidak hanya sekedar membaca tapi memperoleh informasi yang aktual. Dan juga menilai kesenian tradisional rudat buhun sebagai kesenian Indonesia yang unik dan menarik.

Dan penyampaian informasi dengan cerita bergambar, bersifat storytelling dan cerita dengan nilai moral didalamnya. Cerita juga mengandung unsur


(32)

23

pertualangan dan eksplorasi yang sangat digemari oleh target audiens. Dengan begitu diharapkan setelah membaca, target audiens tidak hanya sekedar membaca tapi memperoleh segi humor dan nilai moral yang terkandung. Dan juga menilai kesenian rudat buhun dan pertunjukannya sebagai kesenian lokal Indonesia yang unik dan menarik.

Tokoh – tokoh dan nama tempat dalam buku ilustrasi ini diambil tidah jauh dari nama – nama yang didapat dalam penelitian, tokoh – tokohnya disesuaikan dengan karaker remaja yang ceria dan menggambarkan orang Sunda yang ramah dan humoris.

III.1.6.1 Storyline

Story line cerita dari tiap halaman yang lebih menyederhanakan dalam beberapa kalimat saja untuk ceritanya, berikut adalah rincian story line:

Halaman 1-2 : Di kisahkan Negeri Nian Kese di desa marus yang warganya sangatlah tidak akur, tidak saling membantu, tidak gotong royong, dan sangatlah tidak memiliki kesabaran.

Halaman 3-4 : di desa tersebut ada, kura, sobar, dudung, dan panji berbeda sekali dengan warga maru 4 sekawan ini memiliki sifat kebalikan yang di desa marus. Mereka membicarakan bagamaina cara merubah sifat dari warga desa marus itu. Halaman 5 : datanglah seorang kakek kakek yang misterius

Halaman 6 : 4 sekawan itu tercengan karena melihat kakek – kakek yang tiba - tiba keluar dari celah pohon dan memberi memberi wejangan

Halaman 7 : Abah Tanggi namanya dia memberikan petunjuk untuk bisa menyampaikan pesan melalui gerakan, dia menyurh 4 sekawan itu pergi ke desa tadur tetapi itu tidak akan mudah.

Halaman 8 : Panji pun memberikan pendapat untuk mengikuti petunjuk dari Abah tanggi

Halaman 9 : 4 sekawan itu pun mempersiapkan diri untuk berpetulang ke Desa Tadur


(33)

24

Halaman 10 : Perjalanan yang akan ditempuh akanlah tidak mudah

Halaman 11-12 : Tanah yang mengeluarkan uap panas secara bergantian yang tidak bisa dilewati dengn tergesa – gesa

Halaman 13 : panji loncat kepanasan terkena uap panas

Halaman 14 : sobar memiliki ide untuk bisa melewati tempat itu dengan sabar dan menunggu uap yang keluar secara bergiliran dan keluarlah sebuah kendang dari lubang uap itu dan sobar pun mebawanya sebagai cinder mata

Halaman 15-16 : tempat selanjutnya adalah jembatan yang memiliki 2 tali yang sebesar tali tambang yang saling berdampingan.

Halaman 17 : 4 sekawan itu melihat kedalaman yang sangaaaat terjang sampai tidak terlihat ujungnya

Halaman 18 : tetapi kura memiliki ide untuk bisa melewati jembatan itu dengan cara berjalan dengan berdampingan dari 1 jembatan kejembatan lain sambil memegang erat tangan. Dan mereka menemukan ikat kepala batik dibawa oleh dudung.

Halaman 19-20 : tidak ada jalan keluar hanya bebatuan yang memiliki simbol yang berbeda – beda

Halaman 21 : 4 sekawan itu mencari celah jalan keluar tetapi tidak menemukannya.

Halaman 22 : panji pun mencoba mendorong batu yang simbol berbeda dengan yang lainnya mereka pun menolong panji mendorong bersama – sama, mereka pun berhasil dan menemukan rebana yang ada di bawah batu yang telah digeser dan membawanya.

Halaman 23-24 : Pohon yang bisa berbicara dan memiliki tangan untuk menerkam orang tabah dari omongan mereka.

Halaman 25 : mereka pun mencoba melewatinya tetapi mereka terpengaruh omongan pohon itu dan menjadi patah semangat


(34)

25

Halaman 26 : itu tidak terpengaruh pada dudung dan mencoba membangkitkan semangat teman – temannya, dudung pun mengambil baju pangsi yang tergantung di ranting pohon sebagai cindera mata.

Halaman 27-28 : mereka pun sampai di ujung perjalanan yang banyak rintangan itu dan melihat desa Tadur dari kejauhan dari atas tebing.

Halaman 29 : sesampainya mereka di desa Tadur Abah tanggi pun menunggu menyambut mereka dengan hangat.

Halaman 30 : Abah tanggi pun menjelaskan bahwa rintangan – rintangan itu dibuat oleh dirinya untuk mempelajari hal – hal kebaikan.

Halaman 31 : 4 sekawan itu pun paham dan mencoba merundingkan apa yang akan ditampilkan kepada warga desa Marus

Halaman 32 : mereka pun ditunjukan oleh abah tanggi jalan pintas untuk sampai ke desa masur dengan melewati celah pohon yang gelap.

Halaman 33 : mereka menyiapkan untuk pertunjukan di alun – alun desa marus Halaman 34 : Mereka pun siap beraksi.

Halaman 35- 36 : tarian pencak silat yang mempertunjukan sebuah kebaikan yaitu salikur harus saling akur, sabandar harus bersabar, sanji harus bergotong royong, dan bendung janganlah kita pundung.

III.1.6.2 Visualisasi

Gaya ilustrasi yang digunakan lebih sederhana tidak memilki detail yang banyak, karakter memanfaatkan mata untuk sumber ekspresi, dari wajah. Dilebih-lebihkan pula seperti ukuran kepala yang terlalu bulat, leher, pergelangan tangan, dan kaki yang kecil.


(35)

26

Berikut adalah gaya gambar penulis:

Gambar III.2 Gaya Ilustrasi yang Digunakan Dalam Buku Ilustrasi Rudat : 4 jurus kebaikan.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Dalam segi pembuatan karakter setiap tokoh memiliki ciri yang berbeda – beda. II.1.7 Strategi Media

Media yang digunakan untuk strategi media adalah buku ilustrasi art book yang menjelaskan tentang perjalanan 4 sekawan mendapatkan 4 jurus kebaikan. Informasi akan disampaikan dengan dikemas melalui visual dan tulisan yang bisa menarik minat target audiens untuk membacanya.

Buku ilustrasi ini dipilih sebagai media utama karena buku ilustrasi banyak digemari oleh target audiens begitu pula dengan orang tua target audiens tersebut. Buku ilustrasi berisi tentang kesenian tradisional rudat buhun juga masih sangat jarang ditemui. Materi disampaikan sesederhana mungkin sehingga informasi mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca.

Adapun media pendukung yang digunakan dalam buk cerita ilustrasi pawang hujan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Informasi - Flyer

Media yang bisa memberikan detail informasi dan bersifat personal. Terlebih lagi media ini bersifat luas dala penyebarannya.


(36)

27

- Poster A3

Poster yang berisikan untuk menarik perhatian yang bersifat mengajak baik target audiens primer maupun sekunder.

- X-Banner

Dipasang pada lokasi letak buku-buku ilustrasi sebagai media utama dipajang dan dipasarkan agar pembeli mudah melihat dari kejauhan.

b. Tahap Pengingat

Ditahap ini akan digunakan media-media yang sangat dekat dengan target audiens pada kesehariannya. Sehingga target audiens bisa selalu mengingat. Gimmick yang akan diberikan akan memberikan kesan tersendiri untuk target audiens. Media sebagai gimmick ini akan diberikan sebagai hadiah, souvenir dan semacamnya. Media yang akan digunakan adalah:

- Gantungan Kunci

Gantungan kunci adalah benda yang sangat sering dipakai dan dibawa kemana-mana dan media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media utama.

- Totebag

Totebag banyak digunakan oleh semua kalangan karena mudah dan sederhana. Media ini bagian dari souvenir yang akan dijual selain media utama.

- Pin

Media ini dipilih karena bisa ditempatkan dimana pun yang target audiens sukai.

- T-Shirt

Media ini digunakan untuk souvenir yang akan dijual selain media utama. Dan juga sebagai hadiah pada event-event tertentu.


(37)

28

III.1.8 Strategi Distribusi dan waktu Penyebaran media

karena media utama adalah buku ilustrasi, maka strategi distribusi akan bekerjasama dengan penerbit mizan dan toko buku seperti gramedia, menjadi target pendistribusian buku cerita ilustrasi ini karena lokasi gramedia adalah perkotaan yang menjadi segmentasi geografis dari target audiens.Selain buku terdapat pula satu paket hadiah pembelian buku seperti pin, gantungan kunci, dan totebag yang dapat dimiliki. Wilayah penyebaran tersebut sebagian besar adalah tempat dimana target biasa mencari atau membeli buku dan sebagian sebagai daerah pergaulan target audiens. Buku akan dijual dengan harga 60 ribu rupiah termasuk dengan merchendise lainnya seperti t-shirt, totebag, gantungan kunci, dan pin.

Dan berikut jadwal pendistribusiannya.

Tabel III. 2 Tabel Distribusi Media Bulan Oktober Tahun 2016

OKTOBER 2016

4

11

18

25

5

12

19

26

6

13

20

27

7

14

21

28

1

8

15

22

29

2

9

16

23

30

3

10

17

24

31

Sumber : Dokumentasi pribadi

16 s/d 31 Oktober, penempelan poster mading di sekolah, sekitar sekolah, dan di toko buku. Bertujuan untuk memperkenalkan tentang buku Ilustrasi rudat dan juga mengajak untuk membelinya.


(38)

29

Tabel III. 3 Tabel Distribusi Bulan November Media Tahun 2016

Sumber : Dokumentasi pribadi

15 s/d 28 November . Poster, brosur dibagikan di sekolah dan di toko buku, mini x-banner disimpan ditempat penyimpanan helm, barang, dan tempat parkir.

Tabel III. 4 Tabel Distribusi Bulan Desember Media Tahun 2016

NOVEMBER 2016

1

8

15

22

29

2

9

16

23

30

3

10

17

24

4

11

18

25

5

12

19

26

6

13

20

27

7

14

21

28

DESEMBER 2016

6

13

20

27

7

14

21

28

1

8

15

22

29

2

9

16

23

30


(39)

30

Sumber : Dokumentasi pribadi 29 November s/d 31 Desember. Media utama, x-banner. 29 s/d 12 media pendukung, 20 s/d 31 media pendukung.

30 s/d 5 media pendukung kaos, 27 s/d 31 media pendukung kaos.

III.2 Konsep Visual

Dalam sebuah media informasi yang menarik dan informatif, konsep visual menjadi hal yang sangat penting. Konsep visual dalam buku ilustrasi tentang kesenian tradisional rudat buhun ini menggunakan gaya gambar pribadi dan menggunakan metode menggambar digital dengan digital painting.

III.2.1 Format Desain

Buku Ilustrasi tentang kesenian tradisional rudat buhun akan dibuat dengan ukuran 210 mm x 210 mm dengan format persegi dan 37 halaman isi. Dengan bentuk buku yang lebih berbentuk kotak membuat lebih nyaman dalam membaca dan melihat visual dan juga agar layout antara gambar dan ilustrasi dapat ruang yang sama sehingga tidak melelahkan mata.

III.2.2 Tata Letak

Tata letak yang baik berfungsi sebagai salah satu kenyamanan untuk pembaca, juga membuat elemen visual dan verbal menjadi lebih komunikatif. Format tata letak buku ilustrasi tentang pawang hujan ini berisikan 70 – 100 % visual dan sisanya adalah kalimat-kalimat cerita.

4

11

18

25


(40)

31

Adapun tata letak buku ilustrasi tersebut, sebagai berikut:

Gambar III.3 Tata letak Buku Ilustrasi 1 Sumber : pribadi

Gambar III.4 Cara membaca buku ilustrasi. Dari kiri ke kanan Sumber : Pribadi.

Pada Gambar III.3 adalah ilustrasi untuk satu halaman, ukuran satu halaman dan pada Gambar III.4 adalah ilustrasi untuk dua halaman digabung menjadi satu.


(41)

32

Cara membaca buku ilustrasi ini seperti membaca buku pada umumnya, yaitu dari kiri ke kanan seperti kebiasaan masyarakat Indonesia membaca buku.

III.2.3 Huruf

Jenis huruf dan tipografi merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah buku ilustrasi. Untuk pemilihan tipografi harus dipilih dengan seksama karena sangat mempengaruhi kenyamanan pembaca dalam membaca pesan yang disampaikan.

III.2.3.1 Tipografi Judul

Tipografi yang digunakan dalam judul buku ilustrasi kesenian tradisional rudat ini adalah “Malam”.

Gambar III. 5 Judul Buku Ilustrasi. Sumber: Dokumentasi Pribadi.

III.2.3.2 Tipografi Narasi dan, Dialog, dan Credit

Untuk Narasi, Dialog, dan Credit menggunakan font Comickbook karena huruf ini memiliki keterbacaan yang cukup jelas untuk itu. Untuk Dialog menggunakan Italic, untuk narasi menggunakan font reguler, dan kata-kata penting tertentu menggunakan font Bold.


(42)

33

III.2.4 Illustrasi

Ilustrasi yang digunakan pada buku ilustrasi adalah kartun dari Rudat dengan gaya digital painting yaitu dengan gaya ilustrasi yang sederhana dan disetiap bagian cerita memunculkan ilustrasi dengan karakter ceritanya masing-masing. dengan pewarnaan yang halus dan cocok untuk reamaja yang bertujuan membuat target audiens nyaman dan tidak mudah lelah dalam membacanya.


(43)

34

III.2.4.1 Studi Karakter

Tokoh utama dalam buku cerita ini ada 4 orang remaja masing – masing mereka memiliki ciri khas yang berbeda

Gambar III.6 Studi Karakter Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar III.7 Ekspresi Karakter Kura Sumber: Dokumentasi Pribadi

 Kura : dengan rambut yang ikal wajah yang menunjukan seorang periang yang lincah dan terampil yang selalu akur dengan temannya. Dia memiliki postur tubuh yang kecil tetapi lebih tinggi dibandingkan temannya terkecuali panji dan sobar. Rambut yang spiral untuk menunjukan ciri khas karaker kura yang mempunyai ekspresi dari kreativitas.


(44)

35

Gambar III.8 Ekspresi Karakter Sobar Sumber: Dokumentasi Pribadi

 Sobar : dengan wajah yang semi oriental mempunyai kesabaran yang tinggi dengan 3 teman lainnya. Dia memiliki kepintaran yang menonjol diantara 3 temannya, Sobar memiliki tinggi badan yang sama dengan Kura 1,4 meter tetapi tubuhnya lebih berisi dibandingkan dengan kura. Dengan rambut yang berponi tidak sempurna.

Gambar III.9 Ekspresi Karakter Dudung Sumber: Dokumentasi Pribadi

 Dudung : dia memliki wajah yang baik lemah lembut dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi diantar 3 orang temannya dan rambutnya yang pelontos. Badannya yang tidak tinggi diantara 3 temannya yang memiliki tinngi 1,2 meter. Kepala dudung memiliki bentuk agak bulat yang artinya memiliki pergerakan yang bebas dan juga kekal.


(45)

36

Gambar III.10 Ekspresi Karakter Panji Sumber: Dokumentasi Pribadi

 Panji : memiliki wajah sedikit garang dan memiliki postur badan dan kuat yang lebih diantara 3 teman yang lainnya tingginya sekitar 1,6 itupun ditambahkan dengan rambut yang spike. Dia memiliki sifat yang optimistik, konyol, dan juga ceroboh. Memiliki gaya rambut yang agak berantakan ini menunjukan tidak menyukai banyak aturan – aturan, tidak suka dikekang, selalu ingin menjadi pelopor dan pertama.


(46)

37

III.2.4.2 Studi Lokasi

Ada beberapa lokasi yang akan muncul dala buku ilustrasi rudat, seperti pedesaan, hutan, rumah penduduk, dan lainnya. Lokasi diambil berdasarkan imajinasi penulis yang di adaptasi dari pemahaman jurus – jurus rudat.

Berikut contoh studi lokasi yang dijadikan latar tempat lokasi buku Rudat :

Gambar III.11 Referensi hutan Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar III.12 Penerapan studi hutan Sumber: Dokumentasi Pribadi


(47)

38

III.2.4.3 Studi Properti

Properti yang digunakan dalam buku ilustrasi rudat ini adalah benda-benda yang untuk mengiringi dan melengkapi pertunjukan rudat. Properti-properti tersebut antara lain adalah kendang, rebana, pangsi warna biru, iket Sunda. Adapun properti lain seperti iket, pangsi biasa dan masih banyak lagi.

Berikut beberapa properti yang digunakan dalam buku ilustrasi rudat:

Gambar III.13 Studi Properti rudat Sumber : Dokumentasi Pribadi

III.2.5 Warna

Teknik pewarnaa menggunakan digital painting. Gaya pewarnaan didapat dari

keyword “pangsi biru”. Rudat Sekeloa Selatan identik dengan baju pangsi biru, sehingga pewarnaan menggunakan digital painting. Warna-warna bersifat alami, maksudnya adalah warna-warna yang ada di dalam rudat, dan sebagainya.


(48)

39

Berikut adalah warna-warna yang sering dignakan dan sering muncul dalam buku ilustrasi Rudat:

Gambar III.14 Studi Warna Rudat Sumber : Dokumentasi Pribadi


(49)

40

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Buku Ilustrasi Tentang Rudat: 4 jurus dan 4 kebaikan IV.1.1 Media

Media utama yang dibuat adalah buku cerita berilustrasi dengan isi cerita kesenian tradisional rudat buhun, isi cerita adalah cerita fiksi yang intisari cerita diambil dari keadaan fakta lapangan tentang masih adanya keberadaan kesenian rudat tersebut. Kemudian dilanjutkan oleh pembuatan konsep cerita, storyboard dan study visual mengenai tema. Storyboard mempermudah pengerjaan dan pengaturan skema tata letak cerita sehingga dari awal sudah bisa diperkirakan akan jadi berapa halaman nantinya buku ilustrasi ini dicetak. Sketsa dibuat dengan gambar digital, begitu juga pewarnaan yang menggunakan digital, menggunakan media digital painting menggunakan software paintool sai dan photoshop cs6. Setelah membuat sketsa, kemudian gambar tersebut diberi warna dan dimasukan teks cerita narasinya.

Gambar IV.1 Sketsa digital ke pewarnaan digital painting Sumber: Dokumentasi Pribadi


(50)

41

Gambar IV.2 Tahapan memasukan teks cerita Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar disusun dengan ukuran 21 cm x 21 cm dan akan dicetak menggunakan kerta HVS 100 gsm. Sedangkan untuk cover dicetak pada kertas Art Paper 210 gsm yang diberi laminasi glossy. Dicetak menggunakan teknik cetak separasi.

Gambar IV.3 Cover depan belakang Sumber: Dokumentasi Pribadi


(51)

42

Gambar IV.4 Isi buku 1 Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar IV.5 Isi buku 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi


(52)

43

Gambar IV.6 Isi buku 3 Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar IV.7 Isi buku 4 Sumber: Dokumentasi Pribadi


(53)

44

IV.2 Media Pendukung

Media pendukung diperlukan sebagai pelengkap dan membantu dalam penyampaian informasi maupun promosi media utama, yaitu Rudat 4 Jurus Kebaikan.

IV.2.1 Poster

Gambar IV.8 Poster Sumber: Dokumentasi Pribadi

Layout berisi tentang penjelasan mengenai telah terbit buku ilustrasi ini, informasi tentang sinopsis cerita, dan informasi media sosial yang dapat dikunjungi. Poster dicetak dalam ukuran A3 yang akan ditempatkan di tempat-tempat terjangkau seperti sekolah dan kampus, juga pada toko buku yang menjual buku ini.

- Ukuran: A3 (29,7 x 42 cm)

- Material: Art Paper 260 gsm


(54)

45

IV.2.2 Flyer

Gambar IV.9 Flyer Sumber: Dokumentasi Pribadi

Flyer memudahkan target audiens membaca informasi yang bersangkutan dengan media utama karena bersifat fleksibel dengan ukurannya yang kecil dapat dibawa kemana-mana. Desain sama dengan poster dengan tata letak disesuaikan dengan ukuran kertas.

- Ukuran: A5 (21 x 14,8 cm)

- Material: Art Paper 150 gsm


(55)

46

IV.2.3 X-BANNER

Gambar IV.10 X-banner Sumber: Dokumentasi Pribadi

X-Banner berfungsi sebagai penanda keberadaan media utama dalam suatu lokasi, seperti lokasi rak pada toko buku. Dengan adanya x-banner memudahkan konsumen mencari buku ini.

- Ukuran: 60 x 160 cm

- Material: Spanduk


(56)

47

IV.2.4 T-Shirt

Gambar IV.11 T-shirt Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kaos berfungsi sebagai bonus disetiap pembelian buku pada saat bulan pertama lauching dan masa promosi. Setelah masa promosi habis, baju akan dijadikan sebuah merchandise.

- Ukuran: S, M, L, dan XL

- Material: Cotton Combat 30s


(57)

48

IV.2.5 Tote Bag

Gambar IV.12 Totebag Sumber: Dokumentasi Pribadi

Tas kecil ini berfungsi sebagai wadah atau kemasan yang akan diberikan saat pembelian buku dengan paket lengkap. Totebag dijual terpisah jika tidak membeli buku dengan promosi paket lengkap.

- Ukuran: 40 x 28 cm

- Material: Kanvas


(58)

49

IV.2.6 Pin

Gambar IV.13 Pin Sumber: Dokumentasi Pribadi

Media pendukung yang dengan mudah dapat dipasang atau ditempatkan dimana saja yang target audiens inginkan. Pin menggunakan bahan plastik pada umumnya dengan laminasi glossy dengan ukuran 6 cm x 6 cm.


(59)

50

IV.2.7 Gantungan Kunci

Gambar IV.14 Gantungan Kunci Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gantungan kunci adalah benda yang sederhana tetapi fleksibel dan tepat sebagai media pengingat. Sesuai dengan namanya, gantungan kunci akan selalu dibawa beriringan dengan kunci, dengan begitu makin sering konsumen mengingat media utama saat membawa gantungan kunci tersebut kemanapun mereka pergi.

- Ukuran: Diameter 5 cm

- Material: Art Paper laminasi canvas, di jepit alat khusus pembuat gantungan kunci.


(1)

45 IV.2.2 Flyer

Gambar IV.9 Flyer Sumber: Dokumentasi Pribadi

Flyer memudahkan target audiens membaca informasi yang bersangkutan dengan media utama karena bersifat fleksibel dengan ukurannya yang kecil dapat dibawa kemana-mana. Desain sama dengan poster dengan tata letak disesuaikan dengan ukuran kertas.

- Ukuran: A5 (21 x 14,8 cm) - Material: Art Paper 150 gsm - Teknis Produksi: Cetak Offset


(2)

46 IV.2.3 X-BANNER

Gambar IV.10 X-banner Sumber: Dokumentasi Pribadi

X-Banner berfungsi sebagai penanda keberadaan media utama dalam suatu lokasi, seperti lokasi rak pada toko buku. Dengan adanya x-banner memudahkan konsumen mencari buku ini.

- Ukuran: 60 x 160 cm - Material: Spanduk


(3)

47 IV.2.4 T-Shirt

Gambar IV.11 T-shirt Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kaos berfungsi sebagai bonus disetiap pembelian buku pada saat bulan pertama lauching dan masa promosi. Setelah masa promosi habis, baju akan dijadikan sebuah merchandise.

- Ukuran: S, M, L, dan XL - Material: Cotton Combat 30s - Teknis Produksi: Cetak Sablon


(4)

48 IV.2.5 Tote Bag

Gambar IV.12 Totebag Sumber: Dokumentasi Pribadi

Tas kecil ini berfungsi sebagai wadah atau kemasan yang akan diberikan saat pembelian buku dengan paket lengkap. Totebag dijual terpisah jika tidak membeli buku dengan promosi paket lengkap.

- Ukuran: 40 x 28 cm - Material: Kanvas


(5)

49 IV.2.6 Pin

Gambar IV.13 Pin Sumber: Dokumentasi Pribadi

Media pendukung yang dengan mudah dapat dipasang atau ditempatkan dimana saja yang target audiens inginkan. Pin menggunakan bahan plastik pada umumnya dengan laminasi glossy dengan ukuran 6 cm x 6 cm.


(6)

50 IV.2.7 Gantungan Kunci

Gambar IV.14 Gantungan Kunci Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gantungan kunci adalah benda yang sederhana tetapi fleksibel dan tepat sebagai media pengingat. Sesuai dengan namanya, gantungan kunci akan selalu dibawa beriringan dengan kunci, dengan begitu makin sering konsumen mengingat media utama saat membawa gantungan kunci tersebut kemanapun mereka pergi.

- Ukuran: Diameter 5 cm

- Material: Art Paper laminasi canvas, di jepit alat khusus pembuat gantungan kunci.