Perancangan Media Informasi Buku Ilustrasi Kesenian Sampyong Majalengka

(1)

(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi

a. Nama Lengkap : Denny Suwandi b. Tempat Tanggal Lahir : Bekasi , 09 Juli 1994 c. Agama : Islam

d. Alamat : Bekasi Kaum I RT/RW : 005/001 Kec : BEKASI TIMUR e. Kontak : 089514954831

f. Email : Densuw@gmail.com

2. Data Keluarga a. Nama orang tua

Ayah : H. Enda Suhenda (Alm) Ibu : Hj. Dede Dekawati (Alm) b. Agama orang tua

Ayah : Islam Ibu : Islam c. Pekerjaan orang tua

Ayah : Perpajakan Ibu : Wiraswasta d. Anak ke : 4 (dari 4 saudara)

e. Alamat : Bekasi Kaum I, RT/RW 005/001, Kec : BEKASI TIMUR

Pendidikan

a. Sekolah Dasar : SDN MARGAHAYU 2

b. Sekolah Menengah Pertama : SMPN BANI SALEH 1 BEKASI c. Sekolah Menengah Kejuruan : SMAN 2 MAJALENGKA


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BUKU ILUSTRASI KESENIAN SAMPYONG MAJALENGKA

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Denny Suwandi NIM. 51912280

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, sehingga penulisan laporan penelitian ilmiah yang berjudul “PERANCANGAN MEDIA INFORMASI KESENIAN SAMPYONG MAJALENGKA” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Maksud dari penulisan penelitian ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir di Desain Komunikasi Visual dalam jenjang S1. Dalam penulisan penelitian ilmiah ini, terdapat kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi baik dalam pengumpulan data serta saat penulisan penelitian ilmiah iniyang jauhdari kata sempurna, semoga semua pihak dapat memakluminya.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu banyak mengucapkan terima kasih kepada :

Allah SWT yang telah memberikan ridho-Nya sehingga penulisan penelitian ilmiah ini bisa berjalan dengan lancar.

1. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung baik moril maupun materil

2. Syarip Yunus sebagai dosen pembimbing yang sudah membimbing dengan baik dalam penulisan laporan penelitian ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa pencarian data dan penyusunan karya ilmiah ini masih belum sempurna masih terdapat kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga penulisan karya ilmiah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak juga bias membantu bagi pembaca yang ingin mengetahui penyusunan penelitian karya ilmiah dengan judul “PERANCANGAN MEDIA INFORMASI KESENIAN SAMPYONG MAJALENGKA”.

Bandung, 13 April 2016 Penulis


(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……… i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………..………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

ABSTRAK……….. iv

ABSTRACT……… v

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR GAMBAR………..……….. viii

DAFTAR TABEL………..……….…….. x

BAB I. PENDAHULUAN……….……….. 1

I.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

I.2 Identifikasi Masalah ………... 2

I.3 Rumusan Masalah………... 3

I.4 Batasan Masalah ………. 3

I.5 Fokus Permasalahan ………... 3

I.6 Tujuan Perancangan ………... 3

BAB II. KESENIAN SAMPYONG MAJALENGKA……… ………. 4

II.1 Pengertian Kesenian……….. 4

II.2 Sampyong……….. 4

II.2.1 Pengertian Sampyong………. 5

II.2.2 Pengertian Majalengka ……….. 5

II.2.3 Sejarah Majalengka……… 6

II.3 Hasil wawancara dengan Kesenian Sampyon……… 6


(8)

vii

II.5 Analisa ……….. 15

II. 6 Khalayak……….. 15

II. 7 Resume Perancangan………... 16

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN KONSEP VISUAL………... 18

III. 1 Strategi Perancangan……….. 18

III. 1.1 Tujuan Komunikasi ……… 18

III.1.2 Pendekatan Komunikasi……….. 18

III.1.3 Materi Pesan ………... 19

III.1.4 Gaya Bahasa……… 19

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ………. 19

III.2 Konsep Visual ……… 25

III.2.1 Format Desain………. 25

III.2.2 Layout ……… 26

III.2.3 Huruf ……….. 28

III.2.4 ilustrasi ………... 29

III.2.5 Warna ………. 31

BAB IV. TEKNIS PRODUKSI MEDIA DAN APLIKASI MEDIA………...….. 32

IV.1 Buku Ilustrasi Kesenian Sampyong Majalengka ………. 32

IV.1.1 Media ……….... 32

IV.1.2 Teknis Produksi Media………..……… 33

IV.2 Media Pendukung ……… 34

DAFTAR PUSTAKA ……… 42


(9)

42

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Rohendi, Rohidi. ( 2012 hal 24 ). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Karta Miharja, Ahdian ( 2003 hal 29 ). Pengertian Kesenian Jakarta: lentera dipantara

Resobowo Basuki ( 2005 hal 36 ). Bercermin Di Muka Kaca:Seniman, Seni dan Masyarakat : Ombak

Lia Anggraini S. dan Kirana Nathalia (2016 hal 33). dalam buku berjudul Dasar – dasar panduan untuk pemula : Desain Komunikasi Visual

Sumber Artikel Internet

Ramadhan, Bagus (2011). Seni Pertarungan Tradisional Dari Majalengka

http://www.majalengkakab.go.id/index.php?option=com_content&view=artic le&id=78&Itemid=59 ( diakses pada 01/02/2016 )

Sukma, Surianto (2015). Sejarah Kabupaten di Jawa Barat http://sukma,


(10)

1 BAB I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kesenian Sampyong memiliki perubahan dalam pertunjukannya yaitu Pertunjukan kesenian sampyong, mulanya sering dijumpai pada acara-acara pernikahan maupun syukuran khitanan. Lambat laun kesenian tersebut tergeserkan dan hanya dapat dijumpai pada acara-acara khusus seperti perayaan hari-hari besar yaitu hari jadi Kabupaten Majalengka dan perayaan hari besar Kemerdekaan Republik Indonesia.

Terdapat Perbedaan pada kesenian Sampyong dengan kesenian Jaipong, kesenian Sampyong memiliki Seni Tari dan Seni Musik didalamnya kesenian Sampyong memperlihatkan kepada masyarakat dengan adegan kekebalan tubuh. Pada kesenian Jaipong mempunyai kesamaan dengan kesenian Sampyong yaitu menggabungkan Seni tari dan seni Musik dalam kesenian Jaipong lebih memperlihatkan kepada tariannya dengan diiringi musik.

Kesenian Sampyong memiliki ciri yang tetap dalam menggabungkan tiga unsur yaitu Seni Tari, Seni Musik dan seni Bela Diri. Dalam Seni Bela Diri tersebut pemain kesenian Sampyong masih tetap mengandalkan ilmu kekebalan tubuh. Terdapat unsur yang hilang dari kesenian Sampyong adalah dahulu kesenian Sampyong lebih dikenal dengan nama Ujungan. Kesenian Ujungan yaitu suatu permainan adu ketangkasan yang bebas dengan aturan. Dalam aturan permainan Ujungan kedua pemain yang menggunakan Teregos atau penutup kepala yang terbuat dari kain- kain yang berisi dengan bahan-bahan empuk atau lebih dikenal dengan sebutan Balakutak. Namun permainan Ujungan ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat dan lebih sering disebut dengan nama kesenian Sampyong karena Ujungan terlihat sangat berbahaya dan tidak memiliki peraturan dalam permainannya. Kesenian Sampyong lebih dikenal dari pada kesenian Ujungan karena pada aturan permainan kesenian Sampyong ini memiliki peraturan dasar yaitu setiap pemain hanya boleh memukul tiga kali disetiap acara berlangsung.


(11)

2 Kesenian sampyong merupakan salah satu aset budaya yang berada dan tumbuh di Kabupaten Majalengka, sehingga perlu diwariskan kepada generasi muda agar kesenian Sampyong dapat dilestarikan kembali. Dengan cara mengenalkan kembali dan mempertahankan eksistensinya dalam keadaan zaman yang terus berubah.

Generasi muda Majalengka belum mengenal lebih tentang kesenian Sampyong. maka dengan adannya permasalahan tersebut pada generasi muda sekarang ini sangat membutuhkan Media Informasi agar generasi muda dapat lebih mengenal Kesenian Sampyong Majalengka dan mendapatkan informasi lebih detail mengenai kesenian Majalengka.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, Maka terdapat hal terpenting yang dapat teridentifikasi, yaitu sebagai berikut :

 Para remaja pada umumnya hanya tertarik menikmati pertunjukannya saja, tetapi kurang mengetahui bagaimana sejarah pada kesenian Sampyong Majalengka.

 Keberadaan kesenian sampyong sudah jarang dijumpai.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan butir-butir pokok diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :


(12)

3 1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang identifikasi dan rumusan masalah, perlu untuk membatasi permasalahan dan difokuskan pada suatu masalah yaitu, bagaimana memberikan informasi atau mengenalkan Kesenian Sampyong kepada para remaja di seluruh Indonesia agar Kesenian Sampyong tersebut dapat terus dilestarikan keberadaannya oleh para remaja. Batasan masalah dengan perancangan adalah :

 Fokus Informasi Kesenian Sampyong Majalengka ditujukan kepada generasi muda.

1.5 Fokus Permasalahan

Berdasarkan fokus masalah yang sudah dikemukakan diatas, maka tujuan perancangan ini adalah untuk memperoleh solusi yang dapat menjawab permasalahan tersebut dengan menggunakan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual, yaitu :

 Memberikan kemudahaan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai Kesenian Sampyong melalui Media Informasi

 Memberikan informasi lebih rinci mengenai kesenian tradisional. 1.6 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat khususnya pada generasi muda yang kurang mengenal apa itu Kesenian Sampyong Majalengka agar dapat lebih dikenal pada generasi muda di seluruh Indonesia.


(13)

4

BAB II. KESENIAN SAMPYONG MAJALENGKA

2.1 Pengertian Kesenian

Menurut Rohidi Rohendi dalam buku berjudul metodologi penelitian seni (2012 hal 24). kesenian merupakan segala bentuk manifestasi batin dan pengalaman estesis dengan menggunakan berbagai media seperti berbagai bidang, tekstur, garis, warna volume. Seni juga bisa berarti ungkapan perasaan sang pencipta yang disampaikan kepada manusia supaya mereka bisa merasakan apa yang dirasakan oleh pelukis atau pencinta seni.

Sedangkan menurut Ahdian Karta Miharja pengertian kesenian (2003 hal 29). Seni merupakan segala bentuk aktifitas rohani yang mereflesikan kenyataan dalam sebuah karya dimana bentuk dan isinnya memiliki daya untuk membangkitkan keindahan tertentu didalam jiwa penikmatnya.

Menurut Resobowo Basuki bercermin dimuka kaca, seni dan masyarakat (2005 hal 36). Seni merupakan budaya sebagai suatu keahlian dalam mengekpresikan berbagai macam ide dan pemikiran estetika, termasuk dalam mewujudkan segala kemampuan dan imajinasi pandangan akan suatu benda dan suasana, atau karya yang dapat menumbuhkan rasa indah sehingga mampu menciptakan peradaban yang lebih maju lagi. Sehingga penulis dapat menyimpulkan dari tiga pengertian atau kutipan diatas bahwa kesenian dapat diartikan sebagai bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekpresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.


(14)

5

2.2. Kesenian Sampyong

Interaksi pada kesenian Sampyong ini dilakukan oleh 2 orang pemain dan 1 orang malandang atau wasit, salah satu gambar pada saat acara pertunjukan berlangsung:

Gambar II. 1. Interaksi kekebalan tubuh dua penari dalam kesenian Sampyong. Sumber :

http:/goodnewsfromindonesia.org/2015/09/04/sampyong-seni-pertarungan-tradisional-dari-majalengka.jpg (Diakses pada 07/05/2016) 2.2.1 Sampyong

Menurut Bagus Ramdhan seni pertarungan tradisional dari Majalengka (2011). Sampyong merupakan permainan tradisional adu ketangkasan dan kekuatan memukul atau dipukul lawan dengan menggunakan alat yang terbuat dari rotan yang berukuran 60 cm. Permainan dilakukan antara dua orang yang saling berhadapan, baik laki-laki maupun perempuan, dipimpin oleh seorang wasit yang disebut malandang, permaianan yang mempunyai arti ; Sam = tiga dan Pyong = pukulan, pukulan ini selalu diiringi dengan alat musik yaitu gamelan iringan ini merupakan perangkat yang tidak bisa ditinggalkan dalam seni Sampyong. Sehingga penulis dapat menyimpulkan dari pengertian diatas bahwa kesenian Sampyong merupakan kesenian yang menggabungkan tiga unsur Seni Tari, Seni Musik dan Seni Bela Diri.


(15)

6

2.2.2 Pengertian Majalengka

Menurut Surianto, Sukma Sejarah Kabupaten di Jawa Barat (2015). Kabupaten Majalengka, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Majalengka. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di utara, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan di timur, Kabupaten Majalengka terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah Desa dan Kelurahan. Pusat Pemerintahan di Kecamatan Majalengka. Kantor Bupati terletak di Pendopo, selatan dari Alun-alun Majalengka berdekatan dengan Masjid Agung Al Imam.

2.2.3 Sejarah Majalengka

Menurut Surianto, Sukma Sejarah Kabupaten di Jawa Barat (2015 diakses pada ).Pada zaman kerajaan Hindu sampai dengan abad XV di wilayah Kabupaten Majalengka terbagi menjadi 3 kerajaan yaitu Kerajaan Talaga dipegang oleh Sunan Corenda atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Parung, Kerajaan Rajagaluh dipegang oleh Prabu Cakraningrat, dan Kerajaan Sindangkasih, Rajanya adalah seorang puteri bernama Nyi Rambut Kasih. Terdapat banyak cerita rakyat tentang ke-3 kerajaan tersebut yang sampai dengan saat ini masih hidup di kalangan masyarakat majalengka.

2.3 Wawancara dengan Pemain Kesenian Sampyong

Proses wawancara ditujukan kepada seorang pemain kesenian Sampyong di daerah Majalengka pada hari Selasa, 22 Desember 2015 bertempatkan di kediaman Bapak Marphu Suhadi jl. Tonjong No 55 Majalengka. Wawancara dilakukan kepada Bapak Marphu Suhadi selaku pemain kesenian tradisional Sampyong.


(16)

7

Gambar II. 2. Bapak Marphu Suhadi Sumber: (Dokumentasi Pribadi 22 Desember 2015)

Kesenian Sampyong ini berasal dari Kabupaten Majalengka Jawa Barat sejak tahun 1960 ketika Bapak Marphu Suhadi masih muda sekitar 22 tahun sudah menjadi pemain Kesenian Sampyong bersama rekan rekannya di jl.Tonjong Majalengka dan sekarang rekan rekannya tersebut sudah dulu meninggalkan Bapak Marphu Suhadi. Awal mula hadir Kesenian Sampyong berada pada daerah Cibodas Kecamatan Majalengka dan sudah sekian lama mulailah tersebar kebeberapa daerah diantarannya Cibodas, Sindangkasih, Kulur, Simpeureum, dan Munjul. Dengan perkembangan jaman sekarang sampyong sudah mnurun eksistensi nya terutama pada generasi muda sekarang ini yang kurang melestarikan Kesenian Sampyong Majalengka. Karena sudah tidak ada kemamuan untuk mempelajarinnya

2.3.1 Peraturan Permainan Kesenian Sampyong Peraturan pada kesenian sampyong yaitu :

 Seorang pemain hanya diperkenankan untuk memukul sebanyak 3 kali pukulan

 batas pukulan yaitu pada bagian pinggang ke bawah saja dan tidak boleh lebih dari itu


(17)

8

 seorang pemain dapat memilih kelas yang ditentukan menurut usia misalnya pada golongan tua, Muda, Anak-anak

 pada saat acara berlangsung di hadiri salah satu wasit atau bisa di sebut malandang

Beberapa urutan pertunjukan Sampyong pada acara khusus seperti acara hari jadi Kabupaten Majalengka :

 Seluruh pemain dan peserta alat musik memasuki arena di pimpin oleh seorang wasit, Melakukan penghormatan kepada penonton dengan iringan kendang pencak lagu Golempang dan dinyannyikan oleh Sinden

 Pertunjukan pembukaan di mainkan oleh kedua pemain sampyong sambil mesesapi suara kendang pencak dan sinden yang sedang bernyanyi

 Pertunjukan utama, seorang pemain berdiri dengan pemain lainnya menurut urutan panggilan dan di pimpin oleh maladang/wasit.

2.3.2 Alat Kesenian Sampyong

Alat kesenian Sampyong ini berperan sangat penting dalam pertunjukan berlangsung karena salah satu alat untuk memukul lawan dan alat ciri khas pada kesenian sampyong Majalengka, salah satu gambar alat kesenian Sampyong :


(18)

9

Gambar II. 3. Rotan atau Kayu berukuran 60 cm Sumber : (Dokumentasi Pribadi 22 Desember 2015) (Hasil wawancara dengan pemain Kesenian Sampyong)

Rotan menjadi sebuah alat yang terpenting dalam melakukan permainan kesenian Sampyong tersebut karena itu sebuah alat untuk memukul pada lawan. Rotan tersebut berukuran 60cm dengan menggunakan tali di ujung rotan tersebut. Manfaat dari tali tersebut agar rotan yang sedang digunakan dalam acara berlangsung tidak lepas dari genggaman sang pemain. Pada rotan tersebut bisa hancur pada saat acara berlangsung karena dengan kerasnya pukulan terhadap kaki lawan.

2.3.3 Cara Memegang Alat kesenian sampyong

Pada gambar dibawah menunjukan tata cara dalam memegang rotan tersebut harus benar karena sangat berbahaya bagi penonton di sekitar arena permainan.

Gambar II. 4. Cara memegang alat kesenian Sampyong. Sumber : (Dokumentasi Pribadi 22 Desember 2015) (Hasil wawancara dengan pemain kesenian Sampyong)


(19)

10

Cara memegang alat kesenian sampyong adalah membelitkan atau memutarkan tali pada bagian ibu jari dan membelitkan ke telapak tangan sehingga rotan atau kayu tidak dapat lepas ketika sedang memukul lawan. Karena bila rotan atau kayu terlepas dapat berbahaya untuk penonton yang di sekitar arena pertunjukan.

2.3.4 Gerakan Kesenian Sampyong

Pada gambar dibawah merupakan persiapan atau kuda kuda pada setiap pemaian yang akan melakukan pertunjukan karena pertahanan sangat dibutuhkan ketika acara pertunjukan berlangsung.

Gambar II. 5. Persiapan atau kuda kuda kesenian Sampyong Sumber : (Dokumentasi Pribadi 22 Desember 2015) (Hasil wawancara dengan pemain kesenian Sampyong)

pada awal mulai nya memainkan kesenian Sampyong pemain sedang bergoyang menikmati iringan kendang pencak lagu Golempang yang dinyannyikan oleh sinden dan para pemain juga segera masuk ke dalam lapangan secara berbaris atau arena permainan sehingga para pemain dapat mempersiapkan kuda kuda untuk memulai pertanding.


(20)

11

2.4 Alat musik kesenian Sampyong

Alat musik yang digunakan saat pertunjukan kesenian Sampyong Majalengka anatara lain :

A. Terompet :

Terompet merupakan suatu alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Terompet ini pun sering digunakan pada saat acara-acara kesenian lainnya. pada alat musik kesenian Sampyong ini masih menggunakan terompet sebagai pelengkap alat music sampyong. Terompet ini terbuat dari kayu yang memanjang dengan lubang untuk mengasilkan bunyi dan pada bagian atas terdapat batok yang berfungsi untuk meniup terompet tersebut.

Gambar II.6 terompet

Sumber : http://renggajaya7.blogspot.co.id/2014/08/sompret-reyog.html (diakses 09 juni 2016)


(21)

12

B. Gendang

Kendang adalah alat musik yang di mainkan dengan cara dipukul atau ditepak dengan menggunakan telapak tangan, gendang tersebut terbuat dari kayu nangka, kelapa, atau cempedak dan dilapisi dengan kulit kerbau pada bagian atas gendang. Gendang digunakan dalam pertunjukan kesenian Sampyong Majalengka sebagai satu alat musik yang terpenting karena salah satu alat musik yang bisa membuat para pemain sampyong menikmati alunan music dan mengikuti irama yang dimainkan, hampir semua kesenian tradisional di Indonesia menggunakan gendang sebagai alat pengiringnya, gendang juga merupakan alat musik tradisional yang khas selalu ada pada kesenian tradisional di Indonesia dan kesenian Sampyong Majalengka memakai gendang sebagai pelengkap alat musik kesenian Sampyong Majalengka.

Gmbar II.7 Gendang

Sumber : http://Gendang - macam2budayaindonesia.blogspot.html (diakses, 09 juni 2016)


(22)

13

C. Kempul

Kempul merupakan sebuah alat musik dengan cara ditabuh, biasannya kempul satu perangkat dengan gong, kempul adalah sebuat alat musik yang terbuat dari timah dan tembaga pada bagian yang dipukul dan dengan pada bagian penyangga terbuat dari kayu yang diukir. Pada bagian alat musik Sampyong ini masih menggunakan kempul sebagai pelengkap kesenian Sampyong Majalengka karena bunyi yang dihasilkan sangat tinggi sehingga menyatu dengan gendang.

Gambar II. 8 Kempul

Sumber : http://www.seasite.niu.edu/indonesian/budaya_bangsa_kempul.html (diakses, 09 juni 2016)


(23)

14

2.4 Analisa

II.1 Diagram : Pengetahuan masyarakat kepada kesenian Sampyong Majalengka. Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

Berdasarkan hasil kuesioner kepada 50 masyarakat didaerah Kabupaten Majalenga, mayoritas dari masyarakat tidak mengenal tentang kesenian Sampyong Majalengka. 29% (14 orang) mengetahui, 63% (32 orang) tidak mengetahui, dan 8% (4 orang) tidak memberi tanggapan. Hasil analisa ini jelas menunjukan masyarakat kurang mengenal terhadap kesenian Sampyong Majalengka.

2.5 Khalayak

Kurangnya pengetahuan serta kepedulian masyarakat muda untuk lebih mengenal kesenian Sampyong yang pada saat ini memiliki penurunan eksistensinya pada generasi muda.

29%

63% 8%

Pengetahuan remaja kepada kesenian

Sampyong Majalengka

Mengetahui Tidak Mengetahui Tidak Menjawab


(24)

15

2.5 Resume perancangan

Perancangan ini bertujuan untuk memberikan sebuah informasi terkait dengan kesenian tradisional Sampyong Majalengka. Setelah dilakukan kuesioner kepada masyarakat, pada umumnya masyarakat Majalengka sendiri kurang mengenal terhadap Kesenian Sampyong Majalengka.

Memberikan media informasi terhadap masyarakat sehingga masyarakat bisa lebih mengenal kesenian Sampyong Majalengka, dari hasil analisa yang dilakukan banyak masyarakat muda yang kurang peduli atau kurang mengenal apa itu Kesenian sampyong Majalengka dan diharapkan kepada generasi muda agar lebih mengenal Kesenian Sampyong asli Majalengka.


(25)

18 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi Perancangan yang bertujuan sebagai media informasi ini yaitu dengan menampilkan konsep desain visual yang menarik. Maka dipilihlah buku ilustrasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan target audiens tentang suatu kesenian Sampyong Majalengka. Dengan visual yang dibuat dengan pendekatan karakter remaja dan menyesuaikan dengan temanya.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan dari perancangan media informasi kesenian tradisional Sampyong Memberi informasi terhadap masyarakat muda sehingga dapat mengenal dan mengetahui tentang kesenian Sampyong Majalengka, dengan demikian masyarakat bisa peduli dan lebih mengenal kesenian tradisional tersebut.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Dalam suatu penyampaian informasi, dibutuhkan suatu komunikasi yang mampu menyampaikan informasi tersebut mudah dimengerti oleh target audiens. Penyampaian informasi tersebut dapat berupa Bahasa visual maupun Bahasa verbal, yang dapat memberikan efek ketertarikan dan rasa ingin tahu target audiens terhadap komunikasi yang disajikan.

Pendekatan komunikasi yang digunakan tentang kesenian Sampyong Majalengka adalah media buku ilustrasi yang berisikan mengenai informasi tentang sejarah, pertunjukan, aturan permainan dan alat musik yang dipakai. Dengan adanya buku ilustrasi ini dapat memudahkan masyarakat untuk menerima informasi tentang kesenian Sampyong Majalengka.

 Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang akan digunakan adalah gambar ilustrasi pada umumnya, namun menggunakan gaya gambar pribadi dan tentunya gaya gambar yang disesuaikan untuk kalangan remaja sehingga tujuan untuk untuk menginformasikan dapat terealisasikan.


(26)

19  Pendekatan Verbal

Penyampaian informasi dalam media buku ilustrasi ini dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia digunakan sebagai penjelasan dan informasi agar materi pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah dimengerti oleh target sasaran sehingga komunikasi yang disampaikan lebih efektif dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

III.1.3 Materi Pesan

Pesan yang ingin disampaikan pada media informasi melalui buku ilustrasi ini adalah untuk memberikan informasi yang menjelaskan tentang sejarah dan mengenal lebih pada kesenian Sampyong Majalengka, menjelaskan busana yang dipakai dan alat musik yang digunakan dalam kesenian Sampyong Majalengka. III.1.4 Gaya Bahasa

Menggunakan bahasa formal Indonesia agar terkesan lebih serius serta sesuai dengan target audiens.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan 1. Target Audience

Demografis

Target audiens yang dituju adalah remaja 15 – 22 tahun yang tinggal diperkotaan.

- Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan - Status ekonomi : Semua kalangan

- Pendidikan : Sekolah menengah pertama hingga mahasiswa - Pekrejaan : Siswa dan siswi

Geografis

Masyarakat yang berada di wilayah Indonesia khususnya wilayah perkotaan.


(27)

20  Psikografis

Dari psikografis buku ilustrasi tentang kesenian sampyong ditujukan kepada remaja yang menyukai kesenian tradisional dan buku bacaan yang bergambar seperti buku ilustrasi.

2. Consumer Insight

Untuk media buku ilustrasi tentang kesnian Sampyong Majalengka, target audiens yang dicari adalah masyarakat khususnya Remaja – dewasa, laki-laki dan perempuan usia 16-22 tahun, untuk remaja yang bersekolah tingkat menengah pertama hingga mahasiswa dengan status sosial semua kalangan bawah hingga atas.

3. Consumer Journey

Untuk menyampaikan ide yang telah dibentuk pada media-media yang akan digunakan, maka diperlukan perencanaan yang baik agar mendapatkan interaksi dan tersampaikan pada sasaran maka diperlukan daftar aktifitas dari target audiens.

Waktu Aktivitas

Remaja Tempat Point Of Contact

05.00-07.00

Bangun tidur, mandi, pilih baju,

sarapan

Kamar tidur, ruang makan

Kasur, bantal, selimut, lemari baju, jam, meja

makan

07.00-07.30 Menuju sekolah,

kampus Jalan,

Jalan, kendaraan, orang, jembatan

penyebrangan 08.00-11.00 Belajar, diskusi, Sekolah, kelas,

taman, kantin

Meja, kursi, alat tulis, teman, guru, dosen

12.00-14.00 Pulang, istirahat,

makan, ibadah, Rumah, kamar

Makanan, minuman, kendaraan, orang tua,


(28)

21 14.00-16.00 Ibadah, kursus, kumpul dengan teman Mesjid, jalan, cafe, kampus,sekolah, rumah teman

Kendaraan, orang, alat tulis, alat makan, handpone, meja,kursi

16.00-21.00

Olahraga, bermain, berkumpul dengan orang tua,

pulang, mandi, makan, ibadah, tidur Lapangan,taman, jalan, rumah, mushola, kamar tidur,ruangan keluarga

Sepatu olahraga, bola handphone, kendaraan, orang, alat

mandi, alat makan, sajadah, tempat tidur

Tabel III.1 Consumer Journey Sumber: Data pribadi (2016)

III.1.6 Strategi Kreatif

Agar informasi yang disampaikan mencapai tujuan, maka penyampaian informasi harus dilakukan secara efektif. Maksud dari informasi yang efektif adalah informasi yang disampaikan dalam bentuk pesan dalam isi buku harus menarik dan memiliki strategi visual yang berbeda tetapi mudah dimengerti, dengan pola seperti itu pembaca bisa memahami isi dari pesan yang disampaikan khususnya target sasaran yang dituju.


(29)

22

Copywriting

Headline : Keunikan Sampyong kesenian tradisional Majalengka

 Story line Halaman 1

Ilustrasi para pemain kesenian Sampyong Halaman 2

Sejarah kesenian Sampyong Majalengka Halaman 3

Ilustrasi para pemain alat musik Halaman 4

Penjelasan awal mula pertunjukan kesenian sampyong Halaman 5

Ilustrasi seorang malandang atau wasit Halaman 6

Penjelasan seorang malandang Halaman 7

Ilustrasi para pemain sampyong yang mulai memasuki lapangan pertunjukan

Halaman 8

Penjelasan para pemain sampyong yang mulai memasuki lapangan pertunjukan

Halaman 9

Ilustrasi peraturan seperti pemain sedang memukul kaki sang lawan pada bagian pinggang kebawah

Halaman 10

Ilustrasi para pemain yang sedang menikmati alunan musik Halaman 11

Penjelasan para pemain yang sedang menikmati alunan musik Halaman 12

ilustrasi kedua pemain dan malandang atau wasit Halaman 13


(30)

23 Penjelasan kedua pemain dan malandang atau wasit

Halaman 14

ilustrasi kesenian sampyong sedang memukul lawan Halaman 15

Penjelasan dan ilustrasi peralatan dan cara memgang rotan Halaman 16

Ilustrasi dan penjelasan alat music kempul Halaman 17

Ilustrasi dan penjelasan alat musik gendang Haaman 18

Ilustrasi dan penjelasan alat music terompet

 Sketsa

Gambar III.1 Karakter tampak depan pemain sampyong Sumber : Dokumen pribadi


(31)

24 Gambar III.2 Sketsa isi buku

Sumber : pribadi

III.1.7 Strategi Media Media Utama

Media utama yang akan digunakan dalam penyampaian pesan yang terkandung dalam kesenian Sampyong Majalengka ini adalah buku ilustrasi, buku dipilih karena belum ada buku yang menjelaskan secara khusus tentang kesenian Sampyong Majalengka, selain itu buku mudah untuk digunakan dan dapat dibawa kemana saja, media buku dapat dengan mudah ditemukan karena banyak toko buku hingga perpustakaan yang dapat dijumpai.

Media Pendukung

Media pendukung dapat membantu meningkatkan minat audiens untuk membeli buku ilustrasi tentang kesenian Sampyong Majalengka. Media pendukung utama yang digunakan adalah x-banner sebagai media promosi utama untuk memperkenalkan buku ilustrasi kesenian Sampyong Majalengka


(32)

25 kepada audiens. Sedangkan untuk media promosi yang akan dikemas satu paket dalam buku ilustrasinya sebagai bonus adalah sticker, poster, gantungan kunci, pin dan t-shirt, khusus untuk t-shirt sepuluh orang pertama yang membeli buku akan mendapatkan bonus t-shirt. Dengan pendukung ini secara tidak langsung dapat mengenalkan kesenian Sampyong Majalengka karena fungsi dari media pendukung ini sebagai aksesoris yang bisa digunakan dalam beraktivitas sehari hari.

III.1.8 Strategi Distribusi

Strategi distribusi adalah perencanaan dalam menyebarkan atau menyalurkan suatu produk kepada target audiens. Buku ilustrasi tentang kesenian sampyong Majalengka ini akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang mempunyai potensi untuk menerbitkan buku yang menceritakan tentang kebudayaan tradisional. Toko-toko seperti gramedia, perpustakaan dari tiap-tiap sekolah, dan dinas terkait tentang kebudayaan akan menjadi target utama pendistribusian buku ini.

III.2 Konsep Visual

Konsep visual dari perancangan media informasi tentang kesenian Sampyong Majalengka adalah menampilkan visual yang menggambarkan suasana pada saat acara berlangsung atau di suatu keramaian. dahulu hingga saat ini dengan menggunakan warna-warna yang mendukung dan tetap memperlihatkan kesan kehidupan masyarakat agraris pada saat itu. Penyampaian pesan secara informatif tanpa menggunakan ilustrasi dan layout yang disesuaikan para masyarakat Majalengka. Sehingga dapat menjelaskan dan mempersentasikan kesenian tersebut.

III.2.1 Format Desain

Aplikasi mengenai buku ilustrasi ini berukuran 14.8x21cm (A5), ukuran tersebut adalah ukuran yang sesuai dengan standar pocket book. Isi dari aplikasi ini adalah menjelaskan tentang lebih mengenal kesenian daerah, serta dijelaskan juga busana, alat yang digunakan saat pertunjukan dan alat musik yang dipakai saat pertunjukan kesenian Sampyong Majalengka.


(33)

26 Gambar III. 3 format desain cover dan punggung buku

Sumber : data pribadi

Pada bagian cover menunjukan para pemain sampyong yang sedang berdiri dan pada bagian punggung buku terdapat judul di bagian tengah dan pada bagian atas memasukan logo penerbit dengan di perkecil agar punggung buku terlihat lebih menarik dan disukai.

III.2.2 layout

Pada bagian cover menggunakan tipografi yang besar dan dilengkapi dengan para pemain sampyong yang sedang berdiri pada bagian background menempatkan pada suatu tempat dengan ciri khas pepohonan dengan dilengkapi pada suatu acara dan keramaian. karena dengan tujuan masyarakat bisa tertarik dan memahami tentang buku ilustrasi tersebut.


(34)

27 Gambar III.4 Layout Buku ilustrasi kesenian sampyong

Sumber: Data pribadi (2016)

Gambar III.4 Layout Buku ilustrasi kesenian Sampyong Sumber: Data pribadi (2016)


(35)

28 III.2.3 Huruf

 Tipografi

Atvice

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

123456789{!+|,.?:”}

Font atvice digunakan dalam penulisan judul karena font memiliki bentuk yang mudah dilihat dan sangat cocok dengan ilustrasi pada bagian cover

Axis

Fontaxis digunakan dalam setiap sub judul buku ilustrasi yang dirancang, font ini digunakan karena cocok dipakai dalam sub judul buku ilustrasi ini.

covington

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 123456789{!@#$%^&*()_+|,.?:”}

Font covington digunakan dalam penjelasan setiap halaman yang ada dalam buku ilustrasi kesenian Sampyong Majalengka, font ini digunakan karena memiliki bentuk huruf yang jelas sehingga dapat mudah dimengerti oleh pembaca.


(36)

29 III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan dalam perancangan buku ini dengan cara membuat sketsa manual, setelah itu diberi pewarnaan dengan menggunakan teknik digital menggunakan aplikasi photoshop. Teknik manual dilakukan karena agar lebih mudah menggambarkan suasana pada saat keramain atau dalam suatu acara. Teknik pewarnaan digital digunakan supaya bisa menimbulkan kesan.

.

Gambar II. 5 ilustrasi para pemain sedang mengikuti alunan musik Sumber : Data pribadi

Gambar II. 6 ilustrasi seseorang sedang memukul lawan Sumber : Data pribadi


(37)

30 Gambar II. 7 ilustrasi seorang malandang yang sedang memberikan arahan

Sumber : Data pribadi

Gambar III.8 ilustrasi para pemain sampyong memasuki lapangan pertunjukan Sumber : Data pribadi

Gambar III. 9 ilustrasi para pemain alat musik yang sedang dimainkan Sumber : Data pribadi


(38)

31 III.2.5 Warna

Gambar III. 10 warna Sumber : Dokumentasi pribadi

Warna yang digunakan untuk buku ilustrasi kesenian Sampyong Majalengka diambil dari warna-warna terang pada bagian background dan pada bagian ilustrasi karakter memliki warna yang sedikit gelap karena menyatukan dengan busana aslinnya. Pada bagian alat musik dan peralatnnya mempunyai warna sedikit gelap dan dengan warna warna tua.


(39)

32 BAB IV. TEKNIS PRODUKSI MEDIA DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Buku Ilustrasi Kesenian Sampyong Majalengka IV.1.1 Media

Menurut Lia Anggraini S. dan Kirana Nathalia dalam buku berjudul Dasar – dasar panduan untuk pemula Desain Komunikasi Visual (2016 hal 33). Buku Ilustrasi merupakan buku yang didalamnya terdapat lukisan yang mengandung daya khayal dalam cerita. Didalam buku ilustrasi terdapat banyak gabungan mulai dari isi buku yang berupa teks tulisan dan ilustrasi.

Media utama buku ilustrasi berukuran 14.8x21cm (A5), potrait yaitu. Jenis kertas yang digunakan adalah jenis art paper tebal 220 gram, sedangkan untuk covernya menggunakan Hardcover. dengan laminasi Doff.

IV.1.2 Teknis Produksi Media

Teknis pengerjaan awal dengan cara membuat sketsa manual pada kertas setelah itu dipertegas garisnya dengan menggunakan ballpoint, stelah sketsa selesai gambar discan dan akan masuk pada diberi pewarnaan.

Gambar IV.1 Hasil sketsa yang sudah selesai Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)


(40)

33 proses selanjutnya masuk pada tahap pewarnaan pada bagian background dengan media digital, software yang digunakan ada Adobe Photoshop cs6. Teknik pewarnaan menggunakan tools brush yang tersedia di Adobe Photoshop, serta menggunakan pen tablet sebagai alat penunjang. Adobe Ilustrator cs5. Teknis pewarnaan digital media ini menggunakan hardware tambahan yaitu pen tablet. Pewarnaan digital dipilih karena lebih mudah dalam tahap pewarnaan dan tidak menghabiskan waktu.

Gambar IV. 2 proses peawarnaan pada bagian background Sumber : dokumentasi pribadi (2016)

Gambar IV. 3 pewarnaan pada bagian karakter dan background Sumber : dokumentasi pribadi


(41)

34 Gambar IV. 4 hasil pewarnaan karakter dan background

Sumber : dokumentasi pribadi (2016)

Pada gambar diatas salah satu proses pewarnaan dimulai dari sketsa, background dan pewarnaan pada karakter. Setelah proses perancangan selesai buku ilustrasi ini akan di cetak dengan menggunakan print laser dengan ukuran dan jenis kertas yang sudah ditentukan.

IV.2 MEDIA PENDUKUNG

IV.2.1 Poster

Untuk media pendukung poster digunakan sebagai media informasi berhubungan dengan terbitnya buku ilustrasi tentang kesenian Sampyong Majalengka.

IV.2.1.1 Teknis Produksi

Ukuran poster yang digunakan adalah A3 (41 cm x 29,7 cm) di kertas berjenis art paper 220 gram, Karena mempunyai kualitas yang tidak gampang kotor, lebih kuat dan kualitas warnanya terjaga.


(42)

35 29,7 cm

41 cm

Gambar IV. 5 Poster

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

IV.2.2 X-Banner

Media pendukung x-banner digunakan saat launcing buku ilustrasi, x-banner ini berfungsi sebagai sarana memberi informasi terhadap masyarakat. Dengan menggunakan media pendukung x-banner informasi tentang laucing buku pada saat itu bisa lebih luas karena ukuran cukup jelas untuk dilihat oleh masyarat yang berada dilokasi launcing buku ilustrasi tersebut.

IV.2.2.1 Teknis Produksi

Media ini dibuat dengan bahan korea dan dengan ukuran 60 cm x 160 cm. Proses pembuatan x-banner ini menggunakan print laser sehingga warna yang dihasilkan sesuai dengan gambar yang sudah dibuat.


(43)

36 Gambar IV. 6 X Banner

Sumber : dokumentasi pribadi (2016) IV.2.3 Stiker

Sticker difungsikan sebagai media pengingat dan sebagai bonus dari pembelian buku ilustrasi, desain stiker menggunakan font pada cover buku ilustrasi yang telah dicancang.

IV.2.3.1 Teknis Produksi

Bahan yang digunakan dalam pembuatan stiker yaitu dengan kertas vinyl dengan laminasi doff (semacam plastik yang tahan air) stiker ini memiliki ukuran 9,5 cm x 6,9 cm ukuran ini pas jika ditempel dimanapun karena memiliki ukuran tidak terlalu besar atau terlalu kecil.

Gambar IV.7 Stiker


(44)

37 IV.2.4 Gantungan Kunci

Gantungan kunci berfungsi sebagai media pengingat kembali para target audiens, media ini sangat mudah untuk digunakan di mana saja oleh semua kalangan.

IV.2.4.1 Teknis Produksi

Ukuran gantungan kunci yang digunakan adalah berdiameter 5,5 cm diprint dalam kertas inkjet lalu laminasi doff sehingga ketahan sangat bagus untuk gantungan kunci.

Gambar IV. 8 Gantungan kunci peraturan kesenian Sampyong Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

Gambar IV. 8 Gantungan kunci rotan Sumber : Dokumentasi pribadi (2016


(45)

38 IV.2.5 Pin

Pin berfungsi sebagai media pengingat kembali para target audiens, media ini sangat mudah untuk digunakan di mana saja tentunya digunakan pada kain-kain dan bisa digunakan o;leh remaja.

IV.2.5.1 Teknis Produksi

Ukuran pin yang digunakan adalah berdiameter 5,5 cm diprint dalam kertas inkjet lalu laminasi dope sehingga ketahan sangat bagus.’

Gambar IV. 9 Pin


(46)

39 IV.2.6 Pembatas Buku

Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan menandai halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu.

IV.2.6.1 Teknis Produksi

Pembatas buku mempunyai desain hampir sama dengan Ilustrasi cover agar lebih mengingatkan pada produk media utama dan diberi beberapa ilustrasi karakter Ukuran 4 x 14 cm . Material Artpaper (250 gr). Teknis cetak print laser sticker dan teknik manual cutting.

Gambar IV. 10 Pembatas buku Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(47)

40 IV.2.7 T-Shirt

Media pendukung t-shirt digunakan pada saat laucing buku ilustrasi tersebut agar bisa menunjukan identitas dari kesenian itu sendiri, setiap penjualan buku ilustrasi Kesenian Sampyong Majalengka t-shirt sudah termasuk didalamnya dalm pembeli 10 orang pertama.

IV.2.7.1 T-Shirt

Media ini dibuat dengan bahan cotton combad 30s dengan Sablon Dtg.

Gambar IV. 12 T-shirt depan belakang Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(48)

41 IV.2.8 Goodie bag

Goodiebag berfungsi untuk mempermudah membawa buku ilustrasi, selain buku ilustrasi pada dalam goodie bag seperti pin, sticker, gantungan kunci dan juga tshirt agar mudah dibawa

IV.2.8.1 Teknis produksi

Media ini dibuat dengan bahan albartoz dan dengan ukuran 59,4 cm x 84 cm dan menjadi 29,7 cm x 21 cm.Proses pembuatan goodie bag ini menggunakan print laser sehingga warna yang dihasilkan sesuai dengan gambar yang sudah dibuat.

Gambar IV. 13 Goodie bag Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(1)

36 Gambar IV. 6 X Banner

Sumber : dokumentasi pribadi (2016) IV.2.3 Stiker

Sticker difungsikan sebagai media pengingat dan sebagai bonus dari pembelian buku ilustrasi, desain stiker menggunakan font pada cover buku ilustrasi yang telah dicancang.

IV.2.3.1 Teknis Produksi

Bahan yang digunakan dalam pembuatan stiker yaitu dengan kertas vinyl dengan laminasi doff (semacam plastik yang tahan air) stiker ini memiliki ukuran 9,5 cm x 6,9 cm ukuran ini pas jika ditempel dimanapun karena memiliki ukuran tidak terlalu besar atau terlalu kecil.

Gambar IV.7 Stiker


(2)

37 IV.2.4 Gantungan Kunci

Gantungan kunci berfungsi sebagai media pengingat kembali para target audiens, media ini sangat mudah untuk digunakan di mana saja oleh semua kalangan.

IV.2.4.1 Teknis Produksi

Ukuran gantungan kunci yang digunakan adalah berdiameter 5,5 cm diprint dalam kertas inkjet lalu laminasi doff sehingga ketahan sangat bagus untuk gantungan kunci.

Gambar IV. 8 Gantungan kunci peraturan kesenian Sampyong Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

Gambar IV. 8 Gantungan kunci rotan Sumber : Dokumentasi pribadi (2016


(3)

38 IV.2.5 Pin

Pin berfungsi sebagai media pengingat kembali para target audiens, media ini sangat mudah untuk digunakan di mana saja tentunya digunakan pada kain-kain dan bisa digunakan o;leh remaja.

IV.2.5.1 Teknis Produksi

Ukuran pin yang digunakan adalah berdiameter 5,5 cm diprint dalam kertas inkjet lalu laminasi dope sehingga ketahan sangat bagus.’

Gambar IV. 9 Pin


(4)

39 IV.2.6 Pembatas Buku

Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan menandai halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu.

IV.2.6.1 Teknis Produksi

Pembatas buku mempunyai desain hampir sama dengan Ilustrasi cover agar lebih mengingatkan pada produk media utama dan diberi beberapa ilustrasi karakter Ukuran 4 x 14 cm . Material Artpaper (250 gr). Teknis cetak print laser sticker dan teknik manual cutting.

Gambar IV. 10 Pembatas buku Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(5)

40 IV.2.7 T-Shirt

Media pendukung t-shirt digunakan pada saat laucing buku ilustrasi tersebut agar bisa menunjukan identitas dari kesenian itu sendiri, setiap penjualan buku ilustrasi Kesenian Sampyong Majalengka t-shirt sudah termasuk didalamnya dalm pembeli 10 orang pertama.

IV.2.7.1 T-Shirt

Media ini dibuat dengan bahan cotton combad 30s dengan Sablon Dtg.

Gambar IV. 12 T-shirt depan belakang Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(6)

41 IV.2.8 Goodie bag

Goodiebag berfungsi untuk mempermudah membawa buku ilustrasi, selain buku ilustrasi pada dalam goodie bag seperti pin, sticker, gantungan kunci dan juga tshirt agar mudah dibawa

IV.2.8.1 Teknis produksi

Media ini dibuat dengan bahan albartoz dan dengan ukuran 59,4 cm x 84 cm dan menjadi 29,7 cm x 21 cm.Proses pembuatan goodie bag ini menggunakan print laser sehingga warna yang dihasilkan sesuai dengan gambar yang sudah dibuat.

Gambar IV. 13 Goodie bag Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)