Analisis optimalisasi pola tanam dan efisiensi pemasaran pada usahatani pisang barangan (musa paradisiaca) Cv Barangan (studi kasus desa Namo Tualang, kecamatan Biru-biru, kabupaten Deli Serdang, propinsi Sumatera Utara)

RINGKASAN
YULl SYOFlANl NASUTION. Analisis Optimalisasi Pola Tanam dan Efisiensi Pemasaran
Pada Usahatani Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) cv Barangan. Studi Kasus di Desa
Namo Tualang Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. (Di
bawah bimbingan YETI LIS PURNAMADEWI ).
Pisang adalah salah satu komoditi hortikultura yang mendapat prioritas untuk
dikembangkan sebab, (1) pisang sudah memasuki jajaran komoditas ekspor non migas, (2)
penggunaan lahan yang luas untuk komoditi ini yaitu 160.000 ha atau 22 persen dari total
buah, (3) memiliki keunggulan komparatif dan (4) jumlah permintaan yang diperkirakan
meningkat akibat pertambahan jumlah penduduk dan kesadaran akan pentingnya gizi
masyarakat Salah satu varietas pisang adalah pisang barangan yang merupakan pisang khas
Sumatera Utara. Sebagai buah khas daerah, pengembangan buah pisang ini juga diupayakan
sebagai usaha untuk meningkatkan pendapatan wilayah.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendukung program tersebut yaitu melalui
peningkatan produksi yang dapat menjamin kelanjutan dan kontinuitas pisang. Peningkatan
produksi dapat ditempuh melalui sistem pola tanam yang diterapkan, penggunaan komoditi
yang paling rnenguntungkan serta penggunaan teknologi yang tepat guna. Keadaan ini akan
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang diterirna petani maupun wilayah
bersangkutan. Akan tetapi pendapatan suatu usahatani dipengaruhi oleh berbagai faktor,
misalnya biaya produksi dan harga produk. Sementara harga suatu produk dipengaruhi oleh
sistem pemasaran yang terjadi.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa umumnya petani telah menerapkan
pola tanam polikultur tetapi tidak didasarkan pada pertimbangan ekonomis. Akses petani
terhadap modal yang kurang, saprodi rendah serta ketersediaan fasilitas dan pelayanan
saprodi di tingkat desa yang belurn memadai akan mengakibatkan penerapan pola tanam
yang optimal belum diterapkan. Sementara itu, meskipun pemasaran pisang barangan
Sumatera Utara sudah sarnpai ke Jakarta tetapi jauhnya jarak pemasaran akan menyebabkan
banyak lembaga yang terlibat dan fungsi pemasaran yang dilakukan lebih banyak sehingga
mempengaruhi tingkat efisiensinya.