Eksplorasi Tanaman Pisang Barangan (Musa Acuminata) Di Kabupaten Aceh Timur

(1)

EKSPLORASI TANAMAN PISANG BARANGAN (

Musa

acuminata

)

DI KABUPATEN ACEH TIMUR

T E S I S

Oleh :

YENNY AMILDA

107001046

PROGRAM STUDI MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

EKSPLORASI TANAMAN PISANG BARANGAN (

Musa

acuminata

) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Magister Agroekoteknologi pada Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Oleh :

YENNY AMILDA

107001046

PROGRAM STUDI MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : EKSPLORASI TANAMAN PISANG BARANGAN

(Musa acuminata) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

Nama : Yenny Amilda

NIM : 107001046

Program Studi : Agroekoteknologi

Menyetujui Komisi Pembimbing

Ketua

Prof.Dr.Ir. Rosmayati, MS

Anggota

Dr. Deni Elfiati, SP. MP

Ketua Program Studi,

Prof.Dr.Ir. Abdul Rauf, MP

Dekan Fakultas Pertanian,

Prof.Dr.Ir. Darma Bakti,MS

Tanggal Lulus : 30 Januari 2014 Telah diuji pada :


(4)

Tanggal : 30 Januari 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof Dr. Ir. Rosmayati, MS Anggota : Dr. Deni Elfiati, SP, MP

Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP Luthfi A.M. Siregar, SP. MSc. Ph.D Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, M.Si


(5)

ABSTRAK

YENNY AMILDA, Eksplorasi Tanaman Pisang Barangan (Musa acuminata) di Kabupaten Aceh Timur dibimbing oleh ROSMAYATI dan DENI ELFIATI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuat database tentang keragaman aksesi pisang barangan lokal Aceh di Kabupaten Aceh Timur, mendapatkan keanekaragaman aksesi varietas pisang barangan lokal yang ada di Kabupaten Aceh Timur, mengelompokkan populasi seleksi untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas buah yang baik. Penelitian dilaksanakan di sentra tanaman pisang barangan dalam eksplorasi dengan metode survei di 5 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur, yaitu di kecamatan Birem Bayeun, Sungai Raya, Peureulak Timur, Idi Timu dan Darul Ikhsan. Penelitian ini berlangsung bulan Oktober 2012 sampai dengan Mei 2013. Analisa data menggunakan metode analisa multivariat yaitu karakteristik morfologis Pisang Barangan, Analisa Faktor dan Analisa Cluster. Pengamatan dilakukan identifikasi dan karakterisasi berdasarkan

Description List dari IPGRI terhadap tiga puluh tujuh karakter fenotip yang terdiri dari dua puluh dua karakter kualitatif dan limabelas karakter kuantitatif menjadi parameter dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman karakter morfologis secara kualitatif dan kuantitatif pada 120 aksesi pisang barangan yang bervariasi sebagai karakter kuantitatif sedangkan karakter kualitatif menunjukkan karakter hampir semuanya seragam. Dari 21 variabel yang diteliti dengan proses faktoring direduksi menjadi 2 faktor yang terbentuk yaitu faktor 1 terdiri dari berat buah, lingkar diameter buah, bobot daging buah matang, tebal kulit buah, panjang buah dan faktor 2 terdiri dari warna kulit buah dan rasa buah. Berdasarkan hasil dendogram tingkat kemiripan karakter pisang barangan terbagi menjadi 3 cluster terdiri dari cluster 1 yaitu aksesi AT 1-AT 56, AT 58-AT 78, AT 80-AT 98, AT 100-AT 112, AT 114– AT 120, cluster 2 yaitu aksesi AT 57 dan AT 79, sedangkan cluster 3 terdapat pada aksesi AT 99 dan AT 113 yang dapat di ambil sebagai pohon induk pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur.


(6)

ABSTRACT

YENNY AMILDA, Exploration of Barangan Banana plant (Musa

acuminata) in East Aceh supervised by ROSMAYATI and DENI ELFIATI.

The objectives of this research was to identify and create database about the diversity of local barangan banana accessions in East Aceh, have diversity accession local barangan banana varieties in East Aceh selection for classifying populations get high production and good fruit quality. The experiment was conducted in centers barangan banana plants in the exploration survey methods in 5 districts in East Aceh district, which is in the district Birem Bayeun, Sungai Raya, East Peureulak, Idi Timu and Darul Ikhsan. The study took place in October 2012 until May 2013. Analysis of the data using multivariate analysis method that is characteristic morphological Barangan Banana, Factor Analysis and Cluster Analysis. Observations were made based on the identification and characterization Description List of IPGRI against thirty-seven characters phenotype consisting of twenty-two characters qualitative and quantitative characters into fifteen parameters in this research.

The results of showed there is a diversity of morphological characters qualitatively and quantitatively on the 120 accessions of banana barangan varied as quantitative character while the qualitative character indicates a character are diversity. Of the 21 variables research with the factoring reduced to two factors, namely factor 1 is formed consisting of fruit weight, fruit diameter circumference, weight of ripe fruit pulp, rind thickness, fruit length and factor 2 consisted of fruit color and fruit flavor. Based on a similarity dendogram barangan banana character is divided into 3 clusters, namely cluster 1 consists of accession AT 1-AT 56, AT 58 AT-78, AT-80 AT 98, AT 100 AT-112, AT-114 AT 120, cluster 2 namely accession AT 57 and AT 79, while cluster 3 contained in the accession AT 99 and AT 113 which can be taken as a tree stem of barangan banana in East Aceh.


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dan pendidikan pascasarjana pada Program Studi Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS sebagai ketua komisi pembimbing, Ibu Dr. Deni Elfiati,SP, MP sebagai anggota komisi pembimbing, Ibu Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP, Bapak Luthfi A.M Siregar, SP. MSc. Ph.D, Ibu Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi sebagai komisi penguji yang telah banyak memberikan saran, masukan, arahan, dan koreksi yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Terima kasih juga penulis sampaikan untuk suami tercinta Afizal SP MP dan putra kami M. Zaki Soulthan Gerardy, atas kasih sayang, pengertian, pengorbanan, semangat, dan segenap dukungan dalam rangka penulis menyelesaikan tesis ini. Ibunda tercinta Hj. Juherni Djohan dan Ibu mertua Hj. Ainoel Mardhiah, kakak, adik dan keluarga besar ku yang telah memberikan semangat dan dukungan moril kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Timur, Kepala Dinas dan Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Timur, Rektor Universitas Samudra, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Samudra, para dosen di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Samudra, dan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Samudra yang telah banyak membantu, memberikan dukungan moril kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.


(8)

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Para dosen Program Studi Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, atas bimbingan ilmu yang diberikan mulai dari awal perkuliahan hingga selesainya studi. Serta terima kasih juga kepada rekan-rekan penulis pada Program Studi Magister Agroekoteknologi Angkatan 2010 dan 2011 Fakultas Pertanian USU.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah terlibat, dan membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih. Semoga ilmu yang penulis peroleh dalam studi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Aamiin. Terima kasih.

Medan, Maret 2014 Penulis


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pascasarjana pada Program Studi Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Tesis berjudul “Eksplorasi Tanaman Pisang Barangan (Musa acuminata) di Kabupaten Aceh Timur”. Lokasi penelitian di lima Kecamatan di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS sebagai ketua komisi pembimbing, Ibu Dr. Deni Elfiati,SP, MP sebagai anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan koreksi dalam penyusunan tesis ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat.Amin.

Medan, Maret 2014 Penulis


(10)

RIWAYAT HIDUP

Yenny Amilda, dilahirkan pada tanggal 22 Juni 1977 di Langsa, Provinsi Aceh merupakan anak ke empat dari lima bersaudara, putra dari Bapak H.M. Jasin Idris, BA (Alm) dan Ibunda Hj. Juherni Djohan. Menikah dengan Afrizal, SP, MP dan dikarunai seorang putra M. Zaki Soulthan Gerrady.

Riwayat pendidikan dan pekerjaan yang pernah ditempuh adalah :

1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Langsa, Kota Langsa (1984-1990) 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Meulaboh, Aceh Barat (1990-1993) 3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Banda Aceh (1993-1996) 4. Tahun 1996 terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi Jurusan

Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Lulus pada tahun 2002.

5. Tahun 2000-2001 bekerja sebagai Staf Pengajar BT/BS Bimafika Banda Aceh. 6. Tahun 2001-2002 bekerja sebagai staf Nacap Thiess Joint Venture (NTJV) di

Jambi

7. Tahun 2002-2003 bekerja sebagai Tenaga Magang di PT. Perkebunan Nusantara I di Langsa.

8. Tahun 2003-2005 bekerja sebagai Karyawan PT. Perkebunan Daerah Kabupaten Aceh Timur di Langsa.

9. Tahun 2006 – sekarang bekerja sebagai Staf Pengajar ( Dosen ) pada Fakultas Pertanian Universitas Samudra di Langsa.

10. Tahun 2006 – sekarang bekerja sebagai PNS di Kabupaten Aceh Timur di Idi. 11.Tahun 2010 penulis diterima menjadi mahasiswa pascasarjana pada Program


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .. ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR…... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH … ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Penelitian ... 1

Perumusan Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 6

Hipotesis Penelitian ... 6

Kegunaan Hasil Penelitian ... 7

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

Klasifikasi Tanaman Pisang ... 8

Morfologi Tanaman Pisang Barangan ... 9

Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Barangan ... 12

Varietas dan Karakteristik Pisang Barangan ... 13

Keragaman Plasma Nutfah, Eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Pisang Barangan……… 15

Kondisi Umum Kabupaten Aceh Timur……… 16

BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 17

Tempat Dan Waktu Penelitian ... 17

Bahan dan Alat ... 17

Metode Penelitian ... 17

Pelaksanaan Penelitian ... 19

Pengamatan Penelitian ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN ………. ... 26

1. Karakteristik Morfologis Pisang Barangan ... 26

2. Analisis Faktor ... 46


(12)

KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

Kesimpulan ... 61

Saran ... 62


(13)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Karakter-Karakter Morfologis Batang 120 Aksesi Pisang Barangan ... 26

2. Karakter-Karakter Morfologis Daun 120 Aksesi Pisang Barangan ... 29

3. Karakter-Karakter Morfologis Bunga 120 Aksesi Pisang Barangan ... 35

4. Karakter-Karakter Morfologis Buah 120 Aksesi Pisang Barangan ... 38


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Bentuk Tanaman Pisang Barangan ... 55 2. Bentuk Buah per Tandan dan Lingkar Batang Pisang Barangan ... 56 3. Penampilan Bagian dalam Buah dan Daging Buah Pisang Barangan … 56 4. Bentuk Buah per Sisir Pisang Barangan ………. 56


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Daftar Pertanyaan survei ... 70

2. Kerangka Penelitian ... 74

3. Deskripsi Varietas Pisang Barangan ... 75

4. Deskripsi Varietas Pisang Barangan Merah ... 76

5. Deskripsi Varietas Pisang Barangan Aceh Timur ……… 77

6. Nama Lokasi, Desa dan Kecamatan Asal Tanaman Pisang Barangan ... 78

7. Karakter Morfologis Umum Aksesi 120 Pisang Barangan... .... 81

8. Karakteristik Komponen Hasil Kualitatif Tanaman Pisang Barangan .. 85

9. Karakteristik Komponen Hasil Kuantitatif Tanaman Pisang Barangan 88 10. Hasil Analisa Kesesuaian Data Metode KMO dan Uji Bartlett’s ... 91

11. Matrik Anti Image ... 92

12. Hasil Analisa Faktor Communalities, Komponen Matrik dan Rotasi Komponen Matrik ... 93

13. Hasil Analisa Faktor Komponen Matrik ... 96

14. Hasil Analisa Cluster Proximities dan Hasil Analisa Cluster Statistik Deskriptif ... 97

15. Hasil Analisa Cluster Pautan rata-rata (antar kelompok)... 98

16. Hasil Analisa Cluster Anggota yang Terbentuk ... 101

17. Gambar Dendogram ... 104

18. Out put Proximity Matrix Jarak Kuadran Hasil Analisa Cluster 120 Aksesi Pisang Barangan ... 105

19. Hasil Analisis Tanah ... 111


(16)

ABSTRAK

YENNY AMILDA, Eksplorasi Tanaman Pisang Barangan (Musa acuminata) di Kabupaten Aceh Timur dibimbing oleh ROSMAYATI dan DENI ELFIATI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuat database tentang keragaman aksesi pisang barangan lokal Aceh di Kabupaten Aceh Timur, mendapatkan keanekaragaman aksesi varietas pisang barangan lokal yang ada di Kabupaten Aceh Timur, mengelompokkan populasi seleksi untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas buah yang baik. Penelitian dilaksanakan di sentra tanaman pisang barangan dalam eksplorasi dengan metode survei di 5 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur, yaitu di kecamatan Birem Bayeun, Sungai Raya, Peureulak Timur, Idi Timu dan Darul Ikhsan. Penelitian ini berlangsung bulan Oktober 2012 sampai dengan Mei 2013. Analisa data menggunakan metode analisa multivariat yaitu karakteristik morfologis Pisang Barangan, Analisa Faktor dan Analisa Cluster. Pengamatan dilakukan identifikasi dan karakterisasi berdasarkan

Description List dari IPGRI terhadap tiga puluh tujuh karakter fenotip yang terdiri dari dua puluh dua karakter kualitatif dan limabelas karakter kuantitatif menjadi parameter dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman karakter morfologis secara kualitatif dan kuantitatif pada 120 aksesi pisang barangan yang bervariasi sebagai karakter kuantitatif sedangkan karakter kualitatif menunjukkan karakter hampir semuanya seragam. Dari 21 variabel yang diteliti dengan proses faktoring direduksi menjadi 2 faktor yang terbentuk yaitu faktor 1 terdiri dari berat buah, lingkar diameter buah, bobot daging buah matang, tebal kulit buah, panjang buah dan faktor 2 terdiri dari warna kulit buah dan rasa buah. Berdasarkan hasil dendogram tingkat kemiripan karakter pisang barangan terbagi menjadi 3 cluster terdiri dari cluster 1 yaitu aksesi AT 1-AT 56, AT 58-AT 78, AT 80-AT 98, AT 100-AT 112, AT 114– AT 120, cluster 2 yaitu aksesi AT 57 dan AT 79, sedangkan cluster 3 terdapat pada aksesi AT 99 dan AT 113 yang dapat di ambil sebagai pohon induk pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur.


(17)

ABSTRACT

YENNY AMILDA, Exploration of Barangan Banana plant (Musa

acuminata) in East Aceh supervised by ROSMAYATI and DENI ELFIATI.

The objectives of this research was to identify and create database about the diversity of local barangan banana accessions in East Aceh, have diversity accession local barangan banana varieties in East Aceh selection for classifying populations get high production and good fruit quality. The experiment was conducted in centers barangan banana plants in the exploration survey methods in 5 districts in East Aceh district, which is in the district Birem Bayeun, Sungai Raya, East Peureulak, Idi Timu and Darul Ikhsan. The study took place in October 2012 until May 2013. Analysis of the data using multivariate analysis method that is characteristic morphological Barangan Banana, Factor Analysis and Cluster Analysis. Observations were made based on the identification and characterization Description List of IPGRI against thirty-seven characters phenotype consisting of twenty-two characters qualitative and quantitative characters into fifteen parameters in this research.

The results of showed there is a diversity of morphological characters qualitatively and quantitatively on the 120 accessions of banana barangan varied as quantitative character while the qualitative character indicates a character are diversity. Of the 21 variables research with the factoring reduced to two factors, namely factor 1 is formed consisting of fruit weight, fruit diameter circumference, weight of ripe fruit pulp, rind thickness, fruit length and factor 2 consisted of fruit color and fruit flavor. Based on a similarity dendogram barangan banana character is divided into 3 clusters, namely cluster 1 consists of accession AT 1-AT 56, AT 58 AT-78, AT-80 AT 98, AT 100 AT-112, AT-114 AT 120, cluster 2 namely accession AT 57 and AT 79, while cluster 3 contained in the accession AT 99 and AT 113 which can be taken as a tree stem of barangan banana in East Aceh.


(18)

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Pisang (Musa sp.) merupakan komoditas buah yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di Indonesia. Pisang merupakan tanaman hortikultura yang memiliki tingkat produksi cukup tinggi di Indonesia dan memiliki kecendrungan meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2011 Indonesia menghasilkan lebih dari 5 juta ton pisang. Dilihat dari nilai kotor produksi dunia, pisang juga menempati urutan ke-empat untuk bahan pangan dunia yang paling penting untuk diperhatikan setelah beras, gandum, dan jagung (Arias et al., 2003; Purwadaria, 2006).

Komoditi unggulan yang memiliki kontribusi besar terhadap produksi buah-buahan nasional adalah buah pisang. Selain memiliki potensi yang besar dalam menunjang peningkatan pendapatan masyarakat petani, pisang juga merupakan bahan baku industri olahan (untuk chip, keripik, tepung) dan komoditas yang potensial untuk meningkatkan ekspor buah. Namun potensi tersebut selama ini masih hanya menjadi keunggulan komparatif dan belum mampu dikembangkan sebagai keunggulan kompetitif.

Dalam keluarga Musaceae (pisang-pisangan) memiliki keanekaragaman jenis cukup tinggi termasuk keturunan dari Musaacuminata yang diploid dan tumbuh liar. Genom yang disumbangkan diberi simbol A sedangkan Musa balbisiana memiliki genom baru dengan simbol B. Persilangan alami antara Musa acuminata dengan

Musa balbisiana menyebabkan bervariasinya jenis-jenis pisang. Pengaruh genom B terutama terlihat pada kandungan tepung pada buah yang lebih tinggi. Secara umum,


(19)

genom A menyumbang karakter ke arah buah meja (banana), sementara genom B ke arah buah pisang olan/masak (plantain).

Keragaman memberikan dampak positif terhadap produksi pangan dan juga menjadi sumber daya genetik yang kaya. Pertambahan konsumsi pangan dan energi, kerusakan habitat alami dan banyaknya lahan yang sudah beralih fungsi menjadi lahan pemukiman dan pertanian lain, akibatnya banyak plasma nutfah yang hilang atau beralihnya petani pada budidaya tanaman pangan dibandingkan budidaya tanaman hortikultura.

Keragaman genetik yang tinggi pada pisang, khususnya untuk kelompok

Eumusa, disebabkan oleh seleksi partenokarpi, seleksi sterilitas, sterilitas total, seleksi hasil hibridisasi, dan poliploidisasi. Hal ini menyebabkan tersebarnya genom A dari jenis M. acuminata liar (AA) maupun genom B dari jenis M. balbisiana liar (BB) menjadi pisang bergenom AAAA, AAA, ABBB, ABB, AAB, dan AB (Simmonds 1987).

Informasi tentang keragaman berimplikasi dalam penentuan program pemuliaan untuk mendapatkan varietas unggul serta konservasinya. Konservasi dan pemanfaatan plasma nutfah akan meningkatkan nilai plasma nutfah untuk perakitan varietas unggul.

Sebagai bagian dari daerah asal dan pusat keragaman pisang, Indonesia saat

ini memiliki lebih dari 100 kultivar pisang yang identitas genetiknya tidak diketahui

dengan pasti. Adanya sejumlah kesamaan bentuk pisang merupakan sumber utama

dari kebingungan dalam klasifikasi dan pemeliharaan koleksi plasma nutfah pisang


(20)

Varietas unggul pisang barangan diharapkan memiliki produktivitas tinggi, mutu baik, umur genjah, tahan terhadap hama penyakit tertentu dan toleran terhadap cekaman lingkungan. Untuk menghasilkan varietas unggul yang diinginkan diperlukan keanekaragaman yang tinggi. Di Indonesia keanekaragaman pisang barangan cukup tinggi, namun belum banyak diketahui karakteristiknya. Untuk menunjang perakitan varietas unggul pisang barangan, baik untuk konsumsi segar maupun olahan, perlu dilakukan evaluasi terhadap plasma nutfah yang ada. Informasi yang diperoleh dari evaluasi tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai materi perbaikan karakter melalui program pemuliaan tanaman.

Pisang mempunyai banyak varietas diantaranya adalah pisang barangan yang merupakan pisang khas yang banyak terdapat di Indonesia. Pisang Barangan sangat digemari masyarakat sebagai buah meja karena mempunyai rasa yang lezat dan manis. Pisang tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi tanaman penghasil buah yang lebih berkualitas melalui usaha pemuliaan. Usaha tersebut memerlukan informasi sitogenetik sehingga ketersediaan informasi mengenai jumlah kromosom dan tingkat ploidi pisang tersebut sangat penting. Keragaman genetik pada tanaman dapat dihasilkan dari hasil domestikasi yang telah berjalan sejak lama maupun proses adaptasi lingkungan.

Pisang Barangan adalah salah satu jenis pisang yang sangat digemari oleh konsumen meskipun harganya lebih mahal dibandingkan jenis lainnya. Permintaan akan pisang barangan terus meningkat tetapi tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan area tanah. Ada beberapa jenis pisang barangan yaitu pisang Barangan Merah, Kuning dan Putih. Ciri khas setiap jenis ini dibedakan dengan mudah dari warna dan aroma daging buahnya sedangkan morfologi tanaman hampir seragam.


(21)

daging buah pisang Barangan Merah berwarna kuning kemerah-merahan, pisang barangan kuning daging buahnya berwarna kuning muda, sedangkan pisang barangan putih daging buahnya berwarna putih, lebih kecil dan tidak harum sehingga kurang diminati konsumen. Pisang Barangan Merah sangat disukai masyarakat karena aromanya lebih harum dan lebih manis dibandingkan Barangan Kuning dan Putih (Nainggolan, et al., 2002, dalam Wahyudi, 2004).

Pisang Barangan yang ditanam secara vegetatif, keragaman sifat-sifatnya diduga lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan teknik bercocok tanam. Keragaman sifat-sifat genetis yang secara fenotip ditunjukkan melalui perbedaan penampilan, variasinya akan lebih besar apabila ditanam varietas yang berbeda secara terus menerus, teknik budidaya konvensional secara permanen dan cara budidaya yang berbeda di tiap daerah.

Produksi pisang termasuk jenis pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur tahun 2011 mencapai 79.740 ton. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang hasilnya 71.730 ton, maka ditahun 2010 mengalami penurunan sebesar 8.010 ton. Penurunan produksi ini salah satunya disebabkan karena menurunnya luas panen dan produktivitas. Kecamatan penghasil pisang barangan yang terbanyak pada saat ini di Kabupaten Aceh Timur, yaitu: Pante Bidari (3.360 ton), Darul Aman (1.848 ton), Darul Ikhsan (840 ton), Nurussalam (420 ton), Julok (189 ton), Birem Bayen (189 ton), Peunaron (173 ton), Indra Makmur (173 ton), dan Idi Timu (109 ton) ( Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Timur, 2011).

Daerah Kabupaten Aceh Timur ditinjau dari segi agroklimat dan kesesuaian lahan, merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan budidaya pisang barangan. Kabupaten Aceh Timur dijadikan salah satu daerah pengembangan dan


(22)

sentra produksi pisang barangan di Provinsi Aceh yang tersebar di 24 kecamatan (Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Aceh Timur, 2011).

Keragaman genetika plasma nutfah pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur sampai saat ini belum diketahui karena belum pernah dilakukan penelitian tentang hal tersebut padahal disetiap desa per kecamatan di Kabupaten Aceh Timur dijumpai beragam jenis pisang barangan dengan penampilan fenotipe yang khas. Disamping itu analisis keragaman genetik juga perlu dilakukan untuk menghindari duplikasi penamaan yang berbeda untuk jenis pisang barangan yang sama tetapi berasal dari tempat atau daerah yang berbeda.

Kabupaten Aceh Timur merupakan bagian dari Provinsi Aceh yang memiliki 24 Kecamatan dan 512 Desa dengan luas wilayah 6.040,40 Km2, secara geografis terletak pada koordinat 4009’–5016’ Lintang Utara dan 97013’-98002’ Bujur Timur, memiliki beragam jenis pisang barangan baik yang dibudidayakan maupun tumbuh secara liar, berdasarkan data tahun 2006 dengan produksi sebesar 1.866,39 ton.

Pisang barangan termasuk tanaman yang unik karena semua bagianya dapat digunakan. Buahnya diunggulkan karena memiliki rasa yang sangat manis, beraroma harum dan tidak berbiji. Namun produksi pisang yang ada saat ini tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan konsumen.

Perumusan Masalah

Permasalahan mendasar yang dihadapi dalam pengembangan produksi pisang barangan, yaitu: 1). Untuk mendapatkan bibit induk tanaman pisang barangan yang selanjutnya dapat dikembangkan di Kabupaten Aceh Timur 2). Budidaya tanaman pisang barangan yang masih menggunakan benih anakan dengan teknologi


(23)

4). Keterbatasan benih sumber sehingga menghambat dalam perbanyakan benih, 5). Belum banyak informasi mengenai keanekaragaman kultivar pisang barangan serta sifat-sifat unggulnya yang ada di Kabupaten Aceh Timur.

Mengingat keunggulan yang dimiliki pisang barangan lokal di Kabupaten Aceh Timur ini maka perlu dilakukan eksplorasi komoditi pisang barangan yang benar-benar asli lokal daerah di Kabupaten Aceh Timur. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya akan dievaluasi lagi sehingga dapat digunakan sebagai benih sumber asli lokal Kabupaten Aceh Timur dan jika memungkinkan akan dilepas sebagai varietas yang akan memberikan dampak nyata terhadap ketersediaan plasma nutfah pisang barangan serta pemanfaatan dalam program pemuliaan maupun konservasinya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk (1). mengetahui dan membuat database tentang keragaman aksesi-aksesi pisang barangan lokal Aceh di Kabupaten Aceh Timur, (2). Mendapatkan keanekaragaman aksesi-aksesi varietas pisang barangan lokal yang ada di Kabupaten Aceh Timur, (3). Mengelompokkan populasi seleksi untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas buah yang baik.

Hipotesis Penelitian

Terdapat keragaman aksesi-aksesi pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur dan ada populasi pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur yang dapat dijadikan pohon induk untuk perbaikan karakter tanaman.


(24)

Kegunaan Hasil Penelitian

Dapat membantu dalam usaha pemuliaan tanaman pisang barangan untuk mendapatkan populasi dalam seleksi varietas unggul dan pelestarian plasma nutfah serta mengangkat potensi pertanian pada Kabupaten Aceh Timur sehingga mampu merubah hidup masyarakat secara ekonomi.


(25)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanaman Pisang

Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan sub tropis, dimulai dari Asia Tenggara ke Timur melalui Lautan Teduh sampai ke Hawaii. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke Barat melalui Samudera Atlantik, Kepulauan Kanari sampai Benua Amerika (Stover dan Simmonds, 1987).

Negara-negara penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia, Columbia, Meksiko, Venezuela dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor empat di dunia (Satuhu, et al., 2001).

Buah pisang juga memiliki banyak manfaat. Kandungan yang terdapat dalam pisang antara lain vitamin A, vitamin B (Thiamine, Riboflavin, Niacin, vitamin B6, Folic Acid), vitamin C, Kalsium, Magnesium, Besi, dan Seng. Dengan demikian pisang juga merupakan salah satu bahan pangan yang mampu meningkatkan gizi masyarakat (Kasijadi, 2006).

Pisang merupakan tanaman semak yang berbatang semu (pseudostem), tingginya bervariasi antara 1- 4 meter, tergantung varietasnya. Daunnya melebar, panjang, tulang daunnya besar, dan tepi daunnya tidak mempunyai ikatan yang kompak sehingga mudah robek bila terkena tiupan angin kencang. Batangnya mempunyai bonggol (umbi) yang besar sekali dan terdapat banyak mata yang dapat


(26)

tumbuh menjadi tunas anakan. Bunganya tunggal, keluar pada ujung batang dan hanya sekali berbunga selama hidupnya (monokarpik) (Sunarjono, 2000).

Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia. Berdasarkan Satuhu dan Supriyadi (2001), pisang dapat digolongkan menjadi 4 jenis:

a. Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang, misalnya pisang kepok, pisang susu, pisang hijau, pisang mas, pisang raja dan pisang barangan.

b. Pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya pisang tanduk, pisang uli, pisang kapas dan pisang bangkahulu.

c. Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang maupun diolah terlebih dahulu, misalnya pisang kepok dan pisang raja.

d. Pisang yang dapat dikonsumsi sewaktu masih mentah, misalnya pisang klutuk atau pisang batu untuk campuran membuat rujak.

Morfologi Tanaman Pisang Barangan

Kedudukan pisang barangan dalam taksonomi tumbuhan menurut Suprapti (2005) adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Scitaminae

Famili : Musaceae

Sub Famili : Muscoideae

Genus : Musa


(27)

Indonesia dan Asia Tenggara merupakan pusat keragaman genetik (Musaceae) dan memiliki banyak jenis pisang (termasuk pisang liar) yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Lebih dari duaratus varietas ditanam petani yang seluruhnya adalah varietas alam yang belum mengalami perbaikan/pemuliaan. Plasma nutfah pisang diploid AA – yang terdiri atas berbagai formasi dari jenis liar

Musa acuminate Colla dan berbagai varietas budidaya (kultivar) merupakan sumber gen untuk perbaikan genetik pisang (Crouch et al., 1999).

Pisang barangan adalah salah satu jenis pisang yang sangat digemari oleh konsumen meskipun harganya lebih mahal dibandingkan jenis lainnya. Permintaan akan pisang barangan terus meningkat tetapi tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan area tanah. Ada beberapa jenis pisang barangan yaitu pisang barangan merah, kuning dan putih. Ciri khas setiap jenis ini dibedakan dengan mudah dari warna dan aroma daging buahnya sedangkan morfologi tanaman hampir seragam. Daging buah pisang barangan merah berwarna kuning kemerah-merahan, pisang barangan kuning daging buahnya berwarna kuning muda, sedangkan pisang barangan putih daging buahnya berwarna putih, lebih kecil dan tidak harum sehingga kurang diminati konsumen. Pisang Barangan Merah sangat disukai masyarakat karena aromanya lebih harum dan lebih manis dibandingkan Barangan Kuning dan Putih (Wahyudi, 2004).

Batang pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang. Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada dibagian bawah sampai kedalaman 75-150 cm. Sedangkan akar yang bearada dibagian samping umbi batang tumbuh kesamping dan mendatar, panjangnya dapat mencapai 4-5 meter. Ada dua


(28)

macam perakaran yaitu perakaran utama, akar batang yang menempel pada bonggol batang dan perakaran sekunder, akar tumbuh dari perakaran utama sepanjang 5 cm dari pangkal akar (Satuhu dan Supriadi, 2000).

Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Dibagian atas umbi batang terdapat titik tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung). Sedang yang berdiri tegak diatas tanah yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun pisang yang saling menelungkup dan menutupi dengan kuat dan kompak sehingga bisa berdiri tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang semu ini berkisar 3,5 – 7,5 meter tergantung jenisnya (Cahyono, 1995).

Bonggol adalah batang pisang yang terdapat didalam tanah. Pada sepertiga bagian bonggol sebelah atas terdapat mata calon tumbuh tunas anakan (Gunawan, 1987). Lembaran daun (lamina) pisang lebar dengan urat daun utama menonjol berukuran besar sebagai pengembangan morfologis lapisan batang semu (gedebong). Urat daun utama ini sering disebut sebagai pelepah daun. Lembaran daun yang lebar berurat sejajar dan tegak lurus pada pelepah daun. Urat daun ini tidak ada ikatan daun yang kuat ditepinya sehingga daun mudah sobek akibat terkena angin kencang (Suhardiman, 1997).

Bunga pisang berupa tongkol yang sering disebut jantung. Bunga ini muncul dari primodia yang terbentuk pada bonggolnya. Perkembangan primodia bunga memanjang keatas hingga menembus inti batang semu dan keluar inti batang semu. Bunga jantan dan bunga betina terjalin dalam satu rangkaian yang terdiri dari 5-20 bunga. Rangkaian bunga ini nantinya membentuk buah, yang disebut satu sisir. Satu


(29)

bunga jantung dapat pula terdiri dari 1-2 rangkaian bunga sehingga deretan sisirnya sangat panjang, misalnya pisang seribu (Gunawan, 1987).

Kulit buah kuning kemerahan dengan bintik- bintik coklat. Daging buah agak orange. Satu tandan terdiri dari 8-12 sisir. Dalam setiap sisir terdiri dari 12-20 buah. Bentuk, warna dan rasa buah digunakan untuk menentukan klon / jenis tanaman pisang. Adapun pembentukan buah pisang sesudah keluar, maka akan terbentuk sisir pertama, kemudian memanjang lagi dan terbentuk sisir kedua dan ketiga dan seterusnya. Jantungnya perlu dipotong sebab sudah tidak bisa menghasilkan sisir lagi (Wattimena, 1992).

Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Barangan

Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang barangan. Tanaman pisang barangan akan berproduksi dengan baik apabila pertumbuhannya juga subur. Tanaman ini menghendaki iklim panas, terutama di daerah tropik. Pisang barangan pada umumnya memerlukan matahari penuh, sangat peka terhadap angin kencang karena dapat merobek daun-daunnya, sehingga berpengaruh terhadap hasil buahnya. Memerlukan curah hujan bulanan antara 200-220 mm. Kapasitas lapang tidak boleh dibawah 60-70%, karena itu pengairan pada tanaman pisang barangan sangat dianjurkan terutama pada musim panas. Tanaman pisang barangan menghendaki tanah yang gembur, kaya bahan organik (3%), berdrainase baik, dan pH antara 4,5 hingga 7,5. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah dengan pH antara 4,5 hingga 8,5, sedangkan pH optimal adalah 6,0. Untuk itu tanah yang terlalu rendah pHnya dapat ditambahkan dolomite (BPTP Aceh, 2010).

Pertumbuhan anakan pisang barangan dimulai dari mata tunas yang ada pada bonggolnya. Bila kandungan air tanah mencukupi, tunas tersebut akan tumbuh


(30)

menjadi dewasa. Pada umumnya tunas muncul dari bonggol bagian atas, sehingga anakan pisang barangan semakin lama semakin mendekati permukaan tanah, akibatnya pertumbuhan anakan lambat karena akarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Daun pisang barangan terus berkembang hingga yang muncul menjadi lebar, namun berkurang lagi lebarnya menjadi kecil seperti bendera bila bunganya keluar. Buah pisang barangan adalah partenokarpi, dan buahnya dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluar jantung (BPTP Aceh, 2010 ).

Pisang barangan dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini memerlukan makanan yang banyak sehingga sebaiknya pisang barangan ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan. Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 - 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang barangan tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%. Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. (BPTP Aceh, 2010).

Varietas dan Karakteristik Pisang Barangan

Berdasarkan analisis karakter beberapa jenis pisang telah digolongkan sebagai berikut :

(1). Golongan AA. Sifat : buahnya kecil-kecil, kuning emas, kulit tipis, sangat menarik, daging buah padat berwarna merah muda pucat, beraroma bagus, satu tandan berisi 5-9 sisir. Contoh : pisang emas dan berlin. (2). Golongan AA. Sifat : buahnya medium sampai besar, kulitnya berwarna kuning keemasan, daging buah


(31)

lembut dan kering, sangat manis, beraroma bagus, satu tandan berisi 10-12 sisir. Contoh : pisang barangan.(3). Golongan AAA. Sifat : buahnya medium sampai besar, kulit buah buah tebal berwarna kuning, daging buah krem keputiha, tekstur halus, manis dan beraroma bagus, satu tandan berisi 8-12 sisir. Contoh : pisang ambon. (4). Golongan AAA. Sifat : buah sedang hingga besar, kulit buah hijau pucat/kekuningan, daging buah putih hingga krem, tekstur halus dan manis, satu tandan berisi 8-12 sisir. Contoh : pisang ambon lumut. (5). Golongan AAA. Sifat : buah besar, kulit buah berwarna kuning tipis, daging buah krem, tekstur agak padat, agak beraroma, manis, satu tandan berisi 10-14 sisir. Contoh : pisang ambon putih. (6). Golongan AAB. Sifat : buahnya kecil hingga medium, kulit buahnya berwarna kuning, daging buah putih, tekstur lembut/lunak. Rasa agak sepet, satu tandan berisi 5-9 sisir. Contoh : pisang raja sereh (Ashari, 1995).

Selanjutnya untuk (7). Golongan AAB. Sifat : buahnya besar, daging buah berwarna krem hingga oranye, kulit buah berwarna oranye, tekstur kasar, manis, satu tandan berisi 6-8 sisir. Contoh : pisang raja atau raja buluh. (8). Golongan AAB. Sifat : buah besar, termasuk pisang rebus, buahnya harus dimasak terlebih dulu, termasuk jenis yang dibudidayakan secara komersial, daging buah berwarna krem oranye, padat hingga lunak, mengandung pati tinggi, tahan lama, satu tandan berisi 2 sisir, tidak mempunyai bunga jantan. Contoh pisang tanduk. (9). Golongan ABB. Sifat : buahnya kecil hingga sedang, kulit buah kuning agak tebal, daging buah berwarna putih, lekat dengan tekstur padat, dapat dimakan langsung atau dimasak terlebih dulu. Satu tandan berisi 8-10 sisir. Contoh : pisang siam. (10.) Golongan ABB. Sifat : termasuk pisang masakan, ukuran medium hingga besar, kulit buah tebal dan kasar, berwarna krem oranye, mengandung pati, satu tandan berisi 7 sisir.


(32)

Contoh : pisang kapok. (11). Golongan BBB. Sifat : buahnya berukuran medium hingga besar, kulit buah tebal berwarna kuning, daging buah krem keputihan, tektur lembut, rasa manis, satu tandan berisi 10-16 sisir. Contoh : pisang kapok dan saba. (Ashari, 1995).

Keragaman Plasma Nutfah, eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Pisang Barangan

Identifikasi kultivar pisang di Indonesia telah banyak dilakukan oleh instansi pemerintahan terutama tanaman pisang yang ada di Kebun Plasma. Di Kebun Plasma Koleksi Plasma Nutfah Pisang Cibinong telah diidentifikasi sebanyak 35 kultivar, Pusat Penelitian Hortikultura sub-stasiun Tlekung Jawa Timur 31 kultivar dan Kebun Raya Purwodadi 59 kultivar. Di Kebun Plasma Nutfah Pisang Kotamadya Yogyakarta telah teridentifikasi 152 kultivar pisang yang selanjutnya dapat dikelompokkan dalam 6 kelompok genom yaitu : AA, AAA, AAB, ABB, ABBB dan BB ( Jumari dan Pudjoarianto, 2000).

Meskipun sudah banyak dilakukan identifikasi kultivar pisang di beberapa daerah namun sejauh ini belum banyak informasi mengenai keanekaragaman kultivar pisang serta sifat-sifat unggulnya. Plasma nutfah pisang adalah populasi tanaman pisang yang mempunyai plasma sel sebagai penyimpan materi genetik sehingga dapat diwariskan pada keturunannya. Besarnya keanekaragaman plasma nutfah dengan segala keunggulannya merupakan sumber genetik yang sangat berharga. Teknologi pemuliaan tanaman seperti kultur jaringan atau rekayasa genetik sangat membutuhkan data sifat genetik serta ketersediaan bank plasma nutfah yang menjamin keberadaannya (Jumari, et al., 2002).


(33)

Penelitian kekayaan keragaman genetik spesies tanaman dalam habitat asli belum pernah dilakukan terhadap spesies yang diduga berasal dari Indonesia seperti padi, tebu, pisang, salak, rambutan, nangka, durian, kelapa, dan sebagainya, sehingga pembuktian bahwa Indonesia merupakan pusat berbagai spesies tanaman tersebut belum pernah dilakukan secara ilmiah oleh penelitian bangsa Indonesia sendiri (Sumarno dan Zuraida, 2008).

Kondisi Umum Kabupaten Aceh Timur

Kabupaten Aceh Timur dengan luas wilayah 6.040,60 km2, secara geografis terletak pada koordinat 4009’- 5016’ Lintang Utara dan 97013’-980

Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Aceh Timur termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu udara normal yang bervariasi antara 26

02’ Bujur Timur, yang keadaan tanah merupakan dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0-308 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan keragaman tanah secara umum Kabupaten Aceh Timur memiliki jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), Mediteran, Organosol/Alluvial, Latosol dan Podsolik (Azwar, 2006).

0

-300 C, dengan curah hujan 1.673 mm/tahun atau 139,42 mm/bulan dengan jumlah hari hujan 84 hari/tahun atau rata-rata 7 hari/bulan. Dari kondisi agroklimatologi menunjukkan bahwa iklim di wilayah Kabupaten Aceh Timur pada umumnya cocok untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan (BAPPEDA Kab. Aceh Timur, 2011).


(34)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di sentra-sentra tanaman pisang barangan dalam bentuk eksplorasi dengan metode survei di 5 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur, yaitu di kecamatan Birem Bayeun, Sungai Raya, Peureulak Timur, Idi Timu dan Darul Ikhsan. Penelitian ini berlangsung bulan Oktober 2012 sampai dengan Mei 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman Pisang Barangan yang sudah dibudidayakan oleh petani maupun tanaman yang masih tumbuh liar pada habitatnya di tiga desa tiap kecamatan Kabupaten Aceh Timur (Lampiran 5) sebagai data primer dan kuisioner (daftar pertanyaan) sebagai data sekunder (Lampiran 1). Alat digunakan dalam penelitian adalah pisau, parang, meteran, timbangan, kantong plastik, kamera digital, refractometer, spidol, alat-alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yang merupakan penelitian eksplorasi dengan cara menjelajah dan mengumpulkan berbagai aksesi pisang barangan yang ada di sentra-sentra produksi tanaman pisang barangan di tiga desa di lima kecamatan pada Kabupaten Aceh Timur (lampiran 5). Metode survei yang diterapkan teknik kuisioner, wawancara dan observasi langsung pada lokasi sentra-sentra tanaman pisang barangan untuk mengetahui nama lokal, pemanfaatan dan cara pembudidayaan pisang barangan dengan panduan kuisioner yang telah dibuat.


(35)

Jumlah tanaman keseluruhan 120 sampel. Data yang diperoleh digunakan sebagai data awal untuk identifikasi dan karakteristik.

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap. Tahap pertama adalah eksplorasi dengan metode survei yang pengambilan sampel dilakukan secara

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dan penetapan responden

untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang ada setelah mengetahui karakteristik populasinya di sentra-sentra pertanaman pisang barangan yang bertujuan untuk mengetahui daerah-daerah sasaran penelitian yang memiliki populasi tanaman pisang barangan.

Tahap kedua adalah Identifikasi dan karakteristik dilakukan berdasarkan karakter morfologi pisang dari IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute) dengan mengamati objek individu tanaman pisang barangan.

Tahap ketiga teknik analisa data yang dilakukan adalah

Pada tahap awal dilakukan dua jenis analisa statistik untuk melihat kesesuaian data jika difaktorkan yaitu Uji Keutuhan Barlett dan Ukuran Kesesuaian Contoh Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Hasil Uji Keutuhan Barlett nyata pada nilai p<0.05 memadai untuk dilakukan analisis faktor. Analisis faktor dilaksanakan dengan metode komponen utama dan dilakukan rotasi dengan metode varimax dan dilanjutkan

analisa statistik untuk melihat kesesuaian data jika difaktorkan yaitu dengan menggunakan analisis faktor dan analisis cluster. Keragaman 120 aksesi pisang barangan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dengan bantuan software SPSS 17 sesuai dengan metode yang dikembangkan oleh Pallant (2001).


(36)

yang menghasilkan dendrogram hubungan kekerabatan berdasarkan morfologi yang diamati.

Berdasarkan kemiripan tersebut dibuat pengelompokan nomor-nomor tersebut menggunakan metode Unweighted Pair Group Method with Arithmetic

(UPGMA). Untuk menyimpulkan kekerabatan antara koleksi, semua data dianalisis dengan menghitung jarak Euclid yang dipertautkan berdasarkan kekerabatan terdekat dengan bantuan alat pengolah data. Analisis cluster akan menghasilkan dendogram yang digunakan untuk menilai pola keragaman.

1. Pelaksanaan Survei

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan survei ini adalah pengumpulan data yang memuat tentang keberadaan jenis pisang barangan yang ada atau ditanam di Kabupaten Aceh Timur. Data yang diperlukan didapatkan dari data primer (lokasi petani pisang barangan) dan data sekunder dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur.

Kegiatan eksplorasi didahului dengan survei, yakni mengumpulkan data tentang lokasi pengembangan pisang barangan, morfologi tanaman, dan informasi penting lain dari instansi terkait termasuk Dinas Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) serta masyarakat setempat di Kabupaten Aceh Timur.

Data yang diperoleh ditabulasi sebagai data awal untuk identifikasi dan karakterisasi. Pada saat survei sekaligus dilakukan pengumpulan sampel pisang barangan yang diambil dari tiap-tiap lokasi yang dianggap merupakan produk lokal setempat.


(37)

Data Jumlah responden yang diwawancarai 3 – 5 petani pisang barangan per desa dan 3 desa per kecamatan. Sehingga jumlah sampel keseluruhannya 45–75 responden.

2. Identifikasi dan karakteristik

Identifikasi dan karakteristik dilakukan berdasarkan descriptor list dari IPGRI yang meliputi morfologi tanaman.

1. Menentukan lokasi

Lokasi yang dilakukan identifikasi dan karakteristik didapatkan dari hasil survei jawaban-jawaban interview atau informasi langsung dari kuisioner, dan hasil informasi morfologi yang diukur sendiri secara langsung atau yang ditanya langsung kepada petani.

2. Menentukan pohon Identifikasi

Penentuan pohon identifikasi dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah tanaman yang diamati pada tanaman pisang barangan adalah 10 + (1% x jumlah tanaman dalam populasi). Pengumpulan data langsung ke lokasi pertanaman pisang barangan melihat, mengamati, mengukur dan menanyakan kepada petani, tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan parameter pengamatan.

Data primer ini meliputi pisang budidaya dan lokal yang diketahui oleh petani responden (sampel) baik yang ditanamnya maupun yang tumbuh serta terdapat disekelilingnya.

3. Melakukan Identifikasi

Setelah ditentukan tanaman yang di identifikasikan di lokasi maka mulai diamati morfologi tanaman pisang barangan dengan identifikasi tanaman yang


(38)

meliputi karakter secara kuantitatif dan karakter kualitatif sesuai dengan descriptor list dari IPGRI yang meliputi morfologi tanaman yang diinginkan.

Secara kuantitatif yang produksinya tinggi dan memiliki keragaman yang luas sedangkan secara kualitatif memiliki tingkatan mutu yang baik secara standar mutu pisang barangan yaitu dengan melihat perbedaan bentuk tanaman pisang barangan seperti keseragaman bentuk, warna, ukuran buah.

Pengamatan 1. Survei

Pengamatan data primer didapatkan dengan menginterview berdasarkan kuisioner. Pengamatan morfologi dinyatakan dalam bentuk rata-rata dari seluruh jenis pisang barangan yang sama yang ditanam oleh petani sampel. Kesemuanya ini meliputi jenis dari setiap penanaman pisang di lokasi pengamatan baik pisang barangan budidaya maupun lokal. Data sekunder didapat dari Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di kecamatan yang di jadikan daerah penelitian, serta dari lembaga instansi terkait Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Aceh Timur.

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi: 1) luas lahan, produksi, produktivitas, pengelolaaan dan pengolahan produk, pemasaran, dan arti penting lainnya seperti asal bibit, jenis bibit, kultur teknis (bagi yang budidaya), fisiologi serta masalah pembudidayaannya (bagi budidaya) dan yang tumbuh di alam/tidak dibudidayakan.

2. Identifikasi dan karakterisasi

Pengamatan dalam hal ini identifikasi dan karakterisasi dilakukan berdasarkan Description List dari IPGRI. Pengamatan dilakukan terhadap tiga


(39)

puluh tujuh karakter fenotip yang terdiri dari dua puluh dua karakter kualitatif dan limabelas karakter kuantitatif.

Adapun dua puluh dua karakter kualitatif yang diamati yaitu : 1. Lokasi Tanaman

Lokasi tanaman telah ditentukan berdasarkan survei lokasi terdahulu. 2. Tipe pertumbuhan

Tipe pertumbuhan dilakukan dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

3. Bentuk Daun

Bentuk daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 4. Warna daun

Warna daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 5. Bentuk Pelepah Daun

Bentuk pelepah daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

6. Warna Pelepah daun

Warna pelepah daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

7. Letak Duduk Daun

Letak duduk daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

8. Belahan daun

Belahan daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 9. Permukaan Daun Bagian Atas


(40)

10.Bentuk batang

Bentuk batang diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 11.Warna Batang

Warna batang diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 12.Warna Kulit batang

Warna kulit batang diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

13.Warna Daging Buah

Warna daging buah pisang barangan diamati secara visual setelah kulit buah dikupas kemudian diamati warna daging buah tersebut sesuai karakteristik pedoman.

14.Bentuk Buah

Bentuk buah secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 15.Rasa Buah

Rasab buah dengan mengambil sampel pada masing-masing aksesi pisang barangan kemudian dilakukan dengan menggunakan alat refractometer. 16.Aroma Buah

Aroma buah diamati dengan cara menggunakan indera penciuman sesuai dengan karakteristik pedoman.

17.Warna Kulit Buah

Warna kulit buah secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman 18.Bentuk Bunga


(41)

19.Bentuk Jantung

Bentuk Jantung secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman 20.Warna jantung

Warna Jantung secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman 21.Pembungaan/Pembuahan

Pembungaan/pembuahan secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman 22.Sistem Perakaran

Sistem perakaran secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman Limabelas karakter kuantitatif yang diamati terdiri dari :

1. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan meteran yang diukur dari atas permukaan tanah.

2. Panjang Daun (cm)

Panjang daun diukur dengan menggunakan alat ukur/meteran. 3. Lebar Daun (cm)

Lebar daun diukur dengan menggunakan alat ukur/meteran 4. Panjang tangkai daun

Tangkai daun diukur dari pangkal daun sampai ujung daun dengan menggunakan meteran

5. Jumlah daun/pohon

Jumlah daun per pohon dihitung jumlahnya secara visual. 6. Jumlah buah/tandan


(42)

7. Panjang buah (cm)

Panjang buah diukur dengan menggunakan meteran. 8. Lingkar Diameter Buah (cm)

Lingkar diameter buah diukur dengan menggunakan penggaris. 9. Panjang tandan buah (cm)

Panjang tandan buah diukur dengan menggunakan penggaris. 10.Bobot daging buah matang (gram)

Bobot daging buah matang yang sudah dikupas kulitnya ditimbang dengan timbangan.

11.Berat buah/buah (gram)

Berat buah ditimbang dengan menggunakan timbangan. 12.Tebal kulit buah (cm)

Tebal kulit buah pisang barangan diukur setelah kulit buah dikupas dengan menggunakan penggaris.

13.Jumlah buah/sisir

Jumlah buah per sisir di hitung dengan cara visual. 14.Lingkar batang (cm)

Lingkar batang di ukur dari atas permukaan tanah setinggi 30 cm dengan menggunakan meteran.

15.Jumlah anakan/rumpun

Jumlah anakan di hitung dari mulai muncul tunas baru yang dihitung secara visual.


(43)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakterisasi Morfologis Pisang Barangan

Hasil pengamatan karakter-karakter morfologi tanaman pisang barangan yang diamati pada limabelas desa di lima kecamatan Kabupaten Aceh Timur dapat dilihat pada lampiran 6.

Hasil pengamatan karakter morfologis batang pisang barangan dapat dilihat pada Tabel 1 .

Tabel 1. Karakter-karakter morfologis batang 120 aksesi pisang barangan

Sampel

Pengamatan Parameter

Bentuk Batang Warna Batang Kulit Batang Lingkar Batang (cm

1 2 3 4 5

AT 1 Bulat CK C 70

AT 2 Bulat CK C 70

AT 3 Bulat CK C 69

AT 4 Bulat CK C 78

AT 5 Bulat CK C 60

AT 6 Bulat CK C 60

AT 7 Bulat CK C 75

AT 8 Bulat CK C 73

AT 9 Bulat CK C 69

AT 10 Bulat CK C 73

AT 11 Bulat CK C 72

AT 12 Bulat CK C 70

AT 13 Bulat CK C 70

AT 14 Bulat CK C 66

AT 15 Bulat CK C 70

AT 16 Bulat CK C 70

AT 17 Bulat CK C 74

AT 18 Bulat CK C 68

AT 19 Bulat CK C 69

AT 20 Bulat CK C 65

AT 21 Bulat CK C 70

AT 22 Bulat CK C 60

AT 23 Bulat CK C 68

AT 24 Bulat CK C 65


(44)

1 2 3 4 5

AT 26 Bulat CK C 70

AT 27 Bulat CK C 74

AT 28 Bulat CK C 68

AT 29 Bulat CK C 65

AT 30 Bulat CK C 75

AT 31 Bulat CK C 72

AT 32 Bulat CK C 70

AT 33 Bulat CK C 57

AT 34 Bulat CK C 62

AT 35 Bulat CK C 62

AT 36 Bulat CK C 53

AT 37 Bulat CK C 61

AT 38 Bulat CK C 68

AT 39 Bulat CK C 75

AT 40 Bulat CK C 75

AT 41 Bulat CK C 67

AT 42 Bulat CK C 71

AT 43 Bulat CK C 70

AT 44 Bulat CK C 68

AT 45 Bulat CK C 71

AT 46 Bulat CK C 72

AT 47 Bulat CK C 70

AT 48 Bulat CK C 73

AT 49 Bulat CK C 70

AT 50 Bulat CK C 71

AT 51 Bulat CK C 69

AT 52 Bulat CK C 61

AT 53 Bulat CK C 68

AT 54 Bulat CK C 68

AT 55 Bulat CK C 70

AT 56 Bulat CK C 70

AT 57 Bulat C C 89

AT 58 Bulat C C 70

AT 59 Bulat CK C 75

AT 60 Bulat CK C 68

AT 61 Bulat CK C 76

AT 62 Bulat CK C 71

AT 63 Bulat CK C 72

AT 64 Bulat CK C 76

AT 65 Bulat CK C 72


(45)

1 2 3 4 5

AT 67 Bulat CK C 68

AT 68 Bulat CK C 68

AT 69 Bulat CK C 76

AT 70 Bulat CK C 73

AT 71 Bulat CK C 75

AT 72 Bulat CK C 71

AT 73 Bulat CK C 60

AT 74 Bulat CK C 53

AT 75 Bulat CK C 54

AT 76 Bulat CK C 67

AT 77 Bulat CK C 76

AT 78 Bulat CK C 64

AT 79 Bulat CK C 88

AT 80 Bulat CK C 65

AT 81 Bulat CK C 65

AT 82 Bulat CK C 70

AT 83 Bulat CK C 65

AT 84 Bulat CK C 66

AT 85 Bulat CK C 66

AT 86 Bulat CK C 63

AT 87 Bulat CK C 66

AT 88 Bulat CK C 65

AT 89 Bulat CK C 54

AT 90 Bulat CK C 71

AT 91 Bulat CK C 68

AT 92 Bulat CK C 66

AT 93 Bulat CK C 65

AT 94 Bulat CK C 64

AT 95 Bulat CK C 61

AT 96 Bulat CK C 66

AT 97 Bulat CK C 67

AT 98 Bulat CK C 69

AT 99 Bulat CK C 68

AT 100 Bulat CK C 67

AT 101 Bulat CK C 62

AT 102 Bulat CK C 70

AT 103 Bulat CK C 71

AT 104 Bulat CK C 60

AT 105 Bulat CK C 68

AT 106 Bulat CK C 55


(46)

1 2 3 4 5

AT 108 Bulat CK C 64

AT 109 Bulat CK C 70

AT 110 Bulat CK C 71

AT 111 Bulat CK C 70

AT 112 Bulat CK C 76

AT 113 Bulat CK C 57

AT 114 Bulat CK C 70

AT 115 Bulat CK C 67

AT 116 Bulat CK C 67

AT 117 Bulat CK C 68

AT 118 Bulat CK C 72

AT 119 Bulat CK C 68

AT 120 Bulat CK C 74

Ket. AT = Aceh Timur C = Coklat CK = Coklat Kehijauan

Dari Tabel 1. diketahui bahwa bentuk batang dan tajuk dari 120 aksesi tanaman pisang barangan tidak beragam/tidak bervariasi, semua batang berbentuk bulat dan berwarna coklat kehijauan kecuali aksesi AT 57 dan AT 58 berwarna coklat. Sedangkan Kulit batang tidak beragam/tidak bervariasi, semua berwarna coklat (Gambar 1). Untuk Lingkar batang semua aksesi beragam, aksesi terbesar adalah AT 57 yaitu 89 cm dan yang terkecil AT 74 yaitu 53 cm (Gambar 2).

Hasil pengamatan karakter morfologis daun 120 aksesi tanaman pisang barangan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakter-karakter morfologis daun 120 aksesi pisang barangan

S am p el Pengamatan Parameter B en tuk D aun W ar n a D au n B ent u k P el ep ah D aun W ar n a P el ep ah D aun L et ak D udu k D aun B el ah an D au n P er m u k aan D au n B ag ian A ta s P er m u k aan D au n B ag ian B aw ah P an jan g T angka i D au n ( cm ) P an jan g D au n ( cm ) L eb ar D au n ( cm ) Jum la h D aun /P o hon ( h el ai )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 AT 1 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 59 264 65 27 AT 2 TA HT TM HJ TMB S HTK HB 56 210 56 34 AT 3 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 66 250 66 33


(47)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 AT 4 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 77 303 81 35 AT 5 TA HT TM HJ TMB S HTK HB 60 215 60 30 AT 6 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 54 172 50 31 AT 7 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 39 245 55 35 AT 8 TA HT TM HJ TMB S HTK HB 35 252 45 32 AT 9 TA HT TM HM TMB S HTK HB 30 250 82 36 AT 10 TA HT TM HJ TMB S HTK HB 26 225 69 35 AT 11 TA HT TM HM TMB S HTK HB 35 243 70 33 AT 12 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 31 240 72 37 AT 13 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 27 264 83 35 AT 14 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 28 230 60 34 AT 15 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 30 225 71 34 AT 16 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 31 261 65 34 AT 17 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 38 240 72 35 AT 18 TA HT TM HJ TMB S HTK HB 30 222 66 35 AT 19 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 47 257 71 30 AT 20 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 30 260 66 34 AT 21 TA HT TM HM TMB S HTK HB 37 240 70 35 AT 22 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 39 240 71 32 AT 23 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 38 251 72 33 AT 24 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 35 230 70 31 AT 25 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 37 240 75 35 AT 26 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 42 266 82 36 AT 27 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 46 295 88 36 AT 28 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 37 257 80 32 AT 29 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 39 270 81 30 AT 30 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 37 279 76 35 AT 31 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 35 270 66 32 AT 32 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 33 262 69 35 AT 33 TA HT TM HJ TMB S HTTK HB 36 224 66 33 AT 34 TA HT TM HJ TMB AS HTTK HB 31 184 48 27 AT 35 TA HT TM HJ TMB AS HTTK HB 30 232 62 30 AT 36 TA HT TM HJ TMB AS HTTK HB 30 210 65 33 AT 37 TA HT TM HJ TMB AS HTTK HB 37 196 65 31 AT 38 TA HT TM HJ TMB AS HTTK HB 35 235 69 35 AT 39 TA HT TM HJ TMB AS HTTK HB 40 266 65 34 AT 40 TA HT TM HJ TMB S HTTK HB 38 270 63 31 AT 41 TA HT TM HJ TMB AS HTTK HB 39 280 71 33 AT 42 TA HT TM HJ TMB AS HTTK HB 30 234 70 36 AT 43 TA HT TM HJ TMB AS HTTK HB 34 232 73 34


(48)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 AT 44 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 35 247 68 33 AT 45 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 31 272 83 40 AT 46 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 35 254 84 43 AT 47 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 34 225 70 35 AT 48 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 32 260 71 38 AT 49 TA HT TTM HM TMB AS HTTK HB 39 248 75 34 AT 50 TA HT TTM HT TMB S HTTK HB 39 283 76 34 AT 51 TA HT TTM HT TMB S HTTK HB 29 255 68 27 AT 52 TA HT TTM HT TMB AS HTTK HB 27 242 75 22 AT 53 TA HT TTM HM TMB S HTTK HB 27 253 66 32 AT 54 TA HT TTM HT TMB AS HTTK HB 30 277 78 40 AT 55 TA HT TTM HT TMB S HTTK HB 34 231 78 42 AT 56 TA HT TTM HT TMB S HTTK HB 29 275 76 40 AT 57 TA HT TM HM TMB S HTTK HB 47 310 84 34 AT 58 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 40 245 71 33 AT 59 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 51 260 65 32 AT 60 TA HT TM HT TMB AS HTTK HB 26 230 76 34 AT 61 TA HT TM HT TMB AS HTTK HB 29 255 77 29 AT 62 TA HT TM HT TMB AS HTTK HB 31 282 75 22 AT 63 TA HT TM HT TMB S HTTK HB 35 265 76 30 AT 64 TA HT TM HT TMB S HTTK HB 38 280 80 32 AT 65 TA HT TTM HM TMB AS HTTK HB 40 255 77 36 AT 66 TA HT TTM HM TMB AS HTTK HB 36 256 69 38 AT 67 TA HT TTM HM TMB S HTTK HB 35 265 80 38 AT 68 TA HT TTM HT TMB S HTTK HB 32 282 76 34 AT 69 TA HT TTM HM TMB S HTTK HB 27 245 64 35 AT 70 TA HT TTM HT TMB AS HTTK HB 30 272 78 29 AT 71 TA HT TTM HM TMB S HTTK HB 33 266 76 36 AT 72 TA HT TTM HM TMB S HTTK HB 34 254 74 36 AT 73 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 40 253 71 29 AT 74 TA HT TM HJ TMB S HTK HB 30 226 66 35 AT 75 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 40 237 64 29 AT 76 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 57 273 78 39 AT 77 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 40 279 89 39 AT 78 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 37 244 69 36 AT 79 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 50 240 71 35 AT 80 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 38 257 65 30 AT 81 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 40 282 76 39 AT 82 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 40 247 75 39


(49)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 AT 83 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 44 257 69 36 AT 84 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 43 253 69 32 AT 85 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 43 262 74 30 AT 86 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 40 350 66 34 AT 87 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 47 260 76 29 AT 88 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 41 254 67 34 AT 89 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 22 204 62 29 AT 90 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 34 236 60 25 AT 91 TA HT TM HJ TMB S HTK HB 31 240 62 23 AT 92 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 36 245 66 25 AT 93 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 45 267 73 31 AT 94 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 36 238 71 31 AT 95 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 36 238 67 30 AT 96 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 33 230 68 29 AT 97 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 40 278 77 26 AT 98 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 36 244 71 27 AT 99 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 47 232 73 25

AT

100 TA HT TM HM TMB S HTK HB 40 237 70 22 AT

101 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 46 256 62 30 AT

102 TA HT TM HM TMB S HTK HB 53 281 70 30 AT

103 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 43 360 62 27 AT

104 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 43 273 72 30 AT

105 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 42 255 72 32 AT

106 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 42 214 63 24 AT

107 TA HT TM HJ TMB S HTK HB 52 261 70 27 AT

108 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 39 218 62 28 AT

109 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 56 260 60 28 AT

110 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 43 271 69 24 AT

111 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 40 274 73 30 AT

112 TA HT TM HJ TMB AS HTK HB 34 266 83 25 AT

113 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 46 264 67 23 AT


(50)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 AT

115 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 40 267 68 25 AT

116 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 33 243 70 24 AT

117 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 28 254 72 32 AT

118 TA HT TM HM TMB AS HTK HB 37 264 72 23 AT

119 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 35 243 65 29 AT

120 TA HT TM HM TMB AS HTTK HB 41 268 78 31

Ket : AT = Aceh Timur HB = Hijau bertepung

TA = Tegak ke Atas HTB = Hijau Tua Tidak Bertepung

HT = Hijau Tua TMB = Tegak Membulat

H = Hijau TM = Tegak Melingkar

HTK = Hijau Tua Kasar TTM = Tegak Tidak Membulat

HTTK = Hijau Tua Tidak Kasar HM = Hijau Muda

S = Simetris HT = Hijau Tua

As = Asimetris

Dari Tabel 2. karakter ukuran daun dari 120 aksesi tanaman pisang barangan cukup bervariasi, untuk bentuk daun, warna daun dan letak duduk daun sama dan tidak bervariasi yaitu bentuk daun tegak keatas dengan warna daun hijau tua dan letak duduk daun tegak melingkar batang.

Untuk bentuk pelepah daun terjadi bervariasi, tegak membulat pada aksesi AT 1-48, AT 57-64 dan AT 73-120 sedangkan pada aksesi tidak tegak membulat terdapat pada AT 49-56 dan AT 65-72.

Untuk warna pelepah daun terjadi variasi warna yaitu hijau pada AT 1-8, AT 10, AT 17, AT 18, AT 26, AT 33-43, AT 74, AT 81, AT 82, AT 89-98, AT 105-112 dan AT 114. Sedangkan berwarna Hijau Muda pada aksesi pada AT 9, AT 11-16, AT 27-32, AT 53, AT 57-59, AT 65, AT 67, AT 69, AT 71-73, AT 75-80, AT 83-88, AT 99-104, AT 113, AT 115-120. Untuk warna pelepah daun hijau tua terdapat pada aksesi AT 50-52, AT 54-56, AT 60-64, AT 68, dan AT 70.

Aksesi yang memiliki belahan daun asimetris pada AT 1, AT 3, AT 4, AT 6, AT 7, AT 12-17, AT 19-20, AT 22-32, AT 34-39, AT 41-49, AT 52, AT 54, AT


(51)

58-62, AT 65-66, AT 70, AT 73, AT 75-90, AT 92-99, AT 101, AT 103-106, AT 108-120, sedangkan aksesi simetris yaitu AT 2, AT 5, AT 8-11, AT 18, AT 21, AT 33, AT 40, AT 50, AT 51, AT 53, AT 55-57, AT 63, AT 64, AT 67-69, AT 71, AT 72, AT 74, AT 91, AT 100, AT 102, dan AT 107.

Untuk aksesi Permukaan daun bagian atas memiliki variasi yang beragam yaitu berwana hijau tua kasar pada aksesi AT 1-30, AT 73-78, AT 81-118 sedangkan yang berwana hijau tua tidak kasar yaitu pada aksesi AT 31-72, AT 79-80 dan AT 119-120. Untuk permukaan daun bagian bawah tidak terdapat variasi atau keragaman.

Untuk panjang daun terpanjang pada aksesi AT 86 yaitu 350 cm dan panjang daun terpendek pada aksesi AT 6 yaitu 172 cm. Lebar daun tertinggi pada aksesi AT 27 selebar 88 cm dan lebar daun terendah pada aksesi AT 6 yaitu selebar 50 cm.

Demikian juga untuk jumlah daun per pohon tertinggi adalah pada aksesi AT 55 sebanyak 42 helai dan jumlah daun terendah adalah 22 helai pada aksesi AT 52, AT 62, dan AT100.

Hal ini sesuai dengan (Desta, 2005) daun yang lebih panjang dan lebar mempunyai kapasitas fotosintesis yang lebih besar sehingga menghasilkan karbohidrat yang lebih besar dibandingkan daun yang berukuran lebih kecil sehingga diharapkan dapat meningkatkan bobot tandan.

Hasil pengamatan karakter morfologis bunga pada 120 aksesi tanaman pisang barangan dapat dilihat pada tabel 3.


(52)

Tabel 3. Karakter-karakter morfologis bunga 120 aksesi pisang barangan Sampel Pengamatan Parameter Tipe Pembungaan Bentuk Bunga Jantung Warna Bunga Jantung Bentuk Jantung Warna Jantung

1 2 3 4 5 6

AT 1 P B PAK L MHGG

AT 2 P B PAK L MHGG

AT 3 P B PAK L MHGG

AT 4 P B PAK L MHGG

AT 5 P B PAK L MHGG

AT 6 P B PAK L MHGG

AT 7 P B PAK L MHGG

AT 8 P B PAK L MHGG

AT 9 P B PAK L MHGG

AT 10 P B PAK L MHGG

AT 11 P B PAK L MHGG

AT 12 P B PAK L MHGG

AT 13 P B PAK L MHGG

AT 14 P B PAK L MHGG

AT 15 P B PAK L MHGG

AT 16 P B PAK L MHGG

AT 17 P B PAK L MHGG

AT 18 P B PAK L MHGG

AT 19 P B PAK L MHGG

AT 20 P B PAK L MHGG

AT 21 P B PAK L MHGG

AT 22 P B PAK L MHGG

AT 23 P B PAK L MHGG

AT 24 P B PAK L MHGG

AT 25 P B PAK L MHGG

AT 26 P B PAK L MHGG

AT 27 P B PAK L MHGG

AT 28 P B PAK L MHGG

AT 29 P B PAK L MHGG

AT 30 P B PAK L MHGG

AT 31 P B PAK L MHGG

AT 32 P B PAK L MHGG

AT 33 P B PAK L MHGG

AT 34 P B PAK L MHGG

AT 35 P B PAK L MHGG

AT 36 P B PAK L MHGG

AT 37 P B PAK L MHGG


(53)

1 2 3 4 5 6

AT 39 P B PAK L MHGG

AT 40 P B PAK L MHGG

AT 41 P B PAK L MHGG

AT 42 P B PAK L MHGG

AT 43 P B PAK L MHGG

AT 44 P B PAK L MHGG

AT 45 P B PAK L MHGG

AT 46 P B PAK L MHGG

AT 47 P B PAK L MHGG

AT 48 P B PAK L MHGG

AT 49 P B PAK L MHGG

AT 50 P B PAK L MHGG

AT 51 P B PAK L MHGG

AT 52 P B PAK L MHGG

AT 53 P B PAK L MHGG

AT 54 P B PAK L MHGG

AT 55 P B PAK L MHGG

AT 56 P B PAK L MHGG

AT 57 P B PAK L MHGG

AT 58 P B PAK L MHGG

AT 59 P B PAK L MHGG

AT 60 P B PAK L MHGG

AT 61 P B PAK L MHGG

AT 62 P B PAK L MHGG

AT 63 P B PAK L MHGG

AT 64 P B PAK L MHGG

AT 65 P B PAK L MHGG

AT 66 P B PAK L MHGG

AT 67 P B PAK L MHGG

AT 68 P B PAK L MHGG

AT 69 P B PAK L MHGG

AT 70 P B PAK L MHGG

AT 71 P B PAK L MHGG

AT 72 P B PAK L MHGG

AT 73 P B PAK L MHGG

AT 74 P B PAK L MHGG

AT 75 P B PAK L MHGG

AT 76 P B PAK L MHGG

AT 77 P B PAK L MHGG

AT 78 P B PAK L MHGG


(54)

1 2 3 4 5 6

AT 80 P B PAK L MHGG

AT 81 P B PAK L MHGG

AT 82 P B PAK L MHGG

AT 83 P B PAK L MHGG

AT 84 P B PAK L MHGG

AT 85 P B PAK L MHGG

AT 86 P B PAK L MHGG

AT 87 P B PAK L MHGG

AT 88 P B PAK L MHGG

AT 89 P B PAK L MHGG

AT 90 P B PAK L MHGG

AT 91 P B PAK L MHGG

AT 92 P B PAK L MHGG

AT 93 P B PAK L MHGG

AT 94 P B PAK L MHGG

AT 95 P B PAK L MHGG

AT 96 P B PAK L MHGG

AT 97 P B PAK L MHGG

AT 98 P B PAK L MHGG

AT 99 P B PAK L MHGG

AT 100 P B PAK L MHGG

AT 101 P B PAK L MHGG

AT 102 P B PAK L MHGG

AT 103 P B PAK L MHGG

AT 104 P B PAK L MHGG

AT 105 P B PAK L MHGG

AT 106 P B PAK L MHGG

AT 107 P B PAK L MHGG

AT 108 P B PAK L MHGG

AT 109 P B PAK L MHGG

AT 110 P B PAK L MHGG

AT 111 P B PAK L MHGG

AT 112 P B PAK L MHGG

AT 113 P B PAK L MHGG

AT 114 P B PAK L MHGG

AT 115 P B PAK L MHGG

AT 116 P B PAK L MHGG

AT 117 P B PAK L MHGG

AT 118 P B PAK L MHGG

AT 119 P B PAK L MHGG


(55)

Ket : AT = Aceh Timur PAK = Putih Agak Lonjong

P = Partenokarpi L = Lonjong

B = Bare MHGG = Merah Hati bergaris-garis

Dari Tabel 3. Diketahui bahwa karakter warna bunga jantung, bentuk bunga jantung, bentuk jantung dan warna jantung serta tipe pembungaan dari 120 aksesi tanaman pisang barangan tidak beragam, semua warna bunga jantung putih agak kekuningan, bentuk bunga jantung bare, bentuk jantung lonjong dan warna jantung merah hati bergaris-garis dengan tipe pertumbuhan partenokarpi.

Hasil pengamatan karakter morfologis buah 120 aksesi tanaman pisang barangan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Karakter-karakter morfologis buah 120 aksesi pisang barangan

S am pe l Pengamatan Parameter P anj ang T an da n B ua h (c m ) Jum la h B ua h/ sis ir Jum la h B ua h/ T anda n W arna K ul it B ua h Be nt k T eks tur Bua h P anj ang B ua h (c m ) L ingka r D ia m et er B ua h (c m ) W arna D agi ng B ua h B er at B ua h/ bu ah (gra m ) Bobot D agi ng B ua h M at ang R as a Bua h A rom a Bua h T eba l K ul it B u ah (c m )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 AT

1 119 16 94 KKBB

LAMUTAP

5 9.5 2.6 K 90 80 24 H 0.2

AT

2 82 16 115 KKBB

LAMUTAP

5 9.5 2.7 K 95 96 24 H 0.2

AT

3 90 17 96 KKBB

LAMUTAP

5 10.5 2.8 K 100 98 24 H 0.2

AT

4 104 17 126 KKBB

LAMUTAP

5 10.5 2.8 K 100 98 24 H 0.2

AT

5 70 14 70 KKBB

LAMUTAP

5 11 2.8 KM 105 98 25 H 0.2

AT

6 63 12 54 KKBB

LAMUTAP

5 11 3 KM 115 96 25 H 0.3

AT

7 75 15 62 KKBB

LAMUTAP

5 11 3 KM 105 99 25 H 0.2

AT

8 71 13 63 KKBB

LAMUTAP

5 10 2.8 KM 102 99 25 H 0.3

AT

9 150 19 180 KKTAB MUTAP5 10.5 2.8 K 100 96 25 H 0.2

AT

10 135 24 140 KKTAB MUTAP5 11 3 K 102 98 25 H 0.2

AT

11 120 16 119 KBS MUTAP5 11 2.6 K 100 98 24 H 0.2

AT

12 120 17 120 KBS

LAMUTAP

5 12.5 2.8 KM 130 100 24 H 0.2

AT

13 122 27 171 KBS

LAMUTAP


(1)

Lampiran lanjutan 15

83:AT 83 2 1 1

84:AT 84 2 1 1

85:AT 85 2 1 1

86:AT 86 2 1 1

87:AT 87 2 1 1

88:AT 88 2 1 1

89:AT 89 2 1 1

90:AT 90 2 1 1

91:AT 91 2 1 1

92:AT 92 2 1 1

93:AT 93 2 1 1

94:AT 94 2 1 1

95:AT 95 2 1 1

96:AT 96 2 1 1

97:AT 97 2 1 1

98:AT 98 2 1 1

99:AT 99 4 3 1

100:AT 100 2 1 1

101:AT 101 2 1 1

102:AT 102 2 1 1

103:AT 103 2 1 1

104:AT 104 2 1 1

105:AT 105 2 1 1

106:AT 106 2 1 1

107:AT 107 2 1 1

108:AT 108 2 1 1

109:AT 109 2 1 1

110:AT 110 2 1 1

111:AT 111 2 1 1

112:AT 112 2 1 1

113:AT 113 4 3 1

114:AT 114 2 1 1

115:AT 115 2 1 1

116:AT 116 2 1 1

117:AT 117 2 1 1

118:AT 118 2 1 1

119:AT 119 2 1 1


(2)

Lampiran 16. Tabel Hasil Analisa Cluster anggota yang terbentuk

Agglomeration Schedule

Stage

Cluster Combined

Coefficients

Stage Cluster First

Appears Next

Stage Cluster 1 Cluster 2 Cluster 1 Cluster 2

1 83 88 2.994 0 0 2

2 83 84 3.582 1 0 16

3 95 96 3.713 0 0 70

4 15 16 3.835 0 0 5

5 14 15 4.066 0 4 41

6 90 92 5.012 0 0 20

7 81 82 5.148 0 0 51

8 20 23 5.185 0 0 45

9 31 32 6.259 0 0 61

10 49 66 6.605 0 0 39

11 1 3 7.036 0 0 68

12 47 48 7.046 0 0 46

13 42 43 7.325 0 0 43

14 61 62 7.372 0 0 48

15 58 59 7.448 0 0 91

16 83 87 7.538 2 0 30

17 28 29 7.738 0 0 27

18 67 72 7.784 0 0 37

19 109 110 8.669 0 0 62

20 90 98 8.711 6 0 38

21 78 80 9.126 0 0 36

22 38 39 9.253 0 0 76

23 54 56 9.284 0 0 73

24 101 115 9.323 0 0 40

25 18 21 9.362 0 0 45

26 35 36 9.538 0 0 29

27 19 28 9.861 0 17 61

28 105 107 10.074 0 0 62

29 35 37 10.330 26 0 34

30 83 85 10.562 16 0 51

31 26 30 10.791 0 0 57

32 50 68 10.812 0 0 56

33 73 75 10.921 0 0 63

34 33 35 11.003 0 29 69

35 63 64 11.142 0 0 80

36 78 117 11.185 21 0 53

37 67 71 11.492 18 0 50


(3)

Lampiran lanjutan 16

39 49 65 11.700 10 0 50

40 101 114 11.729 24 0 53

41 12 14 11.919 0 5 58

42 76 77 12.075 0 0 81

43 42 44 12.097 13 0 46

44 111 112 12.166 0 0 99

45 18 20 12.596 25 8 74

46 42 47 12.713 43 12 71

47 45 46 13.351 0 0 75

48 60 61 13.381 0 14 60

49 7 8 13.547 0 0 88

50 49 67 13.714 39 37 82

51 81 83 13.725 7 30 64

52 93 97 13.806 0 0 77

53 78 101 14.227 36 40 63

54 9 10 14.258 0 0 87

55 5 6 14.306 0 0 88

56 50 55 14.484 32 0 73

57 25 26 14.521 0 31 66

58 11 12 14.594 0 41 87

59 22 24 14.798 0 0 74

60 52 60 15.728 0 48 91

61 19 31 15.753 27 9 66

62 105 109 15.867 28 19 86

63 73 78 15.911 33 53 79

64 81 104 15.936 51 0 85

65 90 100 16.299 38 0 79

66 19 25 16.532 61 57 81

67 118 119 16.532 0 0 70

68 1 2 16.585 11 0 94

69 33 34 16.653 34 0 76

70 95 118 17.440 3 67 84

71 41 42 17.698 0 46 75

72 106 108 17.968 0 0 86

73 50 54 18.070 56 23 80

74 18 22 19.137 45 59 103

75 41 45 19.313 71 47 106

76 33 38 19.828 69 22 105

77 93 116 20.105 52 0 85

78 51 69 21.081 0 0 100

79 73 90 21.851 63 65 84


(4)

Lampiran lanjutan 16

81 19 76 23.083 66 42 90

82 49 53 23.198 50 0 100

83 74 89 23.334 0 0 107

84 73 95 23.453 79 70 92

85 81 93 23.714 64 77 89

86 105 106 23.958 62 72 99

87 9 11 24.179 54 58 93

88 5 7 24.495 55 49 110

89 81 102 24.540 85 0 92

90 19 27 24.785 81 0 98

91 52 58 25.584 60 15 95

92 73 81 27.294 84 89 104

93 9 13 27.323 87 0 98

94 1 4 27.889 68 0 110

95 50 52 28.171 80 91 102

96 86 103 29.535 0 0 114

97 94 120 30.025 0 0 112

98 9 19 30.273 93 90 104

99 105 111 31.358 86 44 113

100 49 51 31.908 82 78 102

101 57 79 32.279 0 0 119

102 49 50 32.510 100 95 109

103 17 18 33.011 0 74 108

104 9 73 33.359 98 92 107

105 33 40 33.528 76 0 106

106 33 41 38.197 105 75 108

107 9 74 39.874 104 83 112

108 17 33 41.760 103 106 113

109 49 70 42.336 102 0 116

110 1 5 42.863 94 88 117

111 99 113 43.008 0 0 118

112 9 94 44.084 107 97 114

113 17 105 44.334 108 99 115

114 9 86 44.617 112 96 115

115 9 17 47.286 114 113 116

116 9 49 49.668 115 109 117

117 1 9 56.020 110 116 118

118 1 99 68.348 117 111 119


(5)

Lampiran 19. Analisis Tanah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS PERTANIAN LABORATORI UM RISET & TEKNOLOGI Jl. Prof. A.Sofyan No.3 Kampus USU Medan (20155) Kepala : Prof. Dr. Ir. Sumono, MS

Analis : Rudi

HASIL ANALISIS TANAH Pemilik : Yenny Amilda

No

Lab No Lapangan

Parameter pH

( H2O ) C-organik (%) N-total (%) P-bray2 (ppm) K-tukar (m.e/1 00)

134335 Ds. Alue Drien/Kec.

Birem Bayeun 7.33 2.11 0.15 4.89 1.255

134336 Ds. Benteng/Kec. Birem

Bayeun 6.82 2.26 0.19 4.92 1.668

134337 Ds. Buket Tiga/Kec.

Birem Bayeun 6.58 2.00 0.13 5.01 1.804

134338 Ds. Snb. Teugoh/Kec.

Darul Ikhsan 5.83 1.63 0.13 4.98 0.586

134339 Ds. Snb. Lapang/ Kec.

Darul Ikhsan 5.28 2..21 0.21 4.98 1.106

134340 Ds. Bukit Itam/Kec. Darul

Ikhsan 5.35 2.32 0.24 4.98 0.968

134341 Ds. Lhok Asahan/Kec. Idi

Timu 5.88 2.64 0.24 5.04 1.603

134342 Ds. Tualang Dalam/Kec.

Idi Timu 6.32 2.53 0.21 5.06 1.381

134343 Ds. Snb. Kuyun/Kec. Idi

Timu 6.49 2.11 0.13 5.09 1.163

135401 Ds.Beuasa Sebrang/Kec.

P. Barat 6.10 1,87

0,18 4.49 1.216

135402 Ds.Mtg Reung/Kc.

P.Barat 4.96 2,29

0,21 4.35 0.928

135405 Ds.Tanjung Tualang/Kc.

P. Barat 5.90 2,13

0,19 4.37 1.225

135403 Ds.Snb Aceh/Kc. S. Raya 5.87 3,33 0,35 4.37 2.209

135404 Ds.S.Simpang/Kc. S.Raya 5.31 2,24 0,21 4.37 1.145

135406 Ds. Snb.Pasee/Kc. S.

Raya 5.64 1,98

0,16 4.37 0.540


(6)