Mendapatkan dan mengetahui kondisi empiris generasi muda serta Mengetahui

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Propinsi Jawa Barat sebagai propinsi dengan jumlah penduduk tiga terbesar di Pulau Jawa memiliki isu sentral kepadatan penduduk dengan segala permasalahannya. Isu sentral yang perlu diangkat demikian pentingnya meningkatkan kemandirian melalui metode yang handal seperti ditunjukkan dalam kegiatan kepramukaan. Beberapa kesimpulan dari penelitian ini, yaitu:

1. Mendapatkan dan mengetahui kondisi empiris generasi muda serta

model pembelajaran kemandirian berbasis Nilai Satya dan Darma Pramuka saat ini di Jawa Barat. Metode pembelajaran kemandirian dalam pendidikan kepramukaan di Jawa Barat, belum dilaksanakan sepenuhnya. Kondisi tersebut lebih disebabkan oleh pemahaman terhadap Satya dan Darma Pramuka terutama tentang kemandirian yang bersumber dari perkemahan, pengembaraan dan petualangan masih dijiwai secara beragam oleh para pembina.. Kurangnya dukungan sarana- prasarana dan kemampuan praktis penggunaan metode latihankegiatan serta permainan di alam terbuka masih sangat terbatas dilaksanakan. Gugusdepan yang saat ini berpangkalan di sekolah perlu ditingkatkan menjadi pangkalan terbuka untuk umum sehingga memiliki nilai aksesibilitas untuk lingkungan di sekitarnya. Pada sisi lain, sumber-sumber yang ada di lingkungan yang berhubungan dengan perkemahan, pengembaraan dan 230 petualangan dapat dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dalam kerangka pendidikan berkelanjutan. Kurangnya minat generasi muda pada kepramukaan berdasar kenyataan dipangaruhi oleh kegiatanlatihan kepramukaan monoton dan membosankan. Pendidikan kepramukaan saat ini lebih mementingkan kuantitas, dengan kegiatan yang seremonial dan kurang dikemas melalui penerapan learning by doing yang merupakan bagian dari metode kepramukaan yang berintikan Satya dan Darma Pramuka. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas kegiatan yang mengedepankan inisiatif peserta didik sendiri sesuai dengan minat dan kesenangan mereka sehingga potensi dirinya berkembang. Dengan demikian dibutuhkan komitmen semua pihak untuk dapat meningkatkan pendidikan kepramukaan menjadi upaya peningkatan pendidikan karakter bagi generasi muda.

2. Mengetahui

dan memahami penerapan model konseptual pembelajaran kemandirian berbasis nilai Satya dan Darma Pramuka yang sesuai dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan dalam membentuk generasi muda mandiri Secara konseptual model pembelajaran kemandirian berbasis nilai Satya dan Darma Pramuka diimplementasilkan di Jawa Barat sesuai dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan dalam kegiatan alam terbuka yang terdiri dari berkemah, pengembaraanpetualangan dan survival. Penerapan model pembelajaran tersebut dibuat dalam bentuk kegiatan permainan di alam terbuka disesuaikan dengan kondisi alam setempat yang dibimbing dan dibina melalui contoh dan arahan orang dewasa untuk memperhatikan waktu mereka dalam melaksanakan kewajibannya. Model kegiatan di alam terbuka tersebut dapat menumbuhkan rasa cinta serta mendekatkan diri dengan Sang Pencipta alam sesuai dengan agamanya masing-masing, sehingga mereka dengan penuh kesadaran serta penuh percaya diri memfungsikan alam sekelilingnya untuk hidup dan kehidupan, kebahagiaan secara individu maupun komunitas. Prinsip hidup peduli terhadap sesama hidup, bangsa dan negara, tanah air beserta isinya betul- betul timbul dan tumbuh sebagai kewajiban dirinya dan merupakan amanah dari Sang Pencipta alam yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Jiwa kepramukaan sangat berhubungan dengan individu yang dapat menumbuhkan serta meningkatkan daya intelektual, ketangguhan jasmani, kualitas moral secara alami. Melalui kepramukaan dengan alam terbukanya akan lahir generasi muda mandiri yang memiliki azas manfaat terhadap sesama manusia dan alam lingkungan. Kegiatan di alam terbuka juga melatih diri untuk berusaha mencari dan menemukan sesuatu yang baru serta mencoba menemukan cara pemecahan masalah, menerapkan prinsip-prinsip yang telah ada dan atau untuk menemukan cara atau prinsip yang baru. Kegiatan alam terbuka tidak asal dilakukan begitu saja tanpa persiapan yang matang. Kegiatan alam terbuka dalam kondisi serta situasi tertentu akan berhadapan dengan permasalahan, tantangan dalam upaya menyelamatkan diri untuk tetap hidup survive. Hal tersebut memerlukan pengetahuan serta keterampilan dalam managemen risiko yang harus ditanamkan melalui pelatihan di alam terbuka terhadap generasi muda kita sejak dini. Pendidikan lingkungan hidup pramuka mensiratkan sikap untuk selalu menghargai alam dan berusaha untuk menciptakan alam yang lebih baik. Potensi yang perlu mendapat pengembangan antara lain: Pertama, hubungan pembinaan tidak hierarhis tapi merupakan lingkaran persaudaraan Curahan kasih sayang, contoh dan tauladan perilaku nilai Satya dan Darma Pramuka dari para pembina akan jadi nilai kejuangan diri untuk menuju kemandirian melalui Syarat Kecakapan Umum SKU, Syarat Kecakapan Khusus SKK, dan Syarat Pramuka SPG. Kedua, model pembelajaran di alam perlu dikemas melalui kegiatanlatihan, permainan yang menarik, menantang dan menyenangkan dengan metode didik diri hidup di alam semesta. Ketiga, metode kepramukaan yang menarik, menantang dan menyenangkan bagi kaum muda dan berintikan nilai Satya dan Darma Pramuka membantu menumbuhkan kemandirian pada diri kaum muda tersebut. Sedangkan kemandirian yang berintikan ketangguhan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik seseorang akan dapat menangkal perbuatan atau perilaku yang negatif serta akan mampu menghadapi menyelesaikan masalah, tantangan hidupnya.

3. Mengetahui dan memahami implementasi model pembelajaran