A. EVALUASI PEMENUHAN SNP
Pemenuhan SNP
STANDAR NILAI
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 5.05
STANDAR ISI 5.81
STANDAR PROSES 5.49
STANDAR PENILAIAN 6.65
STANDAR PTK 6.44
STANDAR PENGELOLAAN 6.67
SNP
5.94
SD SMP
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR ISI
STANDAR PROSES
STANDAR PENILAIAN STANDAR PTK
STANDAR PENGELOLAAN
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
STANDAR NILAI
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 4.95
STANDAR ISI 7.21
STANDAR PROSES 5.50
STANDAR PENILAIAN 6.76
STANDAR PTK 6.49
STANDAR PENGELOLAAN 6.75
RATA-RATA 6.22
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR ISI
STANDAR PROSES STANDAR PENILAIAN
STANDAR PTK STANDAR PENGELOLAAN
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
STANDAR BOBOT
Y SKL
X1 ISI 20
X2 PROSES 30
X3 PENILAIAN 15
X4 PTK 25
X5 PENGELOLAAN 10
merupakan dua komponen
terbesar yang berkontribusi
terhadap capaian SKL
KELOMPOK Y
X MENUJU SNP 1
Y 65 ∑n.Xn 65
MENUJU SNP 2 Y 65
∑n.Xn 65 MENUJU SNP 3
Y 65 ∑n.Xn 65
SNP Y 65
∑n.Xn 65 DI ATAS SNP
Y 85 ∑n.Xn 85
SD SMP
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000 80000
74624
2547 37845
17020 334
56.4 1.9
28.6 12.90.3
MENUJU SNP 1 MENUJU SNP 2
MENUJU SNP 3 SNP
DI ATAS SNP
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 13255
220 9800
2491 54
51.3 0.9
38.0 9.6
0.2 MENUJU SNP 1
MENUJU SNP 2 MENUJU SNP 3
SNP DI ATAS SNP
Sebagian besar Sekolah di Indonesia masih memiliki capaian “Menuju SNP 1” hanya kurang dari 15 SD dan SMP yang memiliki capaian SNP atau di atas SNP
SD
SMP
Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak
produktif serta kreatif 7.46
Lulusan menunjukkan karakter 6.26
Lulusan mampu berpikir logis dan sistematis 5.16
Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan santun
4.76 Prestasi siswalulusan
1.60 -
2 4
6 8
10
Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak produktif serta kreatif
6.57 Lulusan menunjukkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab,
dan menghargai orang lain 5.61
Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan santun 4.96
Lulusan memiliki pengetahuan faktual dan konseptual 4.95
Prestasi siswalulusan 2.67
2 4
6 8
10
BAIK BAIK SEKALI
Proses Pembelajaran di Sekolah belum menjamin capaian kompetensi lulusansiswa sesuai dengan SNP
SD SMP
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik Komite berkontribusi efektif terhadap peningkatan mutu sekolah
PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun Materi ajar relevan dengan kebutuhan siswa
PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku Kurikulum disusun secara logis dan sistematis
Penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi yang diukur Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran kondusif
Guru dan kepala sekolah dapat dijadikan teladan oleh siswa PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar
Semua guru dan komponen sekolah ikut terlibat dalam pelaksanaan program sekolah yang dimuat dalam perencanaan Evaluasi dilakukan berdasarkan penjaminan mutu
Sekolah memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
Penilaian dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk efisiensi PBM Materiajar sesuai dengan kurikulum nasional
RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas Materi ajar sesuai dengan SKL membentuk karakter, mengembangkan kreatifitas, mengembangkan kemampuan komunikatif, mengembangkan budaya dan kemampuan belajar
Guru dan tenaga pendidikan profesional dalam bidangnya Guru menganalisis hasil penilaian utk perbaikan PBM
Pelaksanaan perencanaan sekolah dievaluasi berdasarkan capaian indikator PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain
Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah Penilaian dilakukan dengan menerapkan aspek keadilan, transparansi dan akuntabilitas
Kepala sekolah melakukan supervisi kualitas PBM dan memberikan saran perbaikan Sekolah memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarpras; yang dijalankan secara konsisten
- 2 4 6 8 10 3.09
3.11 3.95
4.39 4.70
5.09 5.60
5.64 5.78
5.99 5.99
6.14 6.41
6.42 6.44
6.73 6.83
7.05 7.10
7.12 7.23
7.27 7.84
7.97 8.02
8.07
BAIK BAIK SEKALI
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik Komite berkontribusi efektif terhadap peningkatan mutu sekolah
PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar Penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi yang diukur
PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku Guru dan kepala sekolah dapat dijadikan teladan oleh siswa
PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun Kurikulum disusun secara logis dan sistematis
Semua guru dan komponen sekolah ikut terlibat dalam pelaksanaan program sekolah yang dimuat dalam perencanaan Evaluasi dilakukan berdasarkan penjaminan mutu
Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran kondusif Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
Sekolah memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah Materiajar sesuai dengan kurikulum nasional
RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain
Pelaksanaan perencanaan sekolah dievaluasi berdasarkan capaian indikator Guru menganalisis hasil penilaian utk perbaikan PBM
Materi ajar sesuai dengan SKL membentuk karakter, mengembangkan kreatifitas, mengembangkan kemampuan komunikatif, mengembangkan budaya dan kemampuan belajar Guru dan tenaga pendidikan profesional dalam bidangnya
Penilaian dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk efisiensi PBM Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah
Kepala sekolah melakukan supervisi kualitas PBM dan memberikan saran perbaikan Penilaian dilakukan dengan menerapkan aspek keadilan, transparansi dan akuntabilitas
Sekolah memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarpras; yang dijalankan secara konsisten Materi ajar relevan dengan kebutuhan siswa
- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 2.87
2.88 3.13
4.43 5.39
5.56 5.74
5.88 6.05
6.19 6.21
6.37 6.60
6.89 7.05
7.21 7.21
7.31 7.33
7.43 7.75
7.96 8.10
8.12 8.43
8.74
BAIK BAIK SEKALI
Proses Pembelajaran dan Penilaiaan Pendidikan oleh sekolah masih memiliki kinerja rendah dan merupakan faktor yang mempengaruhi capaian kompetensi lulusansiswa
s
SD SMP
Kalimantan Tengah Sulawesi Barat
Papua Papua Barat
Sumatera Selatan Kalimantan Selatan
Lampung Kalimantan Barat
Bengkulu Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur Jambi
Sulawesi Selatan Maluku Utara
Sulawesi Tengah Aceh
Sumatera Utara Kepulauan Riau
Maluku Riau
Jawa Timur Banten
Sulawesi Utara Nusa Tenggara Barat
Sumatera Barat Jawa Tengah
Kepulauan Bangka Belitung Jawa Barat
Dki Jakarta Gorontalo
Bali Di Yogyakarta
2 4
6 8
10
5.26 5.39
5.42 5.48
5.53 5.54
5.57 5.57
5.62 5.64
5.65 5.66
5.69 5.72
5.73 5.74
5.79 5.91
5.92 5.96
6.02 6.04
6.05 6.05
6.05 6.07
6.12 6.16
6.17 6.20
6.34 6.52
Nasional 5,94 Kalimantan Tengah
Papua Bengkulu
Papua Barat Aceh
Sumatera Selatan Sulawesi Barat
Lampung Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan Jambi
Kepulauan Riau Sulawesi Tengah
Kalimantan Timur Maluku Utara
Sulawesi Tenggara Banten
Maluku Sulawesi Selatan
Sumatera Utara Sulawesi Utara
Gorontalo Kep. Bangka Belitung
Riau Nusa Tenggara Barat
Sumatera Barat Jawa Barat
Jawa Tengah Jawa Timur
DKI Jakarta Bali
DI Yogyakarta NA
NA NA
NA NA
2 4
6 8
10 5.57
5.64 5.71
5.79 5.83
5.84 5.86
5.87 5.90
5.92 5.94
5.94 5.96
5.97 5.99
6.06 6.09
6.11 6.11
6.14 6.15
6.17 6.19
6.22 6.31
6.34 6.39
6.41 6.44
6.58 6.69
6.76
Nasional 6,22
BAIK BAIK SEKALI
BAIK BAIK SEKALI
Tidak terlalu signifikan rata-rata kualitas pemenuhan SNP di setiap provinsi
Rata-rata capain mutu pendidikan di Indonesia
masih “sangat bervariasi dan berada dibawah
Standar Nasional Pendidikan” . Perlu dilakukan
“inovasi” dalam meningkatkan mutu yang
“komprehensif” dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan
11
Kesiapan Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Sumber: Badan PSDMPK dan PMP, Diolah oleh Bappenas
dengan yang berpendidikan lebih rendah. • Rata-rata nilai yang berpendidikan S2S3 juga masih di kisaran angka 50.
10 20
30 40
50
R at
a- ra
ta p
er ki
ra an
n ila
i
SD SLB
SMA SMK
SMP TK
D3 D3 S1S2 S3 D3 D3 S1 S2 S3
D3 D3 S1S2 S3 D3 D3 S1S2 S3
D3 D3 S1S2 S3 D3 D3 S1S2 S3
20 40
60 80
100
N ila
i U K
G
SD SLB
SMA SMK
SMP TK
SM D1
D2 D3
S1 S2 S3
• Guru yang sudah S1 dan S2S3 sekalipun masih banyak yang nilainya sangat rendah isu komputerisasi menjadi tidak relevan
10 20
30 40
50
N ila
i R at
a- ra
ta U
K G
SMA SMK
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
dibanding guru-guru yang disertifikasi tahun-tahun sebelumnya
.2 .4
.6 .8
1 Papua
Pabar Malut
Maluku Sulbar
Gorontalo Sultra
Sulsel Sulteng
Sulut Kaltim
Kalsel Kalteng
Kalbar NTT
NTB Bali
Banten Jatim
Yogyakarta Jateng
Jabar DKI
Kepri Babel
Lampung Bengkulu
Sumsel Jambi
Riau Sumbar
Sumut Aceh
SMA
Nilai =40 Nilai =60
Nilai=80 .2
.4 .6
.8 1
Papua Pabar
Malut Maluku
Sulbar Gorontalo
Sultra Sulsel
Sulteng Sulut
Kaltim Kalsel
Kalteng Kalbar
NTT NTB
Bali Banten
Jatim Yogyakarta
Jateng Jabar
DKI Kepri
Babel Lampung
Bengkulu Sumsel
Jambi Riau
Sumbar Sumut
Aceh
SMK
Nilai =40 Nilai =60
Nilai =80
memperoleh nilai =60 hanya sedikit, terlebih lagi yang memperoleh nilai =80
Sumber: diolah dari data UKG 2012
Kemampuan guru saat ini masih
membutuhkan dukungan langsung dari
“tenaga-tenaga profesional, berkomitmen,
dan peduli” untuk meningkatkan mutu
pendidikan di setiap sekolah
17
B. URGENSI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN