Peningkatan Mutu Pendidikan
Peningkatan Mutu Pendidikan melalui
Sekolah Berbasis Standar Nasional Pendidikan
dan Jejaring Mutu Pendidikan
Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan
Badan PSDMPK dan PMP
(2)
B
A
C
MATERI ARAHAN
EVALUASI PEMENUHAN SNP
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Sekolah Berbasis SNP & Jejaring Mutu Pendidikan
Pemenuhan SNP
Kesiapan Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
URGENSI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Pergeseran Peran PPMP dan LPMP &
Target Pembangunan ke Depan
(3)
(4)
(5)
CAPAIAN PEMENUHAN SNP
STANDAR
NILAI
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
5.05
STANDAR ISI
5.81
STANDAR PROSES
5.49
STANDAR PENILAIAN
6.65
STANDAR PTK
6.44
STANDAR PENGELOLAAN
6.67
SNP
5.94
SD
SMP
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR ISI STANDAR PROSES STANDAR PENILAIAN STANDAR PTK STANDAR PENGELOLAAN
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
STANDAR
NILAI
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
4.95
STANDAR ISI
7.21
STANDAR PROSES
5.50
STANDAR PENILAIAN
6.76
STANDAR PTK
6.49
STANDAR PENGELOLAAN
6.75
RATA-RATA
6.22
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR ISI STANDAR PROSES STANDAR PENILAIAN STANDAR PTK STANDAR PENGELOLAAN
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
(6)
STANDAR
BOBOT
Y
SKL
X1 ISI
20%
X2 PROSES
30%
X3 PENILAIAN
15%
X4 PTK
25%
X5 PENGELOLAAN
10%
merupakan dua
komponen
terbesar yang
berkontribusi
terhadap
capaian SKL
PENDEKATAN PENGELOMPOKAN
KELOMPOK
Y
X
MENUJU SNP 1
Y <65%
∑n.X/n
<65%
MENUJU SNP 2
Y >65%
∑n.X/n
<65%
MENUJU SNP 3
Y <65%
∑n.X/n
>65%
SNP
Y >65%
∑n.X/n
>65%
DI ATAS SNP
Y >85%
∑n.X/n
>85%
(7)
KELOMPOK CAPAIAN PEMENUHAN SNP
SD
SMP
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
74624 2547 37845 17020 33456.4%
1.9%
28.6%
12.9%0.3%
MENUJU SNP 1
MENUJU SNP 2
MENUJU SNP 3
SNP
DI ATAS SNP
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
13255
220
9800
2491
54
51.3%
0.9%
38.0%
9.6%
0.2%
MENUJU SNP 1
MENUJU SNP 2
MENUJU SNP 3
SNP
DI ATAS SNP
Sebagian besar Sekolah di Indonesia masih memiliki capaian “Menuju SNP 1”
hanya kurang dari 15% SD dan SMP yang memiliki capaian SNP atau di atas SNP
(8)
CAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN
SD
SMP
Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan
bertanya untuk berpikir dan bertindak
produktif serta kreatif
7.46
Lulusan menunjukkan karakter
6.26
Lulusan mampu berpikir logis dan sistematis
5.16
Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan
santun
4.76
Prestasi siswa/lulusan
1.60
-
2
4
6
8
10
Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk
berpikir dan bertindak produktif serta kreatif 6.57 Lulusan menunjukkan karakter (jujur, disiplin, bertanggungjawab,
dan menghargai orang lain) 5.61 Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan santun 4.96 Lulusan memiliki pengetahuan faktual dan konseptual 4.95 Prestasi siswa/lulusan 2.67
0
2
4
6
8
10
BAIK
BAIK SEKALI
Proses Pembelajaran di Sekolah belum menjamin capaian kompetensi
lulusan/siswa sesuai dengan SNP
(9)
CAPAIAN 5 PROSES DAN PENDUKUNG PROSES PEMBELAJARAN
SD
SMP
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik Komite berkontribusi efektif terhadap peningkatan mutu sekolah PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun Materi ajar relevan dengan kebutuhan siswa PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku Kurikulum disusun secara logis dan sistematis Penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi yang diukur Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif) Guru dan kepala sekolah dapat dijadikan teladan oleh siswa PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar Semua guru dan komponen sekolah ikut terlibat dalam pelaksanaan program sekolah yang dimuat dalam perencanaan Evaluasi dilakukan berdasarkan penjaminan mutu Sekolah memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM Penilaian dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk efisiensi PBM Materiajar sesuai dengan kurikulum nasional RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas Materi ajar sesuai dengan SKL (membentuk karakter, mengembangkan kreatifitas, mengembangkan kemampuan komunikatif, mengembangkan budaya dan kemampuan belajar) Guru dan tenaga pendidikan profesional dalam bidangnya Guru menganalisis hasil penilaian utk perbaikan PBM Pelaksanaan perencanaan sekolah dievaluasi berdasarkan capaian indikator PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah Penilaian dilakukan dengan menerapkan aspek keadilan, transparansi dan akuntabilitas Kepala sekolah melakukan supervisi kualitas PBM dan memberikan saran perbaikan Sekolah memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarpras; yang dijalankan secara konsisten
- 2 4 6 8 10
3.09
3.11
3.95
4.39
4.70
5.09
5.60
5.64
5.78
5.99
5.99
6.14
6.41
6.42
6.44
6.73
6.83
7.05
7.10
7.12
7.23
7.27
7.84
7.97
8.02
8.07
BAIK
BAIK SEKALI
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik Komite berkontribusi efektif terhadap peningkatan mutu sekolah PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar Penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi yang diukur PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku Guru dan kepala sekolah dapat dijadikan teladan oleh siswa PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun Kurikulum disusun secara logis dan sistematis Semua guru dan komponen sekolah ikut terlibat dalam pelaksanaan program sekolah yang dimuat dalam perencanaan Evaluasi dilakukan berdasarkan penjaminan mutu Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif) Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM Sekolah memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah Materiajar sesuai dengan kurikulum nasional RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain Pelaksanaan perencanaan sekolah dievaluasi berdasarkan capaian indikator Guru menganalisis hasil penilaian utk perbaikan PBM Materi ajar sesuai dengan SKL (membentuk karakter, mengembangkan kreatifitas, mengembangkan kemampuan komunikatif, mengembangkan budaya dan kemampuan belajar) Guru dan tenaga pendidikan profesional dalam bidangnya Penilaian dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk efisiensi PBM Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah Kepala sekolah melakukan supervisi kualitas PBM dan memberikan saran perbaikan Penilaian dilakukan dengan menerapkan aspek keadilan, transparansi dan akuntabilitas Sekolah memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarpras; yang dijalankan secara konsisten Materi ajar relevan dengan kebutuhan siswa
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2.87
2.88
3.13
4.43
5.39
5.56
5.74
5.88
6.05
6.19
6.21
6.37
6.60
6.89
7.05
7.21
7.21
7.31
7.33
7.43
7.75
7.96
8.10
8.12
8.43
8.74
BAIK
BAIK SEKALI
Proses Pembelajaran dan Penilaiaan Pendidikan oleh sekolah masih memiliki kinerja
rendah dan merupakan faktor yang mempengaruhi capaian kompetensi lulusan/siswa
(10)
s
CAPAIAN 5 PROSES DAN PENDUKUNG PROSES PEMBELAJARAN
SD
SMP
Kalimantan Tengah Sulawesi BaratPapua Papua Barat Sumatera Selatan Kalimantan Selatan Lampung Kalimantan Barat Bengkulu Sulawesi Tenggara Kalimantan TimurJambi Sulawesi Selatan Maluku Utara Sulawesi TengahAceh Sumatera Utara Kepulauan Riau Maluku Riau Jawa Timur Banten Sulawesi Utara Nusa Tenggara Barat Sumatera BaratJawa Tengah Kepulauan Bangka Belitung Jawa Barat Dki JakartaGorontalo Bali Di Yogyakarta
0
2
4
6
8
10
5.265.39 5.425.48 5.535.54 5.57 5.575.62 5.64 5.655.66 5.695.72 5.735.74 5.795.91 5.925.96 6.026.04 6.05 6.05 6.056.07 6.126.16 6.176.20 6.346.52 Nasional (5,94)
Kalimantan TengahPapua Bengkulu Papua BaratAceh Sumatera SelatanSulawesi Barat Lampung Kalimantan Barat Kalimantan SelatanJambi Kepulauan Riau Sulawesi Tengah Kalimantan TimurMaluku Utara Sulawesi TenggaraBanten Maluku Sulawesi SelatanSumatera Utara Sulawesi UtaraGorontalo Kep. Bangka BelitungRiau Nusa Tenggara BaratSumatera Barat Jawa Barat Jawa TengahJawa Timur DKI JakartaBali DI Yogyakarta#N/A #N/A #N/A #N/A #N/A
0
2
4
6
8
10
5.57
5.64
5.71
5.79
5.83
5.84
5.86
5.87
5.90
5.92
5.94
5.94
5.96
5.97
5.99
6.06
6.09
6.11
6.11
6.14
6.15
6.17
6.19
6.22
6.31
6.34
6.39
6.41
6.44
6.58
6.69
6.76
Nasional (6,22)BAIK
BAIK SEKALI
BAIK
BAIK SEKALI
(11)
Rata-rata capain mutu pendidikan di Indonesia
masih
“sangat bervariasi dan berada dibawah
Standar Nasional Pendidikan”
. Perlu dilakukan
“inovasi”
dalam meningkatkan mutu yang
“komprehensif”
dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan
(12)
Kesiapan Guru
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
(13)
•
Nilai uji kompetensi guru berpendidikan S1 dan S2/S3 tidak terlalu jauh bedanya
dengan yang berpendidikan lebih rendah.
•
Rata-rata nilai yang berpendidikan S2/S3 juga masih di kisaran angka 50.
0
10
20
30
40
50
R
at
a-ra
ta
p
er
ki
ra
an
n
ila
i
SD
SLB
SMA
SMK
SMP
TK
(14)
0
20
40
60
80
100
N
ila
i U
K
G
SD
SLB
SMA
SMK
SMP
TK
SM
D1
D2
D3
S1
S2/ S3
•
Guru yang sudah S1 dan S2/S3 sekalipun masih banyak yang nilainya
(15)
0
10
20
30
40
50
N
ila
i R
at
a-ra
ta
U
K
G
SMA
SMK
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tidak tampak peningkatan nilai UKG pada guru yang baru disertifikasi
dibanding guru-guru yang disertifikasi tahun-tahun sebelumnya
(16)
0
.2
.4
.6
.8
1
Papua
Pabar
Malut
Maluku
Sulbar
Gorontalo
Sultra
Sulsel
Sulteng
Sulut
Kaltim
Kalsel
Kalteng
Kalbar
NTT
NTB
Bali
Banten
Jatim
Yogyakarta
Jateng
Jabar
DKI
Kepri
Babel
Lampung
Bengkulu
Sumsel
Jambi
Riau
Sumbar
Sumut
Aceh
SMA
Nilai >=40
Nilai >=60
Nilai>=80
0
.2
.4
.6
.8
1
Papua
Pabar
Malut
Maluku
Sulbar
Gorontalo
Sultra
Sulsel
Sulteng
Sulut
Kaltim
Kalsel
Kalteng
Kalbar
NTT
NTB
Bali
Banten
Jatim
Yogyakarta
Jateng
Jabar
DKI
Kepri
Babel
Lampung
Bengkulu
Sumsel
Jambi
Riau
Sumbar
Sumut
Aceh
SMK
Nilai >=40
Nilai >=60
Nilai >=80
Nilai UKG guru-guru SMA dan SMK masih sangat rendah. Proporsi guru yang
memperoleh nilai >=60 hanya sedikit, terlebih lagi yang memperoleh nilai >=80
(17)
Kemampuan guru saat ini masih
membutuhkan dukungan langsung dari
“tenaga-tenaga profesional, berkomitmen,
dan peduli”
untuk meningkatkan mutu
pendidikan di setiap sekolah
(18)
(19)
Sumber:
Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential
(McKinsey Global Institute, 2012)
....Indonesia’s economy has enormous promise...
.... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....
Perlu
dipersiapkan
social
engineering
Perlu peningkatan
akses, kualitas dan
relevansi
pendidikan
(20)
Perkembangan PDB dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,
2004-2014
Sumber : Menata Perubahan: Mewujudkan Indonesia yg sejahtera, demokratis dan berkeadilan, (Bappenas, 2013), dan Menko Perekonomian
PD
B
(U
S$
M
ili
ar
)
Pe
rt
um
bu
ha
n
Ek
on
om
i (
%
)
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
-
200.0
400.0
600.0
800.0
1,000.0
1,200.0
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
257.0
285.8
364.4
432.2
510.8
538.8
709.5
846.2
878.2
946.4
1,063.1
5.0
5.7
5.5
6.3
6.0
4.6
6.2
6.5
6.2
5.8
6.0
PDB (US$ Miliar)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
*) 2014 : angka sasaran
(21)
Bonus Demografi:
Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
19
50
19
55
19
60
19
65
19
70
19
75
19
80
19
85
19
90
19
95
20
00
20
05
20
10
20
15
20
20
20
25
20
30
20
35
0
50 000
100 000
150 000
200 000
250 000
300 000
350 000
0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Penduduk
Dependency Ratio
Window of
opportunity
Indonesian
median age < 30 years (2012)
Indonesia has the demographic window of opportunity while Asia is aging ....
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2015 (Bappenas, BPS, UNFPA 2013), dan United Nations (2013)
Jumlah Penduduk (000)
D
ep
en
de
nc
y
ra
tio
Catatan:
Dependency ratio
: Jumlah penduduk usia 65 thn ke atas + usia 0-14 thn / Jumlah penduduk usia 15-64 tahun
(22)
Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
Ke
lo
m
po
k
um
ur
Jumlah Penduduk (juta)
Generasi 100 thn Merdeka
(Usia pada tahun 2045)
Strukutur Penduduk Indonesia
Tahun 2010
45-54 tahun
35-44 tahun
Periode Bonus Demografi
2010-2035
Paudisasi
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah Pendidikan Menengah Universal (PMU) & Kurikulum 2013
Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan berdaya saing Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-74
75 +
45,972 43,724 41,529 38,501 30,730 20,026 10,808 3,376 3,853Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2015 (Bappenas, BPS, UNFPA 2013))
Jumlah Penduduk:
238,5 Juta orang
(23)
RPPNJP
VISI 2025
INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF
PERIODE
2005-2009
2010-2014
2015-2019
2020-2025
TEMA
Peningkatan
Kapasitas dan
Modernisasi
Penguatan Layanan
Daya Saing Regional
Daya Saing
Internasional
Tahapan Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
(24)
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019
Ba
ck
gr
ou
nd
St
ud
y
Ba
ck
gr
ou
nd
St
ud
y
SD
A
SD
A
SD
M
SD
M
IP
TE
K
IP
TE
K
*Sumber UU 17/2007 tentang
RPJPN Tahun 2005-2025
EVALUASI
RPJMN 2
MASUKAN
STAKEHOLDERS
1. Sosial
Budaya dan
Kehidupan
Beragama
2. Ekonomi
3. Iptek
4. Sarana dan
Prasarana
5. Politik
6. Hankam
7. Hukum dan
Aparatur
8. Wilayah dan
Tata Ruang
9. SDA dan LH
9 Bidang:
DAYA SAING
EKONOMI
Inclusive
Development
Pengarusutamaan
Tantangan &
Kendala
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(25)
Peningkatan mutu pendidikan
“sangat
mendesak”
dalam menciptakan generasi
emas dalam mendukung peningkatan daya
saing masyarakat menuju bangsa Indonesia
yang mandiri, maju, adil dan makmur
(26)
(27)
Sekolah Berbasis SNP &
Jejaring Mutu Pendidikan
(28)
KONDISI
SATUAN
PENDIDIKAN
SAAT INI
SATUAN
PENDIDIKAN
DENGAN MUTU
LAYANAN
PENDIDIKAN
YANG UNGGUL,
BERSTANDAR ,
DAN BERBUDAYA
MUTU SERTA
MENJAMIN
LULUSAN YANG
BERKUALITAS
UPAYA PENINGKATAN & PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KOMPETENSI LULUSAN
Sikap
Pengetahua
n
ISI
PROSES
PENILAIAN
PTK
SARPRAS
PEMBIAYAA
N
PENGELOLAAN
Ketrampila
n
PENERAPAN KURIKULUM 2013
SEKOLAH BERBASIS SNP & JEJARING
MUTU PENDIDIKAN
PENINGKATAN
KOMPETENSI PTK
UPAYA-UPAYA
LAINNYA
(29)
SEKOLAH BERBASIS SNP
Tujuan:
Mempercepat peningkatan mutu pendidikan melalui
pengembangan sistem manajemen mutu yang dapat
menjamin pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.
BUDAYA
MUTU
SPMP-SEKOLAH
MASALAH
MUTU
AUDIT
MUTU
INTERNAL
PERBAIKAN
MUTU
DAMPAK
MUTU
PERGURUAN
TINGGI
LPMP
(Pengawas)
PEMDA
TERUS MENERUS
PPMP
BADAN PSDMPK-PMP
Kerjasama akan mendorong upaya
peningkatan dan penjaminan mutu yang:
•
Komprehensif
•
Inovatif
•
Berkomitmen
•
Spesifik
•
Didukung dengan tenaga
(30)
TAHAPAN PENGEMBANGAN
BUDAYA MUTU PADA SEKOLAH BERBASIS SNP
PHASE I
PHASE II
PHASE III
B
U D A Y A
M
U T U
30%
50%
100%
EXTERNALLY DRIVEN
INTERNALLY DRIVEN
TAHUN I:
KONSOLIDASI
TAHUN I:
KONSOLIDASI
IMPLEMENTASI
TAHUN II :
TAHUN II :
IMPLEMENTASI
PENGUATAN
TAHUN III:
TAHUN III:
PENGUATAN
FOKUS:
1. Desain Sekolah
Model
2. Penetapan Sekolah
3. Pengembangan
Program Kerja
4. Pengembangan Unit
dan Dokumen Mutu
1. Pemenuhan mutu
2. Pendampingan pemenuhan
mutu
3. Evaluasi Eksternal
1. Peningkatan Standar
Mutu
2. Pemenuhan mutu
3. Pendampingan
pemenuhan mutu
4. Evaluasi Eksternal
1. Sosialisasi
Implementasi Sekolah
model
2. Pengimbasan pada
sekolah di sekitarnya
TAHUN IV:
(31)
JEJARING MUTU PENDIDIKAN (JMP)
KOLABORASI PENGUATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN YANG
DIKEMBANGKAN DIANTARA SEKOLAH/ WILAYAH SASARAN DENGAN CARA
BELAJAR BERSAMA MELALUI BERBAGI PENGALAMAN, PEMECAHAN
MASALAH BERSAMA, PENYUSUNAN RENCANA MUTU BERSAMA, DAN
PENGUATAN KEMAMPUAN SDM SEKOLAH
KOLABORASI PENGUATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN YANG
DIKEMBANGKAN DIANTARA SEKOLAH/ WILAYAH SASARAN
DENGAN CARA
BELAJAR BERSAMA
MELALUI BERBAGI PENGALAMAN, PEMECAHAN
MASALAH BERSAMA, PENYUSUNAN RENCANA MUTU BERSAMA, DAN
PENGUATAN KEMAMPUAN SDM SEKOLAH
FILOSOFI JMP: MUTU MILIK KITA BERSAMA
(32)
BADAN
LPMP
PEMDA
LPTK
PROV 2
PROV 3
PROV N
JEJARING MUTU PENDIDIKAN
SP
SP
SP
SP
SP
koneksi pusat & daerah
koneksi antar wilayah
koneksi LPMP,LPTK,PEMDA dan Sekolah
koneksi antar sekolah
LPMP
PEMDA
LPTK
PROV 1
SP
SP
SP
SP
(33)
JEJARING MUTU BERBASIS TIK
LPMP
PEMDA
LPTK
LPMP
PEMDA
LPTK
PROV 1
PROV 2
PROV 3
PROV N
VIRTUAL
KNOWLEDGE
CENTER
SP
SP
SP
SP
SP
SP
SP
SP
SP
SP
TIK sangat berperan dalam
menjembatani komukasi antar pemangku
kepentingan tanpa dibatasi oleh jarak,
waktu, dan tempat
(34)
Pergeseran Peran PPMP dan LPMP
Dan Target Pembangunan ke Depan
(35)
Pergeseran Peran PPMP dan LPMP
REGULASI PMP
PEMETAAN
PEMENUHAN SNP
(EDS)
AUDIT MUTU
SEKOLAH
BERBASIS SNP
JEJARING MUTU
PENERAPAN
KURIKULUM 2013
STANDARISASI PROSES
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN PENDIDIKAN
Sistem penjaminan mutu,
peta capaian, permasalahan
pendidikan & rekomendasi
perbaikan mutu pendidikan
PENYUSUNAN
REGULASI &
PEMETAAN
MUTU
PENDIDIKAN
FASILITASI
PENINGKATAN
MUTU
PENDIDIKAN
Sekolah SNP &
berbudaya mutu
(36)
TAHAPAN PENGEMBANGAN
BUDAYA MUTU PADA SATUAN PENDIDIKAN
PHASE I
2011-2015
2016-2020
PHASE II
2021-2025
PHASE III
B
U D A Y A
M
U T U
EXTERNALLY DRIVEN
INTERNALLY DRIVEN
(37)
2013
2014
2015
2016
Terbentuknya
sekolah berbasis
SNP
Terbentuknya
jejaring mutu di
Seluruh provinsi
Terbentuknya
jejaring mutu di
Seluruh kab/kota
Terbentuknya
jejaring mutu di
Setiap Kecamatan
untuk SD & SMP
40 SD/SMP di 9 Kab/kota
dan 17 SMA/SMK di 17
kab/kota = 57 sekolah
1 provinsi memiliki di 3
kab/kota (@ 4
sekolah/kab) = 57
sekolah + 396 sekolah
@ 4 sekolah/kab = 2.000
sekolah
12.000 SD/SMP di 6000
kecamatan dan 1000
SMA/SMK di seluruh
kab/kota
TARGET JANGKA MENENGAH SEKOLAH BERBASIS SNP
PHASE I
PHASE II
PHASE III
B
U D A Y A
M
U T U
30%
50%
100%
EXTERNALLY DRIVEN
(38)
(1)
JEJARING MUTU BERBASIS TIK
LPMP PEMDA LPTK LPMP PEMDA LPTK PROV 1 PROV 2 PROV 3 PROV N VIRTUAL KNOWLEDGE CENTER SP SP SP SP SP SP SP SP SP SPTIK sangat berperan dalam menjembatani komukasi antar pemangku kepentingan tanpa dibatasi oleh jarak, waktu, dan tempat
(2)
Pergeseran Peran PPMP dan LPMP
Dan Target Pembangunan ke Depan
(3)
Pergeseran Peran PPMP dan LPMP
REGULASI PMP PEMETAAN PEMENUHAN SNP (EDS) AUDIT MUTU SEKOLAH BERBASIS SNP JEJARING MUTU PENERAPAN KURIKULUM 2013 STANDARISASI PROSES PEMBELAJARAN & PENILAIAN PENDIDIKANSistem penjaminan mutu, peta capaian, permasalahan
pendidikan & rekomendasi perbaikan mutu pendidikan
PENYUSUNAN REGULASI & PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN
FASILITASI
PENINGKATAN
MUTU
PENDIDIKAN
Sekolah SNP &
berbudaya mutu
(4)
TAHAPAN PENGEMBANGAN
BUDAYA MUTU PADA SATUAN PENDIDIKAN
PHASE I
2011-2015 2016-2020PHASE II 2021-2025PHASE III
B
U D A Y A
M
U T U
EXTERNALLY DRIVEN
INTERNALLY DRIVEN
(5)
2013 2014 2015 2016
Terbentuknya sekolah berbasis
SNP
Terbentuknya jejaring mutu di Seluruh provinsi
Terbentuknya jejaring mutu di Seluruh kab/kota
Terbentuknya jejaring mutu di Setiap Kecamatan
untuk SD & SMP
40 SD/SMP di 9 Kab/kota dan 17 SMA/SMK di 17
kab/kota = 57 sekolah
1 provinsi memiliki di 3 kab/kota (@ 4 sekolah/kab) = 57 sekolah + 396 sekolah
@ 4 sekolah/kab = 2.000
sekolah 12.000 SD/SMP di 6000 kecamatan dan 1000 SMA/SMK di seluruh
kab/kota
TARGET JANGKA MENENGAH SEKOLAH BERBASIS SNP
PHASE I PHASE II PHASE III
B
U D A Y A
M
U T U
30% 50% 100%
EXTERNALLY DRIVEN
(6)