Ketika remaja melakukan hubungan seksual dengan pasangannya sebelum memiliki ikatan yang sah, peneliti ingin
mengetahui apakah ada perasaan cemas jika mereka hamil dari perbuatan yang dilakukannya ataukah tidak adakah perasaan
cemas mengenai dampak-dampak seks pranikah ketika remaja melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Berdasarkan
keadaan dan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan pembahasan dalam bentuk penelitian dengan judul
Hubungan Antara Perilaku Seks Pranikah dengan Kecemasan Hamil Pranikah pada Remaja. Dengan penelitian ini peneliti ingin
mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku seks pranikah yang marak dilakukan oleh remaja dengan kecemasan yang dimiliki
oleh remaja mengenai dampak seks pranikah salah satunya adalah kehamilan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, rumusan masalah yang diteliti adalah apakah ada hubungan antara perilaku seks
pranikah dengan kecemasan hamil pranikah?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran perilaku seks yang dilakukan oleh remaja dan
mengetahui gambaran kecemasan jika remaja putri mengalami kehamilan pranikah. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi perilaku seks pranikah yang dilakukan remaja dengan kecemasan hamil pranikah
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoristis : dapat menambah informasi mengenai
gambaran perilaku seks yang dilakukan remaja putri dan gambaran rasa cemas jika remaja putri hamil pranikah serta
mengetahui ada tidaknya hubungan perilaku seks yang dilakukan dengan rasa cemas jika hamil pranikah.
2. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan orang tua, guru dan masyarakat agar memberikan
pendidikan seks bagi anaknya sejak dini dan lebih memperhatikan kehidupan sosial anak serta memberikan
pegawasan terhadap anaknya agar terhindar dari perilaku seks bebas
1.5 Asumsi Penelitian
Asumsi dalam penelitian ini adalah bahwa ada kecemasan yang timbul dalam diri remaja ketika melakukan hubungan seksual
pranikah karena takut jika hubungannya menjadikan ia hamil.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Definisi Perilaku
Perilaku adalah aktivitas atau tindakan yang dilakukan manusia yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2007. Menurut Skinner, yang dikutip oleh Notoatmodjo 2007, perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Sehingga terjadinya periaku
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner
ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus – Organisme – Respon. Kwick Notoatmodjo, 2007 mendefinisikan perilaku
sebagai tindakan atau perbuatan organisme yang dapat diamati bahkan dipelajari. Motif merupakan salah satu
penyebab perilaku muncul. Jadi, perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pikiran dan predisposisi
tindakanyang dilakukan oleh seseorang untuk merespon lingkungannya. Dengan demikian perilaku akan terwujud
apabila ada rangsangan tertentu yang dapat menimbulkan tindakan.
Menurut Teori Belajar Sosial yang dikemukakan oleh Bandura, perilaku adalah hasil timbal balik
respirocal interaction antara determinasi kognisis, perilaku lingkungan
individu dan lingkungannya tidak saling independen. Aktivitas individu menimbulkan timbulnya keadaan lingkungan tertentu
begitu juga sebaliknya. Model timbal balik berpusat pada self esteem yang terdiri atas
selfobservation-judgementself responsive yang selanjutnya menciptakan self efficacy.
2.1.2 Bentuk-Bentuk Perilaku
Dalam teori Bloom, perilaku dibedakan menjadi 3 domain, yaitu kognitif cognitive, afektif affective dan
psikomotor psychomotor. Untuk kepentingan pendidikan praktis, teori ini kemudian dikembangkan menjadi 3 ranah
perilaku yaitu :
1. Pengetahuan knowledge Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
overt behaviour.
2. Sikap attitude Masih menurut Notoatmodjo 2007, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
3. Tindakan practice Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak praktik.
Sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas atau sarana dan prasarana.
2.1.3 Proses Terjadinya Perilaku
Menurut Notoatmodjo 2007, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian Roger 1974
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni : 1. Awareness : orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus objek terlebih
dahulu 2. Interest : orang mulai tertarik kepada stimulus 3. Evaluation : orang mulai menimbang-nimbang baik dan
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya 4. Trial : orang mulai mencoba perilaku baru 5. Adoption : orang tersebut telah
berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
2.2 Perilaku Seks Pranikah