perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamu’alaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera
Dengan hormat,
Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Perilaku
Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan”.
Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang
diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada
saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama
kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana penyulit.
Tindakan pencegahan infeksi ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan
untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga
kesehatan lainnya. Juga upaya-upaya menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi
mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya (Buku Acuan
APN, 2004 : 1-8).
Kami akan memberikan kuesioner kepada responden tentang pelaksanaan
tindakan-tindakan infeksi.
Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada
dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti.


Untuk penelitian ini ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila bidan
membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama

: Lailani Zahra

Alamat

: Jl. Kapten sumarsono, karya 2

No. Hp

: 082182737527

Terimakasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian
ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang
berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu
bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan


Medan,

2015
Peneliti

( Lailani Zahra)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamu’alaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera
Dengan hormat,
Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Perilaku
Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan”.
Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang
diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada
saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama
kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana penyulit.
Tindakan pencegahan infeksi ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan
untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga

kesehatan lainnya. Juga upaya-upaya menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi
mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya (Buku Acuan
APN, 2004 : 1-8).
Kami akan memberikan kuesioner kepada responden tentang pelaksanaan
tindakan-tindakan infeksi.
Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada
dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti.

Untuk penelitian ini ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila bidan
membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama

: Lailani Zahra

Alamat

: Jl. Kapten sumarsono, karya 2

No. Hp


: 082182737527

Terimakasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian
ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang
berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu
bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan

Medan,

2015
Peneliti

( Lailani Zahra)

LEMBAR KUESIONER
TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN DALAM
PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI SAAT PERTOLONGAN
PERSALINAN DI PUSKESMAS HAMPARAN PERAK MEDAN
TAHUN 2015

I.

Identitas responden
1. No responden :
2. Umur
:
3. Lama bekerja :

II.

Pertanyaan Pengetahuan

1.

Proses mencuci tangan dilakukan dalam waktu?
a. 5 detik
b. 7 detik
c. 10-15 detik
d. 15-20 detik


2.

Pemakaian sarung tangan pada pertolongan persalinan dilakukan pada
tindakan
a. Pemeriksaan dalam
b. Penjahitan laserasi perinium
c. Membersihkan percikan darah dan cairan
d. Semua jawaban benar

3.

Barier protektif yang digunakan pada saat pertolongan persalinan
a. Kaca mata
b. Masker wahah
c. Sepatu boot
d. Kaca mata, masker wajah, sepatu boot, celemek, mitela

4.

Langkah yang dilakukan dalam pengelolaan alat bekas pakai untuk

mengurangi mikrooranisme yang menempel pada peralatan tersebut
kecuali adalah…
a. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
b. Pembersihan dan pembilasan
c. Dekontaminasi
d. Cuci tangan

5.

Perendaman alat pada proses dekontamisi membutuhkan waktu berapa
lama?
a. 20 jam
b. 10 jam
c. 20 menit
d. 10 menit

6.

Setelah melakukan perendaman alat dalam larutan klorin 0,5 %, langkah
yang dilakukan selanjutnya adalah?

a. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
b. Sterilisasi
c. Dekontaminasi
d. Pembersihan

7.

Pertanyaan yang benar tentang pembersihan alat adalah?
a. Proses menghilangkan secara fisik seluruh debu, kotoran, darah, atau
tubuh lainnya untuk mengurangi resiko bagi siapapun yang
menyentuh atau memegang benda tersebut
b. Proses memelihara kebersihan kesehatan dan kenyamanan pada
pasien dan lingkungan kerja
c. Proses permusnahan sebagian mikroorganisme penyebab penyakit
dari benda mati
d. Proses secara mekanik menghilangkan kotoran dan serpihan dari kulit
tangan dengan menggunakan sabun dan air biasa

8.


Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan bekas pakai yang dibungkus
pada otoklaf (121ºC) adalah?
a. ± 2 jam
b. ± 1 jam
c. ± 30 menit
d. ± 20 menit

9.

Proses pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kuli atau jaringan tubuh lainnya
disebut?
a. Mencuci dan membilas
b. Desinfeksi
c. Antiseptic
d. Sterilisasi

No

10.


Apakah yang dimaksud dengan tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme(baktri, jamur, parasit dan virus)
termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau intrumen
a. Sterilisasi
b. Desinfeksi
c. Dekontaminasi
d. Asepsis

III.

Sikap
PERNYATAAN
SETUJU

1
2

3


4

5

6
7

8

9

10

Menurut anda saat melakukan tindakan pertolongan persalinan
tenaga kesehatan harus mencuci tangan terlebih dahulu
Menurut anda pada saat membilas tangan sebaiknya digunakan
air bersih yang mengalir dan membiarkan tangan kering dengan
cara diangin-anginkan atau dikeringkan dengan kertas tisu atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
Menurut anda setelah menggunakan sarung tangan sebaiknya
dibuka dengan keadaan terbalik, kemudian direndam kedalam
larutan klorin selama 10 menit
Menurut anda ketika melakukan penghisapan lendir dari hidung
dan membersihkan jalan nafas bayi, bidan menggunakan sarung
tangan lagi
Menurut anda ketika penggunaan sarung tangan sekali pakai
sangat dianjurkan tetapi apabila sarana sangat terbatas sarung
tangan bekas pakai dapat diproses ulang dengan dekontaminasi,
cuci dan bilas serta desinfektan tingkat tinggi
Menurut anda Ketika saat menolong persalinan dengan dua
orang pasien ibu cukup menggunakan satu buah alat partuset
Menurut anda sebelum melakukan desinfektan tingkat tinggi
semua alat-alat yang terkontaminasi terlebih dahulu direndam
kedalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
Menurut anda bidan mencuci peralatan bekas sesuai SOP
(standar operasional prosedur) setelah selesai melakukan
tindakan persalinan
Menurut anda dalam pencucian dan pembilaan alat bekas pakai
seperti alat yang terbuat dari logam atau karet dilakukan secara
terpisah
Menurut anda dalam melakukan pemerikaan dalam, bidan cukup
memeriksanya dalam waktu 4 jam sekali

TIDAK
SETUJU

IV.

Tindakan

N0

PERNYATAAN

1

Sebelum menolong persalinan mencuci
tangan
Memakai barier protekstif (alat pelindung
diri) ketika menolong persalinan

2
3
4

Alat yang digunakan untuk bersalin di
DTT
Melakukan VT tiap 4 jam

5

Melakukan DTT selama 20 menit

6

Menggunakan jarum suntik sekali pakai

7

Memproses benda tajam secara baik

8
9

Pengelolaan sampah ditempat sampah
secara baik
Membersihkan ruangan dengan air klorin

10

Menyikat alat yang telah terkontaminasi

DILAKUKAN

TIDAK
DILAKUKAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama

: Lailani Zahra

Tepat/ tanggal lahir

: 09 agustus 1993

Anak ke-

: 1 ( pertama)

Agama

: Islam

NAMA ORANG TUA
Ayah

: Syafi’i Pane

Ibu

: Rosnawati

Alamat

: ds. Karang Dadi PTP N IV RIMBO DUA

PENDIDIKAN

Tahun 1999-2005

: SD Negri 182

Tahun 2005- 2008

: MTS Al-Falah Pasir Putih Ma.Bungo

Tahun 2008- 2011

: SMAN 4 Ma.Bungo

Tahun 2011- 2014

: Diploma III Akademi Kebidanan Sehat Medan

Tahun 2014- 2015

: Program Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatra Utara

DAFTAR PUSTAKA
Erni Susanti, (2013), Penyebab Kematian Tertinggi Ibu Melahirkan,http://tips-sehatkeluarga-bunda.blogspot.com, diakses tanggal 02.11.3013
Hanibalhamid,

(2013),

.Angka

Kematian

Ibu

Melahirka,

http://hanibalhamid.files.worldpress.com, diakses tanggal 14.05.2013
Hidayat, Musrifatul uliyah.(2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik.Jakarta:
Salemba Medika.
______________________.(2006). Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, Asri dan Sujiyatini.(2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta:
Nuha
Medika.
Hidayat Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis
Data.
Jakarta : Salemba Medika.
JNPK.(2004). Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, Penerbit JNPK-KR, Jakarta.

JNPK.(2008). Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial, Pencegahan
Dan
Penanggulangan Komplikasi Segera Persalinan Dan Bayi Baru Lahir ,
Penerbit JNPK-KR, Jakarta.
Klein Susan, Fiona Thompson. (2009). Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta:
Mitra Setia.
Laporan Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tentang Angka
Kematian
Ibu Bersalin Tahun 2013

Maryunani, Anik. (2009). Pengenalan Alat/Instrumen Kesehatan Dan Kebidanan
Dalam
Praktik Kebidanan.Jakarta : Trans Info Media.
Mochtar Rustam. (1998). sinopsis obstetric fisiologi dan patologi.Jakarta : ECG
Notoadmodjo Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo Soekidjo.( 2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.

Pastuty, Rosyati. (2007). Buku Saku Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin: ECG

Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Sudarman Gunawan. (2013). Statistik terapan berbasis computer dengan program
IBM
SPSS statistic 19.Jakarta : mitra wacana media
Sumarah, Yani, Nining Wiyati. (2010). Perawatan ibu bersalin.Yogyakarta:
Fitramaya

BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka
konsep dapat dilihat bahwa sampel penelitian ini adalah bidan.Dimana yang diteliti
adalah perilaku bidan dan perilaku tersebut terdiri dari pengetahuan, sikap dan
tindakan.Lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut.

Perilaku Bidan
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan

PENCEGAHAN INFEKSI

B.

Defenisi Operasional
DEFENISI OPERASIONAL

No

Variabel

Defenisi Operasional

Alat Ukur

1

Pengetahuan Hal yang diketahuai bidan Kuesioner

Skala

Cara Ukur

Hasil Ukur

Dengan

a. Baik : apabila Ordinal

menghitung

mendapat score

infeksi dalam pertolongan

jumlah

>7

persalinan

jawaban

tentang

pencegahan

yang

terdiri

b. Cukup : apabila

dari : mencuci tangan,

responden

mendapat score

memakai sarung tangan,

pada

5 -7 Kurang :

perlengkapan

pribadi,

kuesioner

apabila

tehnik

asepsis,

pemerosesan

mendapat score
7 soal

b.

Cukup : benar menjawab 5-7 soal

c.

Kurang : apabila benar menjawab
r tabel, maka instrumen tersebut dinyatakan valid.Maka suatu instrument
dinyatakan valid apabila nilai r hitung > 0,350 sebagai batas minimum.Uji
hasil validitas terhadap pengetahuan didapat 0.873-907, sikap 0,046- 0,554
dan tindakan 0622-0.755.
2. Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran dan pengamatan bila fakta
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
berlainan. Pengujian dilakukan kepada 10 bidan yang mempunyai kriteria
yang sama dengan responden, kemudian data tersebut diolah menggunakan
Program komputerisasi dengan hasil yang diperoleh adalah nilai koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach untuk pengetahuan 0,925 dan untuk sikap Alpha
Cronbach 0,849 dan untuk Alpha Cronbach tindakan 0,925.
H. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan diwilayah kerja puskesmas (BPS) Puskesmas
Desa Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.Pengumpulan

data

dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap ibu tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada

pertolongan persalinan dan lembar checklist kepada kepada peneliti untuk tindakan
bidan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat
permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan
permohonan izin melaksanakan penelitian kepada Kepala Puskesmas Hamparan
Perak Medan, setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian Setelah
itu peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini dan meminta persetujuan
calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent,
setelah itu peneliti mendampingi responden dan menjelaskan kepada responden jika
ada pertanyaan yang kurang jelas. Selanjutnya peneliti mendatangi masingmasingBPS untuk membagikan kuesioner

dan melakukan observasi ketika ada

pertolongan persalinan di BPS.Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan
data.Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.
I. Pengolahan Dan Analisi Data
1. Pengolahan Data
Editing merupakan upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan.
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric atau angka terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.
Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau database komputer
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data sebelum dan sesudah
dientry apakah ada kesalahan atau tidak.( Hidayat,2011).

2. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif maka dalam analisanya
tidak menggunakan perhitungan yang menguji tetapi dalam penyajian hanya
menggunakan distribusi frekuensi dengan persentase (proporsi) yang disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
univariat.

Analisis data yang dilakukan adalah analisis

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Bidan Dalam Penatalaksanaan
Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Keja Puskesmas
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015, kuesioner diberikan kepada
35 bidan. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:
1. Karakteristik Distribusi Bidan
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang karakteristik
responden yaitu berdasarkan umur, pendidikan dan lama bekerja yang dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Diwilayah Kerja Puskesmas
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015( n= 35)
Karakteristik
Umur
30-40 tahun

F

%

4

11,4

41-50 tahun

31

88,6

DI
DIII
D IV
SI
Lama bekerja
1-10 tahun

13
14
5
3

37,1
40
14,3
8,6

5

14,3

11-20 tahun

30

85,7

Pendidikan

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan mayorptas responden berusia 41-50
tahun sebanyak 31 orang dengan persentase 88,6 %, Berdasarkan tingkat pendidikan
mayoritas responden berpendidikan DIII sebanyak 14 orang dengan presentase 40 %,
Berdasarkan lama bekerja bidanmayoritas responden bekerja 11-20 tahun sebanyak
33 orang dengan persentase 85,7 %.
2. Pengetahuan responden Bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi
pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak
kabupaten deli serdang tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan distribusi jawaban
respondententang pengetahuan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Bidan
Tentang Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan
Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten
Serdang Tahun 2015 (n=35)
Pertanyaan
No
1.
2.
3.
4.

5.
6.

7.
8.
9.

10.

Proses memcuci tangan dilakukan dalam waktu
Pemakaian sarung tangan pada pertolongan
persalinan dilakukan pada tindakan
Barier protektif yang digunakan pada saat
pertolongan persalinan
Langkah yang dilakukan dalam pengelolaan alat
bekas pakai untuk mengurangi mikroorganisme
yang menempel pada peralatan tersebut kecuali
Perendaman alat klorin 0,5 % pada proses
dekontaminasi membutuhkan waktu berapa lama?
Setelah melakukan perendaman alat dalam laruta
klorin 0,5% langkah yang dilakukan selanjutnya
adalah?
Pertanyaan yang benar tentang pembersihan alat
adalah?
Wakt yang dibutuhkan untuk menstrerilkan bekas
pakai yang dibungkus pada otoklaf (121˚) adalah?
Proses pencegahan infeksi dengan cara membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada kulit atau jaringan tubuh lainnya disebut?
Apakah yang dimaksud dengan tindakan yang
dilakukan
untuk
menghilangkan
semua
mikroorganisme ( bakteri, jamur, parasit, virus)
termasuk endospora bakteri pada benda-benda
mati atau instrument

Pilihan Jawaban
Benar
Salah
f
%
F
%
27
77,1
8
22,9
35
100,
0
35
100,
0
22
62,9
13
37,2

20

57,2

15

42,9

18

51,4

17

48,6

19

54,3

16

45,7

22

62,9

13

37,2

24

68,6

11

31,5

25

71,5

10

28,6

tabel 5.3 dapat dilihat distribusi jawaban responden mayoritas memilih
jawaban benar adalah pada pertanyaan no 2 dan 3 sebanyak 35 responden (100 %),
sedangkan yang memberikan jawaban salah mayoritas pada pertanyaan nomor 6
sebanyak 17 responden (48,6%).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan distribusi pengetahuan
responden tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.3
Distribusi Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi
Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)
Pengetahuan

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Baik

24

68,6

Cukup
Kurang

11
0

31,4
0

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden berpengetahuan
baik sebanyak 24 orang (68,6%).

3. Sikap responden dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada
Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, distibusi jawaban tentang
sikap dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Sikap Bidan Dalam
Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan
Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)
Pertanyaan
No
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Menurut anda saat melakukan tindakan
pertolongan persalinan tenaga kesehatan harus
mencuci tangan terlebih dahulu
Menurut anda pada saat membilas tangan
sebaiknya digunakan air bersih yang mengalir dan
membiarkan tangan kering dengan cara dianginanginkan atau dikeringkan dengan kertas tisu atau
handuk pribadi
Menurut anda setelah menggunakan sarung tangan
sebaikanya dibuka dengan keadaan terbalik,
kemudian direndam kedalam larutan klorin selama
10 menit
Menurut anda ketika melakukan penghisapan
lendir dari hidung dan membersihkan jalan nafas
bayi, bidan menggunakan sarung tangan lagi
Menurut anda ketika penggunaan sarung tangan
sekali pakai sangat dianjurkan tetapi apabila
sarana sangat terbatas sarung tangan bekas pakai
dapat diproses ulang dengan dekontaminasi, cuci,
bilas serta desinfektan tingkat tinggi
Menurut anda ketika saat menolong persalinan
dengan dua orang pasien ibu cukup menggunakan
satu buah alat partuset
Menurut anda sebelum melakukan desinfektan
tingkat tinggi semua alat-alat yang terkominasi
terlebih dahulu direndam kedalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit
Menurut anda bidan mencuci peralatan bekas
pakai sesuai SOP (standart operasional prosedur)
setelah selesai melakukan tindakan persalinan
Menurut anda dalam pencucian dan pembilasan
alat bekas pakai seperti alat yang terbuat dari
logam atau karet dilaukan secara terpisah
Menurut anda dalam melakukan pemeriksaan
dalam, bidan cukup memeriksaannya dalam waktu
4 jam sekali

Pilihan Jawaban
Benar
Salah
f
%
F
%
35
100
0
0

31

88,6

4

11,5

31

88,7

1

2,9

19

54,3

16

45,7

35

100,
0

0

0

34

97,2

1

2,9

34

97,2

1

2,9

33

94,3

2

5,71

35

100,
0

0

0

35

100,
0

0

0

Dari tabel 5.4 dapat dilihat distribusi jawaban responden mayoritas memilih
jawa jawaban benar adalah pada pertanyaan 1, 5, 9 dan 10 sebanyak 35 responden

(100,0) sedangakan yang memberikan jawaban salah mayoritas pada pertanyaan
nomor 4 yaitu sebanyak 16 responden ( 45,7 %).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, distribusi sikap responden
tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.5
Distribusi Sikap Responden Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada
Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)
Sikap
Positif
Negatif

Frekuensi (n)
35
0

Persentase (%)
100,0
0

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap
positif yaitu 35 responden (100,0%).

4. Tindakan Responden Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada
Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, distribusi observasi
responden tentang tindakan bidan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Tindakan Bidan
Tentang Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan
Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)
Pertanyaan
No
1.

Sebelum menolong persalinan mencuci tangan

2.

Memakai barier protektif(alat pelindung diri)
ketika menolong persalinan
Alat(partuset) yang digunakan untuk bersalin
didesinfektan tingkat tinggi
Melakukan vagina touch tiap 4 jam
Melakukan desinfeksi tingkat tinggi pada alat
yang terkontaminasi selama 20 menit
Menggunakan jarum suntik sekali pakai

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Memproses benda tajam secara baik(meletakkan
jarum suntik pada jeridgen jarum)
Pengelolaan sampah ditempat sampah secara baik
Membersihkan ruangan dengan air klorin
Menyikat alat (partuset) yang telah terkontaminasi
oleh darah untuk pertolongan persalinan

Pilihan Jawaban
Benar
Salah
F
%
f
%
35
100,
0
30
85,7
5
14,3
35
30
29
35

100,
0
85,7
82,9

-

-

5
6

14,3
17,1

-

-

30

100,
0
85,7

5

14,3

30
32
33

85,7
91,4
94,3

5
3
2

14,3
8,6
5,7

Dari tabel 5.6 dapat dilihat distribusi jawaban responden mayoritas yang
melakukan tindakan pada pertanyaan 1, 3 dan 6 sebanyak 35 responden (100,0%).
Sedangkan responden yang tidak melakukan tindakan mayoritas pada pertanyaan
nomor 5 sebanyak 6 responden (17,1 %).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ,distribusi tindakan responden
tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam pertolongan persalinan dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.7
Distribusi Tindakan Bidan dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada
Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2015(n=35)

Tindakan
Tindakan baik
Tindakan kurang

Frekuensi (n)
35
-

Persentase
100,0
-

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tindakan
yang baik tentang pencegahan infeksi yakni sebanyak 35 responden (100,%).
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bidan di Wilayah
PuskesmasHamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 diperoleh data
yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 35
orang bidan. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan
sebagai hasil akhir dapat dijabarkansebagai berikut:
1. Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat
Pertolongan Persalinan Diwilayah Puskesmas Hamparan Perak Medan
Tahun 2015.
Pada tabel 5.2 dapat diamati bahwa pengetahuan bidan Penatalaksanaan
Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan mayoritas

berpengetahuan baik

sebanyak 24 orang (68,6%) dan sebagian kecil berpengetahuan cukup sebanyak 11
orang (31,4%).

Hal ini menyatakan bahwa bidan-bidan yang memiliki tingkat pengetahuan baik
berarti telah memahami tentang pencegahan infeksi dari pendidikan bidan dan
berbagai media. Sedangkan bidan-bidan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup
disebabkkan oleh kurangnya informasi dan wawasan bidan yang diperoleh dari
media elektronik dan media massa.
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, media
dan lingkungan. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti: sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang
mendapatkan informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
2. Sikap

Bidan

Dalam

Penatalaksanaan

Pencegahan

Infeksi

Saat

Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Medan Tahun 2015.
Pada tabel 5.4 diperoleh mayoritas bidan memiliki sikap baik sebanyak 35
orang (100,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4.
Hal ini menunjukkan bahwa bidan-bidan yang memiliki sikap baik
mempunyai pengalaman dan wawasan

serta mengeti bahwa dengan melakukan

tindakan infeksi akan meningkatkan kesejahteraan baik bagi ibu maupun bagi tenaga
kesehatan sehingga akan dapat menurangi kesakitan dan kematian ibu.
Sikap baik dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami
individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan
dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama
hidupnya. Sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain.

Menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa
respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap
menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai
adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat
respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.
Menurut Azwar Saifuddin (1995) bahwa sikap memiliki tiga komponen yang
membentuk struktur sikap dan ketiganya saling menunjang yaitu: komponen kognitif
(berisi kepercayaan individu), komponen afektif (berisi dimensi emosional subjektif
individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa senang) maupun negatif (rasa
tidak senang)) dan komponen konatif (disebut juga komponen perilaku) yang
berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap
yang dihadapinya.
3. Tindakan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat
Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Medan Tahun 2015.
Pada tabel 5.6 diperoleh

mayoritas

bidan memiliki tindakan dilakukan

sebanyak35 orang (100,0%). Hal ini menunjukkan bahwa bidan yang melakukan
tindakan baik dalam pencegahan infeksi didapat dari pengalaman sendiri dan
mengetahui bahwa dengan melakukan tindakan infeksi akan meningkatkan
kesejahteraan bagi keluarga dan tenaga kesehatan.
Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan atau praktek dilaksanakan setelah
seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian terhadap
apa yang diketahui. Dengan kata lain tindakan atau praktek dilaksanakan karena
dinilai baik dan diyakini.

C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk
memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan
dengan proses dan hasil penelitian secara optimal , namun berbagai kendala tidak
jarang muncul. Pada sampel terdapat 62 responden namun karna keterbatasan
penelitian responden yang memiliki klinik mandiri sebanyak 35 orang.
D. Implikasi Penelitian
Bagi pelayanan kebidanan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya tentang prosedur
penatalaksanan pencegahan infeksi.Setelah membuktikan bahwa perilaku bidan
dalam pencegahan infeksi dapat mengurangi kesakitan ibu, maka diharapkan para
bidan untuk tetap menerapkan penatalaksanaan pencegahan infeksi pada
persalinan.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai perilaku bidan dalam
Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan Puskesmas
Hamparan Perak Medan Tahun 2015.diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan bidan dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan
Persalinan Diwilyah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Medan Tahun 2015,
mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (68,6%).
2.

Sikap bidan dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan
Persalinan Diwilyah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Medan Tahun 2015,
seluruhnyabersikap baik sebanyak 35 orang (100,0%).

3. Tindakan bidan dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan
Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Medan Tahun 2015,
diperoleh hasil seluruhnya mempunyai tindakan baiksebanyak 35 orang
(100,0%).

B. Saran
1. Bagi bidan
Untuk bidan

agar selalu dapat memberikan pelayanan yang baik yang

mengutamakan pelayanan dalam prinsip pencegahan infeksidan tetap mengikuti
perkembangan ilmu tentang pencegahan infeksi yang baru karena pengalaman akan
lebih baik disertai dengan bertambahnya ilmu pengetahuan.
2. Bagi Peneliti
peneliti di masa yang akan datang jumlah sampelnya lebih banyak dan dapat
meneruskan penelitian ini dengan yang lebih spesifik padapencegahan infeksi pada
pertolongan persalinan.
3. Bagi Pendidikan
Untuk institusi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan
bahan bacaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Perilaku

1.

Pengertian Perilaku
Perikalaku adalah suatu kegiatan atau akitivitas organism(makhluk hidup) yang

bersangkutan. Skinner (1993) seorang ahli psikologi, mengatakan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk terhadap stimulus perilaku dibedakan menjadi dua :
a.

Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang bterhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(covert).respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus belum dapat diamati secara jelas.
b.

Perilaku terbuka (over behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus jelas dalam bentuk tindakan atau praktik
(practice),yang dengan mudah diamati.
2.

Perilaku Kesehatan
a.

Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanatance)
Perilaku atau usaha seeorang untuk memelihara kesehatan agar tidak akit
dan usaha untuk sembuh bila sakit.

b.

Perilaku pencarian dan penggunaan system (healt seeking behavior)

c.

Perilaku kesehatan lingkungan
1)

Perilaku hidup sehat (healthy life style)

Perilaku yang berkaitan dengan upaya untuk mempertahan kan dan
meningkatkan kesehatannya.
2)

Perilaku sakit (illness behavior)

Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,persepsinya
terhadap sakit, pengetahjuan tentang penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit.
3)

Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
a) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
b) Mengenal atau mengetahui penyembuhan penyakit yang layak
c) Mengetahui hak (hak memperoleh perawatan)

3.

Domain Perilaku
Determinan perilaku dibedakan menjadi dua :
a. Determinan

atau

faktoe

internal

yakni

karakteristik

orang

yang

bersangkutan yang bersifat given atau bawaan seperti missal jenis kelamin,
tingkat kecerdasan.
b. Factor eksternal yakini lingkungan, baik lingkungan fisik, social, budaya,
ekonomi.
Banyamin bloom (1908) membagi prilaku menjadi tiga domain sesuai dengan
tujuan pendidikan :
1) Pengetahuan (knowledge)
Hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif ada enam tingkatan :
a) Tahu (know)
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelum nya.

b) Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasiakn materi terebut dengan benar.
c) Aplikasi (application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi sebenarnya.
d) Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk mejabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masalah masih dalam suatu stuktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sam lain.
e) Sintesis (synthesis)
Suatau kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagianbagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian tergadap suatu materi
atau objek.
2) Sikap (attitude)
Merupakan suatu reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Tingkatan sikap terdiri dari :
a) Menerima (receiving)
Bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

b) Merespons (responding)
Memberikan apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu tindakan sikap.

c)

Menghargai (valuing)
mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3) Praktik atau tindakan (practice)
a)

Respon terpimpin (guided response)
Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh merupakan indicator praktik tingkat pertama.

b)

Mekanisme(mecanisme)
Bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebijaksanaan.

c)

Adopsi (adotion)
Suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

B.

Pencegahan Infeksi

1.

Tujuan Pencegahan Infeksi Dalam Pelayanan Asuhan Kesehatan
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain

dalam asuhan selama persalinan dari kelahiran bayi.Tindakan ini harus diterapkan
dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong
persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan menguragi infeksi karena bakteri,
virus, dan jamur.Dilakukan upaya untuk menurunkan resiko penyakit-penyakit
menular berbahaya.
Tindakan-tindakan PI dalam pelayanan asuhan kesehatan :
a.

Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme.

b.

Menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti
hepatitis dan HIV/AIDS.

Dimasa lalu, tujuan utama PI adalah untuk mencegah infeksi adalah mencegah
infeksi serius pascabedah. Meskipun infeksi serius pascabedah masih merupakan
masalah dibanyak Negara, munculnya HIV/AIDS dan maslah berkelanjutan yang
terkait dengan hepatitis telah merubah secara dramatis focus pencegahan infeksi.
Penolong persalinan dapat terpapar hepatitis dan HIV ditempat kerjanya
melalui :
a.

Percikan darah atau cairan tubuh pada mata, hidung, mulut, atau melalui
diskontinuitas permukaan kulit (misalnya luka atau lecet yang kecil).

b.

Luka tusuk yang disebabkan oleh jarum yang terkontaminasi atau
peralatan tajam lainnya, baik pada saat prosedur dilakukukan atau pada sat
proses peralatan.

Memakai sarung tangan, mengenakan perlengkapan perlindungan diri(kaca
mata, masker, celemek,dll) dapat melindungi penolong persalinan terhadap percikan
yang dapat mengkontaminasi dan menyebarkan penyakit. Waspada dalam menangani
benda tajam, melakukan proses dekontaminasi, dan menangani peralatan yang
terkontaminasi

merupakan

cara-cara

untuk

meminimalkan

resiko

infeksi.

Pencegahan infeksi tersebut tidak hanya bagi ibu dan bayi baru lahir, tapi juga
terhadap penolong persalinan dan staf kesehatan.
PI adalah bagian yang essensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu
dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong
persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan selama kunjungan antenatal
atau pasca persalinan/bayi baru lahir atau saat menatalaksanankan penyulit.

2.

Defenisi Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi
a. Asepsis atau tehnik aseptic
Semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
ke dalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan infeksi. Tehnik aseptic
membuat prosedur lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir dan penolong
persalinan dengan cara menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh
(eradikasi) mikroorganisme pada kulit, jaringan dan instrument/peralatan
hingga tingkat yang aman.
b. Antisepsis
Mengacu pada pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya.
c. Dekontaminasi
Tindakan

yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan

dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah
dan cairan tubuh. Peralatan medis, sarung tangan dan permukaan (misalnya
meja periksa) harus segera didekontaminasi segera setelah terpapar darah
atau cairan tubuh.
d. Mencuci dan membilas
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua cemaran
darah, cairan tubuh atau benda asing(misalnya debu, kotoran) dari kulit atau
instrument/peralatan.
e. Desinfeksi

Tindakan

yang

dilakukan

untuk

menghilangkan

hampir

semua

mikroorgaisme penyebab penyakit yang mencemasi benda-benda mati atau
instrument.
f. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangakan semua mikoorganisme
kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiawi.
g. Sterilisasi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme(
bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada bendabenda mati atau instrument.
3.

Prinsip Pencegahan Infeksi
Prinsip-Prinsip Pi
Pi yang efektif didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
a. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap
dapat menularkan penyakit karena insfeksi dapat bersifat asimtomatik(tanpa
gejala).
b. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
c. Permukaan benda sekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan
dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput
mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan,
harus diproses secara benar.
d. Jika tidak ketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
diproses dengan benar maka semua itu harus dianggap masih terkontaminasi

e. Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi
hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan PI secara
benar dan konsisten.
Jalur penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman
mikroorganisme ke berbagai tempat, seperti air, makanan, udara, dan lain-lain.
1) Cara Penularan Mikroorganisme
Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh, baik pada manusia
maupun hewan dapat melalui berbagai cara, diantaranya :
a) Kontak tubuh
kuman masuk kedalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung
maupun tidak langsung, penyebaran secara langsung melalui sentuhan
sedangkan tidak lansung dapat melalui benda yang terkontaminasi.
b) Makanan dan minuman
terjadinya penyebaran dapat melalui makanandan minuman yang telah
terkontaminasi seperti pada penyakit tifus abdominalis,penyakit infeksi
cacing.
c) Serangga
seperti penyebaran kuman pada penyakit malaria oleh plasmodium pada
nyamuk anopheles.
d) Udara
proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran
penyakit system pernafasan.

2) Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Infeksi
a) Sumber penyakit
sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan cepat atau
lambat.
b) Kuman penyebab
kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan
mikroorganisme masuk kedalam tubuh dan virulensinya
c) Cara membebaskan sumber dari kuman
dapat menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat
seperti tingkat keasaman (ph), suhu, penyinaran(cahaya) dll.
d) Cara penularan
Cara penularan seperti kontak lansung, melalui makanan atau udara dapat
menyebabkan penyebaran kuman kedalam tubuh.
e) Cara masuknya kuman
Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau
mempercepat proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya, daya tahan
yang buruk dapat memperburuk infeksi.
4.

Pencegahan Infeksi Maternal Dan Neonatal
Persalinan bersih dan aman merupakan salah satu pilar safe motherhood.Berarti

bebas dari infeksi.Insfeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan
penyebab utama kedua dari kematian ibu dan perinatal.

Menurunkan risiko infeksi maternal dan neonatal selama persalinan dan
kelahiran pervaginam :
a. Menggunakan sepasang sarung tangan periksa bersih atau sarung tangan
bedah yang didisinfeksi tingkat tinggi yang sudah diproses ulang untuk
setiap pemeriksaan.
b. Hindari mendorong ujung jari pemeriksa pada pembukaan serviks sampai
persalinan aktif terjadi atau sampai diputuskan untuk melakukan induksi
persalinan.
c. Batasi pemeriksaan dalam.
5.

Tindakan-Tindakan Pencegahan Infeksi
Ada berbagai praktek PI yang dapat mencegah mikroorganisme berpindah dari

satu individu ke individu lainnya(ibu, bayi baru lahir, dan para penolong persalinan)
sehingga memutus rantai penyebar penyakit.
Tindakan-tindakan PI termasuk hal-hal berikut :
a. Cuci tangan
b. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
c. Menggunakan teknik asepsis dan aseptic
d. Memproses alat bekas pakai
e. Menangani peralatantajam dengan aman
f. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan(termasuk pengelolaan sampah
secara benar).
1) Cuci tangan
Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan dan
penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru
lahir.

Cuci tangan harus dilakukan :
a) Segera setelah tiba ditempat kerja
b) Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan bayi baru
lahir
c) Setelah kontak fisik langsung dengan ibu atau bayi baru lahir
d) Sebelum memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
e) Setelah melepaskan sarung tangan (kontaminasi melalui lubang atau robekan
sarung tangan).
f) Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah atau cairan
tubuh lainnya atau setelah menyentuh selaput mukosa (misalnya hidung, mulut,
mata, vagina) meskipun saat itu sedang menggunakan sarung tangan.
g) Setelah kekamar mandi
h) Sebelum pulang kerja
7
1.

langkah mencuci tangan :
Telapak dengan telapak

2. Telapak tangan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung
tangan kanan.
3. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait.
4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya.
6. Jari kiri menguncup, gosok memutar kekanan dan kekiri pad

Dokumen yang terkait

Persepsi Stakeholders Tentang Pelaksanaan Kemitraan Pertolongan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

5 49 97

perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 41 81

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014

4 65 89

Determinan Kualitas Pelayanan Anc (Antenatal Care) Oleh Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 20

Determinan Kualitas Pelayanan Anc (Antenatal Care) Oleh Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Cover perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 0 14

Abstract perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 0 2

Chapter II perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 1 20

Appendix perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 0 14

109 DETERMINAN PERILAKU BIDAN DALAM PENCEGAHAN INFEKSI HIV AIDS PADA PERTOLONGAN PERSALINAN DI KABUPATEN BANYUMAS

0 0 10