Chapter II perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Perilaku

1.

Pengertian Perilaku
Perikalaku adalah suatu kegiatan atau akitivitas organism(makhluk hidup) yang

bersangkutan. Skinner (1993) seorang ahli psikologi, mengatakan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk terhadap stimulus perilaku dibedakan menjadi dua :
a.

Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang bterhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(covert).respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus belum dapat diamati secara jelas.
b.

Perilaku terbuka (over behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus jelas dalam bentuk tindakan atau praktik
(practice),yang dengan mudah diamati.
2.

Perilaku Kesehatan
a.

Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanatance)
Perilaku atau usaha seeorang untuk memelihara kesehatan agar tidak akit
dan usaha untuk sembuh bila sakit.

b.


Perilaku pencarian dan penggunaan system (healt seeking behavior)

c.

Perilaku kesehatan lingkungan
1)

Perilaku hidup sehat (healthy life style)

Perilaku yang berkaitan dengan upaya untuk mempertahan kan dan
meningkatkan kesehatannya.
2)

Perilaku sakit (illness behavior)

Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,persepsinya
terhadap sakit, pengetahjuan tentang penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit.
3)


Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
a) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
b) Mengenal atau mengetahui penyembuhan penyakit yang layak
c) Mengetahui hak (hak memperoleh perawatan)

3.

Domain Perilaku
Determinan perilaku dibedakan menjadi dua :
a. Determinan

atau

faktoe

internal

yakni

karakteristik


orang

yang

bersangkutan yang bersifat given atau bawaan seperti missal jenis kelamin,
tingkat kecerdasan.
b. Factor eksternal yakini lingkungan, baik lingkungan fisik, social, budaya,
ekonomi.
Banyamin bloom (1908) membagi prilaku menjadi tiga domain sesuai dengan
tujuan pendidikan :
1) Pengetahuan (knowledge)
Hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif ada enam tingkatan :
a) Tahu (know)
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelum nya.

b) Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasiakn materi terebut dengan benar.
c) Aplikasi (application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi sebenarnya.
d) Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk mejabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masalah masih dalam suatu stuktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sam lain.
e) Sintesis (synthesis)
Suatau kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagianbagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian tergadap suatu materi
atau objek.
2) Sikap (attitude)
Merupakan suatu reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Tingkatan sikap terdiri dari :
a) Menerima (receiving)
Bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

b) Merespons (responding)

Memberikan apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu tindakan sikap.

c)

Menghargai (valuing)
mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3) Praktik atau tindakan (practice)
a)

Respon terpimpin (guided response)
Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh merupakan indicator praktik tingkat pertama.

b)


Mekanisme(mecanisme)
Bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebijaksanaan.

c)

Adopsi (adotion)
Suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

B.

Pencegahan Infeksi

1.

Tujuan Pencegahan Infeksi Dalam Pelayanan Asuhan Kesehatan
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain

dalam asuhan selama persalinan dari kelahiran bayi.Tindakan ini harus diterapkan

dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong
persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan menguragi infeksi karena bakteri,
virus, dan jamur.Dilakukan upaya untuk menurunkan resiko penyakit-penyakit
menular berbahaya.
Tindakan-tindakan PI dalam pelayanan asuhan kesehatan :
a.

Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme.

b.

Menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti
hepatitis dan HIV/AIDS.

Dimasa lalu, tujuan utama PI adalah untuk mencegah infeksi adalah mencegah
infeksi serius pascabedah. Meskipun infeksi serius pascabedah masih merupakan
masalah dibanyak Negara, munculnya HIV/AIDS dan maslah berkelanjutan yang
terkait dengan hepatitis telah merubah secara dramatis focus pencegahan infeksi.
Penolong persalinan dapat terpapar hepatitis dan HIV ditempat kerjanya
melalui :

a.

Percikan darah atau cairan tubuh pada mata, hidung, mulut, atau melalui
diskontinuitas permukaan kulit (misalnya luka atau lecet yang kecil).

b.

Luka tusuk yang disebabkan oleh jarum yang terkontaminasi atau
peralatan tajam lainnya, baik pada saat prosedur dilakukukan atau pada sat
proses peralatan.

Memakai sarung tangan, mengenakan perlengkapan perlindungan diri(kaca
mata, masker, celemek,dll) dapat melindungi penolong persalinan terhadap percikan
yang dapat mengkontaminasi dan menyebarkan penyakit. Waspada dalam menangani
benda tajam, melakukan proses dekontaminasi, dan menangani peralatan yang
terkontaminasi

merupakan

cara-cara


untuk

meminimalkan

resiko

infeksi.

Pencegahan infeksi tersebut tidak hanya bagi ibu dan bayi baru lahir, tapi juga
terhadap penolong persalinan dan staf kesehatan.
PI adalah bagian yang essensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu
dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong
persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan selama kunjungan antenatal
atau pasca persalinan/bayi baru lahir atau saat menatalaksanankan penyulit.

2.

Defenisi Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi
a. Asepsis atau tehnik aseptic

Semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
ke dalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan infeksi. Tehnik aseptic
membuat prosedur lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir dan penolong
persalinan dengan cara menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh
(eradikasi) mikroorganisme pada kulit, jaringan dan instrument/peralatan
hingga tingkat yang aman.
b. Antisepsis
Mengacu pada pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya.
c. Dekontaminasi
Tindakan

yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan

dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah
dan cairan tubuh. Peralatan medis, sarung tangan dan permukaan (misalnya
meja periksa) harus segera didekontaminasi segera setelah terpapar darah
atau cairan tubuh.
d. Mencuci dan membilas
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua cemaran
darah, cairan tubuh atau benda asing(misalnya debu, kotoran) dari kulit atau
instrument/peralatan.
e. Desinfeksi

Tindakan

yang

dilakukan

untuk

menghilangkan

hampir

semua

mikroorgaisme penyebab penyakit yang mencemasi benda-benda mati atau
instrument.
f. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangakan semua mikoorganisme
kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiawi.
g. Sterilisasi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme(
bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada bendabenda mati atau instrument.
3.

Prinsip Pencegahan Infeksi
Prinsip-Prinsip Pi
Pi yang efektif didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
a. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap
dapat menularkan penyakit karena insfeksi dapat bersifat asimtomatik(tanpa
gejala).
b. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
c. Permukaan benda sekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan
dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput
mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan,
harus diproses secara benar.
d. Jika tidak ketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
diproses dengan benar maka semua itu harus dianggap masih terkontaminasi

e. Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi
hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan PI secara
benar dan konsisten.
Jalur penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman
mikroorganisme ke berbagai tempat, seperti air, makanan, udara, dan lain-lain.
1) Cara Penularan Mikroorganisme
Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh, baik pada manusia
maupun hewan dapat melalui berbagai cara, diantaranya :
a) Kontak tubuh
kuman masuk kedalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung
maupun tidak langsung, penyebaran secara langsung melalui sentuhan
sedangkan tidak lansung dapat melalui benda yang terkontaminasi.
b) Makanan dan minuman
terjadinya penyebaran dapat melalui makanandan minuman yang telah
terkontaminasi seperti pada penyakit tifus abdominalis,penyakit infeksi
cacing.
c) Serangga
seperti penyebaran kuman pada penyakit malaria oleh plasmodium pada
nyamuk anopheles.
d) Udara
proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran
penyakit system pernafasan.

2) Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Infeksi
a) Sumber penyakit
sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan cepat atau
lambat.
b) Kuman penyebab
kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan
mikroorganisme masuk kedalam tubuh dan virulensinya
c) Cara membebaskan sumber dari kuman
dapat menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat
seperti tingkat keasaman (ph), suhu, penyinaran(cahaya) dll.
d) Cara penularan
Cara penularan seperti kontak lansung, melalui makanan atau udara dapat
menyebabkan penyebaran kuman kedalam tubuh.
e) Cara masuknya kuman
Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau
mempercepat proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya, daya tahan
yang buruk dapat memperburuk infeksi.
4.

Pencegahan Infeksi Maternal Dan Neonatal
Persalinan bersih dan aman merupakan salah satu pilar safe motherhood.Berarti

bebas dari infeksi.Insfeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan
penyebab utama kedua dari kematian ibu dan perinatal.

Menurunkan risiko infeksi maternal dan neonatal selama persalinan dan
kelahiran pervaginam :
a. Menggunakan sepasang sarung tangan periksa bersih atau sarung tangan
bedah yang didisinfeksi tingkat tinggi yang sudah diproses ulang untuk
setiap pemeriksaan.
b. Hindari mendorong ujung jari pemeriksa pada pembukaan serviks sampai
persalinan aktif terjadi atau sampai diputuskan untuk melakukan induksi
persalinan.
c. Batasi pemeriksaan dalam.
5.

Tindakan-Tindakan Pencegahan Infeksi
Ada berbagai praktek PI yang dapat mencegah mikroorganisme berpindah dari

satu individu ke individu lainnya(ibu, bayi baru lahir, dan para penolong persalinan)
sehingga memutus rantai penyebar penyakit.
Tindakan-tindakan PI termasuk hal-hal berikut :
a. Cuci tangan
b. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
c. Menggunakan teknik asepsis dan aseptic
d. Memproses alat bekas pakai
e. Menangani peralatantajam dengan aman
f. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan(termasuk pengelolaan sampah
secara benar).
1) Cuci tangan
Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan dan
penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru
lahir.

Cuci tangan harus dilakukan :
a) Segera setelah tiba ditempat kerja
b) Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan bayi baru
lahir
c) Setelah kontak fisik langsung dengan ibu atau bayi baru lahir
d) Sebelum memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
e) Setelah melepaskan sarung tangan (kontaminasi melalui lubang atau robekan
sarung tangan).
f) Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah atau cairan
tubuh lainnya atau setelah menyentuh selaput mukosa (misalnya hidung, mulut,
mata, vagina) meskipun saat itu sedang menggunakan sarung tangan.
g) Setelah kekamar mandi
h) Sebelum pulang kerja
7
1.

langkah mencuci tangan :
Telapak dengan telapak

2. Telapak tangan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung
tangan kanan.
3. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait.
4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya.
6. Jari kiri menguncup, gosok memutar kekanan dan kekiri pada telapak tangan
kanan dan sebaliknya.
7. Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, gerakkan
memutar.

2) Memakai Sarung Tangan
Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak utuh,
selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainya), peralatan, sarung tangan atau
sampah yang terkontaminasi.Jika sarung tangan diperlukan, ganti sarung tangan
untuk menangani setiap ibu atau bayi baru lahir untuk menghindari kontaminasi
silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula.
a) Gunakan sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi untuk prosedur
apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan jaringan dibawah kulit seperti
persalinan, penjahitan vagina atau pengambilan darah
b) Gunakan sarung tangan periksa yang bersih untuk menangani darah atau cairan
tubuh.
c) Gunakan sarung tangan rumah tangga atau tebal untuk mencuci peralatan,
menangani sampah, juga membersihkan darah dan cairan tubuh.
Tabel 1.1 Prosudur tindakan menggunakan sarung tangan

Perlu sarung tangan

Sarung tangan

Sarung tangan

DTT

steril

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Bisa diterima

Dianjurkan

Ya 2

Tidak

Tidak

Menghisap lendir dari jalan nafas bayi baru lahir

Ya

Ya

Tidak

Memegang dan membersihkan peralatan yang

Ya 3

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Prosedur/tindakan

Memeriksa tekanan darah, temperature tubuh
atau menyuntik
Menolong

persalinan

dan

kelahiran

bayi,

menjahit laserasi atau episiotomi

Mengambil contoh darah/pemasangan IV

terkontaminasi
Memegang sampah yang terkontaminasi

Ya 3

Membersihkan percikan darah atau cairan tubuh

a.

Tidak

Tidak

Jika sterilisaisi tidak memungkinkan, sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
adalah satu-satunya alternative yang bisa diterima.

b.

Dapat gunakan tangan periksa yang bersih

c.

Sarung tangan tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks adalah yang
paling praktis untuk tujuan ini.
Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika jumlahnya sangat

terbatas maka sarung tangan bekas pakai dapat proses ulang dengan dekontaminasi,
cuci dan bilas, disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi. Jika sarung tangan sekali
pakai digunakan ulang, jangan diproses lebih dari tiga kali karena mungkin
robekan/lubang yang tidak terlihta atau sarung tangan mungkin robek pada saat
sedang digunakan.
3) Menggunakan Tehnik Aseptic
Teknik aseptic membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir
dan penolong persalinan. Teknik aseptic meliputi aspek :
a) Penggunaan perlengkapan pelindung pribadi
Perlengkapan

pelindung

pribadi

mencegah

petugas

terpapar

mikroorganisme penyebab infeksi dengan cara menghalangi atau membatasi (kaca
mata pelindung, masker wajah, sepatu boot atau sepatu tertutup, celemek) petugas
dari percikan cairan tubuh, darah atau cedera selama melaksanakan prosedur
klinik. Masker wajah dan celemek plastic sederhana dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan atau sumberdaya yang tersedia dimasing-masing daerah jika alat atau
perlengkapan sekali pakai tidak tersedia.

b) Antiseptis
Antisepsi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan
cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit.
Karena

kulit

dan

selaput

mukosa

tidak

dapat

disterilkan

maka

penggunaanantiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang
dapat mengkontaminasi luka terbuka dan menyebabkan infeksi. Cuci tangan
secara teratur diantara kontak dengan setiap ibu atau bayi baru lahir, juga
membantu untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada kulit.
c) Menjaga tingkat sterilitas atau desinfeksi tingkat tinggi
Istilah antiseptic dan desinfektan kadang-kadang digunakan secara
bergantian tetapi antiseptic dan desinfeksi digunakan untuk tujuan yang
berbeda.Larutan antiseptic digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu
menahan konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan desinfeksi.Larutan
desinfeksi dipakai juga untuk mendekontaminasi peralatan atau instrument yang
digunakan dalam prosedur bedah. Membersihkan permukaan tempat periksa atau
meja operasi dengan desinfektan yang sesuai (baik kontaminasi atau tidak)
setidaknya sekali sehari, adalah cara yang mudah dan murah untuk mendisinfeksi
suatu peralatan yang memiliki permukaan luas (misalnya, meja instrument atau
ranjang bedah).
4) Memproses alat bekas pakai :
Tiga proses pokok yang direkomendasikan untuk proses peralatan dan bendabenda lain dalam upaya pencegah infeksi adalah :
a) Dekontaminasi
Langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan, sarung
tangan dan benda-benda lainanya yang terkontaminasi. Untuk perlindungan lebih

jauh, pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga jika akan
menangani peralatan bekas pakai atau kotor. Segera setelah digunakan masukkan
benda-benda yang terkontaminasi kedalam laritan klorin 0,5 % selama 10 menit
pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan
klorin.
b) Cuci dan bilas
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau sudah digunakan. Baik
sterilisasi maupun deinfeksi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian
sebelumnya. Sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam
darah dan bahan-bahan organic lainnya bisa dihilangkan melalui proses pencucian.
Pencucian juga dapat menurunkan endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan
gangrene, pencucian ini penting karena residu-residu bahan-bahan organic bisa
menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme.

Tabel 1.2 Efektifitas Berbagai Proses Eridikasi Mikroorganisme Pada Alat Bekas
Pakai
Dekontaminasi

Efektifitas

Membunuh

Pencucian

Pencucian (

(hanya

deterjen dan

deterjen)

bilas)

Hingga 50%

Hingga 80%

DTT

95%

Sterilisasi

100%

(menghilangk virus AIDS dan
an

atau hepatitis

menonaktifkan
mikroorganis
me
Waktu yang Rendam selama Cuci
diperlukan

10 menit

hingga Cuci

bersih

hingga Rebus,

terlihat bersih

Kukus : 20-30

kukus, secara menit 106kpa,

proses

kimia

berjalan

menit

20 121

C

panas kering :
60 menit pada

efektif

suhu 170 C

c) Desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi
Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh
mikroorganisme,tetapi proses sterelisasi tidak selalu memungkinkan dan praktis.
DTT adalah satu-satunya alternative dalam situasi tersebut. DTT dapat di lakukan
dengan cara merebus,mengukus atau kimiawi. Untuk peralata, perebusan seringkali
merupakan metoda DTT yang paling sederhana dan efesien.

Benda-benda steril atau DTT harus disimpan dalam keadaan kering dan bebas
debu. Jaga agar bungkusan-bungkusan tetap kering dan utuh sehingga kondisinya
tetap terjaga dan dapat digunakan hingga satu minggu setelah proses. Peralatan steril
yang dibungkus dalam kantong plastic bersegel, tetap kering dan utuh masih dapat
digunakan hingga satu bulan setelah proses. Peralatan dan bahan desinfeksi tingkat
tinggi dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi,
masih boleh digunakan dalam kisaran waktu satu minggu asalkan tetap kering dan
debu. Jika peralatan-peralatan tersebut tidak digunakan dalam tenggang waktu
penyimpanan tersebut maka proses kembali dulu sebelum digunakan kembali.
C.

Persalinan

1.

Pengertian persalinan
Persalinan adalah peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur sampai

dikeluarkannya produk konsepsi( janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari
uterus kedunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2010).
2.

Alat-alat persalinan

Staf 1
1. partuset :
a. duk steril
b. kasa steril
c. 2 buah arteri klem
d. 2 buah hansdcoon
e. Gunting episiotomy
f. ½ koher
g. Gunting tali pusat

h. Benang tali pusat
2. Monoral
3. Kom obat :

1) Oxitisin
2) Lidokain
3) Ergometrin

4. Spuit 3 cc
5. Kom kapas kering
6. Kapas alkohol
7. Klorin spray/DTT spray
8. Nierbeken
9. Lampu sorot
10. Pita ukur
11. Lap tangan
12. Bak instrument : 1) kasa steril
2) kateter
3) hanscoon
Staf 2
1. penghisap lendir
2. hetting set

1) gunting benang
2) nal folder
3) benang kronik
4) handscoon
5) nal hetting
6)tampon
7) pinset anatomis dan cirurgis

8)

nal folder

9)

benang kronik

3. piring plasenta
4. kom air klorin dan DTT
5. tempat spuit bekas
6. tempat ampul bekas
7. tensi meter
8. cairan RL
Staf 3
1. abocat
2. infuse set
3. celemek
4. waslap
5. plastic merah
6. plastic kuning
7. handuk
8. duk
9. alat tenun perlengkapan ibu dan bayi.
3.

Bentuk-Bentuk Persalinan
a. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan atau tenaga dari luar

c. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk perslinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15