Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan

84 Geografi SMAMA X terjadi jika terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir. d Pengendapan oleh Gletser Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glasial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U. Tugas Kelompok Coba lakukan pengamatan terhadap sungai, pantai, atau tanah pertanian yang ada di daerah sekitarmu. Apakah adakah pengaruh erosi dan pengendapan terhadap lokasi yang kamu pilih. Buat laporan singkat tentang: 1. jenis erosi, jelaskan dan berilah contohnya; 2. pengaruh yang ditimbulkan dari terjadinya erosi; 3. usahakan untuk membawa hasil sedimennya

d. Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan

Lahan merupakan bentang darat mulai dari pantai sampai ke pedalaman. Luas lahan bumi diperkirakan 148.892.000 km 2 . Luas lahan tersebut tersebar merata di seluruh permukaan bumi dan tidak mengumpul menjadi satu. Belahan bumi utara mempunyai luas lahan yang lebih besar jika dibandingkan dengan luas lahan di belahan bumi bagian selatan. Jumlah bentang alam di permukaan bumi yang berupa lahan bervariasi, mulai dari lahan yang tandus dan tidak dapat ditanami sampai lahan yang sangat subur dan mudah dikelola manusia. Faktor-faktor yang menentukan kualitas lahan, antara lain, ketinggian tempat, bentuk lahan, keadaan iklim, ada tidaknya vegetasi, dan ada tidaknya kandungan unsur-unsur mineral. Lahan potensial adalah lahan-lahan yang memungkinkan untuk dikelola manusia karena sejauh ini manusia hanya memanfaatkan bentang alam berupa lahan yang memungkinkan untuk hidup sesuai dengan taraf kebudayaannya. Dapat dikatakan bahwa lahan potensial merupakan lahan yang produktif sehingga jika dikelola oleh manusia, dengan pengelolaan tersebut, diharapkan lahan tersebut akan dapat memberikan hasil yang tinggi dan biaya pengelolaan yang rendah. Lahan potensial terdiri dari lahan kering dan lahan basah. Di unduh dari : Bukupaket.com 85 Geografi SMAMA X Menurut Davis, 1996, secara garis besar terdapat lima sistem klasifikasi lahan basah, yaitu: 1 kawasan sungai, meliputi lahan basah yang terdapat di sepanjang sungai; 2 kawasan laut, yang meliputi kelompok basah, pesisir yang asin, termasuk pantai berbatu, terumbu karang, dan padang lumut; 3 kawasan danau, meliputi semua lahan basah yang berhubungan dengan danau dan biasanya berair tawar; 4 kawasan muara, yang meliputi sungai, delta, rawa pasang surut yang berair payau, dan hutan bakau; 5 kawasan rawa, yang meliputi tempat-tempat yang bersifat ”merawa” berair, tergenang, lembap, misalnya, hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, dan rawa rumput. Selain itu, termasuk pula dalam klasifikasi itu adalah klasifikasi lahan basah buatan seperti tambak ikan atau udang, sawah, reservoir, kanal, bendungan, kolam ikan, dan danau garam. Lahan kering meliputi seluruh daratan di permukaan bumi yang kering dan tidak tertutup air. Sejauh ini pemanfaatan lahan potensial belum dilakukan secara optimal oleh manusia. Keadaan ini terjadi karena beberapa kendala, sebagai contoh tingginya suhu di padang pasir, letak daerah yang sangat tinggi, terjalnya lereng, ataupun adanya daerah yang tertutup salju. Meski belum optimal, upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahan- lahan potensial tetap dilaksanakan, antara lain, dengan cara sebagai berikut: 1 adanya keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan lahan pada wilayah tertentu; 2 perencanaan yang matang tentang penggunaan lahan kota agar jangan sampai menimbulkan dampak pencemaran; 3 adanya perencanaan penggunaan lahan; 4 pengoptimalan penggunaan lahan bagi kepentingan manusia; 5 diadakan pengkajian terhadap kebijakan tata ruang, perizinan, dan pajak dalam kaitannya dengan konversi penggunaan lahan; 6 perlu diperhatikan teknologi pengolahan tanah, penghijauan, reboisasi, dan pembuatan sengkedan, khususnya di daerah-daerah perbukitan; 7 adanya pemisahan penggunaan lahan untuk permukiman, industri, pertanian, perkantoran, dan usaha-usaha lainnya; 8 dibuatnya peraturan perundang-undangan yang meliputi pengalihan hak atas tanah untuk kepentingan umum dan peraturan perpajakan; 9 adanya usaha permukiman penduduk dan pengendalian peladang berpindah; 10 adanya pengelolaan yang baik pada daerah-daerah aliran sungai, daerah pesisir, dan daerah sekitar lautan. Di unduh dari : Bukupaket.com 86 Geografi SMAMA X

e. Degradasi Lahan dan Terjadinya Tanah Kritis dan Tandus