32
kuantitatif dengan
persentase tentang
faktor-faktor pendukung
keterlaksanaan pembelajaran beladiri pencak silat di SMA se-Kabupaten Banyumas yang dibagi dalam lima kategori yaitu sangat mendukung,
mendukung, cukup mendukung, kurang mendukung dan tidak mendukung.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: faktor-faktor pendukung keterlaksanaan pembelajaran beladiri pencak silat di SMA se-Kabupaten
Banyumas secara keseluruhan berada dalam kategori sangat mendukung sebesar 6,67 2 guru, kategori mendukung sebesar 30,00 9 guru,
kategori cukup mendukung sebesar 40,00 12 guru, kategori kurang mendukung sebesar 23,33 7 guru, dan kategori tidak mendukung
tidak ada 0,00.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat ditemui beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran permainan softball di SMA Negeri se-Provinsi
D.I.Yogyakarta. Faktor tersebut adalah faktor guru, faktor sarana prasarana, faktor kurikulum, dan faktor lingkungan.
Guru adalah ujung tombak dari proses pembelajaran. Seorang guru yang tidak memiliki kompetensi yang baik tentu tidak akan dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik. Begitu juga dengan pelaksanaan pembelajaran permainan softball, tentu akan terlaksana dengan baik jika guru mampu
melaksanakan kompetensinya sebagai guru penjasorkes dengan baik.
33
Sarana dan prasarana adalah sesuatu yang tidak dapat di tinggalkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Proses pembelajaran tentu akan berjalan
dengan baik jika sarana prasarana pembelajaran memadai. Kurikulum berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran perminan
softball. Sebuah materi tentu dapat diajarkan oleh tenaga pendidik disekolah jika materi tersebut terdapat dalam kurikulum sekolah tersebut. Permainan
softball merupakan materi olahraga pilihan di tingkat SMA. Jadi permainan softball bisa diajarkan di sekolah tertentu jika sekolah tersebut telah
memasukkan olahraga softball dalam materi bola kecil. Begitupun sebaliknya softball tidak akan diajarkan jika kurikulum sekolah tidak memilih olahraga
tersebut. Sedangkan lingkungan juga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan
pembelajaran baik lingkungan dalam sekolah maupun luar sekolah. Jika lingkungan dalam sekolah maupun luar sekolah mendukung untuk
dilaksanakan pembelajaran softball, maka dalam pelaksanaan pembelajaran akan terbantu agar terlaksana dengan baik.
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nawawi 2003 : 64, metode deskriptif yaitu metode penelitian yang
memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta
tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto
2002:10, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang dengan menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
Penelitian ini bertujan untuk mengumpulkan informasi tentang sekolah yang akan dijadikan populasi. Oleh sebab itu, penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan metode survei dimana peneliti ingin menggali informasi mengenai faktor pendukung pembelajaran softball di
SMA N se- Provinsi D.I. Yogyakarta, melalui teknik survei dengan menggunakan instrumen angket dilakukan pada sekolah menengah atas
negeri untuk mata pelajaran Penjasorkes pada pembelajaran materi permainan bola kecil menggunakan permainan softball.