1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan sebuah penyelenggara pendidikan yang memiliki tujuan. Pendidikan kejuruan menurut Undang-Undang Negara Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 dijelaskan bahwa: “Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada b idang tertentu”.
Sebagai tindak lanjut dari implementasi undang-undang tersebut, maka perlu dikembangkan suatu bentuk pendidikan kejuruan. Secara khusus tujuan
Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor TSM adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam hal
berikut : 1.
Perawatan dan perbaikan engine sepeda motor. 2.
Perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga sepeda motor. 3.
Perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi sepeda motor. 4.
Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan sepeda motor. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan berperan mendidik
putra bangsa. Pertumbuhan peserta didik akan senantiasa meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk indonesia. Khusus untuk peserta didik Sekolah
Menengah kejuruan SMK diproyeksikan mulai tahun 2020 pertahunnya meluluskan 4 juta orang, angka itu merupakan hasil penghitungan deret ukur
mengingat pada saat ini setiap tahunnya Indonesia telah menghasilkan 2,7 juta lulusan SMK dan madrasah Mustaghfirin Amin, 2013.
2 Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, seperti: pemantapan pelaksanaan kurikulum, peningkatan jumlah, jenis dan kualitas tenaga kependidikan,
peningkatan jumlah, jenis dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Agar semua upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai maka kegiatan-
kegiatan menuju tercapainya tujuan tersebut perlu ditunjang oleh layanan manajemen pengelolaan yang baik dan teratur. Demikian juga peningkatan
jumlah, jenis, serta kualitas sarana dan prasarana pendidikan baik pendidikan dalam sekolah, maupun luar sekolah harus ditunjang oleh perangkatan
pelayanan manajemen sarana dan prasarana yang tertib sehingga dapat mencapai tiga aspek kegunaan yaitu: hasil guna, tepat guna dan daya guna.
Sarana dan prasarana pendidikan yang sudah memenuhi ketiga aspek kegunaan akan bermuara pada kualitas pendidikan dapat diwujudkan untuk meraih hasil
yang diharapkan. Untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan tersebut, sekolah diharapkan senantiasa memperbaiki diri. Sekolah yang kurang
pemeliharaannya menjadikan proses Kegiatan Belajar Mengajar KBM tidak optimal, hal ini akan berdampak kepada hasil akhir belajar. Sebaliknya, sekolah
yang benar-benar memenuhi syarat kebersihan, keindahan, kesehatan, ketertiban dan keamanan 5K akan mempunyai pengaruh positif terhadap
proses pendidikan yang pada akhirnya akan memberikan dukungan kepada siswa dalam mencapai kompetensi sesuai dengan tujuan.
Pemerintah telah menganggarkan 20 APBN untuk pendidikan, pendidikan tidak hanya yang diselenggarakan oleh Kemendikbud saja, beberapa Kementrian
turut menyelenggarakan pendidikan. Nominal tersebut sudah termasuk gaji Guru
3 dan Dosen. Sehingga hanya sekitar 40 persen saja yang dialokasikan untuk
lembaga pendidikan. Lebih jauh lagi, tidak semua sekolah mendapatkan dana dari APBN tersebut. Hanya sekolah Negeri saja yang dijamin oleh pemerintah.
Sekolah swasta diserahkan pengelolaannya kepada yayasan. Namun, pemerintah tidak sepenuhnya lepas tangan mengenai kondisi ini. Ada beberapa upaya
pemerintah membantu sekolah-sekolah swasta, diantaranya melalui mekanisme block grant, hibah ataupun memperoleh bantuan tenaga pendidik yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil PNS. Pada Tahun 2012 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud
mengungkapkan hasil Uji Kompetensi Guru UKG sangat memprihatinkan. Dari 243.619 guru yang mengikuti tes, rata-rata hanya mendapatkan nilai 44,5 atau di
bawah target nasional
.
Kita bisa bayangkan jika murid ingin dapat nilai 70 tetapi kemampuan gurunya di bawah 70 Muhammad Nuh, 2012. Pada tahun yang
sama, sebuah SMA di Yogyakarta menghadapi kendala berkenaan dengan status lahan yang menjadi sengketa mengakibatkan ratusan siswanya terpaksa belajar
di pinggir trotoar dan halaman sekolah Bagus Kurniawan, 2012. Data Dinas tenaga kerja dan sosial Kabupaten Sleman tahun 2014
menunjukkan bahwa pengangguran terdidik di Kabupaten Sleman ada 35.088 orang dengan rincian pengangguran dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD
ada 11,5, lulusan SD ada 16,2, SMP ada 21,8, SLTA sederajat ada 38,7, diploma ada 5,4 dan sarjana ada 6,4. SMK merupakan bagian dari SLTA, dari
data tersebut menunjukkan bahwa lulusan sekolah kejuruan memiliki kemampuan yang bervariasi, ada yang sesuai dengan harapan dan ada yang
kurang sesuai dengan harapan.
4 Meningkatkan kualitas lulusan SMK perlu dilakukan pemanfaatan bengkel
secara maksimal untuk kegiatan praktik siswa. Bengkel yang ada di SMK merupakan tempat yang tepat untuk mengasah ketrampilan sehingga menguasai
bidang tertentu. Keterbatasan ruang praktik lab akan menghambat pencapaian kompetensi lulusan Depdiknas, 2006. Keterbatasan fasilitas praktik merupakan
dampak dari perencanaan yang kurang baik. Peralatan praktik yang rusak merupakan indikasi dari perawatan yang kurang tepat. Permasalahan ini
terutama dihadapi oleh SMK swasta yang jumlah peserta didiknya sedikit, sehingga pembiayaan sekolah, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah RAPBS hanya diprioritaskan untuk kegiatan operasional sekolah. Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal sebagai Kota Pendidikan, terdapat
cukup banyak lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta di Yogyakarta. Kabupaten Sleman sebagai salah satu bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta
juga ikut mengemban nama Kota Pendidikan. Di Kabupaten Sleman terdapat 3 SMK Negeri yang bidang keahliannya teknologi dan rekayasa sedangkan untuk
SMK Swasta
terdapat 25
sekolah. Sekolah
swasta diperkenankan
mengembangkan dirinya sendiri, namun dibalik keleluasaan mengembangkan diri sesungguhnya beban berat pun dihadapi sekolah-sekolah swasta, ada banyak
kendala yang harus dihadapi mulai dari pembiayaan, sumber daya manusia, hingga dalam hal sarana prasarana. Sarana dan prasarana memiliki andil
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Sarana dan prasarana berperan dalam membantu mewujudkan tercapainya proses pembelajaran yang secara
optimal. Jika sarana dan prasarana tidak memenuhi ketentuan maka proses pembelajaran juga tidak optimal.
5 Kompetensi Keahlian TSM merupakan turunan dari Program Studi Keahlian
Teknik Otomotif yang merupakan bagian bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa. Kompetensi TSM mulai marak diselenggarakan pada tahun 2010,
khusus di Kabupaten Sleman ada 1 sekolah kejuruan negeri dan 5 sekolah berstatus swasta yang menyelenggarakan kompetensi keahlian ini. Untuk sekolah
swasta yang dikelola oleh yayasan swadaya, belum diketahui kelengkapan sarana dan prasarananya yang pada akhirnya akan berdampak pada pelaksanaan
kegiatan belajar dan mengajar maupun hasilnya. Semenjak dibukanya kompetensi keahlian TSM, SMK Piri Sleman selalu
berupaya memenuhi kelengkapan sarana prasarana yang ada pada kompetensi keahlian tersebut. Berdasarkan hasil observasi pada 18 Juni 2014 diketahui
bahwa pada saat melaksanakan praktikum, siswa melakukannya di luar area pembelajaran khusus bengkel. Menurut hasil wawancara dengan Saryanto,
Guru Mata Pelajaran Produktif, hal itu dilakukan sebab terbatasnya area yang dijadikan bengkel. Hasil wawancara tersebut sejalan dengan hasil observasi,
bahwa luas area praktikum TSM sebesar 186 m
2
dari standar yang seharusnya adalah 256 m
2
. Roni Ismawan, Guru Mata Pelajaran Produktif TSM SMK Muhammadiyah 1 Moyudan, 28102014 mengatakan bahwa dalam
melaksanakan praktikum di bengkel setiap rombongan belajar terdiri dari sejumlah 36 siswa didampingi oleh seorang guru pengampu. Keadaan itu
membuat pendidik mengalami kesulitan dalam memantau secara intensif aktivitas siswa. Selain kondisi tersebut, tidak adanya training objek, media
pembelajaran dan alat peraga juga menjadi kendala yang dihadapi oleh pendidik. Saat ini, semua aktifitas praktikum masih mengandalkan sepeda motor sebagai
6 training obyek. Permasalahan tersebut mengindikasikan bahwa pada dasarnya
sekolah menyelenggarakan kompetensi keahlian TSM belum benar-benar siap. Pengadaan perlengkapan yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar
dilengkapi bersamaan dengan penyelenggarakan kompetensi keahlian TSM. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian mengenai tingkat kesiapan SMK swasta di
Kabupaten dalam menyelenggarakan kompetensi keahlian teknik sepeda motor ditinjau dari sarana prasarana.
B. Identifikasi Masalah