Penyandi Laju Penyandian Penyandi

2.2.3. Penyandi

Turbo Gabungan Pada penyandi Turbo Gabungan , komponen kode yang digunakan adalah kode RSC dengan blok delay 2 dan kode BCH 7,4. Kedua kode ini dipilih berdasarkan waktu komputasi yang paling cepat untuk masing- masing Turbo. Cara kerja masing-masing kode sama seperti yang dijelaskan sebelumnya. Ketika kedua kode tersebut digabungkan akan menjadi seperti pada Gambar 2.12. Gambar 2.12. Diagram Kotak Penyandi Turbo Gabungan . Penyandi Turbo Gabungan memiliki code rate sebesar 411 dengan setiap 4 bit data masukan akan menghasilkan 11 bit keluaran. Diagram Trellis yang digunakan untuk kode RSC blok delay 2 sama seperti pada Gambar 2.6 dan untuk kode BCH 7,4 sama seperti pada Gambar 2.11.

2.2.4. Laju Penyandian

Code Rate Jika komponen kode pertama memiliki masukan k 1 bit per transisi state dengan laju r 1 = k 1 n 1 , maka komponen kode tersebut akan menghasilkan n 1 -k 1 parity bit untuk setiap transisi state . Jika komponen kode kedua dengan masukan k 2 bit per transisi state dengan laju r 2 = k 2 n 2 , maka komponen kode tersebut akan menghasilkan n 2 -k 2 parity bit untuk tiap transisi state . Jumlah data masukan adalah sama untuk setiap komponen kode, k 1 = k 2 = k , sehingga laju penyandian kode Turbo ini menjadi [4] : = + � − + � − = � + � − = + − = + − . u p 1 p 2 u Interleaver Kode RSC Puncturing Kode BCH dengan : k 1 = k 2 = k = jumlah data masukan pada komponen kode; n 1 -k 1 = jumlah parity bit pada komponen kode pertama; n 2 -k 2 = jumlah parity bit pada komponen kode kedua; r 1 = laju penyandian komponen kode pertama; dan r 2 = laju penyandian komponen kode kedua. 2.2.5. Interleaver Dalam sistem komunikasi, interleaver berfungsi untuk mengubah urutan data dengan aturan tertentu. Interleaver dapat mengatasi burst error atau ledakan galat dengan mengubahnya menjadi random error. Dengan demikian, interleaver menjadi cara yang efektif untuk menghindari rentetan kesalahan data yang panjang. Dalam kode Turbo ini, interleaver dimanfaatkan untuk memastikan parity bit yang dihasilkan oleh penyandi kedua berbeda dengan parity bit yang dihasilkan oleh penyandi pertama. Dengan begitu, pengawasandi Turbo memiliki dua kelompok parity bit yang tidak saling bergantung dan tentunya akan meningkatkan kinerja. Jenis interleaver yang digunakan adalah block interleaver. Proses interleaving dan de-interleaving yang dilakukan digambarkan sebagai berikut : Data masukan : a1, a2, a3, a4, a5, a6, a7, a8, a9, .. Interleaving : [ � � � � � � � � � � � � � � � � ] Data yang ditransmisikan : a1, a5, a9, a13, a2, a6, a10, a14, a3, a7,.. De-Interleaving : [ � � � � � � � � � � � � � � � � ] Data keluaran : a1, a2, a3, a4, a5, a6, a7, a8, a9, .. W ri te Read R e a d Write Dari ilustrasi di atas, proses interleaving mengurutkan data dalam baris per baris, kemudian keluarannya dibaca dengan urutan kolom per kolom . Untuk proses de-interleaving berlaku sebaliknya yaitu data diurutkan dalam kolom per kolom kemudian keluarannya dibaca dengan urutan baris per baris. Dapat dilihat bahwa setelah data melalui proses de- interleaving , urutan data akan kembali seperti semula. Kemudian akan digambarkan saat terjadi burst error : Burst Error Data yang ditransmisikan : 0, 0, 0, 1, 1, 1, 1, 0, 0, 0,..... Interleaving : [ ] Data keluaran : 0, 1, 0, 0, 0, 1, 0, 0, 0, 1, 0, 0, 1, 0, 0,0 Random Error Dari ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa dengan pengubahan urutan data yang dilakukan, interleaver mampu menghindari terjadinya kerusakan data akibat burst error pada suatu blok data yang cukup panjang. Galat akan dipisahkan sehingga lebih mudah untuk dideteksi.

2.2.6. Puncturing

Dokumen yang terkait

Analisis Bit Error Rate Pada Sistem Wcdma Dengan Menggunakan Channel Coding

0 32 67

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Bit Error Rate pada Turbo Convolutional Coding dan Turbo Block Coding

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Bit Error Rate pada Turbo Convolutional Coding dan Turbo Block Coding T1 612010046 BAB I

0 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Bit Error Rate pada Turbo Convolutional Coding dan Turbo Block Coding T1 612010046 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Bit Error Rate pada Turbo Convolutional Coding dan Turbo Block Coding T1 612010046 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Bit Error Rate pada Turbo Convolutional Coding dan Turbo Block Coding

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC T1 612010009 BAB I

0 1 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC T1 612010009 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC T1 612010009 BAB IV

0 1 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC T1 612010009 BAB V

0 0 1