8 dan tingkat pertumbuhan Bibb, 2005. Produksi antibiotik dapat terlibat pada
proses penting lainnya seperti simbiosis Streptomyces sp. dengan tanaman yaitu tanaman dapat terlindungi dari serangan patogen, dan eksudat tanaman
mendukung perkembangan Streptomyces sp. Bosso et al., 2010.
1.2. Tanaman Familia Zingiberaceae
Zingiberaceae merupakan salah satu famili terbesar dari kerajaan tumbuhan. Famili tumbuhan ini memiliki 47 genera dan hampir 2.000 spesies yang tersebar
diseluruh dunia. Zingiberaceae tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis. Genera dan spesies Zingiberaceae banyak tersebar di kawasan Malesia Indonesia,
Malaysia, Singapura, Brunei, dan Papua Nugini Sirirugsa, 1998. Beberapa spesies Zingiberaceae diketahui memiliki senyawa bioaktif yang digunakan
sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit Wohlmut, 2008. Berikut adalah klasifikasi tanaman famili Zingiberaceae menurut Mabberley 1997:
Phylum : Angiospermae
Class : Monokotiledonae Liliopsida
Subclass : Zingiberidae
Order : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Tanaman ini diketahui memiliki komponen kimia yang paling beragam seperti hidrokarbon, aldehida, keton, alkohol, ester, eter, lakton, oksida dan
peroksida. Selain itu pada tanaman ini juga terdeteksi mengandung senyawa aromatik. Senyawa aromatik tersebut dihasilkan oleh struktur sekretori yang
terletak di sel kortikal atau oleoresin yang menghasilkan minyak esensial. Struktur ini mengandung idioblas yang terletak di rimpang dan trikoma kelenjar daun.
Minyak esensial ini dapat melindungi tanaman dari serangan mikroba pengganggu, membantu dalam hal penyerbukan karena mampu menarik serangga,
atau dapat bertindak sebagai penolak serangga. Dengan demikian metabolit sekunder yang dihasilkan lebih berperan dalam ekologi daripada di fisiologi
tanaman itu sendiri Kojima et al., 1998.
9 Berbagai genus dari famili Zingiberaceae diketahui mengandung senyawa
bioaktif yang bermanfaat seperti pada genus Curcuma yang diketahui memiliki senyawa kurkumin yang dapat bertindak sebagai antioksidan, anti kanker, dan anti
inflamasi. Kurkuminoid dikenal juga dengan istilah diarilheptanoid berwarna yang terdapat pada rimpang tanaman yaitu sekitar 5 dari berat kering rimpang.
Senyawa utama
lainnya yaitu
diferulol-metan, desmetoksi-kurkumin,
bisdesmetoksi-kurkumin, dan dihidro-kurkumin sebanyak 50 – 60 yang
terkandung di rimpang tanaman. Selain kurkumin, genus ini juga memiliki minyak atsiri sebanyak 5 - 6 yang terdiri dari mono dan seskuiterpen, termasuk
zingiberin, kurkumin , α- dan β-turmeron Evans, 2002. Genus Kaempferia
dikenal sebagai obat untuk berbagai penyakit karena kandungan senyawa bioaktif yang dimiliki rimpang genus ini mengandung minyak atsiri dengan kandungan
unsur etil-p-metoksi-e-sinamat, etil sinamat, sinamaldehid, kampen, l- Δ
3
-caren, borneol, p-metoksistiren dan pentadekan Luger et al., 1996.
Genus Alpinia juga memiliki minyak atsiri yang diketahui tersebar di daun, batang, dan rimpang. Kandungan khas dari minyak esensial yang terdapat pada
genus ini adalah terpenoid dan penilpropanoid, ini termasuk monoterpenoid seperti α- dan β-pinene, geraniol, borneol, sitronelol, linalool, 1,8-cineole dan
kamper, seskuiterpenoid termasuk eudesmol, sesquiphell andrene β dan
curcumene, dan phenylpropanoids seperti metil eugenol Tewari et al., 1999. Aroma yang dihasilkan oleh genus ini mengandung unsur empat isomer asetoksi-
sineol dan 1-acetoksikavikol asetat yang menghasilkan sensasi pedas Kubota et al., 1999. Genus Zingiber memiliki metabolit sekunder yang terdapat pada
rimpang, senyawa ini terdiri dari senyawa volatil, nonvolatil, dan senyawa fenolik nonvolatil. Senyawa
– senyawa inilah yang memiliki aktivitas farmakologi Jolad et al., 2005.
Tanaman memiliki insting untuk mengoptimalkan pertumbuhannya melalui pertumbuhan akar sehingga dapat memperoleh unsur hara yang cukup. Tanaman
juga menjalin kerja sama dengan mikroba sebagai usaha untuk perlindungan diri dari serangan organisme pengganggu. Oleh karena itu, tanaman juga akan
menyediakan sumber nutrisi bagi mikroba yaitu dengan melepaskan eksudat ke
10 tanah sekitar rimpang. Hal ini juga dapat sebagai alat untuk menarik mikroba
yang dikehendaki hidup di sana maupun mengusir mikroba pengganggu Widyati, 2013. Mikroba yang berkolonisasi di rizosfer akan berdampak pada modifikasi
fisik dan kimia tanah, hal ini tentunya akan mempengaruhi tanaman dan mikroba itu sendiri
Sylvia et al., 2005.
1.3. Antibiotik