menunjukkan kemampuannya dalam menerapkan berbagai hasil pokok tersebut.
Hal di atas senada seperti dikemukakan dalam Depdiknas 2001 bahwa setelah siswa mengikuti mata pelajaran fisika di SMA , maka para siswa
diharapkan memiliki kemampuan dan sikap seperti: 1 sikap positif terhadap fisika sebagai ilmu pengetahuan dasar yang bersifat kuantitatif, 2 kemampuan
untuk menerapkan berbagai konsep dan prinsip fisika dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam serta cara kerja produk teknologi, serta dalam
menyelesaikan masalah, 3 terbentuknya sikap ilmiah, yaitu sikap terbuka dan kritis terhadap pendapat orang lain, serta tidak mudah mempercayai pernyataan
yang tidak didukung dengan hasil observasi empiris, dan 5 kemampuan untuk belajar di perguruan tinggi pada program studi eksakta atau mengikuti berbagai
pelatihan yang memerlukan dasar fisika SMA. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa
dikatakan berhasil dalam belajar fisika jika dalam diri siswa tersebut terjadi perubahan pandangan terhadap fisika, seperti siswa dapat menguasai konsep,
azas dan prinsip-prinsip fisika, serta pengetahuan ini dapat diaplikasikan dalam menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi.
2. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Cooperatif Learning atau belajar kooperatif merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang membutuhkan partisipasi dan
16
kerjasama kelompok. Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius, bahwa setiap manusia
membutuhkan orang lain, dengan kata lain manusia akan selalu bergotong royongbekerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kerjasama
merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi ataupun
sekolah.Lie, 2002. Bila dilihat lebih jauh, pembelajaran kooperatif ini bermuara pada teori
belajar yang dikemukakan oleh Brunner dimana teori belajar ini lebih dikenal dengan teori belajar bermakna. Menurut Brunner Ratna, 1988 ada dua asumsi
belajar. Asumsi pertama bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif. Brunner yakin bahwa orang yang belajar beriteraksi dengan
lingkungannya secara aktif, akan merubah dirinya dan lingkungannya. Asumsi kedua bahwa orang yang mengkontruksi pengetahuannya dengan
menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperoleh sebelumnya.
Dari pernyataan Brunner ini, dapat dipahami bahwa belajar tidaklah hanya berlaku secara individual, tetapi dapat dilakukan secara berinteraksi
dengan lingkungan. Dan dalam hal ini termasuk belajar secara kerjasama atau kelompok. Dan bahwa setiap individu telah memiliki pengetahuan atau
informasi awal terhadap sesuatu materi dan akan dihubungkannya pada
17
pengetahuan baru. Dengan demikian belajar menurut Brunner ini lebih menekankan pada partisipasi setiap individu untuk secara aktif dalam
pembelajaran, sehingga belajar tersebut akan selalu bermakna, dan akan berpengaruh pada perubahan dirinya sendiri serta lingkungannya.
Lie 2002 mengemukakan ada empat dasar pokok pemikiran dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1 Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan
dikembangkan oleh siswa. 2 Siswa membangun pengetahuan secara aktif. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap siswa. Siswa tidak
menerima pengetahuan dari guru atau kurikulum secara pasif. 3 Pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa. Kegiatan
belajar mengajar harus lebih menekankan proses daripada hasil. Setiap orang pasti mempunyai potensi. Paradigma lama mengklasifikasikan siswa dalam
kategori prestasi belajar seperti dalam penilaian ranking dan hasil-hasil tes. Paradigma lama ini menganggapkan kemampuan sebagai sesuatu yang sudah
mapan dan tidak dipengaruhi oleh usaha dan pendidikan. Paradigma baru mengembangkan kompetensi dan potensi siswa berdasarkan asumsi bahwa
usaha dan pendidikan bisa meningkatkan kemampuan mereka. 4 Pendidikan adalah interaksi pribadi diantara para siswa dan interaksi antara guru dan
siswa. Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antarpribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga
proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan
18
yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama Dalam perkembangan selanjutnya teori belajar ini banyak digunakan dalam
pembelajaran, termasuk pembelajaran kooperatif. Beberapa pengertian dan penjelasan dari beberapa ahli dan pengembang pendidikan akan dimukakan
dalam kutipan berikut ini. Cooper et al 1990 dikutip Dunne 1990 menyatakan cooperative
learning is a struktureed, Systematic instructional strategy in which small group work together to produc belajar bekerja sama dalam kelompok kecil
untuk memperoleh hasil belajar merupakan suatu strategi pembelajaran yang sistematis dalam meningkatkan aktivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan
dari setiap strategi pembelajaran, sehingga dapat membantu terlaksananya suatu proses pembelajaran yang menarik dan penuh rasa kebersamaan guna
mencapai hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Slavin yang dikutip oleh Gole dan Chan 1990 menyatakan cooperative
learning mengacu kepada sekumpulan prosedur perintah dimana siswa yang mempunyai kemampuan berbeda digabung dalam kelompok belajar untuk
mencapai beberapa tujuan belajar yang umum. Proses pembelajaran dengan strategi cooperative mampu merangsang dan menggugah potensi siswa secara
optimal dalam suasana belajar pada kelompok kecil yang bervariasi kemampuan dan tingkat pemahamannya.
19
Menurut Rasyid 2004, Cooperative learning dapat dilihat sebagai suatu model pembelajaran dalam situasi tertentu yang menekankan aktifitas
dalam belajar kelompok kecil. Strategi pembelajaran ini memanfaatkan bantuan siswa lain untuk meningkatkan pemahaman dan penguasan bahan
pelajaran karena ada kalanya siswa lebih memahami informasi yang disampaikan oleh temannya daripada gurunya serta bahasa yang digunakan
oleh siswa lebih mudah dipahami oleh siswa lainnya. Anggota kelompok kecil dalam mempelajari materi pelajaran dan mengerjakan tugas, bertanggung
jawab atas keberhasilan dari kelompoknya. Rasyid berpendapat bahwa strategi pembelajaran yang optimal adalah apabila guru mengkondisikan siswa untuk
bekerjasama sengan siswa yang lainnya. Ermawati 1999 mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang mempersyaratkan siswa terbagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan struktur tugas kognitif dan sosial serta struktur tujuan dan
penghargaan yang mengacu pada tingkat koperasi dan kompetisi yang diinginkan. Ibrahim 2000 mengemukakan bahwa anggota tim menggunakan
lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pelajaran dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami
bahan pelajaran melalui diskusi. Dari pendapat Ermawati dan Ibrahim jelas bahwa pembelajaran kooperatif ini ialah pembelajaran yang dilakukan dengan
cara membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan menggunakan
20
lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pelajaran melalui diskusi.
Tujuan kelompok siswa kooperatif adalah untuk membuat setiap anggotanya merasa kuat. Siswa belajar bersama sehingga mereka kemudian
mampu mencapai kecakapan yang tinggi. Menurut Rasyid jelas bahwa pembelajaran kooperatif bersifat lebih kompleks dibandingkan dengan situasi
belajar kompetitif dan individualistik, karena siswa harus melaksanakan secara bersamaan dalam tugas mempelajari subjek materi pelajaran dan dalam tim
kerja secara efektif didalam kelompok. Menurut Gole dan Chan 1990 ada empat prosedur effective
cooperation learning yaitu : 1 take and give saling memberi dan menerima, 2 Waiting terms menunggu giliran, 3 contributing ideas sumbangan ide-
ide, 4 Listening to suggestion mendengar saran-saran. Kariman 2002 menyatakan belajar secara koperatif akan mengahasilkan prestasi, kerjasama
dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan metode pembelajaran yang lain dalam mengukur variabel hasil.
Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif banyak manfaatnya bila di bandingkan dengan pembelajaran yang lain. Johnson 1998 dikutip Gole dan
Chan 1999 mengemukakan alasan penggunaan pembelajaran kooperatif antara lain adalah strategi belajar siswa dapat dilakukan secara: a secara
koperatif, b secara kompetitif,dan c prestasi perseorangan. Situasi
21
kompetitif sangat berbeda dengan situasi koperatif, pada situasi belajar kompetitif sasaran belajar hanya dapat dicapai oleh satu atau beberapa orang
saja, sedangkan situasi belajar koperatif terdapat hubungan yang tidak menguntungkan dalam mencapai tujuannya jika siswa dalam kelasnya gagal
mencapai tujuan evaluasinya. Yang kemudian mengakibatkan siswa harus bekerja keras agar lebih baik dari teman kelasnya, atau siswa akan merasa
putus asa karena ia merasa tidak memiliki kepercayaan diri untuk menang dalam persaingan. Dalam situasi individual, siswa berusaha sendiri untuk
mencapai tujuan yang tidak ada hubunganya dengan teman kelasnya. Prestasi siswa pada situasi belajar ini tidak didasarkan atas siswa lainya yang situasi ini
difokuskan atas keinginan dan keberhasilan individu serta mengabaikan kesuksesan dan kegagalan orang lain.
Roger dan David Johnson yang dikutip Lie 2002 mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Ada lima
unsur model pembelajaran gotong royong untuk mencapai hasil maksimal, antara lain : 1 Saling ketergantungan positif; keberhasilan kelompok sangat
tergantung pada usaha setiap anggotanya. dimana masing-masing anggota yangmemilki tugas dan tanggung jawab akan menjadi satu kesatuan rantai
kerja untuk mencapai hasil kerjasama kelompok yang maksimal. 2 Tanggung jawab perseorangan; setiap siswa memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan
atau menyelesaikan tugas yang telah dibagi, untuk melakukan yang terbaik. 3
22
Tatap muka; Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para siswa untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya dariapada hasil pemikiran satu kepala saja.
Inti dari sisnergi ini adalah menghargai perbedaan, memafaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing anggota. 4 komunikasi antar
anggota; unsur ini menghendaki adanya komunikasi antar anggota, karena keberhasilan dalam pembelajaran ini ditentukan dengan komunikasi yang
efektif antara siswa. 5 Evaluasi proses kelompok; bagian ini adalah mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerjasama dengan efektif. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim 2000
adalah : 1 siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2 siswa bertanggung jawab atas segala
sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri, 3 Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang
sama, 4 Siswa haruslah membagi tugas dan bertanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya, 5 Siswa akan dikenakan evaluasi atau
diberikan hadiahpenghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6 siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan
ketrampilan untuk belajar bersama dalam proses belajarnya, dan 7 siswa akan
23
diminta akan mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Menurut Ibrahim 2000 pembelajaran kooperatif terdiri dari : 1 Student Teams Achievment Division STAD: 2 Jigsaw, dan 3 Investigasi
Kelompok IK. Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksudkan strategi pembelajaran
kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang sifatnya membelajarkan siswa secara berkelompok dan kerja sama dalam menyelesaikan tugas dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Secara khusus untuk membedakan strategi pembelajaran kooperatif dengan strategi lain adalah
kepada penekanan untuk membelajarkan siswa atau keaktifan siswa, belajar dan bekerja sama, terbentuknya interaksi, tanggung jawab individu dan
kelompok, dan ketergantungan positif untuk saling membantu dan memberi informasi dalam kelompok belajar yang ini akan lebih cendrung mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif.
B. Kerangka Berpikir