Model Ekonomi Perberasan MODEL EKONOMI PERBERASAN: ANALISIS INTEGRASI PASAR DAN SIMULASI KEBIJAKAN HARGA.

127 Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series, dan dikumpulkan dengan metode dokumenter. Data diperoleh dengan cara mengambil data sekunder dari berbagai data yang telah dipublikasikan oleh lembaga nasional maupun internasional seperti Badan Pusat Statistika BPS, Bank Indonesia BI, Bulog, Departemen Pertanian, Food and Agriculture Organization FAO dan International Rice Research Institute IRRI. Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu bulanan dan tahunan. Data bulanan 2005- 2010 digunakan untuk menganalisis kondisi integrasi pasar beras domestik dengan pasar dunia. Sementara tahunan 1980-2010 untuk menjelaskan model ekonometrika perberasan. Perumusan Model Ekonomi Perberasan 1. Model Integrasi Pasar Beras Integrasi pasar merupakan keterikatan atau keterpaduan antar pasar. Dua produk di pasar akan dikatakan terintegrasi apabila terjadi transaksi perdagangan antar produk tersebut, harga di pasar impor sama di pasar ekspor ditambah dengan biaya transportasi dan biaya transfer lainnya dalam upaya memindahkan produk antar dua pasar Irawan, 2007. Model integrasi pasar penelitian ini menggunakan keterkaitan antara harga beras domestik kualitas medium dengan harga beras dunia Thailand-kulit pecah 20 persen yang berlaku dipasar dunia. Dan masing-masing harga dideflasikan dengan indeks harga beras dipasar dunia dan indeks harga konsumen pada tahun bersangkutan. Analisis integrasi pasar ini digunakan uji kointgerasi dan pendekatan error correction model. Model persamaannya yaitu: PB t = + П 1 PW t-1 + П k PW tk-1 + є t Hasil VAR dengan order persamaan diatas dapat dilakukan parameterisasi kembali dan diformulasikan ke dalam bentuk error correction model s ebagai berikut: ΔPB t = + ПPW t-p + П 1 ΔPW t-1 + П 2 ΔPW t-2 + ….. + П p-1 ΔPB t-p+1 + Пe є ΔPB t = PB t – PB t-1 ΔPW t = PW t – PW t-1 Ket: PB t = Vektor harga beras domestik riil px1 pada waktu t PB t-1 = Harga beras domestik pada waktu sebelumnya Pw t = Harga beras dunia pada waktu t Pw t-1 = Harga beras dunia pada waktu sebelumnya = Vektor px1 intercept П 1 = Koefisien jangka pendek П p-1 = Koefisien periode sebelumnya П e = Koefisien ECT Error Corection Model k = Jumlah Lag є = Vektor Galat berukuran px1 dengan sifat mean sama dengan nol dan variance-covariance matrix, e t = 0

2. Model Ekonomi Perberasan

Model ekonomi perberasan dalam penelitian ini menggunakan sistem persamaan simultan sebagai berikut: 1. Persamaan produksi beras di Indonesia PROD t = α + α 1 PB t + α 2 PJ t + α 3 LA t + α 4 TEKN t + α 5 PPK t + α 5 PROD t-1 +e t 2. Persamaan impor beras di Indonesia MT t = β + β 1 PROD t + β 2 D t + β 3 Pw t + β 4 MTt -1 + e t 3. Persamaan permintaan beras di Indonesia DT t = c + c 1 PB t + c 2 MGD t + c 3 POPt + c 4 IN t + c 5 DT t-1 + e t 4. Persamaan Harga Beras Domestik PB t = d + d 1 PROD t + d 2 MT + d 3 Dt + d 4 PWt + d 5 ER t + d 6 PB t-1 + e t Pada model ekonomi beras terdapat keseimbangan pasarmarket clearing yaitu: QST t = QDT t dimana QST t = PROD t + MT t Keterangan: Variabel Endogen: PROD t = Jumlah produksi beras Indonesia ton MT t = Impor Beras ton DT t = Jumlah permintaan beras Indonesia ton PB t = Harga beras Rpkg Variabel Lag Endogen: PROD t-1 = Jumlah produksi beras Indonesia tahun sebelumnya ton MT t-1 = Impor Beras tahun sebelumnya ton FANNY WIDADIE, ADI SUTANTO : Model Ekonomi Perbesaran: Analisis Integrasi… 128 DT t-1 = Jumlah permintaan beras Indonesia tahun sebelumnya ton PB t-1 = Harga beras tahun sebelumnya Rpkg Variabel Eksogen: PJ t = Harga jagung Rpkg LA t = Luas areal tanam padi ha TEKN t = Tingkat teknologi tonhektar PPK t = Harga Pupuk Urea Rpkg MGD t = Jumlah impor gandum ton POP t = Jumlah penduduk jiwa IN t = Pendapatan konsumen atau penduduk Rp PW t = Harga beras dunia USton ER t = Nilai tukar rupiah terhadap USD Rp S t = Jumlah Penawaran Beras ton α 0, β 0, c 0, d = Intercept α 1-6, β 1-4, c 1-5, d 1-6 = Koefisien regresi e t = Variabel pengganggu Metode Analisis Data Analisis dilakukan dengan pendekatan model kointegrasi dan koreksi kesalahan error correction model . Setelah model stationer pada derajat yang sama maka selanjutnya dilakukan dengan uji kointegrasi Johansen Test. , namun apabila data tidak stationer pada level yang sama maka uji juga dapat dilanjutkan karena ECM juga dapat dilakukan asalkan nonstationer pada level yang sama. Uji selanjutnya adalah Engel Granger test atau lebih dikenal dengan modelnya Error Corection Model ECM untuk melihat pengaruh dalam jangka panjang. Hubungan dalam jangka pendek dapat dilihat melalui Granger Causality test, yang besarnya dapat dilihat melalui persamaan yang terbentuk ECM.

1. Uji Kointegrasi