a. Sangat tinggi = Mi + 1,5 SDi
– Mi + 3,0 SDi b. Tinggi
= Mi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi
c. Cukup = Mi
– 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi d. Kurang
= Mi – 1,5 SDi – Mi – 0,5 SDi
e. Rendah = Mi
– 3,0 SDi – Mi – 1,5 SDi Keterangan
: Mean IdealMi =
Skor Maksimal+Skor Minimal 2
Standar deviasi ideal SDi =
Skor Maksimal − Skor Minimal
6
2. Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis data t-test maka sebelumnya dilakukan uji normalitas, uji homogenitas.
a. Uji Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas sebaran skor dalam penelitian ini menggunakan
rumus Chi Kuadrat χ
2
dengan signifikansi 5. Adapun rumus Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:
χ2 = fo
− fh
2
fh
�=1
Keterangan: χ
2
= Chi kuadrat f
o
= frekuensi yang diobservasi f
h
= frekuensi yang diharapkan Sugiyono, 2010: 107
Dari hasil Chi Kuadrat hitung selanjutnya dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel. Jika harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama
dengan harga Chi Kuadrat tabel, maka distribusi data dinyatakan normal. Sebaliknya jika Chi Kuadrat hitung lebih besar daripada Chi Kuadrat
tabel, maka dinyatakan tidak normal. b. Uji Homogenitas
Selain pengujian normalitas pada sampel, maka perlu peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan homogenitas beberapa bagian
sampel, yaitu seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.
Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 364 dalam menguji homogenitas sampel, pengetesan didasarkan atas asumsi bahwa apabila
varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen.
Untuk mengetahui homogen atau tidak, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel tersebut yaitu digunakan uji F dengan rumus sebagai
berikut:
F =
� � � � � � � � � � �
Untuk menguji signifikan tidaknya F hitung ini, maka
dikonsultasikan dengan F tabel, dengan dk pembilang = n
1
– 1 dan dk penyebut = n
2
– 1. Apabila hasil perhitungan F hitung lebih besar dari harga F tabel baik berdasarkan taraf signifikansi 1 maupun 5, maka F
tersebut signifikan.
3. Pengujian Hipotesis
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah t-test. Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah menggunakan
pengujian hipotesis dengan uji satu fihakone tail test. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji satu fihak atau one tail
test. Uji pihak kanan digunakan apabila: hipotesis nol Ho berbunyi “lebih
kecil atau sama dengan ≤” dan hipotesis alternatifnya Ha berbunyi “lebih besar
”. Kalimat lebih kecil atau sama dengan sinonim dengan kata “paling besar
”Sugiyono, 2011: 102. Dalam uji fihak kanan tersebut berlaku ketentuan bahwa, bila harga t
hitung lebih kecil atau sama dengan ≤ harga t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Untuk menghitung besarnya t hitung terdapat dua rumus t-test yaitu sebagai berikut:
a. Separated Varians: =
�
1
− �
2 1
2
�
1
+
2 2
�
2
b. Polled Varians: =
�
1
− �
2
�
1
− �
2 1
2
+ �
2
− 1
2 2
�
1
+ �
2
− 2 1
�
1
+ 1
�
2
Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu: 1 Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama
atau tidak? 2 Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk
menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians. Berdasarkan dua hal tersebut diatas, maka berikut ini diberikan
petunjuk untuk memilih rumus t-test. a Bila jumlah anggota sampel n
1
= n
2
dan varians homogens �
1 2
= �
2 2
, maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun pollend
varians, yaitu rumus 1 dan rumus 2 untuk mengetahui t tabel digunakan dk yang besarnya dk = n
1
⊣ n
2
– 2. b Bila n
1
≠n
2
, varians homogen �
1 2
= �
2 2
dapat digunakan t-test dengan polled varians, yaitu rumus 1. Besarnya dk = n
1
⊣ n
2
– 2.
c Bila n
1
= n
2
, varians tidak homogen �
1 2
≠ �
2 2
dapat digunakan rumus 1 maupun rumus 2, dengan dk = n
1
-1 atau dk = n
2
-1. Jadi derajat kebebasan dk bukan n
1
⊣ n
2
– 2 Phopan, 1973. d Bila n
1
≠n
2
dan varians tidak homogen �
1
≠ �
2
. Untuk ini digunakan rumus separated varians rumus 1. Harga t sebagai pengganti harta t tabel
dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk = n
1
-1 dan dk = n
2
-1, dibagi dua dan kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.
Sugiyono, 2011 : 139 Harga t
hitung
tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan harga t
tabel
pada taraf signifikansi 5. Apabila t
hitung
lebih besar dari t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka hipotesis yang diajukan diterima dan sebaliknya jika t
hitung
lebih kecil atau sama dengan t
tabel
t
hitung
≤ t
tabel
, maka hipotesis ditolak.
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Wonosari Gunungkidul. Pengumpulan data tentang motivasi belajar siswa dilakukan dengan mendata
siswa kelas 1 dan siswa kelas 2 yang menjadi pengurus OSIS dan siswa yang tidak menjadi pengurus OSIS periode 2011-2012. Dari hasil pendataan jumlah
siswa kelas 1 dan siswa kelas 2, maka data disajikan pada berikut: Tabel 5. Siswa yang menjadi pengurus OSIS dan siswa yang tidak menjadi
pengurus OSIS Kelas
Osis Non OSIS
1 22
424 2
35 399
Jumlah 57
823
Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa jumlah siswa kelas 1 dan siswa kelas 2 sebanyak 880 siswa. Dari jumlah tersebut 57 siswa atau 6,47 menjadi
pengurus OSIS dan 823 siswa atau 93,52 tidak menjadi pengurus OSIS. Dari hasil pengumpulan data, selanjutnya akan disajikan deskripsi data
hasil penelitian sebagai berikut:
1. Motivasi Belajar Siswa yang Menjadi Pengurus OSIS
Data tentang siswa yang menjadi pengurus OSIS di SMK Negeri 2 Wonosari ini diambil dengan lembar angket yang terdiri dari 30 butir item