PELAKSANAAN PPL LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ).

36

3. Refleksi

a. Manfaat PPL bagi Mahasiswa

Menjalani profesi sebagai guru selama pelaksanaan PPL, telah memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa untuk menjadi seorang guru tidak hanya cukup dalam hal penguasaan materi dan pemilihan metode serta model pembelajaran yang sesuai dan tepat bagi siswa, namun juga dituntut untuk menjadi manajer kelas yang handal sehingga metode dan skenario pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengelolaan kelas yang melibatkan seluruh anggota kelas yang memilki karakter yang berbeda sering kali menuntut kepekaan dan kesiapan guru untuk mengantisipasi, memahami, menghadapi dan mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses pembelajaran. Komunikasi dengan para siswa di luar jam pelajaran sangat efektif untuk mengenal pribadi siswa sekaligus untuk menggali informasi yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran khususnya mengenai kesulitan –kesulitan yang dihadapi siswa. Tidak terlepas dari kekurangan yang ada dan dilakukan oleh mahasiswa selama melaksanakan PPL, baik itu menyangkut materi yang diberikan, penguasaan materi dan pengelolaan kelas, kami menyadari bahwa kesiapan fisik dan mental sangat penting guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Komunikasi yang baik yang terjalin dengan para siswa, guru, teman-teman satu lokasi, dan seluruh komponen sekolah telah membangun kesadaran untuk senantiasa meningkatkan kualitas.

b. Penggunaan Metode

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran selama 22 kali pertemuan tersebut bervariasi, antara lain: 1 Metode Ceramah Praktikan menggunakan metode ini dalam memberikan materi mendengarkan, menulis dan berbicara. Dalam praktiknya, metode ini biasa dikombinasikan dengan metode tanya jawab, serta menggunakan media LCD dan contoh karya , sehingga walaupun ceramah tetapi bukan ceramah full, tetapi dikombinasikan dengan media lain yang diharapkan agar siswa tertarik pada materi yang disampaikan. 2 Metode Tanya Jawab Biasa digunakan untuk memancing pengetahuan dasar siswa mengenai materi yang akan dibahas dan bertanya jawab tentang kata-kata sukar yang 37 tidak mereka ketahui. Pada awal pelajaran, digunakan praktikan untuk menanyakan kepada siswa mengenai apersepsipertanyaan pembuka. 3 Metode demosntrasi Dengan menggunakan metode demonstrasi sangat bermanfaat untuk membantu siswa memahami cara pembuatan tekstil jumputan . Dalam praktiknya metode ini sangat bagus untuk di pakai karena siswa bisa melihat langsung bagaiman demontrasi cara pembuatan tekstil jumputan serta alat dan bahan yang di pakai untuk membuat.

c. Hambatan yang dihadapi

Kegiatan PPL tidak terlepas dari hambatan. Hambatan ini muncul karena situasi lapangan tidak sama dengan situasi pada saat pengajaran mikro. Beberapa hambatan yang muncul dalam PPL sebagai berikut . a. Pada saat pembangunan gedung di utara, suasana sangat tidak kondusif karena terganggunya kegiatan belajar mengajar, sehingga untuk menerima pelajaran kurang aktif. b. Sulitnya menyesuaikan alokasi waktu dari rencana pembelajaran pada praktik atau riilnya. c. Keterbatasan buku referensi yang dimiliki siswa sehingga membuat proses pembelajaran sedikit terganggu dan berjalan lambat, dan siswa hanya mengandalkan materi yang diberikan oleh guru. d. Adanya beberapa siswa yang menjadi penyebab kegaduhan di dalam kelas yang membuat kondisi kelas tidak berjalan secara kondusif Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan selama kegiatan PPL berlangsung antara lain. 1. Praktikan melakukan konsultasi dengan guru pembimbing dan dosen pembimbing lapangan dalam pelaksanaan pengajaran di kelas. 2. Mendesain materi semenarik mungkin agar peserta didik, khususnya mereka yang mengantuk dan ribut sendiri, lebih tertarik lagi untuk mengikuti pelajaran. 3. Membawa jam dan stopwatch untuk membantu mengingatkan jam. Namun dalam praktiknya alokasi waktu tetap menyesuaikan kondisi kelas dan kemampuan peserta didik. 4. Disela-sela pelajaran memberikan lelucon, agar siswa tidak terlalu tegang saat menerima pelajaran dan melakukan variasi pembelajaran dengan 38 media yang ada seperti LCD dan contoh karya, dalam menggambarkan ilustrasi. 39

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Kegiatan PPL di SMA Negeri 3 Purworejo ini telah memberikan banyak pelajaran dan pengalaman berharga bagi praktikan. Dari kegiatan PPL ini praktikan dapat merasakan secara langsung bagaimana rasanya menjadi seorang guru dan berhadapan dengan siswa yang memiliki karakter berbeda-beda. Mahasiswa dituntut untuk menguasai empat kompetensi guru yaitu : pedagogic, personal, sosial dan profeisonal perlu mengetahui seluk-beluk pengajaran, pembelajaran, dan karakteristik rekan seprofesi serta karakter peserta didik sehingga tepat dalam menggunakan metode pembelajaran dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Melalaui kegiatan PPL ini praktikan belajar bagaimana caranya menjadi seorang guru yang baik yang dapat disenangi oleh siswa dan dapat mentransfer ilmu yang dimiliki kepada para siswanya. PPL juga merupakan sarana pengabdian mahasiswa kepada peserta didik SMA Negeri 3 Purworejo yang dimaksudkan untuk membentuk sebuah sinergi yang positif bagi pengembangan jiwa humanistic, kemandirian, kreatifitas, kepekaan dan disiplin, pada dasarnya PPL bertujuan melatih mahasiswa secara langsung terjun ke dalam dunia pendidikan, terutama mengajar. Dalam pelaksanaannya, praktikan masih menemui beberapa hambatan. Dari serangkaian pelaksanaan kegiatan PPL di SMA N 3 Purworejo pada tanggal 15 Juli – 15 September 2016 : dapat disimpulkan sebagai berkut: 1. Kegiatan PPL memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran manajerial sekolah. 2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, mengenal, dan memahami permasalahan dalam proses KBM 3. Kegiatan PPL yang dilaksanakan di SMA N 3 Purworejo merupakan wahana yang tepat bagi mahasiswa calon guru untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di UNY 4. Kegiatan PPL merupakan pengembangan dari empat kompetensi bagi praktikan yaitu kompetensi pedagogic , kepribadian, professional dan sosial. Pendidik selain mentransfer ilmu juga harus melakukan pendidikan sikap, nilai, norma dan kedisiplinan kepada peserta didik dengan berusaha memahami karakteristik kepribadian peserta didik.