Metode Demonstrasi LANDASAN TEORI

18 pengajaran remedial dapat menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kepribadian murid yang diperkirakan menunjukkan ada penyimpangan, guna menunjang pencapaian prestasi belajar, dan demikian pula sebaliknya.

2.6. Metode Demonstrasi

Euwe Van Den Berg 1991 berpendapat bahwa yang dimaksud dengan demontrasi adalah pelaksanaan percobaan oleh guru sendiri atau dengan bantuan beberapa murid di depan kelas. Euwe Van Den Berg 1991 juga berpendapat bahwa demonstrasi merupakan salah satu cara mengajar yang sangat berguna untuk mengatasi miskonsepsi. Menurut Van Den Berg 1991, dalam demonstrasi guru memperlihatkan peristiwa-peristiwa alam. Misalnya, guru ilmu bumi dapat membawa macam- macam batuan untuk memperlihatkan perbedaan antara batuan volkanis dan batuan endapan. Guru biologi dapat mengilustrasikan pelajaran menganai tumbuhan monokotil dan dikotil dengan membawa contoh-contoh untuk kedua- duanya. Guru fisika dapat mendemonstrasikan peristiwa fisika dengan percobaan, misalnya bahan apa saja yang dapat ditarik oleh magnet, bahan apa saja yang dapat menghantarkan arus listrik dan yang mana yang tidak bisa. Dengan demonstrasi siswa belajar langsung dari alam, dan tidak hanya dari ceramah guru atau buku saja. Euwe Van Den Berg 1991 mengemukakan beberapa manfaat demonstrasi dari segi pendidikan, antara lain adalah dapat menghidupkan pelajaran, dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam dalam lingkungan kita, 19 apabila dilaksanakan secara tepat, demonstrasi dapat menimbulkan rasa ingin tau siswa, dapat mendorong motivasi siswa, dan hasilnya seringkali lebih mudah teringat daripada bahasa dalam buku pegangan atau penjelasan guru. Sedangkan manfaat demonstrasi dari segi ilmu antara lain adalah dapat memperlihatkan ciri eksperimental IPA, dan dapat dipakai untuk melatih penalaran siswa dalam cara berfikir secara eksperimental. Selain itu, Euwe Van Den Berg 1991 juga berpendapat bahwa demonstrasi fisika adalah cara yang bagus untuk menghasilkan konflik kognitif, karena banyak percobaan fisika yang mempunyai hasil bertentangan dengan intuisi atau prakonsepi siswa. Jika kita mengetahui miskonsepsi yang lazim terjadi pada siswa, maka kita dapat mencari demonstrasi yang dapat memunculkan miskonsepsi siswa. Misalnya, perhatikan gambar 2.1: Gambar 2.1 Contoh percobaan fisika. Jika siswa disajikan sebuah rangkaian seperti gambar 2.1, maka mereka akan meramalkan bahwa arus yang masuk lampu lebih besar daripada arus yang keluar lampu. Jika kemudian dilakukan pengukuran besar arus masuk dan arus keluar, ternyata besarnya sama. Jelas bahwa hasil demonstrasi tidak sesuai dengan intuisi siswa atau prakonsepsi siswa. Menurut Piaget dalam Van den Berg, 1990, pertentangan pengalaman baru dengan konsep yang salah akan menyebabkan 20 akomodasi, yaitu penyesuaian struktur kognitif otak yang menghasilkan konsep baru yang lebih tepat.

2.7. Penelitian Pendukung