HUKUM ACARA PIDANA 003

(1)

HUKUM ACARA PIDANA

“RINGKASAN TENTANG

PENYELIDIK DAN PENYIDIK”

NAMA : YHESKIEL JANUAR ADAM


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang

demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-mata.

Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses pidana

juga mengatur tentang hak dan kewajiban seseorang yan g terlibat proses pidana. Pproses pidana yangdimaksud adalah tahap pemeriksaan tersangka (interogasi) pada tingkat penyidikan.Pada makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang tahap-tahap penyelidikan


(3)

BAB II

PENYELIDIK DAN PENYIDIK

A. Pengertian

Menurut pasal 1 angka 4 KUHAP Penyelidik adalah

pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh UU untuk melakukan penyelidikan.

Apabila hukum acara pidana dipandang dari sudut pemeriksaan, maka hal ini dapat dirinci

dalam dua bagian, yaitu pemeriksaan pendahuluan dan p emeriksaan di sidang pengadilan.

Pemeriksaan pendahuluan adalah pemeriksaan yang dilakukan pertama kali oleh polisi, baik sebagai penyelidik maupun sebagai penyidik, Apabila ada dugaan bahwa hukum pidana materil telah dilanggar. Sedangkan

pemeriksaan disidang pengadilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah dugaan bahwa seseorang yang telah melakukan tindak pidana itu dapat dipidana atau tidak.

Didalam pemeriksaan pendahuluan, sebelum sampai pada pemeriksaan disidang pengadilan, akan melalui beberapa proses sebagai berikut:

B. Proses Penyelidikan dan Penyidikan.

Menurut KUHP diartikan bahwa penyelidakan adalah serangkaian tindakan untuk mencaridan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau

tidaknya dilakukannya penyelidikan (pasal 1 butir lima KUHAP).

Dengan demikian fungsi penyelidikan dilaksanakan sebelum dilakukan penyidikan, yang bertugas untuk mengetahui dan menentukan peristiwa apa yang telah terjadi dan bertugas membuat berita acara serta

laporannya, yang nantinya merupakan dasar permulaan penyidikan. Sedangkan yang dimaksud

dengan penyidikan adalah serangkaian tindakan


(4)

undang-undang acara pidana, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti

itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menentukan tersangkanya (pasal 1 butir 2 KUHAP). Oleh karena itu, secara kongkrit dapat dikatakan bahwa penyidikan dimulai sesudah terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang :

a. Tindak apa yang telah dilakukannya

b. Kapan tindak pidana itu dilakuakan

c. Dimana tindak pidana itu dilakukan

d. Dengan apa tindak pidana itu dilakukan

e. Bagaimana tindak pidana itu dilakukan

f. Mengapa tindak pidana itu dilakukan

g. Siapa pembuatnya

C. Petugas-Petugas Penyelidik dan Penyidik

Menurut pasal 4 penyidik adalah setiap pejabat Polisi Negara Republik Indonesia. Di dalam

tugas penyelidikan mereka mempunyai wewenang- wewe nang seperti diatur dalam pasal 5 KUHAP, sebagai

berikut:

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang

tending adanya tindak pidana

b. Mencari keterangan dan barang bukti

c. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan

menayakan serta memeriksa tanda pengenal diri d. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang

bertanggung jawab.

Yang termasuk penyidik adalah

a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia pejabat

pegawai negeri sipil tertentu yangdiberi wewenang khusus oleh undang-undang.

b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi

wewenang khusus oleh undang-undang.


(5)

tertentu, misalnya pejabat bea dan

cukai, pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan, yang mela kukan tugas penyidikan sesuai dengan wewenang khusus yang diberikan oleh undang-undang yang menjadi dasar hukum nya masing-masing.

Penyidik sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 KUHAP berwenang untuk:

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang

tentang adanya tindak pidana

b. Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat

kejadian

c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa

tanda pengenal dari tersangka

d. Melakukan penangkapan, penahanan,

penggeledahan, dan penyitaan

e. Melakukan pemeriksaan dan surat pernyitaan

f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang

g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi

h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalm

hubungannya dengan pemeriksaan

i. Mengadakan penghentian penyidikan

j.

Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertangg ung jawab. (pasal 7 KUHAP).

D. Pelaksanaan Penyelidikan dan Penyidikan

Penyelidikan atau penyidikan merupakan tidakan pertama-tama yang dapat dan harus dilakukan oleh penyelidik atau penyidik jika terjadi atau timbul

persangkaan telah terjadi tindak pidana. Apabila ada persangkaan telah dilakukan tindak kejahatan atau pelanggaran maka harus diusakan apakah hal tersebut sesuai dengan kenyataan, benarkah telah dilakukan tindak pidana dan jika ia siapakah pembuatnya.


(6)

ini dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Kedapatan tertangkap tangan (ontdekkeng op

heterdaad)

b. Diluar tertangkap tangan

Adapun yang dimaksud dengan tertangkap tangan adalah:

 Tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau

 Dengan segera sesudah beberapa saat tindakan pidana itu dilakukan, atau

 Sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya,atau

 Apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu

melakukan tindak pidana itu. (pasal 1 butir 19 KUHAP) Sedangkan dalam hal tidak tertangkap, pengetahuan penyelidik atau penyidik tentang telah terjadinya tindak pidana dapat diperoleh dari:

a. Laporan

b. Pengaduan

c. Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik

E. Penangkapan dan Penahanan

Yang dimaksud dengan penangkapan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan

tersangka apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan. Sedangkan penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim.(petranase. 2000.

hlm:90) Jadi, penangkapan dan penahanan adalah merupakan tindakan yang membatasi dan mengambil kebebasan bergerak seseorang. Mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk


(7)

melakukan penahanan terdapat dalam pasal 20 dan 21 ayat 1 dan ayat (4).

F. Penangguhan dan Penahanan

Untuk menjaga supaya tersangka atau terdakwa yang dita han tidak dirugikan kepentingannya karena tindakan

penahanan itu yang mungkin akan berlangsung untuk beberapa waktu, diadakan kemungkinan untuk tersangka atau terdakwa mengajukan permohonan

agar penahanannya ditangguhkan.

Berbeda dengan ketentuan yang diatur dalam HIR yang menetapkan bahwa pejabat satu-satunya yang berwenan g menangguhakan penahanan ialahhakim, maka menurut KUHAP yang

berhak menentukan apakah suatu penahanan perlu ditangguhakan atau tidak ialah penyidik atau

penuntut umum atau hakim sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

G. Penggeledahan Badan dan Rumah.

Penggeledahan badan dan penggeledahan rumah hanya dapat dilakukan untuk kepentingan

penyidikan dan dengan surat perintah untuk itu dari yang berwenang.

Yangdimaksud dengan penggeledahan badan ialah tindakan penyidik untuk mengadakan

pemeriksaan badan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta untuk disita.

H. Penyitaan


(8)

akan penyidik untuk mengambil

alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujudatau tidak berwuju d untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penun tutan,danpengadilan.

Disamping itu menurut pasal 39

KUHAP ditentukan bahwa benda yang dapat dikenakan penyitaan adalah:

a.

benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana

b. benda yang telah digunakan secara langsung untuk

melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya c. Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi

penyidikan

d. Benda yang khusus di buat atau diperuntukkan

melakukan tindak pidana

e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung

dengan tindak pidana.

I. Pemeriksaan di tempat kejadian

Pemeriksaan ditempat kejadian pada umumnya dilakukan karena delik yang mengakibatkan kematian, kejahatan seksual, pencurian dan perampokan. Dalam hal terjadinya kematian dan kejahatan seksual, sering dipanggil dokter u ntuk mengadakan pemeriksaan ditempat kejadiaan diatur dalam pasal 7 KUHAP.

J. Pemeriksaan tersangka

Sebelum penyidik melakukan pemeriksaan terhadap seseorang yang dilakukan suatu

tindak pidana, maka penyidik wajib memberitahukan kepa danya tentang haknya untuk mendapatkan bantuaan hukum atau bahwa ia dalam perkara itu wajib didampingi penasehat hukum (pasal 114 KUHAP)


(9)

K. Pemeriksaan saksi dan ahli

Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. mengenai hal ini, menurut pasal 224 KUHAP yang berbunyi :“ barang siapa dipanggil menururt undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru bahasa

dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban menuru t undang-undang, yang ia sebagai demikian harus

melakukan:

a. Dalam perkara pidana dipidana dengan pidana

penjara selama-lamanya 9 bulan

b. Dalam perkara lain, dipidana dengan pidana penjara

selama-lamanya 6 bulan

L. Penyelesaian dan Penghentian Penyidikan

Menurut H.Ap syarifudin petranase penyidikan itu dianggap selesai ketika dinyatakan bahwa:

a. Penyidikan dianggap selesai apabila dalam waktu 7

hari,setelah penuntut umum menerima hasil pendidikan dari penyidik, ada pemberitahuan dari penuntut umum bahwa penyidikan

dianggap selesai. Pemberitahuan tersebut merupakan keh arusan atau kewajiban bagi penuntut umum seperti yang diatur dalam pasal 138 ayat 1 KUHAP.

b.

Penyidikan diaanggap selesai apabila dalam waktu 14 har i penuntut umum tidak mengembalikan berkas perkara itu kepada penyidik sebagaimana yang diatur dalam pasal 110 ayat 4 KUHAP


(10)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam hukum acara pidana mempunyai beberapa tahapan dalam melakukan

penyelidikan perkara pidana diantaranya yaitu: a. Proses penyelidikan dan penyidikan

b. Petugas-petugas penyelidikan dan penyidikan

c. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan

d. Penangkapan dan penahanan

e. Pengguhan penahanan

f. Penggeledahan badan rumah

g. Penyitaan pemeriksaan surat

h. Pemeriksaan tersangkai.

i. Pemeriksaan saksi dan permintaan keterangan ahli

j. Pemeriksaan ditempat kejadian


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, andi,1984. bunga rampai hukum pidana dan acara pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hamzah, Andi. 1987.Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia

Indonesia.Petranse, Syarifudin H.Ap dan Sabuan Ansori. 2000. Hukum Acara Pidana Indralaya:Universitas Sriwijaya.


(1)

ini dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Kedapatan tertangkap tangan (ontdekkeng op

heterdaad)

b. Diluar tertangkap tangan

Adapun yang dimaksud dengan tertangkap tangan adalah:

 Tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau

 Dengan segera sesudah beberapa saat tindakan pidana itu dilakukan, atau

 Sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya,atau

 Apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu

melakukan tindak pidana itu. (pasal 1 butir 19 KUHAP) Sedangkan dalam hal tidak tertangkap, pengetahuan penyelidik atau penyidik tentang telah terjadinya tindak pidana dapat diperoleh dari:

a. Laporan

b. Pengaduan

c. Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik

E. Penangkapan dan Penahanan

Yang dimaksud dengan penangkapan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan

tersangka apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan. Sedangkan penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim.(petranase. 2000.

hlm:90) Jadi, penangkapan dan penahanan adalah merupakan tindakan yang membatasi dan mengambil kebebasan bergerak seseorang. Mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk


(2)

melakukan penahanan terdapat dalam pasal 20 dan 21 ayat 1 dan ayat (4).

F. Penangguhan dan Penahanan

Untuk menjaga supaya tersangka atau terdakwa yang dita han tidak dirugikan kepentingannya karena tindakan

penahanan itu yang mungkin akan berlangsung untuk beberapa waktu, diadakan kemungkinan untuk tersangka atau terdakwa mengajukan permohonan

agar penahanannya ditangguhkan.

Berbeda dengan ketentuan yang diatur dalam HIR yang menetapkan bahwa pejabat satu-satunya yang berwenan g menangguhakan penahanan ialahhakim, maka menurut KUHAP yang

berhak menentukan apakah suatu penahanan perlu ditangguhakan atau tidak ialah penyidik atau

penuntut umum atau hakim sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

G. Penggeledahan Badan dan Rumah.

Penggeledahan badan dan penggeledahan rumah hanya dapat dilakukan untuk kepentingan

penyidikan dan dengan surat perintah untuk itu dari yang berwenang.

Yangdimaksud dengan penggeledahan badan ialah tindakan penyidik untuk mengadakan

pemeriksaan badan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta untuk disita.

H. Penyitaan


(3)

akan penyidik untuk mengambil

alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujudatau tidak berwuju d untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penun tutan,danpengadilan.

Disamping itu menurut pasal 39

KUHAP ditentukan bahwa benda yang dapat dikenakan penyitaan adalah:

a.

benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana

b. benda yang telah digunakan secara langsung untuk

melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya

c. Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi

penyidikan

d. Benda yang khusus di buat atau diperuntukkan

melakukan tindak pidana

e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung

dengan tindak pidana.

I. Pemeriksaan di tempat kejadian

Pemeriksaan ditempat kejadian pada umumnya dilakukan karena delik yang mengakibatkan kematian, kejahatan seksual, pencurian dan perampokan. Dalam hal terjadinya kematian dan kejahatan seksual, sering dipanggil dokter u ntuk mengadakan pemeriksaan ditempat kejadiaan diatur dalam pasal 7 KUHAP.

J. Pemeriksaan tersangka

Sebelum penyidik melakukan pemeriksaan terhadap seseorang yang dilakukan suatu

tindak pidana, maka penyidik wajib memberitahukan kepa danya tentang haknya untuk mendapatkan bantuaan hukum atau bahwa ia dalam perkara itu wajib didampingi penasehat hukum (pasal 114 KUHAP)


(4)

K. Pemeriksaan saksi dan ahli

Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. mengenai hal ini, menurut pasal 224 KUHAP yang berbunyi :“ barang siapa dipanggil menururt undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru bahasa

dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban menuru t undang-undang, yang ia sebagai demikian harus

melakukan:

a. Dalam perkara pidana dipidana dengan pidana

penjara selama-lamanya 9 bulan

b. Dalam perkara lain, dipidana dengan pidana penjara

selama-lamanya 6 bulan

L. Penyelesaian dan Penghentian Penyidikan

Menurut H.Ap syarifudin petranase penyidikan itu dianggap selesai ketika dinyatakan bahwa:

a. Penyidikan dianggap selesai apabila dalam waktu 7

hari,setelah penuntut umum menerima hasil pendidikan dari penyidik, ada pemberitahuan dari penuntut umum bahwa penyidikan

dianggap selesai. Pemberitahuan tersebut merupakan keh arusan atau kewajiban bagi penuntut umum seperti yang diatur dalam pasal 138 ayat 1 KUHAP.

b.

Penyidikan diaanggap selesai apabila dalam waktu 14 har i penuntut umum tidak mengembalikan berkas perkara itu kepada penyidik sebagaimana yang diatur dalam pasal 110 ayat 4 KUHAP


(5)

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

Dalam hukum acara pidana mempunyai beberapa tahapan dalam melakukan

penyelidikan perkara pidana diantaranya yaitu:

a. Proses penyelidikan dan penyidikan

b. Petugas-petugas penyelidikan dan penyidikan

c. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan

d. Penangkapan dan penahanan

e. Pengguhan penahanan

f. Penggeledahan badan rumah

g. Penyitaan pemeriksaan surat

h. Pemeriksaan tersangkai.

i. Pemeriksaan saksi dan permintaan keterangan ahli

j. Pemeriksaan ditempat kejadian


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, andi,1984. bunga rampai hukum pidana dan acara pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hamzah, Andi. 1987.Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia

Indonesia.Petranse, Syarifudin H.Ap dan Sabuan Ansori. 2000. Hukum Acara Pidana Indralaya:Universitas Sriwijaya.