CURRICULUM AND STUDENTS MANAGEMENT AT INTEGRATED ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL (MULTI SITUS STUDY AT SMPIT AR-RAIHAN AND SMPIT FITRAH INSANI BANDAR LAMPUNG)

(1)

ABSTRACT

CURRICULUM AND STUDENTS MANAGEMENT AT INTEGRATED ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL

(MULTI SITUS STUDY AT SMPIT AR-RAIHAN AND SMPIT FITRAH INSANI BANDAR LAMPUNG)

By JAUHARI

The aims of this research is to describe: 1) back ground of integrated islamic school, 2) curriculum planning at integrated Islamic school, 3) process of implementing curriculum at integrated Islamic school, 4) planning of students, 5) students organizing at integrated Islamic school, and 6) learning evaluation system at integrated Islamic school.

This research applying for kualitative approach through intensive observation in the natural setting. This research focus on two cases (situs), SMPIT Ar-Raihan and SMPIT Fitrah Insani. The technique of data aggregation uses interview, observation and documentation study. And the data analysis technique in this research is inductive-conceptualistic technique. The checking of data validity in this research uses triangulation method and source, triangulation with in method and triangulation between method.

The results of this research show: 1) the prominent reason of SMPIT is as continuing of islamic values were being in SDIT, 2) the curriculum planning on two examined schools are workshop and its product is KTSP, 3) the curriculum Implementation on two eximined school by integrating material training with islamic values by optimazing Information Technology media, 4) the students organizing on two examined schools are students life skills, and 6) the learning evaluation system on two examined schools through daily test, student tasks, mid semester test, and final test.

Key word : Curriculum Management, Students Management, integrated Islamic school


(2)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan disusun berdasarkan pembahasan pada enam fokus penelitian yang diajukan, yaitu latar belakang didirikannya SMPIT, perencanaan kurikulum SMPIT, proses pelaksanaan kurikulum SMPIT, perencanaan kesiswaan SMPIT, proses pelaksanaan kegiatan kesiswaan SMPIT, dan sistem evaluasi pembelajaran SMPIT.

1. Latar belakang berdirinya SMPIT

Standar cambridge yang diterapkan di SMPIT Ar-Raihan belum seluruhnya terlaksana. Hanya mata pelajaran Bahasa Inggris yang sementara ini berdasarkan standar cambridge. Hal ini disebabkan oleh kemampuan SDM yang masih terbatas. Disamping itu, belum semua guru di Ar-Raihan memenuhi standar kualifikasi pendidik. Namun demikian, animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMPIT Ar-Raihan cukup tinggi. Hal ini disebabkan fasilitas/sarana dan prasarana di sekolah tersebut cukup memenuhi standar.

Sementara di SMPIT Fitrah Insani, belum semua idealisme guru terpenuhi secara baik. Hal ini terkendala dengan sarana dan prasarana sekolah yang masih terbatas serta belum semua guru memenuhi kualifikasi pendidik. Kondisi tersebut mengakibatkan animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMPIT


(3)

Fitrah Insani kurang. Namun demikian, semangat pengelola dan dewan guru

SMPIT Fitrah Insani untuk terus menjadikan sekolah sebagai penanaman nilai-nilai keislaman yang integral lebih tinggi dibandingkan di SMPIT Ar-Raihan. Jadi masyarakat cenderung berpandangan bahwa sekolah yang memiliki fasilitas atau sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik masih menjadi pilihan dibandingkan dengan sekolah lain yang memiliki tujuan yang sama

2. Perencanaan kurikulum SMPIT

Kedua sekolah terteliti, yaitu SMPIT Ar-Raihan dan SMPIT Fitrah Insani adalah sekolah yang memiliki prospek yang baik. Namun sementara ini, kedua sekolah terteliti belum terbuka dan belum memanfaatkan steakholder dengan optimal. Disamping itu, manajemen yang berlaku di SMPIT Ar-Raihan cenderung sentralistik dengan kondisi yang tidak jauh berbeda di SMPIT Fitrah Insani.

Hal yang berbeda dari kedua sekolah terteliti adalah bahwa SMPIT Fitrah Insani merupakan anggota Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) yang memiliki jaringan secara nasional sebagai sarana untuk sharing dan mengembangkan Sekolah Islam Terpadu di Indonesia. Sementara SMPIT Ar-Raihan tidak/belum menjadi bagian dari jaringan tersebut. Jadi, sebagai sekolah rintisan, kedua sekolah terteliti dapat berkembang secara baik dengan syarat: 1) mengoptimalkan peran steakholder dalam perencanaan kurikulum, 2) menggunakan manajemen yang lebih terbuka dalam pengelolaan sekolah, dan 3) meningkatkan kerjasama yang baik antar sekolah Islam terpadu.


(4)

Kedua sekolah terteliti, yaitu SMPIT Ar-Raihan dan SMPIT Fitrah Insani melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pembelajaran. Kedekatan antara guru dan siswa di kedua sekolah tersebut sangat baik sehingga motivasi siswa untuk belajar cukup tinggi.

Hal yang berbeda dari kedua sekolah terteliti adalah bahwa pembelajaran melalui e-learning dan penguasaan Bahasa Inggris di SMPIT Ar-Raihan lebih baik dibandingkan dengan di SMPIT Fitrah Insani. Sementara pelaksanaan kegiatan pendampingan (di Ar-Raihan dengan istilah halaqoh) dan tahfizul Quran di SMPIT Fitrah Insani berjalan lebih baik dibandingkan dengan di SMPIT Ar-Raihan.

Pembelajaran yang selalu mengaitkan materi pelajaran dengan nilai-nilai keislaman, pelaksanaan kegiatan pendampingan dan halaqoh, dan pembiasaan ibadah sholat duha, sholat zuhur dan ashar berjamaah di masjid di kedua sekolah terteliti menunjukkan bahwa pendidikan karakter di kedua sekolah terteliti dapat terlaksana dengan baik.

4. Perencanaan kesiswaan SMPIT

Kedua sekolah terteliti belum merencanakan kegiatan kesiswaan dengan optimal. Perencanaan kegiatan kesiswaan cenderung bersifat top down. Walaupun seluruh siswa diberi kebebasan memilih bentuk kegiatan siswa sesuai minat masing-masing, tetapi pilihan tersebut tetap dibatasi karena fasilitas yang terbatas, baik terbatas dari sisi sarana dan prasarana maupun terbatas dari sisi tutor/ pendamping. Perencanaan yang cenderung top down, keterbatasan sarana dan prasarana, dan keterbatasan tutor/pendamping kegiatan kesiswaan berakibat pada


(5)

kurang optimalnya pelaksanaaan kegiatan kesiswaan. Maka sekolah yang baik

seharusnya memenuhi delapan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan.

5. Proses pelaksanaan kegiatan kesiswaan SMPIT

Berdasarkan data yang diperoleh dari kedua sekolah terteliti pada fokus pelaksanaan kegiatan kesiswaan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan kesiswaan di SMPIT Ar-Raihan belum optimal walaupun fasilitas memadai. Hal ini disebabkan oleh tutor/pembimbing lifeskill di sekolah tersebut masih merangkap guru mata pelajaran. Disisi lain, pelaksanaan kegiatan kesiswaan di SMPIT Fitrah Insani berjalan lebih terorganisir, terutama kegiatan pendampingan, tahfizul Quran, khat, dan bela diri.

Kondisi demikian berimpilikasi pada proses pelaksanaan kegiatan kesiswaan di kedua sekolah terteliti. Fasilitas yang memadai di SMPIT Ar-Raihan tapi terbatas pada tutor/pendamping, dan tutor/pendamping yang memadai di SMPIT Fitrah Insani tapi terbatas pada fasilitas, belum dapat menghantarkan para siswa di sekolah terteliti menjadi siswa berprestasi yang membanggakan.

6. Sistem evaluasi pembelajaran SMPIT

Berdasarkan data yang diperoleh dari kedua sekolah terteliti pada fokus evaluasi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran di kedua sekolah teteliti sesuai dengan standar penilaian pendidikan dari sisi bentuk-bentuk pelaksanaan evaluasi, yaitu ulangan harian, ulangan mid semester, dan ujian akhir sekolah. Bahkan kedua sekolah terteliti memasukkan tugas-tugas yang dikerjakan siswa sebagai komponen penilaian yang dilaporkan kepada orang tua siswa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar orang tua


(6)

mengetahui kemampuan anaknya yang sebenarnya. Penilaian yang demikian berarti telah melaksanakan prinsip-prinsip penilaian, yaitu: sahih, terbuka, akuntabel, objektif, adil, sistematis, dan terpadu.

B. Implikasi

Keberadaan Sekolah Islam Terpadu akan memberikan peluang kepada peserta didik untuk memiliki pemahaman Islam yang integral, yaitu pemahaman Islam yang tidak memisahkan antara ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu keislaman, karena sumber ilmu pada hakekatnya adalah satu, yaitu Allah swt. Proses pembelajaran yang senantiasa mengaitkan materi pembelajaran dengan nilai-nilai keislaman dapat meningkatakan kesadaran peserta didik akan pengenalan yang mendalam terhadap dirinya. Dengan demikian peserta didik dapat mengenal pencipta dirinya dan pencipta semua makhluk yang ada, sehingga mereka dapat menyadari posisi dirinya dihadapan sang pencipta dan dihadapan makhluk yang lainnya. Kesadaran demikian dapat melahirkan sifat jujur, rasa berterima kasih, bertanggung jawab dan amanah, cinta damai, saling menghormati dan saling menghargai.

Kesadaran inilah yang sangat diharapkan terjadi di dunia pendidikan kita. Pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah Indonesia dapat benar-benar terwujud melalui Sekolah Islam Terpadu. Pendidikan karakter tersebut dapat dilaksanakan melalui proses pembelajaran di kelas maupun melalui kegiatan-kegiatan kesiswaan. Kesimpulan tersebut memberikan implikasi terhadap pengelola sekolah, siswa, dan orang tua siswa.


(7)

1. Penerapan kurikulum Islam terpadu berimplikasi pada bertambahnya

upaya-upaya pengelola sekolah untuk senantiasa meningkatkan kemampuan manajerial dan skill pembelajaran bagi para guru. Proses pembelajaran yang memadukan materi pelajaran dan nilai-nilai keislaman membutuhkan pengetahuan yang memadai, baik pengetahuan tentang materi pelajaran maupun materi keislaman. Oleh karena itu pelatihan peningkatan SDM pengelola sekolah harus senantiasa dilakukan secara berkala.

2. Bagi siswa, penerapan kurikulum Islam terpadu hendaknya menjadi motivasi untuk mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya. Penerapan kurikulum Islam tepadu mendorong siswa untuk mengoptimalkan potensi aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah.

3. Bagi orang tua, penerapan kurikulum Islam terpadu berarti memberi tambahan alternatif pendidikan yang berbasis karakter. Sekolah Islam Terpadu membekali peserta didik dengan wawasan global dan berlandaskan keimanan, sehingga orang tua tidak khawatir dengan anaknya.

C. Saran

Saran disampaikan kepada beberapa pihak yang terkait dengan manajemen kurikulum dan kesiswaan, yaitu penyelenggara sekolah yang sejenis dan peneliti bidang ilmu manajemen pendidikan.

1. Penyelenggaraan sekolah sejenis.

Penyelenggara sekolah sejenis diharapkan:

a. Lebih intensif menggalang dukungan stakeholder, baik pemerintah maupun swasta.


(8)

b. Lebih intensif dalam meningkatkan kompetensi pendidik melalui pelatihan atau studi banding ke sekolah sejenis yang telah berhasil

c. Lebih intensif menjalin kordinasi dan kerjasama antar sekolah sejenis untuk saling sharing informasi dan pengalaman.

d. Lebih intensif melakukan kajian tentang pengelolaan kurikulum dan pengelolaan kesiswaan.

2. Peneliti bidang ilmu manajemen pendidikan.

Penelitian ini masih perlu dilanjutkan karena belum berhasil mengungkap beberapa permasalahan manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan yang lain, diantaranya :

a. Standar kompetensi guru Sekolah Islam Terpadu.

b. Pola penggabungan beberapa model kurikulum yang ideal.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral pemberdayaan. Artinya, tolok ukur keberhasilan pendidikan adalah bagaimana pemberdayaan potensi siswa dapat dilakukan secara optimal.

Potensi siswa yang merupakan aset peradaban masa depan harus dikembangkan secara baik, benar dan optimal. Potensi siswa harus dikembangkan secara seimbang antara kemampuan intelektual dan kemampuan spiritual. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak


(10)

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selanjutnya, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 juga menyebutkan bahwa Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Berdasarkan prinsip pengembangan kurikulum yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 di atas, dapat disimpulkan bahwa potensi siswa harus dikembangkan secara seimbang dan terpadu. Pengembangan potensi intelektual mengarahkan siswa pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan menghantarkan pada kehidupan dunia yang serba canggih ini. Sementara pengembangan potensi spiritual mengarahkan siswa pada kemampuan memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri dan akhlak mulia. Dengan demikian, penyelenggara pendidikan sebaiknya berupaya mengintegrasikan berbagai potensi yang ada pada diri peserta didik dalam suatu proses pembelajaran di sekolah.

Dewasa ini banyak muncul sekolah yang berupaya mengembangkan kedua potensi itu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya pemahaman dasar-dasar keagamaan dan akhlak mulia sebagai pondasi bagi pengembangan ilmu-ilmu yang lain. Pernyataan senada juga dikatakan oleh Muhaimin (2008:69) yang menyatakan bahwa sekarang para orang tua siswa


(11)

menginginkan sekolah mampu menghasilkan lulusan yang menguasai baik agama (iman dan taqwa) maupun ilmu umum (ilmu pengetahuan dan teknologi). Kesadaran inilah yang kemudian menumbuhsuburkan sekolah-sekolah yang berbasis keagamaan yang mengusung ilmu pengetahuan dan teknologi modern dalam kurikulum mereka sebagai upaya untuk menghadapi dan menanggapi tuntutan yang berkembang pada masa ini. Dan ada juga sekolah umum yang dipadukan dengan kurikulum keagamaan sebagai pondasi spiritual dan akhlak mulia.

Saat ini muncul sekolah Islam terpadu. Sekolah islam terpadu adalah sekolah yang mengintegrasikan kurikulum nasional dengan muatan-muatan keislaman. Muatan keislaman nampak pada struktur kurikulum. Tambahan muatan kurikulum ini berimplikasi pada penambahan jumlah jam pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa. Seperti yang dilakukan di SMP Islam Terpadu Fitrah Insani Bandar Lampung. Berdasarkan survei peneliti, di sekolah ini beberapa mata pelajaran ditambah jumlah jam pelajarannya. Materi muatan lokal dan pengembangan ditambah, yaitu materi pelajaran bahasa arab, speaking English, lifeskill, kepanduan, tahfizd Quran dan pendampingan

SMPIT Fitrah Insani yang berdiri pada tahun 2007 memilki visi “Sekolah

Unggul Pencetak Generasi Shaleh, Cerdas dan Berprestasi”. Misi SMPIT Fitrah

Insani adalah :

1. Menyelenggarakan Pendidikan Terpadu dengan mengintegrasikan Ilmu Agama dan Umum secara utuh


(12)

2. Membina siswa agar memiliki kecerdasan yang Integral (kecerdasan Intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan fisik)

3. Menumbuhkembangkan potensi siswa guna memberikan sumbangsih bagi umat dan bangsa

Disamping SMPIT Fitrah Insani, ada SMPIT Ar-Raihan yang memiliki visi “Menjadi Lembaga Pendidikan Islam yang Unggul guna Menghasilkan Generasi Muda yang Taqwa, Cerdas, Terampil, Mandiri, Islami serta Berwawasan

Internasional.” SMPIT Ar-Raihan merupakan Full Day School yang memulai

proses pembelajaranya pukul 07.30 sampai 16.30. Pembelajaran di SMPIT Ar-Raihan berdasarkan kurikulum nasional (Diknas), cambridge dan kurikulum Ar-Raihan. Kurikulum pesantren diantaranya Al-Quran, hadits, tauhid, fikih, akhlak dan bahasa arab. Pembelajaran di SMPIT Ar-Raihan berbasis teknologi informasi dan wawasan internasional.

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) juga sudah berdiri di beberapa tempat. Hasil survei peneliti di Bandar Lampung, saat ini terdapat enam SDIT yang sudah berdiri, yaitu SDIT Permata Bunda 1, SDIT Permata Bunda 2, SDIT Pernata Bunda 3, SDIT Muhammadiyah, SDIT Fitrah Insani, dan SDIT Baitul Jannah. Tabel berikut ini adalah data jumlah siswa dan tahun berdiri SDIT se Bandar Lampung.


(13)

Tabel 1. Tabel Tentang Jumlah Siswa dan Tahun Berdiri SDIT se Bandar Lampung Tahun 2011

NO Nama Sekolah Tahun Berdiri Jumlah Siswa

1 SDIT Permata Bunda 1 2003 510 orang

2 SDIT Permata Bunda 2 2010 36 orang

3 SDIT Permata Bunda 3 2010 38 orang

4 SDIT Muhammadiyah 2006 285 orang

5 SDIT Baitul Jannah 2009 167 orang

6 SDIT Fitrah Insani 2010 12 orang

Sumber : Hasil Survei

Berdasarkan data di atas, peminat masyarakat Bandar Lampung untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar Islam Terpadu cukup banyak. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan masyarakat Bandar Lampung untuk meningkatkan potensi anaknya melalui pendidikan di sekolah Islam terpadu cukup banyak. Dengan demikian, antisipasi kelanjutan pendidikan siswa di SDIT sudah saatnya dipersiapkan. SMPIT Ar-Raihan dan SMPIT Fitrah Insani sudah selayaknya berdiri untuk mengantisipasi hal tersebut.

Jadi, keberadaan sekolah Islam terpadu ini cukup fenomenal. Memadukan kurikulum nasional dengan kurikulum pesantren membutuhkan kemampuan dan keterampilan tersendiri. Pengelolaan siswa di kedua sekolah yang menerapkan Full Day School ini juga membutuhkan kemampuan dan keterampilan tersendiri. Pengelola sekolah harus mampu mentransfer konsep-konsep ilmu pengetahuan umum dan juga nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Pengelola sekolah juga harus mampu menciptakan iklim belajar dan suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan. Siswa yang berada di sekolah selama kurang lebih sembilan jam harus dikelola dengan baik sehingga memiliki semangat dan


(14)

motivasi belajar yang baik. Hal ini sesuai dengan prinsip penerapan kurikulum yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa,

”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.”

Berdasarkan fenomena tersebut, maka dipandang perlu dan penting untuk diadakan penelitian tentang : (1) manajemen kurikulum SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan Bandar Lampung dan (2) manajemen kesiswaan SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan Bandar Lampung .

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Latar belakang didirikannya SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan 2) Perencanaan kurikulum di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan. 3) Proses pelaksanaan kurikulum di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan. 4) Perencanaan kesiswaan di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

5) Proses pelaksanaan kegiatan kesiswaan di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.


(15)

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1) Mendapatkan gambaran tentang latar belakang berdirinya SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan

2) Mendapatkan gambaran tentang perencanaan kurikulum di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

3) Mendapatkan gambaran tentang proses pelaksanaan kurikulum di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

4) Mendapatkan gambaran tentang perencanaan kesiswaan di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

5) Mendapatkan gambaran tentang proses pelaksanaan kegiatan kesiswaan di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

6) Mendapatkan gambaran tentang sistem evaluasi pembelajaran di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

D.Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

a. Dapat dijadikan masukan bagi SMP Islam Terpadu Fitrah Insani dan SMP Islam Terpadu Ar-Raihan khususnya dalam meningkatkan manajemen kurikulum dan manajemen siswanya.

b. Dapat dijadikan pembanding bagi sekolah-sekolah lain yang sejenis khususnya dan bagi sekolah-sekolah lain pada umumnya dalam manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan.


(16)

c. Selain itu, dapat pula dijadikan acuan bagi para peneliti lain yang berminat melakukan penelitian tentang manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berikut dapat dijadikan batasan pengertian dalam penelitian ini, yaitu :

1. SMP Islam Terpadu adalah Sekolah Menengah Pertama yang memadukan kurikulum nasional (Diknas) dengan kurikulum selain kurikulum nasional, kurikulum pesantren (materi pelajaran keislaman) dan kurikulum cambridge. 2. Manajemen kurikulum adalah adalah proses perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi kurikulum yang merelevansikan kurikulum nasional dengan kebutuhan atau kondisi lokal dimana sekolah berada dalam rangka mengoptimalkan potensi peserta didik.

3. Perencanaan kurikulum adalah proses penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakanakan oleh satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah, guru dan tenaga kependidikan. KTSP selanjutnya menjadi bahan acuan dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

4. Implementasi kurikulum adalah melaksanakan konsep, prinsip, isi, metode dan sistem evaluasi pembelajaran ke dalam proses pembelajaran di kelas sesuai dengan standar proses pembelajaran.

5. Manajemen kesiswaan adalah pengelolaan siswa di sekolah mulai dari penerimaan siswa baru, kegiatan pengembangan diri, dan kegiatan


(17)

ekstrakurikuler yang merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran secara keseluruhan.

6. Perencanaan kesiswaan adalah proses penyusunan program kesiswaan di sekolah yang mencakup bentuk kegiatan, tata tertib siswa, dan penilain kegiatan siswa..

7. Pelaksanaan kegiatan siswa adalah kegiatan siswa di sekolah berdasarkan perencanaan kesiswaan sesuai dengan jadwal yang pelaksanaannya melibatkan guru dan atau pembimbing kesiswaan.

8. Pengembangan diri adalah kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengoptimalkan bakat dan kemampuan siswa yang banyak dilakukan pada saat kegiatan ekstrakurikuler.

9. Evaluasi Pembelajaran adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi pembelajaran dalam rangka mengetahui sejauhmana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran dan dalam rangka memperbaiki metode pembelajaran pada satuan pendidikan (sekolah).


(1)

2. Membina siswa agar memiliki kecerdasan yang Integral (kecerdasan Intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan fisik)

3. Menumbuhkembangkan potensi siswa guna memberikan sumbangsih bagi umat dan bangsa

Disamping SMPIT Fitrah Insani, ada SMPIT Ar-Raihan yang memiliki visi “Menjadi Lembaga Pendidikan Islam yang Unggul guna Menghasilkan Generasi Muda yang Taqwa, Cerdas, Terampil, Mandiri, Islami serta Berwawasan Internasional.” SMPIT Ar-Raihan merupakan Full Day School yang memulai proses pembelajaranya pukul 07.30 sampai 16.30. Pembelajaran di SMPIT Ar-Raihan berdasarkan kurikulum nasional (Diknas), cambridge dan kurikulum Ar-Raihan. Kurikulum pesantren diantaranya Al-Quran, hadits, tauhid, fikih, akhlak dan bahasa arab. Pembelajaran di SMPIT Ar-Raihan berbasis teknologi informasi dan wawasan internasional.

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) juga sudah berdiri di beberapa tempat. Hasil survei peneliti di Bandar Lampung, saat ini terdapat enam SDIT yang sudah berdiri, yaitu SDIT Permata Bunda 1, SDIT Permata Bunda 2, SDIT Pernata Bunda 3, SDIT Muhammadiyah, SDIT Fitrah Insani, dan SDIT Baitul Jannah. Tabel berikut ini adalah data jumlah siswa dan tahun berdiri SDIT se Bandar Lampung.


(2)

Tabel 1. Tabel Tentang Jumlah Siswa dan Tahun Berdiri SDIT se Bandar Lampung Tahun 2011

NO Nama Sekolah Tahun Berdiri Jumlah Siswa

1 SDIT Permata Bunda 1 2003 510 orang

2 SDIT Permata Bunda 2 2010 36 orang

3 SDIT Permata Bunda 3 2010 38 orang

4 SDIT Muhammadiyah 2006 285 orang

5 SDIT Baitul Jannah 2009 167 orang

6 SDIT Fitrah Insani 2010 12 orang

Sumber : Hasil Survei

Berdasarkan data di atas, peminat masyarakat Bandar Lampung untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar Islam Terpadu cukup banyak. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan masyarakat Bandar Lampung untuk meningkatkan potensi anaknya melalui pendidikan di sekolah Islam terpadu cukup banyak. Dengan demikian, antisipasi kelanjutan pendidikan siswa di SDIT sudah saatnya dipersiapkan. SMPIT Ar-Raihan dan SMPIT Fitrah Insani sudah selayaknya berdiri untuk mengantisipasi hal tersebut.

Jadi, keberadaan sekolah Islam terpadu ini cukup fenomenal. Memadukan kurikulum nasional dengan kurikulum pesantren membutuhkan kemampuan dan keterampilan tersendiri. Pengelolaan siswa di kedua sekolah yang menerapkan Full Day School ini juga membutuhkan kemampuan dan keterampilan tersendiri. Pengelola sekolah harus mampu mentransfer konsep-konsep ilmu pengetahuan umum dan juga nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Pengelola sekolah juga harus mampu menciptakan iklim belajar dan suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan. Siswa yang berada di sekolah selama kurang lebih sembilan jam harus dikelola dengan baik sehingga memiliki semangat dan


(3)

motivasi belajar yang baik. Hal ini sesuai dengan prinsip penerapan kurikulum yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa,

”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.” Berdasarkan fenomena tersebut, maka dipandang perlu dan penting untuk diadakan penelitian tentang : (1) manajemen kurikulum SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan Bandar Lampung dan (2) manajemen kesiswaan SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan Bandar Lampung .

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Latar belakang didirikannya SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan 2) Perencanaan kurikulum di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan. 3) Proses pelaksanaan kurikulum di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan. 4) Perencanaan kesiswaan di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

5) Proses pelaksanaan kegiatan kesiswaan di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.


(4)

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1) Mendapatkan gambaran tentang latar belakang berdirinya SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan

2) Mendapatkan gambaran tentang perencanaan kurikulum di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

3) Mendapatkan gambaran tentang proses pelaksanaan kurikulum di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

4) Mendapatkan gambaran tentang perencanaan kesiswaan di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

5) Mendapatkan gambaran tentang proses pelaksanaan kegiatan kesiswaan di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

6) Mendapatkan gambaran tentang sistem evaluasi pembelajaran di SMPIT Fitrah Insani dan SMPIT Ar-Raihan.

D.Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

a. Dapat dijadikan masukan bagi SMP Islam Terpadu Fitrah Insani dan SMP Islam Terpadu Ar-Raihan khususnya dalam meningkatkan manajemen kurikulum dan manajemen siswanya.

b. Dapat dijadikan pembanding bagi sekolah-sekolah lain yang sejenis khususnya dan bagi sekolah-sekolah lain pada umumnya dalam manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan.


(5)

c. Selain itu, dapat pula dijadikan acuan bagi para peneliti lain yang berminat melakukan penelitian tentang manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berikut dapat dijadikan batasan pengertian dalam penelitian ini, yaitu :

1. SMP Islam Terpadu adalah Sekolah Menengah Pertama yang memadukan kurikulum nasional (Diknas) dengan kurikulum selain kurikulum nasional, kurikulum pesantren (materi pelajaran keislaman) dan kurikulum cambridge. 2. Manajemen kurikulum adalah adalah proses perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi kurikulum yang merelevansikan kurikulum nasional dengan kebutuhan atau kondisi lokal dimana sekolah berada dalam rangka mengoptimalkan potensi peserta didik.

3. Perencanaan kurikulum adalah proses penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakanakan oleh satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah, guru dan tenaga kependidikan. KTSP selanjutnya menjadi bahan acuan dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

4. Implementasi kurikulum adalah melaksanakan konsep, prinsip, isi, metode dan sistem evaluasi pembelajaran ke dalam proses pembelajaran di kelas sesuai dengan standar proses pembelajaran.

5. Manajemen kesiswaan adalah pengelolaan siswa di sekolah mulai dari penerimaan siswa baru, kegiatan pengembangan diri, dan kegiatan


(6)

ekstrakurikuler yang merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran secara keseluruhan.

6. Perencanaan kesiswaan adalah proses penyusunan program kesiswaan di sekolah yang mencakup bentuk kegiatan, tata tertib siswa, dan penilain kegiatan siswa..

7. Pelaksanaan kegiatan siswa adalah kegiatan siswa di sekolah berdasarkan perencanaan kesiswaan sesuai dengan jadwal yang pelaksanaannya melibatkan guru dan atau pembimbing kesiswaan.

8. Pengembangan diri adalah kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengoptimalkan bakat dan kemampuan siswa yang banyak dilakukan pada saat kegiatan ekstrakurikuler.

9. Evaluasi Pembelajaran adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi pembelajaran dalam rangka mengetahui sejauhmana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran dan dalam rangka memperbaiki metode pembelajaran pada satuan pendidikan (sekolah).


Dokumen yang terkait

An Analysis On Primary School Students’ Ability To Use Personal Pronouns. A Case Study On The Sixth Year Students Of Sdn No. 101878 Tg. Morawa.

6 42 55

An Analysis On High School Students’ Ability To Master Passive Voice A Study Case : The Second Year Students At SMK Negeri 2 Pematangsiantar

1 73 52

INCREASING STUDENTS’ READING COMPREHENSION MASTERY THROUGH DISCOVERY INQUIRY METHOD AT GRADE VII OF JUNIOR HIGH SCHOOL DIRGANTARA AT BANDAR LAMPUNG

0 14 46

A Content Analysis of English Textbook "When English Rings a Bell" Used in First Grade Junior High School Base on Curriculum 2013

0 5 62

CHARACTERISTICS OF BOARDING SCHOOL CURRICULUM AT INTEGRATED-ISLAMIC JUNIOR-HIGH SCHOOL Characteristics of Boarding School Curriculum at Integrated-Islamic Junior-High School Ibnu Abbas Klaten In The Academic Year of 2011/2012.

0 2 11

INTRODUCTION Characteristics of Boarding School Curriculum at Integrated-Islamic Junior-High School Ibnu Abbas Klaten In The Academic Year of 2011/2012.

0 1 7

CHARACTERISTICS OF BOARDING SCHOOL CURRICULUM AT INTEGRATED-ISLAMIC JUNIOR-HIGH SCHOOL Characteristics of Boarding School Curriculum at Integrated-Islamic Junior-High School Ibnu Abbas Klaten In The Academic Year of 2011/2012.

0 1 18

BOARDING SCHOOL MANAGEMENT IN THE ISLAMIC INTEGRATED JUNIOR HIGH SCHOOL (SMPIT) Boarding School Management In The Islamic Integrated Junior High School (SMPIT) Nurul Islam Tengaran Semarang Regency.

0 2 14

INTRODUCTION Boarding School Management In The Islamic Integrated Junior High School (SMPIT) Nurul Islam Tengaran Semarang Regency.

0 3 5

BOARDING SCHOOL MANAGEMENT IN THE ISLAMIC INTEGRATED JUNIOR HIGH SCHOOL (SMPIT) Boarding School Management In The Islamic Integrated Junior High School (SMPIT) Nurul Islam Tengaran Semarang Regency.

0 2 23