Kualitas Informasi Konsep Pengembangan Sistem Informasi

tidak boleh terlambat dan harus diberikan kepada yang berkepentingan, sebab hasil pengolahan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau menjadi data dalam pengolahan data selanjutnya.

B. Kualitas Informasi

Tidak semua informasi berkualitas. Maka sudah seharusnya dilakukan penyaringan terhadap informasi yang beredar atau yang ditangkap. Menurut Budi Sutedjo 2002, kualitas informasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : a. Keakuratan dan teruji kebenarannya Artinya bahwa informasi harus bebas dari kesalahan­kesalahan dan tidak menyesatkan. Kesalahan­kesalahan itu dapat berupa kesalahan perhitungan maupun akibat gangguan noise yang dapat mengubah dan merusak informasi tersebut. b. Kesempurnaan informasi Untuk mendukung faktor utama di atas, maka kesempurnaan informasi menjadi faktor penting, dimana informasi disajikan lengkap tanpa pengurangan, penambahan, atau pengubahan. c. Tepat waktu Informasi harus disajikan secara tepat waktu, mengingat informasi akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Keterlambatan informasi akan mengakibatkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Relevansi

Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika informasi tersebut diterima oleh mereka yang membutuhkan, dan menjadi tidak berguna jika diberikan kepada mereka yang tidak membutuhkan. e. Mudah dan murah Cara dan biaya untuk memperoleh informasi juga menjadi bahan pertimbangan tersendiri. Bilamana cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya. Dan melalui teknologi Internet, kini orang atau perusahaan dapat memperoleh informasi dengan mudah dan murah.

C. Konsep Pengembangan Sistem Informasi

Tahap­tahap yang dilakukan untuk mengembangkan Sistem Informasi Kerajinan Batik dan Kain Perca Yogyakarta ini meliputi tahap perencanaan, analisis, perancangan, penerapan atau implementasi, serta pengujian. Perencanaan Pada tahap ini, pembuat sistem mencoba untuk memahami permasalahan yang muncul dan mendefinisikannya secara rinci, kemudian menentukan tujuan pembuatan sistem dan mengidentifikasi kendala­ kendalanya. Hasilnya dituangkan dalam proposal proyek yang memuat tentang Teknologi Informasi yang akan digunakan dan prioritas­prioritas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sistem Informasi. Menurut Budi Sutedjo 2002, tahap perencanaan ini sangat penting karena : i. Permasalahan yang sebenarnya didefinisikan dan diidentifikasi secara rinci. Setelah itu, perlu disusun rencana aksi yang konkret termasuk perencanaan aplikasi­aplikasi yang dibutuhkan, pembangunan dan penyebarannya. ii. Pembangunan Sistem Informasi harus diarahkan pada peningkatan keunggulan kompetitif. iii. Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besar­besaran di dalam organisasi iv. Implementasi teknologi komputer akan membawa dampak bagi tenaga kerja di dalam perusahaan tersebut. Langkah­langkah yang dapat dilakukan pada tahap perencanaan, yaitu meliputi : a. Mendapatkan masalah sebenarnya dan melihat kesempatan Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan masalah apa yang sebenarnya dihadapi dan kesempatan apa yang diperoleh dimasa yang akan datang. Langkah ini sangat penting karena akan menentukan pengembangan sistem yang akan dilakukan. b. Cakupan masalah dan kesempatan Dengan mengetahui cakupan masalah dan kesempatan yang diperoleh, pengembangan sistem akan lebih mudah dilakukan karena sistem menjadi tidak meluas dan terfokus pada masalah yang dihadapi dan kesempatan yang diperoleh. Dengan demikian penjadwalan dan penyusunan anggaran pengembangan sistem juga dapat dilakukan dengan mudah. Cakupan masalah dan kesempatan tidak boleh terlalu luas karena pengembangan sistem akan menjadi sulit. c. Tujuan Sistem harus mampu membantu pemecahan masalah dan memberikan dukungan terhadap kesempatan yang diperoleh. Bantuan yang paling dibutuhkan yaitu pemberian informasi dan data yang akan banyak dibutuhkan dalam tahap selanjutnya. Analisis Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mengetahui keadaan sistem yang sebenarnya supaya dukungan sistem terhadap kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan baik. Cara untuk mengetahui kebutuhan sistem yang sebenarnya dengan mengumpulkan data, kemudian menganalisanya. Metode dalam pengumpulkan data dapat dilakukan dengan wawancara interview, memberikan pertanyaan­pertanyaan secara tertulis questionnare, observasi, dan membaca dokumen yang ada. Untuk melakukan analisis, dapat menggunakan alat bantu analisa, diantaranya : flowchart, Data Flow Diagram DFD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain itu dalam tahap analisis juga dilakukan penganalisisan secara mendalam dengan menyusun suatu studi kelayakan. Menurut Mc. Leod terdapat 6 enam dimensi kelayakan, antara lain :

a. Kelayakan teknis, yaitu dengan menganalisis ketersediaan perangkat

keras, perangkat lunak, dan organisasi untuk melaksanakan proses yang diperlukan

b. Pengembalian ekonomis, yaitu dengan menganalisis manfaat,

kegunaan, dan potensi pengembalian secara ekonomis dari pembangunan sistem. Dengan memantau sejauh mana penghematan dapat dilakukan, maka peningkatan pendapatan dapat diperoleh sehingga perusahaan dapat merasakan manfaat nyata dari pembangunan sistem informasi tersebut.

c. Pengembalian non­ekonomis, yaitu dengan menganalisis manfaat,

penggunaan, potensi, dan keuntungan­keuntungan yng tidak dapat diukur secara fiannsial, seperti ketersediaan informasi yang akurat dan up to date setiap saat, citra perusahaan, moral karyawan. Layanan konsumen.

d. Hukum dan etika, yaitu dengan menganalisis apakah sistem yang

dibuat akan beroperasi dengan batasan hukum dan etika pada umumnya dan perusahaan pada khususnya.

e. Operasional, yaitu dengan menganalisis apakah sistem dapat

diimplementasikan. Hal ini menyangkut analisis tempat, lingkungan, dan sumber daya manusia yang akan mengoperasikannya

f. Jadwal, yaitu dengan menganalisis apakah mungkin dalam

keterbatasan waktu yang ada, sistem tersebut dapat disusun dan diselesaikan. Perancangan Perancangan sistem merupakan tahap untuk mewujudkan sistem baru. Menurut Haris 2003, tahap ini dibagi menjadi dua sub tahap, yaitu sub tahap perancangan awal yang berisi konsep sistem baru yang akan dibuat dan sub tahap perancangan rinci yang berisi perancangan spesifikasi secara rinci. Perancangan awal. Pertama kali yang dilakukan adalah melakukan review terhadap kebutuhan sistem, kemudian menentukan aspek­aspek utama dalam sistem. Perancangan rinci. Dalam sub tahap ini dilakukan perancangan secara rinci dengan memperhatikan setiap aspek secara rinci. Beberapa aktivitas perancangan rinci yang dilakukan adalah perancangan formulir baik secara hardcopy maupun softcopy dengan menggunakan screen, perancangan input data dan prosedurnya, perancangan database, perancangan interface, perancangan komunikasi data, dan membuat dokumen dan sistem flowchart. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Karena sistem yang dibuat harus dapat memenuhi kebutuhan pemakai, maka pertama kali yang perlu disiapkan adalah spesifikasi output. Dengan membuat spesifikasi output berarti juga melakukan spesifikasi kebutuhan pemakai, karena kebutuhan pemakai dapat diidentikkan dengan kebutuhan output yang berisi informasi. Implementasi Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplemetasikan rancangan yang telah disusun agar dapat diwujudkan. Proses implementasi untuk prosedur dalam teknologi komputer akan menggunakan bahasa komputer. Pada tahap ini perlu dipilih bahasa pemrograman apa yang akan dipakai untuk membuat program. Dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah dipilih, kebutuhan sistem dinyatakan dengan kode bahasa tersebut. Pengujian Menurut Haris 2003, uji coba terhadap sistem dilakukan dengan tiga proses. Proses uji coba yang pertama adalah unit testing, yaitu uji coba untuk program secara individu unit dengan menggunakan data, termasuk dengan menggunakan data yang tidak baik, sehingga dapat dinyakinkan bahwa program secara individu dapat berjalan dengan baik. Proses berikutnya adalah sistem testing, yaitu proses uji coba dengan menggunakan semua program yang ada, tujuannya untuk meyakinkan bahwa semua program dapat bekerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sama satu dengan yang lainnya. Proses uji coba yang terakhir adalah volume testing, yaitu uji coba dengan menggunakan data yang sangat besar. Uji coba ini untuk menyakinkan bahwa sistem mampu untuk menangani data yang sangat besar.

D. Konsep Sistem Informasi Berbasis Web