Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Rasio Profitabilitas Pada Direktorat Divisi Bisnis Dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung

(1)

BANDUNG

Analysis Of Company Financial Performance Based in Profitability Ratio at Directorate Of Business Division and Technology

PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi salah satu syarat sidang Guna memperoleh gelar Ahli Madya Program studi keuangan dan perbankan

Disusun oleh : Lizza Wahyu Ningtyas

21508028

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

2009).”

SE., M. Si.,

PT. Dirgantara Indonesia (persero) Bandung merupakan perusahaan BUMN atau perusahaan milik pemerintah yang di harapkan dapat memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Maka rasio profitabilitas dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kinerja atau manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Tujuan penelitian ini adalah : (1).Untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas pada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009. (2).untuk mengetahui perkembangan analisis rasio profitabilitas Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas dapat mengetahui bahwa keuntungan pada Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) Bandung dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 mengalami penaikan dan penurunan tiap periodenya.

Penurunan NPM dikarenakan, kurangnya strategi kinerja penjualan dalam mengatasi persaingan, sehingga pendapatan operasional yang diperoleh perusahaan tidak telalu banyak. Sedangkan kenaikan ROA dikarenakan mampunya kinerja perusahaan dalam mengendalikan asset yang ada. Dan apabila semakin besar ROA yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuangan yang dicapai. Penurunan ROE terjadi karena kurangnya efesien kinerja perusahaan dalam mengelola modal sendiri, sehingga mengakibatkan perolehan laba bersih yang diterima oleh pemilik perusahaan sedikit dan adanya perkembangan dalam rasio profitabilitas yang cukup baik dalam memperoleh tingkat keuntungan, meskipun mengalami Penaikan dan penurunan dari periode ke periode.


(3)

Bissmilahirrahmannirrahim, Assalamu’allaikum Wrb.

Dengan mengucapkan puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir di PT. Dirgantara Indonesia (persero) Bandung ini. Dimana

penulis mengambil judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Rasio

Profitabilitas.” Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat dalam

menempuh Program Studi D III Jurusan Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna mengingat pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis yang terbatas.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati,Dra.,SE.,MSi. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati,SE.,MSi. Selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Universitas Komputer Indonesia.


(4)

5. Ibu Windi,SE., MM., Selaku Koordinator Tugas Akhir Program Studi Keuangan Dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Dosen dan seluruh Staff Program Studi Keuangan dan Perbankan.

7. Bapak Chairil Anwar Eldaud. Selaku Pembimbing di PT Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung, yang telah membantu penulis.

8. Pimpinan dan Segenap Karyawan PT. Dirgantara Indonesia (Persero), terutama kepada om Jono yang telah membantu penulis sehingga dapat melaksanakan penelitian di PT. Dirgantara Indonesia (Persero).

9. Teristimewa sekali kepada kedua orang tua ku tercinta, Mamih dan Papih serta kepada adik-adiku tersayang. Yang telah memberikan do’a serta dukungan baik yang bersifat material maupun moril dalam menyelesaikan pendidikan.

10. Tak lupa sobat-sobatku “The Famouz” serta teman-teman seperjuangan “Anak -Anak KP-08” ku tercinta yang telah mendo’akan, mendukungku dan membimbingku.

11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang secara langsung ataupun tidak telah membantu terselesaikannya laporan ini.


(5)

Penulis mengharapkan dengan laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca atau sebagai tambahan referensi.

Bandung, Juli 2011

Lizza Wahyu Ningtyas 21508028


(6)

1 1.1Latar Belakang Penelitian

Diera globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin cangih, persaingan bebas yang semakin ketat, tingkat suku bunga dan inflasi yang cepat berubah, serta perekonomian yang semakin tidak menentu cenderung akan mengakibatkan goncangan bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan opersional.Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang semakin maju dan iklim yang serba kopetitif, maka setiap perusahaan harus dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, baik sumber rasio maupun sumbar-sumber lainnya yang dapat meningkatkan produktifitas dan bekerja pada tingkat daya guna yang baik. PT. Dirgantara Indoneasia(persero) adalah suatu lembaga atau instansi yang bergerak dalam bidang perekonomian dan merupakan satu kesatuan teknis ekonomi tempat terjadinya proses produksi. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan kinerjanya.

Kinerja keuangan suatu perusahan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan.Informasi laporan keuangan menjadi salah satu alat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan dilain pihak keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan,


(7)

dalam jangka panjang tergantung pada banyaknya keputusan individual atau kolektif yang membuat pihak manajemenen.

Setiap keputusan yang di ambilnya akan menyebabkan dampak keuangan atau ekonomi yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang telah dianalisis, karena hasil tersebut dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan datang. Dengan mengunakan analisis rasio, berdasarkan data dari laporan keuangan, akan dapat diketahui hasil-hasil financial yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta hasil-hasil yang cukup baik.

Menurut sofyan syari tiarahap, (2007:139) pengertian analisis laporan keuangan yaitu :

“Analisis laporan keuangan adalah menguraian pos-pos laporan keungan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain antara data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam dan sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang sangat tepat.”

Sehubung dengan hal itu maka pemerintah melaksanakan pembangunan disegala sektor.pemerintah memberikan peran dan ruang gerak yang lebih luas kepada perusahaan. Salah satu tujuan dari badan usaha adalah mempertahankan kontuinitas usaha dengan jalan memperoleh keuntungan (profit). Namun,


(8)

kenyataannya dalam dunia usaha, banyak perusahaan terpaksa gulung tikar ditengah-tegah persaingan karena tidak mampu mengelola modalnya secara efektif.

Oleh karena itu menjadi tanggung jawab manajer keuangan untuk mengelola modal secara efesien agar tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu mensejahterakan pemilik atau menambah nilai perusahaan dengan memaksimalkan laba.Laba yang memaksimalkan tidak hanya dilihat dari jumlah laba yang ingin dicapai tetapi perusahaan juga harus memperhitungkan dan membandingkan jumlah modalnya yang dipergunakan untuk menghasilkan keuntungan.

Profit margin dari suatu perusahaan itu menggambarkan kemampuan perusahan untuk menghasilkan (laba usaha untuk setiap rupiah penjualan) selama suatu periode tertentu, sedangkan tingkat perputaran aktiva dan suatu perusahaan adalah kemampuan perusahaan memutarkan dana yang tersedia yang tertanam dalam unsuraktiva selama suatu periode tertentu.

Bagi suatu perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas adalah lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran apakah perusahaan itu telah dapat berkerja dengan efesien.Dengan demikian maka yang harus diperhatihan oleh perusahaan ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk mempelancar laba tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi prifitabilitas.

Profitabilitas menurut Arif Sugiono (2009:78) adalah “untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Efektivitas manajemen tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan


(9)

kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam

pengelolaan kewajiban dan modal.”

Rasio keuntungan atau profitability atau sering disebut juga sebagai rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu untuk melihat kemapuan perusahaan dalam beroperasi secara efesien.( Susan Irawati, 2006 : 58 ).

Fenomena yang terjadi pada PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009 yaitu bahwa profitabilitas tiap periode mengalami peningkatan dan penurunan.

Berikut tabel perkembangan profitabilitas PT. Dirgantara Indonesia (persero) :

Tabel 1.1 Perkembangan NPM

Pada PT Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung Periode Tahun 2007-2009

(000.000)

Tahun Laba Bersih Penjualan NPM Fluktuasi Selisih % 2007 43.802 126.596 31,56 % - - 2008 59.533 194.850 30,56 % (1,56) (3,17 %) 2009 34.259 187.669 18,25 % (12,31) (40,28 %)

Sumber : Data diolah pada Direktorat Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa NPM mengalami penurunan dari tahun ke tahun pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2009 sebesar 40,28 %. Sehingga pendapatan operasionalnya menurun


(10)

Tabel 1.2 Perkembangan ROA

Pada PT Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung Periode Tahun 2007-2009

(000.000)

Tahun Laba Bersih Total

Aktiva ROA

Fluktuasi Selisih % 2007 43.802 761.924 5,75 % - - 2008 59.533 596.572 5,95 % 0,2 3,47 % 2009 34.259 575.790 9,98 % 4,03 67,73 %

Sumber : Data diolah pada Direktorat Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa ROA mengalami kenaikkan dari tahun ke tahun pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Kenaikkan terbesar terjadi pada tahun 2009 sebesar 67,73 %. Sehingga pendapatan operasionalnya naik.

Tabel 1.3 Perkembangan ROE

Pada PT Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung Periode Tahun 2007-2009

(000.000)

Tahun Laba Bersih Ekuitas ROE Fluktuasi Selisih % 2007 43.802 121.841 35,95 % - - 2008 59.533 503.478 10,73 % (25,22) 70,15 % 2009 34.259 319.369 11,83 % 1,1 10,25 %

Sumber : Data diolah pada Direktorat Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa ROE mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Tahun 2008


(11)

ROE mengalami penurunan sedangkan pada tahun 2009 ROE mengalami peningkatan.

Untuk menjelaskan tabel diatas mengenai perkembangan rasio profitabilitas pada PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, maka dapat dilihat pada grafik 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Perkembangan NPM, ROA, dan ROE

PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Periode Tahun 2007-2009

Selain itu, karena PT. Dirgantara Indonesia (persero) merupakan perusahaan BUMN atau perusahaan milik pemerintah yang di harapkan memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.Atas dasar inilah rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

0 5 10 15 20 25 30 35 40

2007 2008 2009

Tahun

NPM

ROA


(12)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun Tugas Akhir dengan judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN RASIO PROFITABILITAS PADA DIREKTORAT DIVISI BISNIS DAN TEKNOLOGI PT. DIRGANTARA INDONESIA ( PERSERO ) BANDUNG.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adanya fluktuasi pada rasio profitabilitas di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Dikarenakan keterbatasan waktu yang diberikan kepada penulis, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian yang dilakukan yaitu mengenai kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio profitabilitas.

1.2.2 Rumusan Masalah

Pokok-pokok permasalahan untuk menyusun Laporan Tugas Akhir yang dapat dirumuskan oleh penulis adalahsebagai berikut :

1. Bagaimana Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan diukur Berdasarkan Rasio Profitabilitas pada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009.

2. Bagaimana Perkembangan Analisis Rasio Profitabilitaspada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009.


(13)

1.3Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud penelitian ini adalah :

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengadakan studi perbandingan antara ilmu yang diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan yaitu berupa teoritis dengan kenyataan sebenarnya dimana penulis mengadakan penelitian penerapan ilmu yang penulis lakukan di lapangan.

Disamping itu penyusunan Laporan Tugas Akhir dimaksudkan pula untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir program Diploma III Program Studi Keuangan & Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

1.3.2 Tujuan Penelitian adalah :

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung bagaimana keadaan dilapangan, yaitu :

1. Untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan diukur berdasarkan rasio profitabilitas pada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) periode 2007-2009.

2. Untuk mengetahui perkembangan Analisis Rasio Profitabilitas pada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009.


(14)

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perbagai pihak, kegunaan tersebut antara lain :

1.4.1 Kegunaan Praktis

Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan sekaligus sebagai bahan masukan, sehingga dapat membantu dalam menentukan keputusan – keputusan keuangan lebih lanjut.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yag lebih luas. Terutama dalam hal penerapan materi kuliah yang telah didapatkan penulis, sehingga penulis dapat membandingkan antara teori yang diterima selama perkuliahan dengan kenyataan yang ada dilapangan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian diharapkan dapat meningkatkan motivasi guna memiliki pengetahuan yang lebih luas dan dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa yang kelak akan membutuhkannya.

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan penulis pada PT Dirgantara Indonesia (Persero) yang beralamatkan di Jalan Pajajaran No.154 Bandung 40174, Indonesia PO BOX 1714


(15)

BD, Phone (022) 6031717, 6040606, Fax (002) 6033912. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di mulai Maret 2011 sampai dengan Juli 2011.

Tabel 1.4

Time ScheduleJadwal penelitian

No. Keterangan

Waktu Kegiatan

Feb 2011

Maret 2011

April 2011

Mei 2011

Juni 2011

Juli 2011

1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan Usulan Penelitian

b. Pengumpulan Usulan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pegumpulan Data Perusahaan

3. Tahap Pelaporan

a. Bimbingan Laporan Tugas Akhir

b. Pengumpulan Laporan Tugas Akhir

4. Tahap Pengujian

a. Sidang


(16)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kinerja

Kinerja adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara berkala oleh pihak manajemen. Informasi kinerja perusahan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan petensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa yang akan datang. Pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi.

Penilaian kinerja menurut Mulyadi (1997) mengemukakan bahwa sebagai berikut:

“Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional

suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”

Menurut Jaya (2001:15) menyatakan bahwa kinerja memiliki banyak aspek, namun biasanya hanya memusatkan pada 3 aspek pokok yaitu efisien, kemajuan teknologi, dan keseimbangan dalam distribusi. Dan secara sederhana perhitungan efesiensi adalah menghasilkan suatu nilai yang maksimum dengan jumlah input tertentu, baik secara kuantitatif fisik maupun nialai ekonomis (harga). Secara ringkas


(17)

dapat dijelaskan bahwa sejumlah input yang bersifat bonus dihindari sehingga tidak ada sumber daya yang tidak digunakan dan efiensi sendiri digolongkan menjadi dua yaitu efesiensi internal dan pengalokasian. Jadi, kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahan pada bidang tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan balai pustakan (2002:570) .

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis atau usaha pada perusahaan atau pun lembaga yang merupakan sumber informasi utama keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan merupakan prestasi historis dari suatu perusahaan atau lembaga yang memberikan dasar untuk memberikan proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Bagi mereka para pihak manajemen yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan perkembangan suatu perusahaan atau keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang mereka tempati.

Laporan keuangan merupakan dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya laporan keuangan menyajikan apa yang telah terjadi dimasa yang akan datang.

2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut Munawir,(2000:2) Mengemukakan bahwa: “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang


(18)

dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut.

Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan berisi informasi tentang prestasi suatu perusahaan dimasa lampau. Yang biasanya dinyatakan dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi untuk dimanfaatkan dimana yang akan datang sebagai penunjuk kebijakan untuk dikomunikasikan serta di manfaatkan oleh pihak lain.

2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Sofyan Safri Harapan, (2001:196) adalah :

1. Untuk mengetahui laba atau keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. 2. Untuk mengetahui bagaimana posisi keuangan perusahaan pada akhir bulan. 3. Untuk memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. 4. Untuk mengetahui kesalahan yang terkadung dalam laporan keuangan yang

disusun dan penting dalam proses penghasilan keputusan. 5. Untuk dapat menilai prestasi perusahaan.

6. Untuk dapat memproyeksi keuangan perusahaan.

7. Untuk dapat menilai kondisi keuangan perusahan masa lalu dan masa sekarang. 8. Untuk melihat perkembangan perusahaan dari waktu kewaktu.


(19)

Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu proses dari mengambilan dan penyerderhanaan informasi yang dapat digunakan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan.

2.1.2.3 Isi Laporan keuangan

Isi laporan keuangan yang di susun oleh manajemen perusahaan Menyatakan pernyatan SAK No.1 (2001:1.3) terdiri dari sebagai berikut :

1. Neraca (Balanca Sheet).

Daftar Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas atau Modal Perusahaan pada saat tertentu, misalnya pada akhir bulan atau akhir tahun.

2. Laporan laba/rugi (Income Statement).

Ikhtisar Pendapatan dan Biaya untuk suatu jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.

3. Laporan arus kas (Statement of Cash Flow).

Laporan atas Perputaran Kas yaitu dipakai untuk membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan melalui kas.

4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Change In Equity)

Ikhitisar tentang perubahan ekuitas, yang terjadi selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.


(20)

5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement).

Catatan atas keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba-rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diambil oleh penulis, maka penulis menitiberatkan permasalahan yang ada pada neraca dan laporan laba-rugi perusahaan. Berikut ini penulis mencoba untuk memberikan uraian secara singkat mengenai pengertian jenis-jenis laporan keuangan sebagai berikut :

1. Neraca (Blance Sheet)

Neraca adalah yang menyajikan posisi keuangan suatu kesatuan usaha pada tanggal tertentu, yang memperlihatkan keadaan sistematis mengenai aktifa, hutang dan ekuitas.

Dwi prastowo, (2002:162) mengemukakan mengenai neraca yaitu :

“Laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan

(aktiva, kewajiban dan ekuitas) perusahan pada saat tertentu.”

Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa neraca terdiri dari tiga barisan utama, yaitu aktiva, hutang dan ekuitas. Berikut ini penjelasan secara singkat mengenai ketiga komponen utama neraca tersebut :

a. Aktiva (asset)

Aktiva adalah hak-hak dan harta-harta yang merupakan sumber penghasilan yang dapat memberikan hasil pada masa sekarang dan masa yang akan


(21)

datang atau dengan kata lain aktiva adalah segala harta-harta yang dimiliki pada saat ini. Menurut pernyataan SAK, (2002:13) pengertian aktiva :

“Sumber daya yang dikuasi oleh perusahaan sebagai dari peristiwa masa

lalu dan dari mana manfaat ekonomis di masa depan diharapkan akan di

peroleh perusahaan”

Pada dasarnya aktiva akan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : 1. Aktiva Lancar (Current Asset)

Uang kas atau aktiva di naikan atau ditukar menjadi uang tunai, dijual dipakai per periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kesatuan perusahaan).

2. Aktiva tidak lancer (Non Currrent Asset)

Aktiva yang mempunyai umur yang ekonomis lebih dari tahun atau tidak habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan.

b. Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban atau hutang dapat dinyatakan sedemikian rupa, sehingga apabila di hubumgkan dengan komponen neraca lainnya akan tergambar posisi keuangan secara layak baik pada awal maupun pada akhir periode tertentu. menurut Munawir (2002:18), kewajiban adalah :

“Semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum

terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”


(22)

Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dikelompokan menjadi 2, diantaranya :

1. Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Kewajiban keuangan perusahaan yang pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunkan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Kewajiban Jangka Panjang (Non Current Liabilities)

Kewajiban keuangan jangka panjang waktu pembayarannya (jatuh temponya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca).

c. Ekuitas

Merupakan hak residual atas aktiva perusahaan seteh dikurangkan dengan semua kewajiban, dengan kata lain ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada.

2. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang menyangkut kinerja kesatuan usaha dalam satu periode akuntasi. Menurut Dwi Prastowo (2002:16), Laporan laba-rugi adalah:

“Laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan


(23)

Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan laba-rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umumnya di terapkan adalah sebagai berikut :

a. bagian yang pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service). Diikuti dengan harga dengan harga pokok barang atau service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.

b. Bagian kedua menunjukan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi atau umum (Opersting expres).

c. Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasional pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (Non operating atau financial income dan statement).

d. Bagian keempat menunjukan laba-rugi identil (Extra ordinary gain on loss). Sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keungan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan singnifikan (berarti). Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.


(24)

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan harus menggunakan analisis rasio keuangan . para analisis keuangan dapat melakukan dengan dua cara :

1. Cross-section Techniques yaitu cara analisis dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu yang lainnya yang sejenis pada saat tertentu.

2. Time-series Techniques yaitu : cara analisis dengan membandingkan rasio-rasio keuangan suatu perusahan dan suatu period eke periode lainnya.

2.1.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah yang mengambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan maka akan dapat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana kesehatan keuangan perusahaan, masala-masalah yang sedang dihadapi dan menyebabakannya, serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi keadaan perusahaan tersebut. Dengan adanya pengetahuan tersebut maka akan meningkatkan mutu maupun efektifitas manajemen dalam menjalankan perusahaan.

Analisis rasio pada dasarnya merupakan suatu alat analisis laporan keuangan yang umum digunakan untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat


(25)

ini, dan kemungkinannya di masa depan. Hasil analisis rasio akan memberikan pengukuran relatif dari hasil operasi perusahaan.

Fungsi analisis rasio dinyatakan Dwi Prastow dan Rifka julianty, (2005: 327) sebagai berikut :

“Analisis rasio berfungsi untuk menilai efektifitas keputusan yang diambil perusahaan dalam rangka menjalankan aktifitas usahanya.”

2.1.4 Profitabilitas

2.1.4.1 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas suatu perusahaan memungkinan perbandingan antara laba dengan aktivitas atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rentabilitasa menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memnghasilkan laba, melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan jumlah karyawan.

Kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bersaing dalam kopetisi dengan perusahaan-perusahaan lainnya, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas. Pengertian profitabilitas seperti yang dikemukakan oleh H.Sutrisno, (2000:237) mengemukakan bahwa :

Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan menghasilankan keuantungan dengan semua modal yang berkerja didalamnya”.

Menurut Atmajaya (2004:415) bahwa : Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba.


(26)

Profitabilitas pengertian : untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Efektivitas manajemen tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal ( Arif Sugiono,2009:78)

Rasio profitabilitas merupakan alat untuk mengukur pendapatan perusahaan yang dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan mengukur keuntungan dari aktiva (return on assets). Setiap perusahaan akan berusaha untuk mencapai keseimbangan vinansial, yaitu keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan jumlah modal yang di butuhkan. Terdapat dua kemungkinan penyimpanagn dari kondisi keseimbangan tersebut, yaitu kekurangan dan kelebihan dana. Kekurangan dana akan menghambat proses produksi, karena perusahan tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Kelebihan dana terjadi apabila dana yang tersedia dan tertanam perusahaan melebihi yang diperlukan untuk membelanjakan usahanya. Ditijau dari segi profitabilitas, dana yang mengganggur akan menurunkan provitabilitas, Karena tidak menghasilkan laba. Selain itu dana yang berlebihan menyebabkan semakin besarnya kemungkinan terjadinya pemborosan.

Tingkat profitabilitas dalam suatu perusahan dalam penelitian menggunakan tolak ukur Return On Assets (ROA). Return on asset yang dimaksud untuk mengukur perbandingan laba bersih dengan total aktiva dalam periode yang sama yang dicapai oleh perusahaan. Suatu perusahan yang memiliki stuktur modal yang optimum maka


(27)

akan menunjang kinerja perusahaan itu sendiri dan selain itu pun akan meningkatkan profitabilitas pemilik perusahaan, dalam hal ini para pemegang saham perusahaan.

Rasio profitabilitas merupakan alat untuk mengukur pendapatan perusahaan yang dapat dilakukkan dengan beberapa cara, salah satunya dengan mengukur keuntungan dari aktiva (return on asset). Menurut Bambang, (2001:237) menyebutkan bahwa :

“ROA adalah perbandingan (rasio) laba bersih terhadap rata-rata volume usaha

dalam periode yang sama”.

Dengan rumus :

Dari pengertian tersebut diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa analisis rasio profitabilitas adalah gambaran akhir dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba atau jawaban akhir tentang efisiensi tidaknya perusahan menghasilkan laba.

2.1.4.2 Cara Mengukur Rasio Profitabilitas

Untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan digunakan rasio-rasio profitabilitas, Arif Sugiono (2009:78) mengemukakan bahwa rasio-rasio profitabilitas adalah :

ROA = Laba Bersih x 100% Total Asset


(28)

“Rasio-rasio profitabilitas merupakan rasio-rasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, Return On Total Asset, Return On Net Worth dan lain sebagainya)”.

Menurut Arif Sugiono (2009:78) Jenis rasio untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah sebagai berikut :

1. Profit Margin On Sales atau Net Profit Margin

Profit Margin On sales atau margin laba atau Net Profit Margin atas penjualan dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan.

Dengan rumus :

Perhitungan ini digunakan untuk menunjukkan laba per nilai penjualan. 2. ROA (Return On Asset)

Return On Asset atau tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efesiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan. Dengan perbandingan antara laba bersih

Dengan rumus :

dengan total aktiva, yaitu mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah bunga dan pajak.

Net Profit Margin = Laba bersih x 100% Penjualan

Return On Asset = Laba bersih x100% Total Aktiva


(29)

Terkadang tingkat pengembalian total aktiva pada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi, rendah. Tingkat pengembalian yang rendah merupakan akibat dari biaya bunga yang tinggi dikarenakan oleh penggunaan utang yang di atas rata- rata, dimana telah menyebabkan laba bersihnya relatif rendah.

3. ROE (Return On Equity) Dengan rumus:

Pada akhirnya, ROE atau tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. merupakan rasio akuntansi yang paling penting. Karena merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pemakaian laporan keuangan membutuhkan informasi laporan keuangan untuk menganalisis kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam menganalisis laporan keuangan tidak terlepas dari perhitungan dan interprestasi rasio keungan. Rasio keuangan merupakan alat ukur yang berperan dalam memprediksi perubahan laba di masa mendatang. Penelitian ini memfokuskan pada analisis rasio profitabilitas dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Munawir, (2000:2) Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan

Return On Equity = Laba bersih x100% Ekuitas


(30)

atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut.

Pada dasarnya laporan keuangan menyajikan apa yang telah terjadi dimasa lalu, sementara itu dilain pihak informasi yang paling bermanfaat adalah apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.

Rasio keuangan berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan. Dengan rasio keuangan memungkinkan pihak manajemen menilai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan perusahaan saat ini dan masa lalu, serta sebagai pedoman bagi pihak manajemen mengenai kinerja masa lalu dan masa yang akan datang dimanfaatkan dalam mengambil keputusan kegiatan operasionalnya.

Kinerja adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara berkala oleh pihak manajemen. Informasi kinerja perusahan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan petensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa yang akan datang.

Rasio profitabilitas adalah gambaran akhir dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba atau jawaban akhir tentang efisiensi tidaknya perusahan menghasilkan laba. Analisis kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas yaitu :

1. Profit Margin On Sales atau Net Profit Margin 2. ROA (Return On Asset)


(31)

jadi tingkat kesehatan kinerja keuangan tercermin dalam produktifitas suatu perusahan. Efesiensi yang dimaksud adalah kemampuan untuk memproleh hasil tertentu dengan menggunakan masukan (input) yang serendah-rendahnya, sedangkan produktifitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya dengan menggunakan masukan (input).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis memiliki kerangka pemikiran yang akan dijelaskan pada gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Rasio Profitabilitas : 1. Net Profit Margin

2. Return on Asset 3. Return on Equity


(32)

27 3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2003:58) menyatakan bahwa “Objek penelitian adalah

sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan guna tertentu sesuatu hal. Dalam penyusunan usulan penelitian ini laporan keuangan menjadi subjek penelitian penulis adalah PT. Dirgantara Indonesia (Persero).

Adapun objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Rasio Profitabilitas pada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (Persero).

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan sistematis guna memperoleh data-data tepat, sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah informasi yang penting dan berguna dalam proses penyusunan suatu penelitian.Menurut Umi Narimawati (2008:9) bahwa :

“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan


(33)

Menurut Sugiono (2006:6) metode deskriptif adalah : “Penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel lainnya “.

Penggunaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengambarkan secara lengkap mengenai perkembangan keuangan perusahan dari tahun-ketahun PT. Dirgantara Indonesia persero.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif yang bersifat kuantitatif yang hasil penelitian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Artinya penelitian diolah dengan menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) sehingga diketahui hubungan yang signifikan pada variabel tersebut dan memperjelas objek yang diteliti dengan adanya penelitian.

Tujuan dari metode deskriptif kualitatif ini yaitu membuat suatu uraian yang sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya.

3.2.1 Desain Penelitian

Metode penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk memahami suatu objek penelitian. Penelitian digunakan sebagai alat untuk mencari penjelasan dari ketidaktahuan. Penelitian yang baik harus memenuhi syarat-syarat penelitian ilmiah atau scientific method yang memiliki pengertian yaitu penggunaan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam membentuk dan menghubungkan


(34)

pernyataan teoritis tentang kejadian tertentu dan memprediksikan kejadian yang belum diketahui.

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu bentuk pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan, menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) memaparkan suatu keadaan atau suatu masalah dimana data yang diambil dianalisis kebenarannya.

Menurut Moh. Nazir (2005:221) menyatakan bahwa :

Desain penelitian tidak lain dari semua proses yang diperlukan dalam melaksanakan

penelitian”.

Dalam penelitian ini penulis menerapkan desain penelitian yang mencakup proses-proses sebagai berikut :

1. Penelitian dimulai dengan adanya masalah.

2. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis dalam suatu perusahaan.

Dalam penelitian ini yang menjadi indentifikasi masalah adalah sebagai berikut: a. Perkembangan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio profitabilitas

periode 2007-2009.

b. Perkembangan analisis rasio profitabilitas periode 2007-2009. 3. Menentukan judul penelitian.

4. Memilih serta memberikan pengukuran variabel. 5. Memilih teknik pengumpulan data-data.


(35)

Dari pemaparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, Maka dalam penelitian ini penulis hanya mengunakan satu variabel, yakni Variabel Bebas sendiri adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh penelitian untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi serta variabel lainnya dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini variabelnya yaitu Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas.

Menurut Sugiono (2006 : 31)menjelaskan bahwa :

“Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Indikator variabel, skala pengukuran dan konsep variabel yang digunakan baik untuk variabel idenpenden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(36)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber data X Profitabilitas Pengertian :

untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Efektivitas manajemen tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal.

(Arif Sugiono,2009:78)

- Net Profit Margin = Laba Bersih x100% Total Aktiva

Persentase %

Rasio Laporan

keuangan Tahun 2007 sampai 2009

- Return on Asset = Laba Bersih x100% Total Aktiva

- Return on Equity = Laba Bersih x100% Ekuitas


(37)

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atas variabel yang diwakilinya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain. Menurut Sugiyono (2009:137) yang menyatakan bahwa :

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.”

Data Sekunder yaitu data yang diperleh dari buku-buku yang relevan dengan masalah-masalah yang diteliti dan dapat digunakan sebagai penunjang dalam menganalisis masalah-masalah terkait dengan penelitian. Data yang didapat oleh penulis dalam penelitian laporan keuangan dari kantor PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Teknik penentuan data ada 2 yaitu dengan menggunakan populasi dan sempel. Adapun yang dimaksud populasi menurut Umi narimawati (2008:72) adalah :


(38)

“Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa

menusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebaginya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian”.

Populasi mempunyai hubungan yang erat dengan yang akan diteliti. Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan.

Teknik penentuan data yang kedua adalah sampel, adapun yang dimaksud sampel menurut Umi narimawati (2008:161) adalah “Sampel merupakan sebagian

dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian.”

Sampel dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan dari tahun 2007 sampai dengan 2009 pada PT.Dirgantara Indonesia (Persero).

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun usulan penelitian ini, penulis memperoleh data-data informasi dari beberapa sumber. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Riset Kepustakaan (Library Research ):

a. Quotasi, yaitu penul;is mencarai informasi dengan cara membaca buku, kemudian mengambil definisi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sesuai aslinya.

b. Phrase, yaitu mengambil inti sari dari suatu pernyataan dengan menggunakan kata-kata sendiri.


(39)

2. Risert Lapangan (Field Research) a. Pengamatan (Observasi)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti tabungan tandanta yang dilkukan pada bank bjb cabang utama bandung untuk memperoleh data

b. Sample

Yaitu mengambil data yang akan diolah c. Wawancara (Interview)

Penulisan melakukan tanya jawab secara tatap muka dengan bagian yang terkaiat langsung untuk mendapatakan data yang diperlukan mengenaia masalah yang berkaiatan dengan tabungan tandamata.

3.2.5 Rancangan Analisis Data

Rancangan analisis data merupakan proses penyederhanaan kedalam bentuk yang mudah dipahami dan diinterprestasikan.

Analisis laporan keuangan merupakn bentuk pengolahan data yang memberikan gambaran tentang berbagai unit kegiatan dimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk menetapkan kebijakan dimasa yang akan datang yang diubah menjadi satu data yang jelas dan mudah dipahami.

Dalam menganalisis data, metode peneliti menggunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif, dimana metode penelitian ini menggambarkan masalah yang dihadapi dengan cara pengumpulan data, menurut Umi narimawati (2008:162) adalah


(40)

“Metode deskriptif yaitu suatu bentuk pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan, memaparkan suatu keadaan atau suatu permasalahaan dimana data yang diambil di analisis kebenarannya.”

Data yang biasanya diperoleh biasanya diolah menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif, akan tetapi dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis kuantitatif saja, adapun untuk keperluan analisis menetapkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan perusahan berdasarkan rasio profitabilitas pada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) periode (2007– 2009).

2. Bagaimana perkembangan analisis rasio profitabilitas Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) periode (2007– 2009).

Dan analisis terhadap laporan keuangan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) dapat dilakukan menggunakan rasio profitabilitas.

Dengan Rumus sebagai berikut :

1. Net Profit Margin = Laba Bersih x100% Penjualan

2. Return on Asset = Laba Bersih x100% Total Aktiva

3. Return on Equity = Laba Bersih x100% Ekuitas


(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Melalui PP No. 12 tanggal 5 April 1976 pemerintah memberikan kepercayaan kepada Prof. Dr. Ing. BJ Habibie untuk menghimpun segala potensi dan memanfaatkan berbagai fasilitas yang tersedia pada waktu itu guna mengelola dan mengembangkan industri pesawat terbang di Indonesia, dengan dasar PP itulah maka lahirlah PT. IPTN.

Pada tanggal 23 Agustus 1976 didasari kebutuhan untuk melayani sendiri sarana transportasi udara yang mampu menghubungkan pulau yang satu dengan pulau yang lain, karena Indonesia terbentuk atas pulau- pulau yang membentuk negara Indonesia dan untuk menguasai teknologi.

Pada tahun 1979 PT. IPTN sudah beranjak memasuki tahap dua yaitu

“Integrasi Teknologi”. Tahap ini merupakan penggabungan kemampuan

rancangan dan produksi antara PT. IPTN dengan mitra kerja dari CASA Spanyol. Melengkapi pesatnya industri pesawat terbang, PT. IPTN mendirikan divisi sistem persenjataan.

PT. IPTN dan Boeing Company menandatangani kerjasama teknik yang dibukukan pada tahun1982. Melalui landasan ini landasan baru telah dibuat untuk menempatkan PT. IPTN sebagai salah satu mitra kerja Boeing. Hal ini dibuktikan


(42)

ketika pada tahun 1987 PT. IPTN mulai memproduksi sebagian komponen pesawat Boeing 737, 747, 757, 787, dan Boeing 777.

Secara bertahap dan berkesinambungan suatu pusat perawatan mesin yakni Universal Maintenance Centre (UMC) didirikan pada tahun 1983. Pendirian dan

pengembangan UMC ini adalah dalam rangka melengkapi suatu agenda “Alih Teknologi”. Unit ini juga berfungsi merawat, memperbaiki mesin- mesin pesawat terbang dan helikopter maupun mesin- mesin turbin gas untuk industry dan untuk keperluan maritime.

Pada usianya yang ke- 10, pemerintah republik Indonesia menyelenggarakan Indonesia Air Show (IAS) I, yakni pada tahun 1986. Pameran kedirgantaraan ini menarik perhatian masyarakat luas baik dari dalam maupun dari luar negeri. Peristiwa ini adalah pertanggungjawaban pemerintah khususnya PT. IPTN terhadap rakyat tentang apa yang telah dicapai selama 10 tahun pertama.

Pada tahun 1987 PT. IPTN mulai memproduksi sebagian komponen pesawat Boeing 737 dan 767. Kerjasama imbal produksi (off-set) dicapai dengan General Dynamic untuk membuat komponen pesawat F-16 sehubungan dengan pembelian pesawat tempur tersebut oleh pemerintah RI.

Dalam rangka meningkatkan peluang- peluang alih teknologi serta bisnis, PT. IPTN bersama dengan New Media Development Organization, Jepang mendirikan perusahaan patungan yang diberi nama Nusantara Sistem Internasional (NSI). Perusahaan yang bergerak dalam perangkat lunak computer ini didirikan pada tahun 1988 dan langsung beroperasi.


(43)

Untuk lebih memperluas produk- produk dan jasa yang dihasilkan khususnya di wilayah benua Amerika, sejak tahun 1922 yang lalu PT. IPTN memiliki branch office yang berkedudukan di Seattle Amerika Serikat dan diberi nama IPTN-NA (IPTN North America). Itu semua sekaligus sebagai dasar unruk melangkah lebih lanjut.

Memasuki dasawarsa kedua, PT. IPTN tidak hanya memelihara dan meningkatkan penguasaan teknologi yakni mengembangkan teknologi dirgantara sendiri untuk menghasilkan produk yang sama sekali baru.

Sejak tahun 1989, PT. IPTN mulai merancang bangun pesawat N-250. Ini ditandai dengan peluncurannya pada tanggal 10 November 1994 yang bertepatan dengan hari Pahlawan, dan beberapa bulan kemudian tepatnya pada tanggal 10 Agustus 1995, N-250 Gatotkaca diterbangkan untuk pertama kalinya. Peristiwa ini selain dipersembahkan untuk hadiah ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke- 50, dan tanggal tersebut dikukuhkan sebagai hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Sebagai pertanggung jawaban kepada rakyat, pada bulan Juni 1996 pemerintah kembali menyelenggarakan Indonesia Air Show (IAS) II. Pada kesempatan ini N-250 tampil sebagai primadona dan menunjukkan kebolehannya selama pameran berlangsung. Memasuki dasawarsa ketiga, PT. IPTN siap untuk merealisasi era jetsasi, yaitu dengan dirancangnya pesawat N2130. Pesawat ini dilengkapi dengan dua buah mesin jet dan akan mengangkut penumpang antara 100-130 orang.


(44)

Pada awal abad mendatang pesawat ini akan siap diluncurkan dan melakukan penerbangan perdananya. Dibidang pemasaran langkah PT. IPTN semakin progresif menembus pasaran internasional. Hal ini ditandai dengan dibukanya AMRAI dan EURAI.

Ketika tahun 1997 krisis ekonomi dan moneter melanda kawasan Asia Tenggara dan Indonesia yang berdampak pada berkurangnya potensi pasar PT. IPTN. Terkait dengan itu, sejak Oktober 1998 industri ini mempersiapkan paradigma baru.

Program restrukturisasi perusahaan yang mencakup : reorientasi bisnis, penataan ulang postur SDM, serta restrukturisasi permodalan dan keuangan digulirkan. Melalui restrukturisasi ini postur karayawan menyusut dari 15.000 menjadi 10.000 orang. Puncaknya adalah perubahan nama PT. IPTN menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), yang dilanjutkan dengan pengukuhan direksi baru. Nama baru diharapkan melahirkan citra baru yang lebih baik.

Orientasi PT. DI 70% pada bisnis inti pesawat terbang, sementara 30% nya pada bisnis plasma. Dengan paradigma baru ini PT. DI melahirkan 6 profil center, dan 7 strategic bisnis unit, serta 5 usaha pendukung. PT. Dirgantara Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sejak tahun 1997. Dan merupakan perusahaan satu – satunya di Indonesia yang menangani masalah pembuatan pesawat terbang.


(45)

Visi dan Misi Perusahaan

Visi : Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri dirgantara yang berbasis pada pengusaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global, dengan mengandalkan keunggulan biaya

Misi :

1. Menjalankan usaha dengan selalu beroentasi pada aspek bisnis dan komersil dan dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki keunggulan biaya.

2. Sebagai pusat keunggulan dibidang industry dirgantara, terutama dalam rekayasa, rancangan bangunan, manufaktur, produksi dan pemeliharan untuk kepentingan kormesil dan militer dan juga untuk aplikasi di luar industry dirgantara.

3. Menjadi perusahaan sebagai permain kelas dunia di industri global yang mampu bersaing dan melakukan aliansi stategis dengan industry dirgantara kelas dunia lainnya.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam sebuah organisasi, karena berperan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pengertian struktur organisasi menurut Handoko adalah organisasi dengan segala aktifitasnya, terdapat hubungan di antara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin kompleks pula hubungan-hubungan yang ada.


(46)

DEPARTEMEN PROD FIXEDWING DEPARTEMEN PROD.SUPPORT DEPARTEMEN PROD. HELIKOPTER DEPARTEMEN PROD. CONTROL DIVISI OPS. AIRCRAFT

DEPARTEMEN PROD.ENGINEERING DEPARTEMEN CUSTOMER SUPPORT DEPARTEMEN TECHNICAL SUPORT DEPARTEMEN PLANN DAN INVENTORY DEPARTEMEN PROC. DAN RECEIVING DIVISI LOGISTIK DAN

DUK.PELANGGAN

DEPARTEMEN DUKUNGAN USAHA DEPARTEMEN PEMASARAN DIVISI PEMASARAN DAN

PENJUALAN DEPARTEMEN PENJUALAN PRODUK MILITER DEPARTEMEN PENJUALAN DIRECTORAT BISNIS DAN TEKNOLOGI DEPARTEMEN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN REKYASA DEPARTEMEN UR.UMUM DAN AKUTANSI

Untuk itu perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan bagan organisasi atau struktur organisasi.

Untuk keterangan lebih jelas, maka struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut :

Sumber : PT. Dirgantara Indonesia

Gambar 4.1

Sturktur Organisasi Direktorat Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia


(47)

4.1.3 Deskripsi Jabatan Bidang Financial Accounting

a. Tugas Pokok :

Memelihara akurasi data general ledger dan subsidiary ledger untuk seluruh akun- akun financial aaccounting dalam laporan keuangan yang ada di Direktorat Divisi Teknologi dan Pengembangan dan membuat lampiran pendukungnya secara lengkap, serta melakukan konfirmasi atas hutang/ piutang dengan pihak terkait dan dengan korporasi untuk keperluan kompilasi laporan keuangan induk/ konsolidasi.

b. Wewenang dan Tanggung Jawab :

1. Menganalisis dan melakukan pengawasan dari setiap transaksi keuangan, untuk menyajikan laporan keuangan berupa neraca, laba/rugi, beserta penjelasannya.

2. Melaksanakan rekonsliasi dan validasi atas seluruh data pendukung laporan keuangan dengan pihak terkait.

3. Melakukan konfirmasi atas akun- akun keuangan dengan pihak intern maupun ekstern perusahaan.

4. Menjamin pelaksanaan TQI (Total Quality Improvement) dan K3LH untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja accounting.

c. Hubungan Organisasi 1. Kedudukan

a) Bertanggung jawab langsung kepada manajer urusan umum dan akuntansi.


(48)

b) Membawahi posisi jabatan/ pekerjaan :

- General ledger financial accounting, posting/ jurnal

- Subsidiary ledger financial accounting

- Rekonsiliasi, konfirmasi 2. Di Dalam Perusahaan

Berkoordinasi baik di lingkungan Direktorat Divisis Bisnis dan Teknologi dan korporat dalam hal koordinasi, rekonsiliasi, validitas, konfirmasi terhadap data- data pendukung pembuat laporan keuangan. 3. Dengan Instansi/ Lembaga/ Perusahaan di Luar PT DI

Auditor dan Lembaga Perpajakan

Bidang Cost Accounting

a. Tugas Pokok :

Menganalisis, mengevaluasi akurasi data general ledger dan subsidiary ledger untuk seluruh akun- akun Cost Accounting dalam laporan keuangan yang ada di Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi. Serta mengevaluasi transaksi terhadap akun- akun inventory, properti, dan kalkulasi harga pokok produksi secara tepat dan akurat dalam mendukung penyajian laporan keuangan.

b. Wewenang dan Tanggung Jawab :

1. Menganalisis dan melakukan pengawasan setiap akun- akun properti, inventory, dan kalkulasi biaya produksi untuk mendukung laporan keuangan beserta penjelasannya.


(49)

2. Melakukan koordinasi dan konfirmasi atas data- data properti dan inventory dengan pihak terkait dalam rangka menentukan status kekayaan/ asset.

3. Melakukan monitoring dan jurnal/ posting transaksi Cost Accounting di Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi.

4. Melakukan koordinasi dengan koporasi dan unit lain dalam ragka mendukung korporasi melakukan konpilasi jurnal transaksi ke general ledger dan subsidiary ledger.

5. Mengajukan adjustment yang diperlukan dalam kesalahan posting pada saat jurnal di Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi.

6. Membuat rekapitulasi data subsidiary ledger sebagai lampiran neraca dan laba/ rugi Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi.

7. Menjamin pelaksanaan TQI (Total Quality Improvement) dan K3LH untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas accounting.

c. Hubungan Organisasi 1. Kedudukan

a) Bertanggung jawab langsung kepada manajer urusan umum dan akuntansi.

b) Membawahi posisi jabatan/ pekerjaan :

- General ledger, posting/ jurnal cost accounting

- Subsidiary ledger cost accounting


(50)

2. Di Dalam Perusahaan

Melakukan koordinasi dengan fungsi terkait baik di dalam Direktorat Divisi Teknologi dan pengembangan dan direktorat lainnya maupun dengan korporasi dalam pelaporan keuangan perusahaan.

3. Dengan Instansi/ Lembaga/ Perusahaan di Luar PT DI

a) Auditor, dalam hal audit laporan keuangan khusus terhadap akun- akun cost accounting Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi

b) Institusi lain, dalam hal inventarisasi dan rekonsiliasi data pendukung laporan keuangan.

4.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

Disamping membuat pesawat terbang, PT. Dirgantara Indonesia juga membuat komponen- komponen yang masih berhubungan dengan pesawat terbang. Mengenai kegiatan- kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan, PT. Dirgantara Indonesia terbagi kedalam beberapa satuan usaha, yaitu :

1. Aircraft

Memproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil, militer, dan juga misi khusus.

NC–212

Pesawat berkapasitas 19 – 24 penumpang, dengan beragam versi, dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek serta mampu beroperasi pada landasan rumput/ tanah/ dll (unpaved runway).


(51)

CN–235

Pesawat angkut komuter serba guna dengan kapasitas 35 – 40 penumpang, dapat digunakan dalam berbagai misi, dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek dan mampu beroperasi pada landasan rumput/ tanah/ es/ dll (anpaved runway).

NBO–105

Helikopter multiguna ini mampu membawa 4 penumpang, sangat baik untuk berbagai macam misi, mempunyai kemampuan hovering dan manuver dalam situasi penerbangan apapun.

SUPER PUMA NAS–332

Helikopter modern in mampu membawa 17 penumpang, dilengkapi dengan aplikasi multi misi yang aman dan nyaman.

NBELL–412

Helikopter yang mampu membawa 13 penumpang, memiliki prioritas rancangan yang rendah resiko, keamanan yang tinggi, biaya perawatan, dan operasional yang rendah.

2. Aerostucture

Didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan yang tinggi dalam manufaktur pesawat, dilengkapi pula dengan fasilitas manufaktur dengan ketepatan tinggi (high precision), soection (paralatan tes dan uji kualitas), pemeliharaan, dsb. Bisnis Satuan Usaha Aerostructure meliputi :


(52)

a) Pembuatan komponen aerostucture (machined parts, sub assembly, assembly).

b) Pengembangan rekayasa (engineering package), pengembangan komponen aerostucture yang baru.

c) Perancangan dan pembuatan alat- alat (tooling design and manufacturing). Memberikan program- program kontrak tambahan (subcontract programs) dan offset, untuk Boeing, Airbus Industries, BAe System, Korean Airlines Aerospace Division, Mitsubishi Heavy Industries, AC CTRM Malaysia.

3. Aircraft Services

Dengan keahlian bertahun- tahun, Unit Usaha Aircraft Services menyediakan pemeliharaan pesawat dan helikopter berbagai jenis, yang meliputi : penyediaan suku cadang, pembaharuan dan modifikasi struktur pesawat, pembaharuan interior, maintenance, dan overhaul.

4. Engineering Services

Dilengkapi dengan peralatan perancangan dan analisis yang canggih, fasilitas uji berteknologi tinggi, serta tenaga ahli yang berlisensi dan berpengalaman Standar Internasional, Satuan Usaha Engineering Services siap memenuhi kebutuhan produk dan jasa bidang engineering

5. Defence

Bisnis utama Satuan Usaha Defence, terdiri dari : produk- produk militer, perawatan, perbaikan, pengujian, dan kalibrasi, baik secara mekanik maupun elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, integrasi alat- alat perang.


(53)

4.2 Hasil Pembahasan Penelitian

4.2.1. Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan diukur Berdasarkan Rasio Profitabilitas pada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009.

Untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah melakukan laporan keuangan dengan baik dan dalam rangka melakukan kinerja keuangan perusahaan yang akan dicapai dan untuk dapat mengguntungkan perusahaan dapat menggunakan rasio profitabilitas yang berguna untuk melihat perkembangan kinerja keuangan didalam perusahaan tersebut, sehingga dapat beroperasi lebih baik lagi pada tahun-tahun berikutnya. Berikut perhitungan untuk mengetahui perkembangan rasio profitabilitas pada periode 2007-2009 :

4.2.2.1 Hasil perhitungan rasio profitabilitas 2007-2009 PT. Dirgantara Indonesia (Persero).

Tabel 4.1

Data Terhitung untuk Profitabilitas Pd PT. Dirgantara Indonesia ( persero ) tbk

Periode (2007-2009)

(000.000)

Keterangan 2007 2008 2009

1. Penjualan Bersih 126.596 194.850 187.669 2. Laba Bersih 43.802 59.553 34.259 3. Total aktiva 761.924 596.572 575.790 4. Pendapatan Opersional 68.876 79.163 69.950 5. Ekuitas 121.841 503.478 319.369


(54)

Berikut ini perhitungan rasio profitabilitas adalah sebagai berikut :

1. Rasio profitabilitas tahun 2007 :

a. (NPM) Net Profit Margin = Laba Bersih x100% Penjualan

= 43.802 x100% 138.767

= 31,56 %

b. (ROA) Retun on Asset = Laba Bersih x100% Total Aktiva

= 43.802 x100%

761.802

= 5,75 %.

c. (ROE) Return on Equity = Laba Bersih x100% Ekuitas

= 43.802 x100% 121.841

= 35,95%

2. Rasio profitabilitas tahun 2008 :

a. (NPM) Net Profit Margin = Laba Bersih x100% Penjualan

= 59.553 x100% 194.850


(55)

b. (ROA) Retun on Asset = Laba Bersih x100% Total Aktiva

= 59.553 x100%

596.572

= 9.98 %

c. (ROE) Return on Equity = Laba Bersih x100% Ekuitas

= 59.553 x100% 503.478

= 11,83%

3. Rasio profitabilitas tahun 2009 :

a. (NPM) Net Profit Margin = Laba Bersih x100% Penjualan

= 34.259 x100% 187.669

= 18,25 %

b. (ROA) Retun on Asset = Laba Bersih x100% Total Aktiva

= 34.259 x100%

575.790

= 4.05 %

c. (ROE) Return on Equity = Laba Bersih x100% Ekuitas

= 34.259 x100% 319.369 = 10,73%


(56)

Berikut Tabel untuk mengetahui perkembangan Rasio Profit pada pada Direktorat Divisi Bisnis PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009 adalah sebagai berikut :

1. Periode 2007-2008

Tabel 4.2

Perkembangan Rasio Profit Periode (2007-2008)

No. Rasio Profitabilitas Periode Perkembangan 2007 2008 Turun / Naik 1. NPM 31,56% 30,56% Turun ( 1% ) 2. ROA 5,75% 5,95% Naik ( 0,2% ) 3. ROE 35,95% 10,73% Turun ( 25,22% )

Berdasarkan Tabel 4.3 maka dapat diketahui bahwa perkembangan rasio profitabilitas yang diperoleh perusahaan adalah sebagi berikut :

a. NPM ( Net Profit Margin )

Pada tahun 2007 sebesar 31,56% sedangkan pada tahun 2008 sebesar 30,56%, dari hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa rasio NPM yang diperoleh PT. Dirgantara Indonesia ( persero ) periode ( 2007-2008 ), Mengalami penurunan sebesar 1%.

Penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan kinerja pada penjualan lebih rendah dari rata-rata industrinya dan laba bersih yang diperoleh.


(57)

b. ROA (Return On Asset)

Pada tahun 2007 tingkat keuntungan sebesar 5,75% sedangkan pada tahun 2008 tingkat keuntungan sebesar 5,95% , dari hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa rasio profit ROA yang di peroleh PT. Dirgantara Indonesia (persero) pada periode (2007-2008) mengalami kenaikan sebesar 0,2%. Kenaikan ini disebabakan karena adanya peningkatan dan kinerja perusahaan dalam penggunaan baik pada laba bersih maupun total aktiva. c. ROE (Return On Equity)

Pada tahun 2007 sebesar 35,95% sedangkan pada tahun 2008 sebesar 10,73% dari hasi perhitungan tersebut menunjukan rasio profit ROE yang diperoleh PT. Dirgantara Indonesia mengalami penurunana sebesar 25,22%. Penurunan ini disebabkan karena perusahaan belum mampu mengelola modal sendiri atau laba bersih dengan baik dan total ekuitas.

2. Periode 2008-2009

Tabel 4.3

Perkembangan Rasio Profit Periode (2008-2009)

No. Rasio Profitabilitas Periode Perkembangan 2008 2009 Turun / Naik 1. NPM 30,56% 18,25% Turun (12,31% ) 2. ROA 5,95% 9,98% Naik ( 4,03% ) 3. ROE 10,73% 11,83% Naik ( 1.1% )


(58)

Berdasarkan Tabel 4.3 maka dapat diketahui bahwa perkembangan rasio profitabilitas yang diperoleh perusahaan adalah sebagi berikut :

a. NPM ( Net Profit Margin )

Pada tahun 2008 sebesar 30,56% sedangkan pada tahun 2009 sebesar 18,25%, dari hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa rasio NPM yang diperoleh PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode (2008-2009), Mengalami penurunan sebesar 12,31%.

Penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan kinerja pada penjualan lebih rendah dari rata-rata industrinya dan laba bersih yang diperoleh.

b. ROA (Return On Asset)

Pada tahun 2008 tingkat keuntungan sebesar 5,95% sedangkan pada tahun 2009 tingkat keuntungan sebesar 9,98%, dari hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa rasio profit ROA yang di peroleh PT. Dirgantara Indonesia (persero) pada periode (2008-2009) mengalami kenaikan sebesar 4,03%.

Kenaikan ini disebabakan karena adanya peningkatan dan kinerja perusahaan dalam penggunaan baik pada laba bersih maupun total aktiva.

c. ROE (Return On Equity)

Pada tahun 2008 sebesar 10,73% sedangkan pada tahun 2009 sebesar 11,83% dari hasi perhitungan tersebut menunjukan rasio profit ROE yang diperoleh PT. Dirgantara Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,1%.

Kenaikan ini disebabkan karena perusahaan dari modal sendiri atau laba bersih dengan baik dan total ekuitas.


(59)

4.2.2 Analisis Rasio Profitabilitas pada Direktorat Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009.

Setelah penulis mengetahui perkembangan yang terjadi PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode (2007-2009). Maka akan menganalisis Laporan keuangan perusahan yang digunakan adalah sebagi berikut :

a. Net Profit Margin

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dan kegiatan operasionalnya.

NPM atau margin laba bersih adalah merupakan keuntungan penjualan penjualan setelah menghitung biaya dan pendapatan. Marjin ini menunjukan perbandingan laba bersih dengan penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi suatu perusahaan.

Dari tabel perkembangan pada periode (2007-2009) terlihat jelas bahwa NPM yang di peroleh PT. Dirgantara Indonesia (persero) Bandung, mengalami kenaikan dan penurunan, hal ini menunjukan bahwa keuntungan yang di peroleh perusahaan terkadang untung dan terkadang rugi, karena biaya-biaya mengalami peningkatan dan tahun ke tahun yang menyebabkan rendahnya margin laba, selain itu hal utama yang mempengaruhi penurunan dalam NPM adalah kurangnya stategi pemasaran dan kinerja perusahaan dalam penggunaan dalam mengatasi persaingan sehingga pendapatan operasional yang diperoleh perusahaan tidak telalu banyak.


(60)

b. Return on Asset

Analisis rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu perusahan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahan tersebut dan semakin baik pula kondisi kinerja keuangan perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.

Begitu juga dengan melihat tabel perkembangan rasio profitabilitas ROA yang diperoleh PT. Dirgantara Indonesia (persero) periode 2007-2009 mengalami kenaikan . semakin besar ROA yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuangan yang dicapai. Sehingga perusahaan tersebut dinyatakan berhasil dalam posisi penggunaan asset. Apabila ROA menurun maka sebaliknya perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan asset tersebut.

c. Return on Equity

Analisis rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Semakin tinggi ROE atau penghasilan yang diperoleh semakin baik keadaan perusahan.

Dan pada tabel perkembangan rasio profit ROE yang diperoleh PT. Dirgantara Indonesia pada periode 2007-2009 mengalami kenaikan dan penurunan ROE. Hal ini menunjukan kurangnya efesiensi kinerja perusahaan dalam mengelola modal sendiri kurang efektif, sehingga mengakibatkan perolehan laba bersih yang diterima oleh pemilik perusahaan akan semakin


(61)

melemah sehingga profitabilitas modal sendiri pun ikut memburuk. dan usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh perusahaan antara lain menurunkan beban dan biaya-biaya operasi. Oleh karenanyaperlu dipertimbangkan untuk tetap konsisten dalam usaha-usaha pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar.

Dengan demikian menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan pada Direktoran Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) sudah efesien ditinjau dari rasio profitabilitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Arif Sugiono (2009).


(62)

57 5.1 Kesimpulan

Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan

dengan “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas periode 2007-2009, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya perkembangan dalam rasio profitabilitas yang cukup baik dalam memproses tingkat keuntungan, meskipun mengalami kenaikan dan penurunan keuangan perusahaan dari periode 2007 sampai periode 2009. 2. Kinerja Keuangan perusahan mengalami penurunan dan penaikan ditiap

tahunnya. Pada penurunan NPM kurangnya stategi pemasaran atau kinerja penjualan dalam mengatasi persaingan sehingga operasional yang diperoleh perusahaan tidak telalu banyak. sedangkan kenaikan ROA dikarenakan, perusahan mampu mengendalikan Asset yang ada, dan apabila semakin besar ROA yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai. Penurunan ROE terjadi karena kurangnya efesiensi kinerja perusahaan dalam mengelola modal sendiri sehingga mengakibatkan perolehan laba bersih yang diterima oleh pemilik perusahaan sedikit.


(63)

5.2 Saran

Berdasarkan pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini, maka sebagai masukan penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan harus berusaha meningkatkan volume penjualan secara maksimal untuk memperkuat posisi aktiva lancer yang digunakan dan menelola modal sendiri lebih efesien. Sebagai pertimbangan peningkatan kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

2. Perusahaan diharapkan mempertahankan pengolaan biaya-biaya agar tetap cermat dan optimal, dalam mengatur dan mengelola asset atau modal sendiri yang dimiliki, dengan demikian kemampuan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya pada masa yang akan datang akan lebih baik.


(64)

Web: http://fekonunismuh.files.wordpress.com/2011/01/01-abd-azis-sangkala.pdf

Arif Sugiono. 2009. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta : PT.Grasindo

Bambang Riyanto. Dasar-dasar pembelanjaan, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Jakarta, 2001.

Dwi Prastowo & Rifka Julianty. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke dua. Yogyakarta : YKPN.

H. Sutrisno. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Ke empat. Jakarta : PT.Grasindo Ikatan Akutansi Indonesia. 2002. Standar Akuntasi Keuangan, Edisi Revisi. Jakarta: PT . Rineka Cipta.

Narimawati Umi. (2008). Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

___________. (2010). Metodologi penelitian : Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta: Genesis.

S. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi keempat . Yogyakarta: Liberty. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

___________. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:alphabet

Yuliani. (2007). Hubungan Efesiensi Operasional Dengan Kinerja Profitabilitas. Diakses pada tanggal 10 Desember, 2007 dari Wold Wide Web: http://digilib.unsri.ac.id/download/Artikel-02%20%28 yuliani%29-rev01.pdf


(65)

(66)

DATA PRIBADI

Nama : Lizza Wahyu Ningtyas NIM : 21508028

Tempat Tanggal Lahir : Banyumas, 11 Desember 1988 Agama : Islam

Alamat : Jln Permata Cimahi No.8 RT.06 RW.06 Telp/Hp : 022-6622930

Email : Lizza_ca@yahoo.co.id

DATA PENDIDIKAN

1. SD Negeri Sirnagalih 1995-2001 Berijazah 2. SMP Negeri 5 Cimahi 2001-2004 Berijazah 3. SMA Pasundan 1 Cimahi 2004-2007 Berijazah 4. Universitas Komputer Indonesia 2008-Sekarang


(1)

56

melemah sehingga profitabilitas modal sendiri pun ikut memburuk. dan usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh perusahaan antara lain menurunkan beban dan biaya-biaya operasi. Oleh karenanyaperlu dipertimbangkan untuk tetap konsisten dalam usaha-usaha pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar.

Dengan demikian menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan pada Direktoran Divisi Bisnis dan Teknologi PT. Dirgantara Indonesia (persero) sudah efesien ditinjau dari rasio profitabilitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Arif Sugiono (2009).


(2)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan dengan “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas periode 2007-2009, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya perkembangan dalam rasio profitabilitas yang cukup baik dalam memproses tingkat keuntungan, meskipun mengalami kenaikan dan penurunan keuangan perusahaan dari periode 2007 sampai periode 2009. 2. Kinerja Keuangan perusahan mengalami penurunan dan penaikan ditiap

tahunnya. Pada penurunan NPM kurangnya stategi pemasaran atau kinerja penjualan dalam mengatasi persaingan sehingga operasional yang diperoleh perusahaan tidak telalu banyak. sedangkan kenaikan ROA dikarenakan, perusahan mampu mengendalikan Asset yang ada, dan apabila semakin besar ROA yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai. Penurunan ROE terjadi karena kurangnya efesiensi kinerja perusahaan dalam mengelola modal sendiri sehingga mengakibatkan perolehan laba bersih yang diterima oleh pemilik perusahaan sedikit.


(3)

58

5.2 Saran

Berdasarkan pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini, maka sebagai masukan penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan harus berusaha meningkatkan volume penjualan secara maksimal untuk memperkuat posisi aktiva lancer yang digunakan dan menelola modal sendiri lebih efesien. Sebagai pertimbangan peningkatan kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

2. Perusahaan diharapkan mempertahankan pengolaan biaya-biaya agar tetap cermat dan optimal, dalam mengatur dan mengelola asset atau modal sendiri yang dimiliki, dengan demikian kemampuan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya pada masa yang akan datang akan lebih baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Add Azis Sangkala. (2011). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Rasio Profitabilitas. Diakses pada tanggal 01 Januari, 2011 dari Wold Wide Web: http://fekonunismuh.files.wordpress.com/2011/01/01-abd-azis-sangkala.pdf

Arif Sugiono. 2009. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta : PT.Grasindo

Bambang Riyanto. Dasar-dasar pembelanjaan, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Jakarta, 2001.

Dwi Prastowo & Rifka Julianty. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke dua. Yogyakarta : YKPN.

H. Sutrisno. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Ke empat. Jakarta : PT.Grasindo Ikatan Akutansi Indonesia. 2002. Standar Akuntasi Keuangan, Edisi Revisi. Jakarta: PT . Rineka Cipta.

Narimawati Umi. (2008). Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

___________. (2010). Metodologi penelitian : Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta: Genesis.

S. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi keempat . Yogyakarta: Liberty. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

___________. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:alphabet

Yuliani. (2007). Hubungan Efesiensi Operasional Dengan Kinerja Profitabilitas. Diakses pada tanggal 10 Desember, 2007 dari Wold Wide Web: http://digilib.unsri.ac.id/download/Artikel-02%20%28 yuliani%29-rev01.pdf


(5)

Yuli Ordianti, (2010). Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan. Diakses pada tanggal 01 November, 2010 dari Wold Wide Web: http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/01/-yuli-orniati_4.pdf


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Lizza Wahyu Ningtyas

NIM : 21508028

Tempat Tanggal Lahir : Banyumas, 11 Desember 1988

Agama : Islam

Alamat : Jln Permata Cimahi No.8 RT.06 RW.06

Telp/Hp : 022-6622930

Email : Lizza_ca@yahoo.co.id

DATA PENDIDIKAN

1. SD Negeri Sirnagalih 1995-2001 Berijazah

2. SMP Negeri 5 Cimahi 2001-2004 Berijazah

3. SMA Pasundan 1 Cimahi 2004-2007 Berijazah