Daya Saing Produk Pertanian dan Perkebunan Jatim Rendah

Daya Saing Produk Pertanian dan Perkebunan Jatim Rendah

  Daya saing produk pertanian dan perkebunan Indonesia, termasuk Jawa Timur (Jatim), masih sangat rendah sehingga sulit untuk bersaing dengan produk dari luar negeri. Untuk produk pertanian dari Jatim, selain sulit bersaing dengan produk impor, juga masih kalah bersaing dibandingkan dengan produk pertanian domestik. "Bahkan, sampai di pedagang kaki lima di seluruh wilayah, buah yang umum dijual oleh pedagang adalah buah-buah impor," ungkap Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII I Wayan Tantra, sebelum menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara PTPN XI dan PTPN XII dengan Universitas Negeri Jember (Unej), di Surabaya, Jumat (1/11).

  Untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Jatim, dijalin kerja sama dengan Unej dengan harapan bisa lebih banyak melakukan penelitian ilmiah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk. "Dalam kerja sama ini, kami menyediakan 'bahan bermain' untuk sektor agribisnis sehingga penelitian dan ilmu yang didapat dapat teraplikasi di lapangan," ujar Wayan.

  Pada kesempatan itu, Gubernur Jatim Imam Utomo sebagai Ketua Dewan Penyantun Unej ikut menandatangani kerja sama dengan dua PTPN. Imam menjelaskan, salah satu penyebab rendahnya daya saing produk pertanian dan perkebunan adalah miskinnya kualitas tanah akibat pemakaian pupuk anorganik secara berlebihan.

  Oleh karena itu, selain bekerja sama dalam pengadaan bibit berkualitas, juga dilakukan kerja sama pengelolaan lahan seperti cara tanam dan pola tanam. Sementara, untuk mengembalikan kualitas tanah yang makin miskin unsur haranya, Gubernur Jatim meminta agar digalakkan kembali usaha peternakan sapi. "Pola pemupukan yang dilakukan rakyat selama ini salah, karena para pengusaha perkebunan selalu memforsir petani dengan pemupukan anorganik secara berlebihan. Akibatnya, pola yang salah ini menyebabkan tanah menjadi tandus, sementara kualitas hasil pertanian dan perkebunan merosot," ungkap Imam.

  Dalam MoU itu, PTPN XI dengan Unej bekerja sama dalam bentuk penelitian bioteknologi. Melalui bioteknologi akan membuka peluang untuk meningkatkan produktivitas