Buku Si swa Kela s X I I 184
2. Adab Berdoa
Imam al-Ghazali menyatakan ada 10 hal adab berdoa: a. Berdoa di Waktu-Waktu Khusus
Waktu-waktu khusus yang dimaksud seperti hari ‘Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijah, Ramadhan satu bulan penuh, hari jum’at dan waktu sahur atau
sepertiga akhir malam.
b. Berdoa Pada Kondisi Tertentu
Kondisi yang dimaksud seperti berdoa saat turun hujan, akan melaksanakan shalat lima waktu, jedah di antara adzan dan iqamah dan saat bersujud. Sebenarnya
waktu-waktu yang memudahkan terkabulnya doa kembali pada kondisi yang ada. Misalnya ketika waktu sepertiga malam di mana waktu itu adalah waktu yang sunyi
yang tepat untuk berdoa sehingga bisa menjadi khusu’.
c. Menghadap Kiblat
Dalam berdoa hendaklah seseorang menghadap kiblat karena ini adalah arah yang dituju oleh orang yang hendak beribadah kepada Allah Swt. Selain itu
hendaklah doa dilakukan dengan mengangkat kedua tangan dengan merenggangkan keduanya sejajar dengan bahu sehingga warna putih yang ada pada kedua ketiaknya
terlihat. Selain itu seseorang disarankan untuk mengusap kedua wajahnya. Dalam hal ini Umar R.A. berkata: “Rasulullah Saw apabila memanjangkan tangannnya
dalam berdoa, maka ia tidak mengembalikan pada posisi semula sampai ia mengusap wajahnya dengan kedua tanggannya”.
d. Melirihkan Suara di Antara Suara Pelan Sekali dan Keras
Melirihkan suara artinya dalam berdoa tidak dilakukan dengan berdiam atau berdoa di dalam hati. Tidak juga dilakukan dengan suara keras atau dengan
berteriak-teriak. Lakukanlah doa dengan suara yang sedang apalagi bila doa dengan berjamaah.
e. Tidak Berdoa Dengan Kalimat Yang Dibuat-buat.
Dalam berdoa sebaiknya dilakukan dengan doa-doa yang ma’tsur atau doa-doa yang terdapat di dalam al-Qur’an atau berasal dari Rasulullah Saw. Hal ini dilakukan
karena terkadang seseorang dalam berdoa memohon sesuatu yang sesungguhnya tidak mengandung maslahah bagi dirinya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
185
Akidah Akhlak Kurikulum 2013
f. Tunduk dan khusu’
Posisi seseorang yang berdoa di hadapan Alalh Swt seperti posisi seorang atasan dan bawahan. Karena doa memang sejatinya permohonan dari seorang
hamba kepada Tuhannya. Dengan demikian diperlukan ketertundukan dan khusu’. Khusu’ dalam berdoa diperlukan karena saat itu memang yang pantas dilakukan.
Jika seseorang khusu’, niscaya Allah Swt senang dan mengabulkan doanya.
g. Berdoa Dengan Tekad Yang Kuat Dan Yakin Akan Terkabul