Pengaruh Biaya Operasional Dan Efisiensi Operasional Terhadap Rentabilitas (ROA) Pada PT. Module Tri Arba Bandung
LAMPIRAN 10
SURAT PENYERAHAN HAK
EKSKLUSIF
(2)
(3)
PENGARUH BIAYA OPERASIONAL DAN EFISIENSI
OPERASIONAL TERHADAP RENTABILITAS (ROA) PADA
PT. MODULE TRI ARBA BANDUNG
INFLUENCE OF OPERATING COSTS AND OPERATIONAL
EFFICIENCY TO PROFITABILITY (ROA) IN PT. MODULE TRI
ARBA BANDUNG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
ARIES KRISTY M 21207056
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(4)
(5)
iv ABSTRACT
INFLUENCE OF OPERATING COSTS AND OPERATIONAL EFFICIENCY TO PROFITABILITY (ROA) IN PT. MODULE TRI ARBA
BANDUNG
By : Aries Kristy M
Surpervisor : Rizki Zulfikar, SE., M.Si
The research is motivated by the increase and decrease the level of profit income in the period 2003-2009. The decline was due to operating costs from the year 2003-2009 has increased continuously, resulting in decreased operating efficiency at the company. The purpose of this study is to determine the development of operational costs, operational efficiency, profitability (ROA) and the influence of operational costs and operational efficiency to profitability (ROA).
Object of research in this study are operating costs, operational efficiency and profitability (ROA). While the method used in this research is descriptive method and verifikatif. The technique used is the determination of population data and samples, where the population is the annual financial statements and the sample was from the year 2003-2009. To determine the effect of operating costs and operational efficiency to profitability (ROA) used statistical analysis using correlation analysis, multiple linear regression, coefficient of determination and hypothesis testing using the F test and t test, with the help of an application program SPSS 17 for windows.
The results are qualitatively the operating costs increase from year to year, and efficiency while decreasing profitability (ROA) to fluctuate from year to year. The results quantitatively demonstrate the operational costs and operational efficiency of the simultaneous effect on profitability (ROA) was expressed by 34.6% and not significant (F-hitung; 1.056 <F-tabel; 6.944). This is probably due to the short observation period, and therefore with a long observation period it will give better results when compared with shorter periods of observation. while the magnitude of the effect of other variables that are not observed is equal to 65.4%. Partially operational costs impact the profitability (ROA) of -5.89% while operational efficiency impact the profitability (ROA) of 40.51%.
(6)
TERHADAP RENTABILITAS (ROA) PADA PT. MODULE TRI ARBA BANDUNG
Oleh : Aries Kristy M
Pembimbing : Rizki Zulfikar, SE., M.Si
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan laba dalam kurun waktu 2003-2009. Penurunan tersebut disebabkan oleh biaya operasional yang dari tahun 2003-2009 mengalami kenaikan terus menerus sehingga mengakibatkan menurunnya efisiensi operasional pada perusahaan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perkembangan biaya operasional, efisiensi operasional, rentabilitas (ROA) dan pengaruh biaya operasional dan efisiensi operasional terhadap rentabilitas (ROA).
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah biaya operasional, efisiensi operasional dan rentabilitas (ROA). Sedangkan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Teknik penentuan data yang digunakan adalah populasi dan sampel, dimana populasinya adalah laporan keuangan tahunan dan sampelnya adalah dari tahun 2003-2009. Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional dan efisiensi operasional terhadap rentabilitas (ROA) digunakan analisis statistik yang menggunakan analisa Korelasi, Regresi Linear berganda, Koefisien Determinasi dan uji hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 17 for windows.
Hasil penelitian secara kualitatif yaitu biaya operasional mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan efisiensi mengalami penurunan sedangkan rentabilitas (ROA) mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hasil penelitian secara kuantitatif menunjukkan biaya operasional dan efisiensi operasional secara simultan berpengaruh terhadap rentabilitas (ROA) sebesar sebesar 34,6% dan dinyatakan tidak signifikan (F-hitung;1,056 < F-tabel;6,944). Hal ini mungkin disebabkan karena periode pengamatan yang pendek, maka dari itu dengan periode pengamatan yang panjang maka akan memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan periode pengamatan yang lebih pendek. sedangkan besarnya pengaruh dari variabel lain yang tidak diamati adalah sebesar 65,4%. Secara parsial biaya operasional memberikan pengaruh terhadap rentabilitas (ROA) sebesar -5,89% sedangkan efisiensi operasional memberikan pengaruh terhadap rentabilitas (ROA) sebesar 40,51%.
(7)
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Strata 1 (S1) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Dengan judul “Pengaruh Biaya Operasional dan Efesiensi Operasional Terhadap Rentabilitas (ROA)”.
Laporan Skripsi ini disusun dan diharapkan dapat dipahami oleh semua pihak yang membacanya, namun penulis juga menyadari bahwa kemampuan serta pengetahuan yang penulis miliki masih terbatas, apabila dalam Skripsi ini terdapat kesalahan-kesalahan, penulis akan menerima masukan, saran serta kritik yang bersifat membangun sehingga dapat bermanfaat dikemudian hari.
Penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(8)
4. Rizki Zulfikar, SE., M.Si. selaku pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan bimbingan, membina, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga kepada penulis.
5. Trustorini Handayani, SE., M.Si, selaku penguji I yang telah memberikan arahan dan saran kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Lita Wulantika, SE., M.Si, selaku penguji II yang telah memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis
dengan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga.
8. Seluruh Staff Dosen Pengajar Program Studi Manajemen yang telah memberikan ilmu dan motivasinya.
9. Ir. M. Taufik Monasir, IPM. selaku Direksi Utama di PT. Module Tri Arba Bandung yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
10.Bagi kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta do’anya yang tak pernah putus untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Allah SWT menjanjikan surga kepadamu. Amien Ya Robbal Alamin.
(9)
viii
11.Untuk tunangan saya risma yang selalu memberi dukungan dan semangat dalam penulisan skripsi serta saudara dan saudariku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
12.Teman-teman kelas Mn-2 angkatan 2007 dan teman-teman spesialisasi jurusan keuangan. Terima kasih atas pertemanan dan persahabatan yang terjalin dengan baik selama ini.
13.Sahabat-sahabat kosan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk persahabatan dan dukungan yang telah diberikan pada penulis.
14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap bahwa dibalik kekurangan tersebut semoga ada manfaat yang dapat diambil oleh penulis pribadi, maupun pihak lain.
Wassalamualaikum. wr.wb
Bandung, Desember 2011 Penulis
(10)
LEMBAR PENGESAHAN... i
PERNYATAAN KEASLIAN... ii
MOTTO... iii
ABSTRACT... iv
ABSTRAK... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR...xiii
DAFTAR TABEL...xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 9
1.2.1 Identifikasi Masalah... 9
1.2.2 Rumusan Masalah... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...10
1.3.1 Maksud Penelitian...10
1.3.2 Tujuan Penelitian...10
1.4 Kegunaan Penelitian... 11
1.4.1. Kegunaan Praktis... 11
(11)
x
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... 14
2.1.1 Biaya Operasional... 14
2.1.2 Efisiensi Operasional... 18
2.1.3 Rentabilitas (ROA)... 20
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian... 20
2.1.4.1 Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Rentabilitas (ROA)... 20
2.1.4.2 Pengaruh Efisiensi Operasional Terhadap Rentabilitas (ROA)...21
2.1.4.3 Pengaruh Biaya Operasional dan Efesiensi Operasional terhadap Rentabilitas (ROA)... 21
2.2 Kerangka Pemikiran... 21
2.3 Hipotesis... 30
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 31
3.2 Metode Penelitian... 31
3.2.1 Desain Penelitian... 32
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 35
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data... 37
(12)
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis... 49
3.2.5.1 Rancangan Analisis... 49
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 50
4.1.1 Sejarah Perusahaan... 50
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan... 51
4.1.3 Job Description... 52
4.1.4 Aktivitas Perusahaan... 60
4.2 Analisis Deskriptif... 61
4.3.1 Perkembangan Biaya Operasional pada PT. Module Tri Arba Bandung... 61
4.3.2 Perkembangan Efisiensi Operasional pada PT. Module Tri Arba Bandung... 62
4.3.3 Perkembangan Rentabilitas (ROA) pada PT. Module Tri Arba Bandung... 64
4.3 Analisis Verifikatif... 65
4.3.1 Pengaruh Biaya Operasional dan Efisiensi Operasional Terhadap Rentabilitas (ROA) Pada PT. Module Tri Arba Bandung... 65
4.3.1.1 Persamaan linear berganda... 66
(13)
xii
4.3.1.3 Analisis koefisien determinasi ... 70 4.3.1.4 Pengujian Hipotesis... 72
a) Pengujian Hipotesis Secara Simultan
(Uji Statistik F)... 72 b) Pengujian Hipotesis Secara Parsial
(Uji Statistik t)...74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan... 79 5.2. Saran... 81 DAFTAR PUSTAKA... 82
(14)
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada perekonomian indonesia yang saat ini sedang dalam era globalisasi, maka setiap masing-masing perusahaan harus mengembangkan usaha yang dituntut untuk melakukan fungsi-fungsi penting secara efisien dan efektif sehingga perusahaan harus mampu bersaing dan menghadapi segala situasi dan kondisi agar mampu bertahan dalam persaingan perekonomian di era globalisasi. Tujuan utama perusahaan biasanya untuk mencari keuntungan bagi pemiliknya sendiri atau pemegang saham. Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan dituntut agar tidak luput untuk memaksimalkan kemakmuran perusahaan itu sendiri. Dalam mencapai tujuannya, para manajer harus bisa mengantisipasi segala perubahan situasi dan kondisi baik yang ada didalam perusahaan maupun diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan.
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan konstruksi. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Perencanaan Konstruksi adalah pemberianjasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yg profesional
(15)
2
di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan fisik lain. Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yang professional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu penggabungan fungsi layanan dalam model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement and construction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design and build).
PT. Module Tri Arba didirikan sejak tahun 1990, dengan suatu prinsip dasar idealisme dan selalu berkeinginan untuk menunjukkan pengabdian dari beberapa tenaga profesional, dimana profesional dapat berkembang didalam arti adanya keseimbangan faktor-faktor kepengusahaan dan idealisme profesi yang akan selalu berdampingan.
Semenjak kurun waktu 20 tahun terakhir, PT Module Tri Arba selalu berpegang teguh pada prinsip diatas, dan telah banyak pengalaman yang diperoleh untuk dapat selalu berkembang dimasa yang akan datang. Sejalan dengan semakin banyaknya pengalaman di bidang-bidang pelayanan yang lebih luas, PT. Module Tri Arba senantiasa siap akan setiap tugas dan tantangan yang dihadapi dalam turut mensukseskansetiap program pembangunan yang memerlukan pelayanan dari sebuah biro konsultan yang baik dan sehat.
(16)
Dalam menjalankan perusahaan, manajer perusahaan tidak terlepas dari masalah permodalan perusahaan. Apabila perusahaan sudah memenuhi permodalan tersebut, perusahaan pun tidak luput dari biaya yang kemudian akan digunakan perusahaan untuk mencapai suatu posisi yang cukup baik sesuai dengan tujuannya. Maksud dari biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan atau laba dalam suatu periode tertentu. Agar perusahaan dapat berkembang dengan baik, pengelolaan yang efektif dan efisien serta produktif pun akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan disertai dengan adanya pengendalian diri yang efektif untuk mencegah penyimpangan yang terjadi.
Biaya pada umumnya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya emplisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya emplisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan biaya penyusutan barang modal. Dari pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa telah terjadi pengorbanan ekonomis untuk mencapai suatu manfaat tertentu. Pengorbanan yang tercantum dalam neraca pada kas aktiva merupakan biaya yang belum terpakai (unexpired cost). Pengorbanan yang langsung memperoleh hasil pada periode yang sama dengan terjadinya
(17)
4
pengorbanan (expired cost) akan menjadi faktor pengurang dari hasil untuk mendapatkan laba.
Operasi (operasional) adalah kesatuan kegiatan dari keseluruhan fungsi yang ada diperusahaan untuk melaksanakan untuk terus dapat bertahan dan beroperasi. Secara umum biaya operasional merupakan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalam satuan uang, dimana operasional sering disebut juga operational cost atau biaya usaha. Biaya operasional juga dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi didalam operasi pokok perusahaan untuk proses penciptaan pendapatan yang pada hakikatnya mempunyai masa manfaat tidak lebih dari satu tahun. Setiap perusahaan mempunyai unsur-unsur biaya operasional yang berbeda, hal ini sesuia dengan kebutuhan operasi masing-masing.
Dalam kegiatan operasional rutinnya, perusahaan membutuhkan pembiayaan serta mengusahakan agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Salah satu aspek yang berhubungan dengan hal ini adalah menyangkut pendapatan dan biaya operasi. Guna untuk mempertahankan kesinambungan perusahaan, diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang dan pengendalian diri yang efektif dalam bentuk anggaran biaya operasi. Anggaran yang baik harus dapat menggambarkan financial plan dari rencana kegiatan, karena anggaran yang disusun yang memadai dapat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perusahaan.
(18)
Pada umumnya suatu perusahaan terdapat laporan keuangan tentang laba rugi yang didalamnya terdapat unsur-unsur biaya operasional yang mempengaruhi laba rugi suatu perusahaan. Apabila pendapatan usaha dalam perusahaan lebih besar dari pada biaya operasional yang dikeluarkan maka akan terjadi laba usaha. Sebaliknya apabila pendapatan usaha lebih kecil dari biaya operasional yang dikeluarkan maka akan terjadi rugi operasional atau terjadi penurunan pada laba yang akan didapatkan. Supaya perusahaan memperoleh laba yang maksimal maka perusahaan harus dapat menekan biaya operasional dan demikian jelaslah terlihat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi laba rugi usaha adalah biaya operasional.
BOPO (Biaya Operasional terhadap Beban Operasional). Rasio ini sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya.Bagi perusahaan, hal ini menunjukkan pentingya memperhatikan pengendalian biaya sehingga dapat menghasilkan rasio BOPOsesuai yang diinginkan. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu perusahaanmaka semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan.
(19)
6
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara pendapatan atau laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rentabilitas yang dikaitkan dengan biaya operasional dapat diartikan dengan pengukuran tingkat efektifitas manajemen dalam pembiayaan operasional pada perusahaan. Pembiayaan operasional tersebut harus tersusun baik agar tidak terjadi kesinambungan biaya-biaya operasi yang diakibatkan dari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diperusahaan dan Penyimpangan-penyimpangan-penyimpangan tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan.
Suatu perusahaan untuk menilai rentabilitasnya adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Dengan adanya bermacam-macam cara dalam penilaian rentabilitas suatu perusahaan maka tidak heran kalau ada beberapa perusahaan yang berbeda dalam cara menghitung rentabilitasnya. Hal terpenting adalah rentabilitas mana yang akan digunakan sebagai alat efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal didalam suatu perusahaan maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba.
Pada penelitian ini penulis menghitung rentabilitas dengan menggunakan tolak ukur Return On Assets (ROA). ROA adalah rasio yang menunjukan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
(20)
menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk menggambarkan produktivitas perusahaan yang bersangkutan. Dalam penelitian ini penulis mamilih PT. Module Tri Arba sebagai bahan kajiannya. Demi mempertahankan perusahaan, manajer harus menyusun anggaran biaya-biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas perusahaan dengan baik. Dengan demikian perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan efektif dan
memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal serta memberikan pelayanan yang baik. Keadaan yang demikian akan membuat perusahaan dapat mempertahankan dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan.
Tabel 1.1
Perkembangan Biaya Operasional, Efisiensi Operasional dan
Rentabilitas (ROA) pada PT. Module Tri Arba Bandung
Sumber : Data Olahan PT. Module Tri Arba Bandung
Tahun Biaya Operasional
(Rp)
Efisiensi operasional (%)
ROA (%)
2003 526.193.910 20.67% 38.07
2004 624.919.534 21.36% 41.91
2005 907.059.119 17.46% 50.24
2006 1.522.006.194 12.66% 48.73
2007 1.841.193.276 11.31% 48.43
2008 2.979.370.180 7.28% 43.97
(21)
8
Perkembangan biaya operasional PT. Module Tri Arba Bandung dari tahun ke tahun yaitu dari tahun 2003 sampai tahun 2009 cenderung mengalami kanaikan terus menerus. Hal ini disebabkan karena meningkatnya biaya administrasi dan harga pokok proyek yang berlebihan yang mengakibatkan adanya pembengkakan biaya yang mengakibatkan meningkatnya biaya operasional. Seperti pemakaian alat – alat kantor yang berlebihan, faktor alam yang tidak terduga, dll. Kenaikan biaya operasional dari tahun 2003 sampai tahun 2009 tersebut mengakibatkan tingkat efisiensi operasionalnya cenderung mengalami penurunan yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2009. Karena semakin tinggi biaya operasional maka tingkat efisiensi perusahaan semakin berfluktuasi.
Dilihat dari Rentabilitas (ROA) dari tahun ke tahun yaitu dari tahun 2003
– 2009 mengalami kenaikan dan penurunan, yaitu dari tahun 2003 sampai 2005 PT. Module Tri Arba Bandung sementara mampu menghadapi masalah – masalah yang ada pada PT. Module Tri Arba Bandung sehingga rentabilitas (ROA) PT. Module Tri Arba mengalami kenaikan. Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 PT. Module Tri Arba Bandung mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh biaya operasional yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya yg disebabkan oleh pembengkakan biaya yang berasal dari alat – alat kantor yang berlebihan, faktor alam, dll.
Secara teori bila biaya operasional dalam perusahaan mengalami kenaikan terus menerus, maka efisiensi operasional dan rentabilitas (ROA) akan mengalami penurunan. Tetapi efisiensi operasional pada tahun 2004 sampai 2009 mengalami penurunan dan rentabilitas (ROA) yang ada di PT. Module Tri Arba yaitu pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 mengalami kenaikan dan sementara biaya operasionalnya pada tahun 2003 sampai dengan 2005 mengalami kenaikan.
(22)
Sedangkan pada tahun 2009 PT. Module Tri Arba dapat mengantisipasi permasalahan yang dihadapi tersebut sehingga PT. Module Tri Arba dapat meningkatkan laba kembali.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH BIAYA OPERASIONAL DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP RENTABILITAS (ROA)
PADA PT. MODULE TRI ARBA.”
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
berdasarkan latar belakang penelitian yang penulis kemukakan di atas dan karena keterbatasan penulis dalam menganalisa serta membahas berbagai permasalahan yang timbul, maka penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah pada biaya operasional yang dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 PT. Module Tri Arba mengalami peningkatan, tingkat efisiensi operasional pada PT. Module Tri Arba mengalami penurunan yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 dan rentabilitas (ROA) PT. Module Tri Arba tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 mengalami kenaikan, tetapi tahun 2006 sampai dengan 2008 mengalami penurunan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
(23)
10
1. Bagaimana perkembangan biaya operasional pada PT. Module Tri Arba, Bandung.
2. Bagaimana perkembangan efisiensi operasional pada PT. Module Tri Arba, Bandung.
3. Bagaimana perkembangan rentabilitas pada PT. Module Tri Arba, Bandung.
4. Seberapa besar pengaruh biaya operasional dan efisiensi operasional terhadap rentabilitas (ROA) baik secara simultan maupun parsial pada PT. Module Tri Arba, Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk megumpulkan data dan informasi tentang bagaimana pengaruh biaya operasional terhadap rentabilitas pada PT. Module Tri Arba.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan biaya operasional pada PT. Module Tri Arba, Bandung.
2. Untuk mengetahui perkembangan efisiensi operasional pada PT. Module Tri Arba, Bandung.
(24)
3. Untuk mengetahui perkembangan tingkat rentabilitas pada PT. Module Tri Arba, Bandung.
4. Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional dan efisiensi operasional terhadap rentabilitas pada PT. Module Tri Arba, Bandung.
1.4
Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam membuat perencanaan keuangan, yang mampu memaksimalkan nilai perusahaan serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan biaya operasional.
2. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat bermanfaat bagi pihak lain terutama untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh biaya operasional dan efisiensi operasional terhadap rentabilitas bagi perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan dari bangku perkuliahan dengan praktek dilapangan, khususnya di bidang keuangan yang menyangkut tentang biaya operasional dan efisiensi operasional.
(25)
12
2. Bagi peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai biaya operasional, efisiensi operasional dan rentabilitasserta agar dapat dijadikan sebagai pembanding dalam penelitian dengan tema yang sama.
3. Bagi perguruan tinggi
penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk acuan sivitas akademik.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih dalam memperoleh data adalah PT. Module Tri Arba Bandung, Jalan Panaitan No. 29 Telepon (022) 4232508 fax (022) 4241507 Bandung 40112, Indonesia.
1.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dari bulan September 2011 sampai dengan bulan Februari 2012. Waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2 dengan secara rinci dibawah ini :
(26)
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Perencanaan Penelitian
No
Bulan Oktober‟11 November„11 Desember‟11 Januari‟12 Februari‟12 Maret‟12 Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul
2
Pengumpulan Data 3 Penyusunan UP 4 Seminar UP
5
Pelaksanaan Penelitian
(27)
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian pustaka
2.1.1 Biaya operasional
2.1.1.1 Definisi Biaya Operasional
Dalam manajemen keuangan, pada umumnya biaya merupakan pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang untuk suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam proses penekanan biaya yang dikeluarkan perusahaan, maka diperlukan perencanaan pengeluaran biaya yang baik yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana menurut Mulyadi (2009 ; 8) adalah : Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut d atas :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
(28)
2.1.1.2 Penggolongan Biaya
Biaya digolongkan dengan berbagai macam cara, umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut.
Menurut Mulyadi (2009:13) biaya dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Objek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan
a. Biaya produksi, merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap jual.
b. Biaya pemasaran, merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c. Biaya administrasi, merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu – satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya beerubah
(29)
16
b. Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifixed adalah biaya uang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
5. Jangka waktu manfaatnya
a. Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pada saat terjadi dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan dibebankan dalam tahun pelaksanaannya.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expense) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi untuk terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya yang diperoleh dari pengeluaran biaya.
Jadi menurutnya jika pengorbanan sumber ekonomi tersebut tidak menghasilkan manfaat, maka pengorbanan tersebut merupakan rugi. Dengan kata lain, jika seorang pengusaha telah mengeluarkan biaya tetapi pengorbanannya tidak mendatangkan pendapatan (revenues), maka pengorbanan ini disebut rugi.
Operasi (operasional) adalah kesatuan kegiatan dari keseluruhan fungsi yang ada diperusahaan untuk melaksanakan untuk terus dapat bertahan dan
(30)
beroperasi. Secara umum biaya operasional dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalam satuan uang, dimana operasional sering disebut juga operational cost atau biaya usaha. menurut Jopie Jusuf (2008:33) adalah : Biaya operasional atau biaya usaha (Operating Expenses) adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari.
Menurut Sofyan Assauri (1999:21-22) menjelaskan bahwa tujuan biaya operasi adalah :
1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan arus masukan (input) dan keluaran (output), serta mengelola penggunaan sumber – sumber daya yang dimiliki agar kegiatan dan fungsi operasionaldapat lebih efektif. 2. Untuk mengambil keputusan, akuntansi biaya menyediakan informasi
biaya masa yang akan datang (future cost) karena pengambilan keputusan berhubungan dengan masa depan. Informasi biaya masa yang akan datang tersebut jelas tidak diperoleh dari catatan karena memang tidak dicatat, melainkan diperoleh dari hasil peramalan. Proses pengambilan keputusan khusus ini sebagian besar merupakan tugas manajemen perusahaan dengan memanfaatkan informasi biaya tersebut.
3. Digunakan sebagai pegangan atau pedoman bagi seorang manajer di dalam melakukan kegiatan - kegiatan perusahaan yang telah direncanakan perusahaan.
(31)
18
Dalam pengeluaran biaya operasional diharapkan perusahaan dapat menggunakan secara efisien, sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang optimal. Namun, permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan manufaktur adalah mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi aktivitas operasional perusahaan yang tidak disertai dengan kenaikan laba.
Untuk melaksanakan operasional dalam perusahaan, perusahaan pun harus memaksimalkan penekanan dan pengendalian biaya operasional yang ada dalam perusahaan.
2.1.2 Efisiensi Operasional
2.1.2.1 Definisi Efisiensi Operasional
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari suatu inpt yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien menurut Syafaroedin Sabar, (1989) (1) mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain dengan menghasilkan output yang sama, (2) menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar.
Menurut hongren, Datar dan Foster (2005:279) mengemukakan bahwa efisiensi adalah jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau makin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu, maka makin tinggi efisiensi.
(32)
Mengukur efisiensi suatu organisasi bukanlah perkara yang mudah. Kendala dalam pengukuran efisiensi suatu perusahaan menurut shafer da terry (2002) disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, suatu organisasi perusahaan merupakan suatu kumpulan berbagai ragam perilaku ataupun sumber daya yang kompleks. Oleh karena itu sulit untuk memperoleh ukuran efesiensi organisasi yang absolut. Kondisi ini akan mengarah penggunaan nilai efisiensi relatif (perbandingan atas penggunaan sumber daya/inputs untuk mendapatkan suatu hasil/outputs dari ebuah organisasi dibandingkan dengan nilai efisiensi relatif organisasi lain yang sejenis) menggatikan nilai absolut tersebut. Kedua, organisasi bank tersusun dari proses transformasi yang multi dimensional dimana selalu banyak input yang dimanfaatkan untuk menghasilkan banyak output pula. Untuk mendapatkan suatu nilai ukuran yang menunjukan suatu perusahaan secara keseluruhan yang bersifat scalar, haruslah terlebih dahulu dipeoleh suatu bobot suatu perusahaan tersebut. Bagaimanapun juga bobot input dan output yang dinyatakn sebelumnya ini selalu kurang dalam melingkupi seluruh nilai yang mempengaruhinya baik eksternal maupun internal. Didalam teori perusahaan dan analisis biaya dinyatakan bahwa perusahaan-perusahaan sejenis yang survive apabila mereka memiliki kiat produksi tersendiri dan manajemen yang efisien yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain sejenis dengan pasar yang sama.
BOPO (Biaya Operasional terhadap Beban Operasional). Rasio ini sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional
(33)
20
yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya.
2.1.3 Rentabilitas (ROA)
2.1.3.1 Definisi Rentabilitas (ROA)
Pengertian rentabilitas yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001:35), yaitu :Rentabilitas perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Perusahaan menilai kondisi rentabilitas yang salah satu indikatornya didasarkan pada Return On Assets (ROA). Dimana ROA ini merupakan rasio yang menunjukan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhna aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total modal atau assets.
2.1.4 Keterkaitan antar variabel
2.1.4.1 Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Rentabilitas (ROA)
Menurut jopie jusuf (2008:34) adalah sebagai berikut : “Dengan mengurangi biaya operasional perusahaan dari laba kotor, maka perusahaan akan memperoleh laba usaha (operating profit).”
(34)
2.1.4.2 Pengaruh Efisiensi Operasional Terhadap Rentabilitas (ROA)
Menurut jopie jusuf (2008:33) adalah sebagai berikut : “Dengan meningkatkan efisiensi, maka biaya dapat di tekan sehingga dapat mempertinggi gross profit.”
2.1.4.3 Pengaruh Biaya Operasional dan Efisiensi Operasional Terhadap
Rentabilitas (ROA)
Menurut jopie jusuf (2004:25) mengemukakan bahwa “Bila perusahaan dapat menekan biaya operasi, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba. Demikian sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya maka akan mengakibatkan menurunnya laba.” Dengan kata lain, semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
2.2 Kerangka pemikiran
Setiap perusahaan dengan tujuan utamanya mencari laba tentunya akan berusaha untuk memaksimalkan laba dengan menekan biaya yang akan dikeluarkan agar seefisien mungkin. Artinya, laba yang didapat oleh perusahaan lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Dengan demikian, manajemen perusahaan tidak hanya sekedar berkewajiban untuk menghasilkan pendapataan yang lebih besar dari biaya saja melainkan berkewajiban pula untuk memperoleh laba yang ditinjau dari jumlah investasi yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Untuk menjamin agar perusahaan mampu menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan harus
(35)
22
merencanakan dan mngendalikan dengan baik dua faktor penentu laba yaitu pendapatan dan biaya.
Dalam manajemen keuangan, pada umumnya biaya merupakan pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang untuk suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam proses penekanan biaya yang dikeluarkan perusahaan, maka diperlukan perencanaan pengeluaran biaya yang baik yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Hal ini dapat dilihat dari pengertian biaya menurut Mulyadi (2009 ; 8) adalah :
“Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu.”
Jadi menurutnya jika pengorbanan sumber ekonomi tersebut tidak menghasilkan manfaat, maka pengorbanan tersebut merupakan rugi. Dengan kata lain, jika seorang pengusaha telah mengeluarkan biaya tetapi pengorbanannya tidak mendatangkan pendapatan (revenues), maka pengorbanan ini disebut rugi.
Operasi (operasional) adalah kesatuan kegiatan dari keseluruhan fungsi yang ada diperusahaan untuk melaksanakan untuk terus dapat bertahan dan beroperasi. Secara umum biaya operasional dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur
(36)
dalam satuan uang, dimana operasional sering disebut juga operational cost atau biaya usaha.
Hal ini dapat dijelaskan pengertian tentang biaya operasi menurut Jopie Jusuf (2008:33) adalah :
“Biaya operasional atau biaya usaha (Operating Expenses) adalah
biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari.”
Sedangkan menurut Munandar ( 2001:25) adalah :
“Biaya operasi adalah biaya yang menjadi beban tanggungan
perusahaan yang berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.”
Untuk melaksanakan operasional dalam perusahaan, perusahaan pun harus memaksimalkan penekanan dan pengendalian biaya operasional yang ada dalam perusahaan. Indikator biaya operasional menurut Suparwoto (2001:56) yaitu : harga pokok penjualan, biaya pemasarandan biaya administrasi dan umum.
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari suatu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien menurut Syafaroedin Sabar, (1989) adalah sebagai berikut :
”(1) mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain dengan
(37)
24
menghasilkan output yang sama, (2) menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar.”
BOPO (Biaya Operasional terhadap Beban Operasional). Rasio ini sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No.3/30/DPNP tgl 14 Desember 2001):
= Biaya Operasional
Pendapatan Operasional X100%
Pengelolaan suatu biaya operasional harus benar-benar tepat, karena kesalahan dalam pengelolaannya akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Hal yang penting dalam biaya operasional dan efisiensi operasional adalah dalam aspek pertimbangan rentabilitas, karena tujuan dari kegiatan perusahaan adalah mendapatkan laba dan salah satu cara dalam meningkatkan perolehan laba yaitu dengan meningkatkan efisiensi penggunann dana dalam kegiatan operasi perusahaan. Tetapi laba yang tinggi belumlah merupakan ukuran
(38)
bahwa suatu perusahaan berjalan dengan baik dan efisien, melainkan efisiensi dalam suatu perusahaan baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan modal perusahaan itu sendiri yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan tersebut.
Hal ini dapat dilihat dari pengertian rentabilitas yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001:35), yaitu sebagai berikut :
“Rentabilitas perusahaan menunjukan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Dengan kata lain
rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.” Sedangkan manurut Jopie Jusuf (2008:51), adalah sebagai berikut :
“Rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan mencetak laba.”
Rentabilitas yang dikaitkan dengan biaya operasional dan efisiensi operasional dapat diartikan dengan pengukuran tingkat efektifitas manajemen dalam pembiayaan operasional pada perusahaan. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan laba perusahaan yaitu dengan menurunkan beban operasi dalam perusahaan dan menaikan jumlah investasi yang mampu menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Biaya operasi yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas hanyalah biaya-biaya yang bekerja atau beroperasi di dalam perusahaan (Operating Capital). Kemudian laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas hanyalah yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu laba usaha (Net Operating Income). Dengan demikian, maka laba yang diperoleh dari
(39)
26
usaha-usaha perusahaan dapat diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas pada perusahaan.
Perusahaan menilai kondisi rentabilitas yang salah satu indikatornya didasarkan pada Return On Assets (ROA). Dimana ROA ini merupakan rasio yang menunjukan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhna aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total modal atau assets.
Hal ini dapat digambarkan dengan rumus :
� = Laba Sebelum Pajak
Total Modal /AssetsX 100%
Biaya-biaya operasi merupakan biaya-biaya anggaran untuk melaksanakan proses operasi. Hal ini ada jika ada target seperti peningkatan rentabilitas. Upaya peningkatan rentabilitas ini dipengaruhi oleh biaya operasi yang mana berfungsi sebagai biaya anggaran untuk proses pencapaian target tujuan yang telah ditetapkan. Apabila pendapatan usaha dalam perusahaan lebih besar dari pada biaya operasional yang dikeluarkan maka akan terjadi laba usaha. Sebaliknya apabila pendapatan usaha lebih kecil dari biaya operasional yang dikeluarkan maka akan terjadi rugi operasional atau terjadi penurunan pada laba yang akan didapatkan. Supaya perusahaan memperoleh laba yang maksimal maka
(40)
perusahaan harus dapat menekan biaya operasional dan demikian jelaslah terlihat bahwa salah satu komponen dari laporan laba rugi adalah biaya operasional.
Menurut jopie jusuf (2004:25) adalah sebagai berikut :
“Bila perusahaan dapat menekan biaya operasi, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba. Demikian sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya maka akan mengakibatkan menurunnya laba.”
Sedangkan Menurut jopie jusuf (2008:33) adalah sebagai berikut :
“Dengan meningkatkan efisiensi, maka biaya dapat di tekan sehingga dapat mempertinggi gross profit.”
(41)
28
Tabel 2.1
Studi Empiris Penelitian Terdahulu
Penelitian dan Judul
Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Anggria Lestari (2007)
“ Pengaruh Biaya Operasional terhadap Return On Assets (ROA).”
Berdasarkan hasil penelitian meningkatnya biaya operasional lainnya seiring dengan meningkatnya NPL bank dapat disimpulkan bahwa biaya operasional berpengaruh negatif terhadap rentabilitas (ROA). Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat antara kedua variabel tersebut. Artinya apabila biaya operasional tinggi, maka rentabilitas (ROA) didapatkan oleh bank rendah ,begitu juga sebaliknya semakin rendah biaya operasional yang dikeluarkan maka perolehan rentabilitas(ROA) akan semakin tinggi.
Biaya Operasional dan Rentabilitas (ROA) adalah salah satu indikator X dan Y
Biaya Operasional sebagai salah satu indikator X1
Yuliani (2007) “ Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor
Perbankan yang Go Publik di Bursa efek Jakarta.”
Berdasarkan hasil uji parsial bahwa variabel BOPO dan CAR
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal mungkin disebabkan oleh periode pengamatan yang pendek. Vought dan Vu (2000) mengemukakan bahwa periode pengamatan yang panjang akan memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan periode pengamatan yang lebih pendek
Efisiensi
Operasional dan Kinerja
Profitabilitas sebagai salah satu indikator X1 dan Y
Efisiensi
Operasional salah satu indikator X2
Ira Krisdiyanti “ Pengaruh Biaya Operasional Terhadap
Profitabilitas (ROA) Pada PT. Pindad (Persero).”
Berdasarkan hasil penelitian ini, bahwa biaya operasional berpengaruh sangat kecil
tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dan mempunyai hubungan yang cukup kuat yaitu sebesar 42%. Hal tersebut mengacu pada perhitungan koefisien determinasi yang menyebutkan bahwa sebesar 18,2% profitabilitas (ROA) dipengaruhi oleh biaya operasional sedangkan 81,8 % dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya.
Biaya Operasional dan Profitabilitas (ROA) sebagai salah satu indikator X dan Y
Biaya Operasional sebagai salah satu X1
(42)
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa biaya operasional dan efisiensi operasional berpangaruh terhadap rentabilitas (ROA). Maka penulis menggambarkan hubungan tersebut sebagai berikut :
Gambar 2.1
SkemaKerangkaPemikiran Biaya Operasional
Variabel X1
(Jopie jusuf:2008:33) •Hargapkokpenjualan • Biaya pemasaran • Biayaadmdanumum
(Suparwoto2001:56)
Rentabilitas Variabel Y
(Bambang Riyanto:2001:35) ROA
•Laba sebelum Pajak • Total Assets(modal)
(Malayu Hasibuan:100) Efisiensi operasional
Variabel X2
(Syafaroedin Sabar:1989) • Biaya operasional • Pendapatan operasional (SE BI No.3/30/DPNP tgl
14 Desember 2001)
Jopie jusuf 2008:33
(43)
30
2.3 Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara terhadap masalah yang kebenarannya harus diuji secara empiris melalui suatu analisis ( Ummi Narimawati).
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka penulis mengemukakan hipotesis yaitu baik secara simultan maupun parsial :
“Terdapat pengaruh biaya operasional dan efisiensi operasional terhadap rentabilitas (ROA) baik secara simultan maupun parsial pada PT.
(44)
Objek adalah segala sesuatu yang akan dijadikan kajian dalam penelitian. Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan bahwa:
“objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu”. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Biaya Operasional, Efisiensi Operasional dan Rentabilitas (ROA).
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Umi Narimawati (2008:127) adalah cara cara penelitian yang digunakan untukmendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Dimana metode ini merupakan metode yang menggambarkan apa yang yang dilakukan perusahaan berdasarkan fakta-fakta atau kejadian yang sebenarnya pada perusahaan tersebut. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah atau dianalisis serta dijelaskan dengan teori-teori yang ada dan akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan.
Menurut Umi Narimawati (2008:21),metode deskriptif adalah :
“menggambarkan/menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan berupa narasi, grafik maupun gambar.”
(45)
32
Menurut Umi Narimawati (2008:21) pengertian metode verifikatif adalah:
“metode penelitian Verifikatif adalah pengujian hippotesis melalui alat analisis
statistik”.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Definisi lain mengatakan bahwa desain penilitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Moh.Nazir, 2003:84).
Dengan demikian desain penelitian ini merupakan kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian tersebut serta memberikan gambaran jika penelitian itu telah jadi atau selesa penelitan tersebut diberlakukan. Desain penelitian yang baik dapat memudahkan penulis dalam melakukan penelitiannya.
Menurut Sugiyono, (2007:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:
Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
(46)
6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan
Dalampenelitianinipenulismenetapkandesainpenelitian yang mencakup proses sebagaiberikut :
1. Sumber Masalah
Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitina yang sulit karena tujuan penelitian ini dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksaaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian, pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara menguji hipotesis.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara atau hipotesis, maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberi jawaban sementara terhadap penelitian atau yang disebut hipotesis.
(47)
34
4. Pegajuan Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban itu disebut hipotesis. 5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif (verifikatif).
6. Menyusun instrument penelitian
Pada penelitian ini untuk menguji adanya pengaruh biaya operasional (variabel X1) dan efisiensi operasional (variabel X2) terhadap
rentabilitas (variabel Y) digunakan analisis jalur, sedangkan untuk menguji adanya hubungan biaya operasional (variabel X1) dan efisiensi
operasional (variabel X2) terhadap rentabilitas (variabel Y) digunakan
korelasi Pearson, dan untuk menguji pengaruh biaya operasional (variabel X1) dan efisiensi operasional (variabel X2) terhadap rentabilitas (variabel
Y) digunakan koefisien determinasi. 7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah akhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
(48)
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasioanal variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian ke dalam subvariabel, dimensi, indikator subvariabel, dan pengukuran. Dalam penelitian ini penulis menggunakan judul yang telah dipilih yaitu pengaruh biaya operasional dan efisiensi operasional terhadap rentabilitas (ROA) pada PT. Module Tri Arba. Penulis mencoba mencari pengaruh antara suatu variabel dengan variabel lainnya dalam suatu hubungannya yang bersifat kausal, artinya satu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya dalam hubungan sebab akibat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas (Independence Variabel)
Variabel bebas ini merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penulisan ini variabel bebasnya terdapat pada biaya operaional dan efisiensi operasional, karena dengan adanya penyusunan biaya operasional dan efisiensi operasional yang baik maka jumlah pendapatan atau laba yang didapat akan bisa terkendali. 2. Variabel Terikat (Dependence Variabel)
Variabel terikat ini merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, dengan kata lain variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat ini terdapat pada rentabilitas pada perusahaan, karena rentabilitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh biaya operasional dan efisiensi operasional.
(49)
36
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Biaya Operasional (X1)
Biaya operasional atau adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk
perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari. • Hargapokokpenjualan •Biayapemasaran •Biayaadministrasidanumum
Rp Rasio
Efisiensi Operasional (X2)
BOPO adalah
rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional.
Biaya Operasional
Pendapatan OperasionalX100% % Rasio
Rentabilitas (Y) Kemampuan Perusahaan Dalam Mendapatkan Laba Usaha �
(50)
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentua Data
3.2.3.1 Sumber Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dibagi dua sumber data, yaitu :
1 Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dan berhubungan secara langsung dengan penelitian yang dilaksanakan.
2 Data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung data primer, baik berupa data internal jika berasal dari dalam organisasi perusahaan maupun data sekunder eksternal yang berasal dari luar perusahaan. Contoh : studi pustaka.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
3.2.3.2.1 Populasi
Populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa yang mencakup semesta untuk kepentingan masalah riset pemasaran. Dilihat dari pengertian tersebut, populasi merupakan objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian (Umi Narimawati, 2008:161).
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis hanya menentukan dan menggunakan populasi dari data laporan keuangan tahunan sejak PT. Module Tri Arba berdiri dan laporan pendukung dari biaya operasional, efisiensi operasional dan rentabilitas (ROA) sejak PT. Module Tri Arba didirikan.
(51)
38
3.2.3.2.2 Sampel
Sampel adalah sub elemen populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Rancangan dalam mengambil sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan sampel nonprobabilitas (nonprobability sampling design) yaitu tidak semua populasi mempunyai kesempatan untuk dijadikan sampling. Teknik yang dilakukan adalah Purposive sampling (penilaian). Dimana Purposive sampling (penilaian) adalah teknik yang dilakukan dengan memilih sampel dari suatu populasi berdasarkan dari informasi yang tersedia sesuai dengan penelitian yang berjalan sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan (Jonathan Sarwono, 2006:125).
Penarikan sampel yang peneliti lakukan adalah sampel yang diambil dari tahun 2003 sampai dengan 2009 sehingga sampel yang digunakan sebanyak 7 tahun.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
Penelitian lapangan (Field Research) adalah penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan dengan maksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.
(52)
1. Dokumentasi
Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, seperti data laporan keuangan tahunan dan laporan pendukung dari biayaoperasional,efisiensi operasional dan rentabilitas pada PT Module Tri Arba.
2. Pengamatan (Observasi)
a. Pengamatan (Observasi) adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti.
b. Penelitian kepustakaan ( Library Research) adalah penelitian yang dilakukan secara tidak langsung yang bersumber kepustakaan dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan penelitian
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif (Kualitatif) dan Verifikatif
(Kuantitatif)
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (kualitatif)
Analisis deskriptif merupakan analisis yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif maka disebut penelitian deskriptif kualitatif.
(53)
40
Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan masalah nomor satu, dua, dan tiga, yaitu bagaimana perkembangan biaya operasional, bagaimana perkembangan efisiensi operasional dan bagaimana perkembangan rentabilitas pada PT Module Tri Arba. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan tahun dasar dengan tahun sekarang, kemudian diuraikan ke dalam grafik, tabel atau diagram.
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka (numeric). Dalam hal ini peneliti melakukan analisis pada laporan keuangan neraca, laporan keuangan laba rugi. Peneliti dalam melakukan penelitiannya menggunakan metode analisis statistik.
Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yang digunakan peneliti adalah untuk Mengetahui pengaruh antara variabel X1 (Biaya Operasional) dan X2 (Efisiensi Operasional) terhadap variabel Y (Rentabilitas) serta seberapa besar pengaruhnya. Adapun metode analisa Korelasi, Regresi Linear berganda dan Koefisien Determinasi.
Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya operasional dan efisiensi operasional terhadap rentabilitas (ROA). Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan
(54)
antara variable independent (X) dan variable dependent (Y) disebut dengan persamaan regresi.
Bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini yaitu :
Keterangan :
Y = nilai taksiran untuk variabel rentabilitas (ROA)
a = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalahY pada saat variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2 = 0)
X1 = biaya operasional
X2 = efisiensi operasional
b1 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terhadap variabel terikat
Y, apabila variabel bebas X2 diangap konstan.
b2 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X2 terhadap variabel terikat
Y, apabila variabel bebas X1 diangap konstan.
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode
kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Y=a+b1x1+b2x2
(55)
42
2
1 2 2 1 2
1 2 2 2
1 2 1 2
' ' ' ' ' ' '
' ' ' '
X Y X X Y X X
b
X X X X
22 1 1 1 2
2 2 2 2
1 2 1 2
' ' ' ' ' ' '
' ' ' '
X Y X X Y X X
b
X X X X
1 1 2 2
a Y b X b X
Jika b1dan b2positif, maka hal ini menunjukkan hubungan yang searah
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai b1dan b2negatif berarti
menunjukkan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat, dan sebaliknya.
2.
Analisis Korelasi (Pearson)Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara independent variabel
dengan dependent variabel. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara independent variabel dengan
dependent variabel selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antar variabel. Arah dinyatakan dalam positif dan negatif,
(56)
sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 ≤ R ≤ 1 apabila :
a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
a. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika independent variabel naik, maka
dependent variabel turun, dan jika variabel independent variabel, maka dependent variabel naik).
b. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka terdapat hubungan yang kuat antara independent variabel dan dependent variabel dan hubungannya searah (jika independent variabel
naik, maka dependent variabel naik, dan jika independent variabel turun, maka
dependent variabel turun).
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara X1 dan Y, X2 dan Y, adalah
sebagai berikut :
b
r = 1 1
2
2 2 2
1 1 1
( )( )
{ ( ) }{ ( ) }
n X Y X Y
n X X n Y Y
b
r = 2 2
2
2 2 2
2 2 2
( )( )
{ ( ) }{ ( ) }
n X Y X Y
n X X n Y Y
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap seberapa kuat hubungan itu maka digunakan pedoman seperti tertera pada tabel sebagai berikut:
(57)
44
Tabel 3.2
Interpretasi perhitungan korelasi
Interval korelasi Tingkat hubungan
0,0-0,19 Korelasi sangat rendah
0,2-0,39 Korelasi rendah
0,4-0,59 Korelasi sedang
0,6-0,79 Korelasi kuat
0,8-1,0 Korelasi sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2004:183)
2. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel “X” terhadap variabel “Y”
dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi. Adapun rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah:
Keterangan :
Kd = Nilai koefisien determinasi r = Koefisien korelasi (pearson )
100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase Kd = r2 x 100%
(58)
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang di buat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun atau mengarahkan penyelidikan selanjutnya. Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen (X) yaitu biaya opersional (X1) dan efisiensi
operasional (X2) terhadap rentabilitas (ROA) sebagai variabel dependen (Y),
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Uji F
Uji F ini digunakan secara simultan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai r2 telah diketahui selanjutnya akan diuji apakah nilai koefisien determinasi mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak. Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut :
(59)
46
H0 β1, β2 = 0: Biaya operasional dan efisiensi operasional Tidak
berpengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadaprentabilitas (ROA)
Haβ1, β2≠ 0 : Biaya operasional dan efisiensi operasional berpengaruh
yang signifikan secara bersama-sama terhadaprentabilitas (ROA)
Nilai F hitung dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Dimana :
K =Derajat Kebebasan
n = Jumlah Sampel
Nilai F dihitung dibandingkan dengan nilai F tabel berdasarkan tingkat
signifikasi (α) = 5% dan derajat kebebasan pembilang = k dan derajat penyebut =
n –k- 1. Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut : Apabila Fhitung positif (+), maka :
Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak
Fhitung< Fttabel maka H0 diterima
R2/K F =
(60)
22
2
hitungX
b
t
se b
11
1
hitungX
b
t
se b
Apabila Fhitung negatif (-), maka :
Fhitung> Ftabel maka H0 diterima
Fhitung< Ftabel maka H0 ditolak
b. Uji T
Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah :
1. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Rentabilitas (ROA)
H0 β1 = 0 : Biaya operasional tidak berpengaruh signifikan
terhadap Rentabilitas (ROA).
Ha β1≠ 0 : Biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap
Rentabilitas (ROA).
2. Pengaruh Efisiensi Operasionalterhadap Rentabilitas (ROA)
H0 β2 = 0 : Efisiensi operasionaltidak berpengaruh signifikan
terhadap Rentabilitas (ROA).
Ha β2≠ 0 : Efisiensi operasional berpengaruh signifikan
terhadap Rentabilitas (ROA)..
Nilai t hitung dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
(61)
48
Kriteria dari pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut :
Apabila thitung positif (+), maka :
thitung> ttabel maka H0 ditolak
thitung< ttabel maka H0 diterima
Apabila thitung negatif (-), maka :
thitung> ttabel maka H0 diterima
thitung< ttabel maka H0 ditolak
Berikut ini adalah gambar yang memperlihatan daerah penerimaan dan penolakan H0 :
Gambar 3.1
DaerahPenerimaan dan PenolakanHipotesis
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak
(diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, biaya operasional dan efisiensi operasional
(62)
berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap rentabilitas. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang (signifikan) antara dua variabel tersebut.
(63)
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT. Module Tri Arba Bandung
Pembangunan ekonomi baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta akan tetap dilakukan walaupun situasi perekonomian kita saat ini masih belum kembali pulih, akibat krisis moneter yang berkepanjangan, yang dialami bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997. Akibatnya, banyak perusahaan-perusahaan dalam negeri yang mengalami gulung tikar. Namun ada sebagian perusahaan yang masih mampu bertahan hidup hingga kini, antara lain karena ditunjang oleh adanya kemudahan-kemudahan dalam melancarkan usahanya, karena mereka dapat menggunakan atau mendapatkan dananya dengan efisien. Kemudahan-kemudahan tersebut diantaranya berupa kredit dengan bunga yang rendah ataupun keringanan pajak penghasilan. Kemudahan memperoleh kredit dari bank dengan tingkat bunga yang rendah adalah salah satu cara menambah modal perusahaan.
Industri konstruksi merupakan industri di mana produk akhir yang dihasilkan adalah berupa pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan bangunan selain dari fisik bangunan itu sendiri, di mana merupakan barang / produk investasi, dikarenakan produknya bukan diinginkan oleh industri konstruksi sendiri melainkan dibutuhkan oleh industri lainnya dalam rangka proses produksinya (Hillebrandt, 1985) di mana proses pengorganisasian dan manjernya berorientasi pada proyek, sehingga setiap proyek konstruksi
(64)
merupakan sistem produksi yang bersifat sementara dan berpindah-pindah yang berdampak kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan industri konstruksi (stakeholders).
PT. Module Tri Arba didirikan sejak tahun 1990, dengan suatu prinsip dasar idealisme dan selalu berkeinginan untuk menunjukkan pengabdian dari beberapa tenaga profesional, dimana profesional dapat berkembang didalam arti adanya keseimbangan faktor-faktor kepengusahaan dan idealisme profesi yang akan selalu berdampingan.
Semenjak kurun waktu 20 tahun terakhir, PT Module Tri Arba selalu berpegang teguh pada prinsip diatas, dan telah banyak pengalaman yang diperoleh untuk dapat selalu berkembang dimasa yang akan datang. Sejalan dengan semakin banyaknya pengalaman di bidang-bidang pelayanan yang lebih luas, PT. Module Tri Arba senantiasa siap akan setiap tugas dan tantangan yang dihadapi dalam turut mensukseskansetiap program pembangunan yang memerlukan pelayanan dari sebuah biro konsultan yang baik dan sehat.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi beserta uraian tugasnya dibutuhkan oleh setiap organisasi, untuk memberi arah kepada organisasi tersebut sehingga semua kegiatan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang menggambarkan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab serta fungsi dari setiap bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
(65)
52
Struktur organisasi PT Module Tri Arba ini terdiri dari: 1. Dewan Komisaris
2. Direksi
3. Sekretaris Direksi 4. Manager Personalia
5. Manager Administrasi & Keuangan 6. Manager Teknik
7. Manager Operasional
8. Koordinator Administrasi Teknis 9. Koordinator Administrasi Keuangan 10.Bagian Perencanaan
11.Bagian Management Konstruksi/Supervisi 12.Bagian Pengembangan
13.Staf
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi yang terdapat pada bagian lampiran.
4.1.3 Job Description
Untuk mempelancar tugas-tugas operasional PT. Module Tri Arba sebagai suatu organisasi memiliki alat pelengkap organisasi. Adapun mengenai penjelasan job description dari struktur organisasi PT. Module Tri Arba adalah sebagai berikut :
(66)
1. Dewan Komisaris
Dewan komisaris mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. Mengawasi pelaksanaan tugas Dewan Direksi serta memberi nasehat atas pelaksanaan tugas Dewan Direksi tersebut.
b. Anggota Dewan Komisaris mempunyai hak untuk memeriksa buku-buku, surat-surat, serta kekayaan perusahaan.
c. Memberhentikan salah seorang dari anggota direksi ataupun semua anggotanya karena alasan-alasan tertentu.
d. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), khususnya diadakan untuk menentukan apakah anggota direksi yang telah diberhentikan akan terus diberhentikan atau dikembalikan pada posisi semula.
2. Direksi
Direksi PT Module Tri Arba mempunyai hak dan kewajiban serta tugas sebagai berikut :
a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan.
b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer).
c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan.
(1)
dari tahun sebelumnya sebesar 9,21%. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 0,39% dari tahun sebelumnya menjadi 44,14%.
4. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Biaya Operasional dan Efisiensi Operasional terhadap Rentabilitas (ROA). a. Secara simultan biaya operasional dan efisiensi operasional berpengaruh namun tidak signifikan terhadap rentabilitas (ROA), dengan total pengaruh sebesar 34,6%, sedangkan sisanya sebesar 100%-34,6% = 65,4% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti. Berdasarkan uji hipotesis simultan, pengaruh sebesar 34,6% dinyatakan tidak signifikan (F-hitung;1,056 < F-tabel;6,944). Hal ini mungkin disebabkan oleh periode pengamatan yang pendek, maka dari itu dengan periode pengamatan yang panjang maka akan memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan periode pengamatan yang lebih pendek.
b. Secara parsial biaya operasional memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap rentabilitas (ROA) (t-hitung berada diwilayah penerimaan H0) dengan total pengaruh hanya sebesar-5,89%.
c. Secara parsial efisiensi operasional memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA (t;hitung berada di daerah penerimaan H0) dengan total pengaruhsebesar 40,51%.
(2)
81
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan saran bagi PT. Module Tri Arba Bandung sebagai bahan pertimbangan perusahaan maupun untuk pihak lainnya yang berkepentingan. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus mampu mengendalikan biaya-biaya operasional dengan sebaik-baiknya dengan mempertahankan sistem penganggaran biaya operasionalnya serta lebih efisien dalam menggunakan dan mengalokasikan biaya operasional yang cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dan diharapkan dapat melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pelaksanaan biaya operasional agar tidak terjadi penyelewengan.
2. Perusahaan diharapkan dapat terus mempertahankan kenaikan laba pada setiap tahunnya, karena dengan meningkatnya efisiensi dalam pengendalian biaya maka akan memperoleh kenaikan laba yang maksimal. Keadaan yang demikian akan membuat perusahaan dapat mempertahankan dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi kekurangan-kekurangan atas keterbatasan yang ada pada penelitian kali ini dan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik peneliti selanjutnya dapat menambah periode pengamatan yang panjang dan hal itu mungkin berpengaruh pada hasil penelitian.
(3)
Keempat, Yoyakarta, BPFE, 2001.
Jopie Jusuf (2008), Analisis Kredit Untuk Account Officer, Cetakan kedelapan, Penerbit Ikrar Mandiri Abadi, PT. Jakarta.
Moh. Nazir, (2003:84), dalam Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah.
Penerbit Genesis.Bekasi.
Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi kelima, 2009.
Munandar. 2001. Perencanaan Kerja. Pengkoordinasian Kerja. Dan Pengawasan Kerja. BPFE. Yogyakarta.
Sofjan Assauri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. LPEE Universitas Indonesia. Jakarta
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 2008, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, edisi keempat.Bandung: Afabeta.
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Pusaka.
Umi Narimawati (2008), Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung.
Voght, Stephen C and Vu, Josepth D. 2000. Cash flow and Long-run Firms Value: Evidence from The Value Line Investment Survey. Journal of Management Issue: pp. 20-32.
(4)
83
Referensi :
Anggria Lestari. 2007. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Return On Assets (ROA). UNIKOM. Bandung.
Ira Krisdiyanti. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT. Pindad (Persero). UNIKOM. Bandung.
Yuliani. 2007. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5 No 10. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Publik di Bursa efek Jakarta. Universitas Sriwijaya.
(5)
LAMPIRAN 09
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Aries Kristy M
Nim : 21207056
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Manajemen
Tempat/tgl.Lahir : Garut, 05 Maret 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Emung No.55/36B Kewarganegaraan : Indonesia
No Telp / HP : 085794248601 / 082126982624 Hobby : Mendengarkan Musik
Nama Ayah : Iwang Nama Ibu : Tati
B. PENDIDIKAN TERAKHIR
1. 1995-2001 : Sekolah Dasar Negeri 4 Cibalong, Garut
2. 2001-2004 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cibalong, Garut 3. 2004-2007 : Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Cimahi
4. 2007 : Terdaftar sebagai Mahasiswa UNIKOM
Bandung, Februari 2012 Penulis,