Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak dan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey Pada Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung)

(1)

DI KPP MADYA BANDUNG)

THE EFFECT OF UNDERSTANDING ACCOUNTING TAX AND APPLICATION SYSTEM ADMINISTRATION MODERN

TAX OF TAX COMPLIANCE

(SURVEY ON TAXPAYERS AGENCY IN KPP MADYA BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Sidang Skripsi Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu

Oleh:

LYDIA 21110115

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

181

RIWAYAT HIDUP

CURRICULUM VITAE

Personal Details: Full Name : Lydia

Gender : Female

Place/date of Birth : Bandung/ September 22 1992

Age : 21 years old

Marital Status : Single Nationality : Indonesia Religion : Christian

Residence Address : Sarijadi Blok 2 No 102 Bandung 40151 Phone/Hp : (022) 2018977/ 085721888970

Dicipline/Facullty : Accounting, S1 Universitas Komputer Indonesia

Email : Lydia Sitorus@Gmail.com & Lydia Sitorus@yahoo.co.id

Educational Background :

a. Formal Education :

University : Universitas Komputer Indonesia Program S1 Ekonomi

2010 - 2014 Senior High School : SMAK BPPK Bandung 2007 - 2010 Junior High School : SMP Kartika Siliwangi III-2 Bandung 2004 - 2007 Elementary School : SD Negeri Sarijadi XI Bandung 1999 - 2004

b. Non Formal Education :

1. Brevet Perpajakan A dan B Sep-Des 12

2. Studi lapangan Bursa Efek Indonesia Feb-13

3.Kerja Praktek Bank BJB Agus-Sep13

4. Hardware Komputer Maret-Juli 14

Skills & Spesific Abilities :

* Computer

- Operating System Windows 2000,Ms Office 2000/XP/2003/2007/2010


(5)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

MOTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8


(6)

x

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11

1.5.2 Waktu Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Pemahaman Akuntansi Pajak ... 13

2.1.1.1 Pengertian Pemahaman ... 13

2.1.1.2 Pengertian Akuntansi ... 14

2.1.1.3 Pengertian Akuntansi Pajak ... 16

2.1.1.4 Pengertian Pemahmanan Akuntansi Pajak ... 17

2.1.1.5 Konsep Pemahaman Akuntansi Pajak ... 19

2.1.1.6 Dimensi Pemahaman Akuntansi Pajak ... 20

2.1.1.7 Indikator Pemahaman Akuntansi Pajak ... 21

2.1.2 Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 22

2.1.2.1 Pengertian Sistem ... 22

2.1.2.2 Pengertian Administrasi Perpajakan ... 23

2.1.2.3 Pengertian Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 24


(7)

xi

2.1.2.4 Konsep Penerapan Sistem Administrasi

Perpajakan Modern ... 26

2.1.2.5 Dimensi Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 29

2.1.2.6 Indikator Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 30

2.1.3 Kepatuhan Perpajakan ... 31

2.1.3.1 Pengertian Kepatuahan Perpajakan ... 31

2.1.3.2 Manfaat dan Kriteria Kepatuahan Perpajakan ... 32

2.1.3.3 Dimensi Kepatuahan Perpajakan ... 34

2.1.3.4 Indikator Kepatuahan Perpajakan ... 35

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 36

2.2 Kerangka Pemikiran ... 38

2.2.1 Pengarruh Pemahaman Akuntansi Pajak dengan Kepatuhan Perpajakan ... 39

2.2.2 Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan modern dengan Kepatuhan Perpajakan ... 40

2.3 Hipotesis ... 42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 44

3.2 Metode Penelitian ... 44

3.2.1 Disain Penelitian ... 47


(8)

xii

3.4 Sumber Data ... 55

3.5 Alat Ukur Penelitian ... 56

3.5.1 Uji Validitas ... 56

3.5.2 Uji Reabilitas ... 57

3.5.3 Uji MSI (Data Ordinal ke Interval) ... 58

3.6 Populasi dan Penarikan Sampel ... 59

3.6.1 Populasi ... 59

3.6.2 Penarikan Sampel ... 60

3.7 Metode Pengumpulan Data... 61

3.8 Metode Pengujian Data... 64

3.8.1 Metode Analisis ... 64

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 82

4.1.1 Sejarah KPP Madya Bandung ... 82

4.1.2 Stuktur Organisasi KPP Madya Bandung ... 85

4.1.3 Job Description KPP Madya Bandung ... 87

4.1.4 Aktivitas KPP Madya Bandung ... 89

4.2 Karakteristik Responden ... 90

4.3 Pengujian Alat Analisis Data (Data Primer) ... 98

4.3.1 Hasil Pengujian Validitas ... 98


(9)

xiii

4.4 Analisis Deskriptif ... 101 4.4.1 Analisis Deskriptif Pemahaman

Akuntansi Pajak ... 101 4.4.2 Analisis Deskriptif Sistem Administrasi

Perpajakan Modern ... 107 4.4.3 Analisis Deskriptif Kepatuhan Perpajakan ... 114 4.5 Analisis Verifikatif ... 123

4.5.1 Analisis Pengaruh Pemahman Akuntansi Pajak dan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan

Modern Terhadap Kepatuhan Perpajakan ... 123 4.5.2 Pengujian Kecocokan Model Pengukuran (Outer Model) .. 125 4.5.3 Pengujian Model Sruktural (Inner Model) ... 133 4.5.4 Pengujan Kecocokan Model Gabungan

(Combination Model) ... 135 4.5.5 Hasil Pengujian Hipotesis ... 136 4.6 Pembahasan ... 142

4.6.1 Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi

Pajaka Terhadap Kepatuhan Perpajakan ... 142 4.6.2 Analisis Penerapan Sistem Adminitrasi Perpajakan


(10)

xiv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 149

5.1 Kesimpulan ... 149

5.2 Saran ... 150

5.2.1 Saran Operasional ... 150

5.2.2 Saran Pengembangan Ilmu ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 152

LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 156


(11)

152

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2003. Dasar Pemrograman Web dengan ASP, Andi, Yogyakarta. Abdul Rahman. 2010. Paduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan Untu

Karyawan, Pelaku Bisnis, dan Perusahaan, Nuansa, Jakarta

Anas, Sudijono.2009. Pengantar statistik pendidikan,PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Andri Kristanto 2008,Perancangan Sistem Infoormasi dan Aplikasinya Gava Media, Yogyakarta.

Arifin, Johar,2007, Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan (Aspek Finansial

Dan Aspek Non Finansial) Berbasis Komputer, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Azhar Susanto,200 “Sistem Informasi Manajemen”:Konsep dan

Pengembanganya: Lingga Jaya, Bandung.

Chin, W.W. 1998. The Partial Least Squares Approach for Structural Equation Modeling. Cleveland. Ohio.

Direktorat Jendral Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I.2012.Buku Kerja Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

Djaali. 2008 Psikologi Pendidikan. PT.Bumi Aksara. Jakarta

Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini 2009, Akuntansi keuangan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung.

Firdaus. 2005. 7 Jam Belajar Interaktif PHP & MySQL dengan Dreamwever. Maxikom, Palembang.

Gunadi Djoned.2005. Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak. Jurnal Pepajakan Indonesia, vol 4,5 :4-9. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Jakarta.

Hutagaol, J., Darussalam, & Danny Septriadi. Kapita Selekta Perpajakan. Di Darussalam ed. Cross-Border Income Tax Issues Arising from Employee Stock Options (ESOPs): Between Indonesia and United States (h.231-246). : Salemba Empat, 2007, Jakarta.


(12)

Indahyanti, Uce dan Arif Djunaedy. 2013. Pengukuran penerimaan Instruktur terhadap Teknologi Learning Management SystemMenggunakan Modifikasi Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technologi (UTAUT). Jurnal Sistem Informasi Volume 4, Nomor 4 Maret 2013. Ismawan,Indra.2001.Reformasi Perpajaka : Salemba Empat, Jakarta.

James, A. Hall, 2007.Sistem Informasi Akuntansi.Edisi Ketiga, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta

.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, 2012. Akuntansi Intermediete, Terjemahan Emil Salim, Jilid 1, Edisi Dua Belas, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Marcus Taufan Sofyan.2005.Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, STAN, Tanggerang.

Narimawati, Umi, Anggadini, S.D. & Ismawati, L. 2010. Penilisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis. Nasution. (2004). Metode Research. :Bumi Aksara, Jakarta.

Nur Hidayat 2013. Pemeriksaan Pajak Menghindarai dan Menghadapi : PT Elex Meding Komputindo, Jakarta.

Rahmah Elin.(2013) Penerapan Asesment Portofolio Dalam Upaya Meningkatkan Motifasi dan Hasil Belajar Siswa SMP Pada Praktikum Uji Makanan. Skripsi Pendidikan Biologi Upi Bandung.

Rapina, Jerry & Yenni Carolina. 2011. “Pengaruh Penerapan Sistem

Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

(Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying)”.Jurnal Riset Akuntansi Vol. III No. 2 Oktober 2011.

Rulyanti Susi Wardhani. (2008). “Pengaruh Audit Internal Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern pada Badan Usaha Milik Negara (BUMD) di Propinsi Sumatera Selatan”. Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran.

Setiawan, Agus, Musri, Basri, 2006 Perpajakan Umum. Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta

Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Mukhlis, Iman. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi : Raih Asa Sukses, Jakarta.


(13)

Siti Kurnia Rahayu, 2010 .Perpajakan Indonesia : Konsep dan Aspek Formal, Graha Ilmu,Yogyakarta.

Siti Resmi. 2009. Perpajakan : Teori dan Kasus Edisi 5, Salemba Empat. Jakarta. Sofana, Iwan. 2012. CISCO CCNA dan Jaringan Komputer. (Edisi Revisi).

Bandung : Informatika Bandung

Sri Ernawati & Mellyana Wijaya.2011. “Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Prtama Banjarmasin)”. Jurnal SPRED-April 2011, Volume 1 Nomor1.

Sri Rahayu & Ita Salsalina Lingga 2009.”Pengaruh Modernisasi Sistem

Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak” (Survey atas Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung ”X”). Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009:119-138.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D : Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D : Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D : Alfabeta, Bandung.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati. 2009. Akuntansi Perpajakan : Salemba Empat, Jakarta.

Suparman, S. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa: Pinus Book Publisher, Yogyakarta.

Uma Sekaran, 2006, Research Methods For Business, Edisi 4, Buku 2 : Salemba Empat, Jakarta.

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Jakarta.

Waluyo, (2009). Perpajakan Indonesia. Edisi Keenam. Salemba Empat. :Undang – Undang, Jakarta.


(14)

Wing Wahyu Winarno, 2006. Sistem Informasi Akuntansi : UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Yong, Y. dan Miler., F. Y.2008. “Effects of used lubricating oil on two mangroves Aegiceras corniculatum and Avicenniamarina”. Journal of Environmental Sciences 19(2008) 1355–1360. State Key Laboratory of Marine Environmental Science, Xiamen University; Xiamen 361005 dan Department of Biology and Chemistry, City University of Hong Kong; Hong Kong.


(15)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Dan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Perpajakan Pada Wajib Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan gelar sarjana ekonomi pada jurusan Akuntansi di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan, dari segi penggunaan tata bahasa maupun dalam pembahasan materi. Semua ini dikarenakan keterbatasan kemampuan Peneliti oleh karena itu, Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada Peneliti, yang dikemudian hari Peneliti dapat memperbaiki segala kekuranganya. Selama penulisan ini, Peneliti selalu mendapatkan dukungan, bimbingan, dorongan, serta semangat dari semua pihak yang telah membantu Penulis.

Oleh karena itu Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Dr. Ony Widilestariningtyas, SE, M.Si.,Ak selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan penelitian ini.


(16)

vii

Ucapan terimakasih juga peneli sampaikan kepada yang terhormat:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Dosen Wali pada kelas Akuntansi-3 angkatan 2010. 5. Dr Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak,.CA. dan Dian Dwinita K, SE.,M.Si selaku

Penguji siding Skripsi.

6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali peneliti dengan pengetahuan.

7. Bapak Budi Prasetya selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian beserta Bapak Sofiyan, Bapak Agus Puji dan Bapak Agung yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Yang tercinta Mamah (Ibu. Lasmaida Tambun) dan Papah (Bpk. Dortan Sitorus) serta Kakak (Marlince), Abang (Prengki) dan adik (Alfian) ku tercinta atas doa dorongan moril, kritik dan saran yang sangat berguna serta bantuan materil selama penulisan Skripsi ini.

9. Keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan selama ini, Tulang Sihar untuk bimbingan SEM PLS.


(17)

viii

10. Sahabat-sahabat terkasih (Derry Dessyany , Neneng Asyiah dan Helga Fahresi) atas dorongan moril, dan saling menyemangati selama proses penulisan Skripsi.

11. Teman-teman di kelas Ak-3 angkatan 2010, atas dukungan dan ke bersamaannya.

12. Semua pihak yang telah memberikan solusi dan konsultasi dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti bersedia menerima segala kritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan mutu skripsi ini.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi suatu motivasi untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain peneliti mengucapkan Terimakasih.

Bandung ,12 Agustus 2014 Peneliti

LYDIA 21110115


(18)

13

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini, penulis akan memaparkan teori-teori yang berhungan dengan masalah-masalah yang dihadapi. Disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu mengenai dampak pertumbuhan ekonomi dan optimalisasi pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan badan.

2.1.1 Pemahaman Akuntansi Pajak 2.1.1.1 Pengertian Pemahaman

Adapun pengertian pemahaman yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut:

Pengertian pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan oleh Winkel dan Mukhtar Sudaryono (2012:44) mengemukakan bahwa:

“Pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat; mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain”. Sementara Benjamin S. Bloom Anas Sudijono (2009:50) mengatakan bahwa:

“Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri”.


(19)

Menurut Taksonomi Bloom Daryanto (2008:106) mengemukakan :

“Pemahaman (comprehension) kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami apa yang sedang dikomunikasikan.

2.1.1.2 Pengertian Akuntansi

Adapun pengertian akuntansi yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut:

Menurut American Institute Of Certified Public Accountants yang di kutip oleh Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009:1) menjelaskan bahwa:

“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterprestasian hasil proses tersebut”.

Menurut Firdaus A.Dunia (2005:1) menjelaskan bahwa :

“Akuntansi adalah suatu profesi yang sama dengan profesi hukum dan profesi kedokteran. Profesi ini secara berkelanjutan akan berubah sebagian masyarakat dan kebutuhannya juga terus berubah. Selama bertahun-tahun dan sepanjang waktu akuntansi telah mengalamai perubahan. Dengan menyadari hal ini, tentu akan membantu dalam memahami secara lebih baik peranan dan pentingnya akuntansi dalam masyarakat dan dalam kehidupankita sehari-hari.”


(20)

Niswonger, fress dan Warren yang dikutip oleh Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009:1) menjelaskan bahwa :

“Akuntasi adalah proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepatoleh pemakai informasi yang bersangkutan”.

Menurut Donald E. Kieso (2012:2) menjelaskan bahwa :

“Akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi: pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun”.

Menurut Donald E. Kieso (2012:5) menjelaskan bahwa :

“Tujuan utama dari akuntansi adalah untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi). Konsep ini merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan, pengukuran dan pengkomunikasian informasi keuangan kepada pemakai yang berkepentingan.


(21)

2.1.1.3 Pengertian Akuntansi Pajak

Adapun pengertian akuntansi pajak yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut :

Menurut Sukrisno Agoes, Estralita Trisnawati (2010:7-8) menjelaskan bahwa:

“Akuntansi yang diterapkan sesuai dengan peraturan perpajakan disebut akuntansi pajak. Akuntansi pajak merupakan bagian dari akuntansi komersial yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Akuntansi pajak hanya digunakan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan perpajakan. Dengan dadanya akuntansi pajak WP dapat dengan lebih mudah menyusun SPT. Sedangkan sedangkan akuntansi komersial disusun dan disajikan berdasarkan SAK. Namun, untuk kepentingan perpajakan, akuntansi komersial harus disesuikan dengan aturan perpajakan yang berlaku di Indonesia”.

Menurut Setiawan, Agus (2006:8) menjelaska bahwa akuntansi pajak adalah sebagai berikut:

“Akuntansi pajak adalah sekumpulan prinsip, standar, perlakuan akuntansi pajak digunakan untuk mempermudah surat pemberitahuan pajak (SPT) masa dan tahun pajak penghasilan dimana wajib pajak tersebut terdaftar. SPT tahunan pajak penghasilan harus diisi sesuai dengan laporan keuangan fiscal dan harus dilampirkan antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak terdapat perbedaan kebijakan dalam hal pengukuran pendapatan biaya”.

Pengertian subjek pajak penghasilan menurut Djoko Muljono (2006:27) adalah sebagai berikut:

“Subjek pajak penghasilan adalah wajib pajak yang menurut ketentuan harus membayar, memotong atau memungut pajak yang terhutang atas obyek pajak.”


(22)

Sedangkan pengertian subjek pajak penghasilan menurut Siti Resmi (2009:74) adalah sebagai berikut:

“Subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan pajak penghasilan”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi pajak adalah pencatatan transaksi yang hanya berhubungan dengan pajak untuk mempermudah penyusunan surat pemberitahuan pajak (SPT) masa dan tahunan pajak penghasilan.

2.1.1.4 Pengertian Pemahaman Akuntansi Pajak

Adapun pengertian pemahaman akuntansi pajak yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut::

Menurut pendapat Johar Arifin (2007:12). Pemahaman akuntansi pajak adalah sebagai berikut :

“Pemahaman akuntansi pajak merupakan pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku serta pengaruhnya bagi perusahaan dan penyajian kewajaran penyajian laporan keuangan suatu perusahaan Akuntansi adalah suatu alat yang dipakai sebagai bahasa bisnis.Informasi yang disampaikannya hanya dapat dipahami bila mekanisme akuntansi dimengerti. Akuntansi dirancang agar transaksi tercatat diolah menjadi informasi yang berguna”.

Menurut pendapat Johar Arifin (2007:12). Pemahaman akuntansi pajak adalah sebagai berikut :

“Pemahaman wajib pajak tentang akuntansi pajak akan memberikan pengetahuan bagaimana wajib pajak menyelenggrakan pembukuan atau membuat laporan keuangan Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar munurut karakteristik ekomoninya. Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,


(23)

kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam perhitungan hasil usaha adalah pendapatan dan beban”.

Menurut Nur Hidayat (2013;68) yang diambil dari Undang-undang perpajakan mengunakan istilah pembukuan bukan akuntansi (Pasal 28 UU KUP). Akuntansi berdimensi lebih luas, yaitu meliputi pembukuan itu sendiri dan SPT. Pengertian pembukan sebagai mana dirumuskan UU KUP dalam pasal 1 angka 26 telah diuraikan terdapat beberapa pengertian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Rulyanti (2005) memiliki arti:

“Pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan atau memahamkan. Ini berarti orang yang memiliki pemahaman akuntansi pajak adalah orang yang panadai dan mengerti benar akuntansi pajak. Pemahaman wajib pajak tentang akuntansi pajak akan memberi pengetahuan bagaimana wajib pajak menyelenggarakan atau mebuat catatan pembukuan bagi badan usaha sehingga dari catatan tersebut dapat diketahui besarnya penghasilan kena pajak”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemahamn akuntansi pajak adalah pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku serta pengaruhnya bagi perusahaan dan penyajian kewajaran penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Sehingga wajib pajak dapat melakukan kewajiban perpajakan melaluai pelaporan SPT dengan baik. Dan didalam pelaporan SPT wajib pajak harus melampirkan pembukuan yang berisi laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta yang lainya apa bila dibutuhkan.


(24)

2.1.1.5 Konsep Pemahaman Akuntansi Pajak

Beda waktu merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya sementara artinya koreksi fiskal yang dilakukan akan diperhitungkan dengan laba kena pajak tahun-tahun pajak berikutnya. Koreksi beda waktu terjadi karena:

1. Metode penyusutan 2. Penerapan metode

Adapun penjelasan konsep pemahaman akuntansi pajak sebagai berikut: 1. Metode penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan

sebagaimana telah diatur dalam pasal Pasal 11 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan:

1. Metode garis lurus (straight line methode) atau metode saldo menurun (decline balance methode) untuk aktiva tetap berwujud bukan bangunan.

2. Metode garis lurus untuk aktiva tetap berwujud berupa bangunan. 2. Dalam penerapan metode penilaian persediaan barang dalam pembukuan,

Wajib Pajak hanya boleh memilih salah satu metode penilaian persediaan barang dalam pembukuannya yaitu rata-rata tertimbang (Weighted Average) atau First In First Out (FIFO) dan berlaku untuk tahun-tahun berikutnya (Pasal 28 ayat (5) UU PPh).


(25)

Ketika wajib pajak dihadapkan kepada satu kewajiban perpajakan melalui pelaporan SPT, pengisian SPT harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, dan membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. Hal yang perlu dilampirkan dalam SPT bagi wajib pajak yang melakukan pembukuan harus dilampiri atau lengkapi dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi sertra keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak (Pasal 4 Ayat 4 Undang-undang No. 28 tahun 2007).

2.1.1.6 Dimensi Pemahaman Akuntansi Pajak

Menurut Nur Hidayat (2013:69) serta Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:44) dimensi dari pemahaman Akuntansi pajak dikatakan sebagai beikut:

1. Pembukuan 2. SPT

Adapun penjelasan dimensi pemahaman akuntansi pajak sebagai berikut 1. Menurut Nur Hidaya (2013:69) menyatakan:

“Pembukuan yang dimaksud dalam UU KUP pada dasarmya bertujuan agar dapat digunakan dan dapat menjelaskan penghitungan pajak terutama atau lebih spesifik lagi pembukuan untuk keperluan perpajakan pada dasarnya agar dapat digunakan sebagai bahan atau sumber data untukpengisisn pelaporan SPT beserta lampiran-lampiranya sedangkan laporan keuangan sebagai lampiran yang melengkapi SPT, yang minimal disyaratkan terdiri atas neraca laporan laba rugi dapat disebut sebagai laporan keuangan fiscal, sepanjang sudah disesuaikan dengan ketentuan undang-undang perpajakan. Karena, pada umumnya wajib pajak dalam penyusunan laporan keuangan hampir selalu berdasarkan prinsip-prinsip (lazim disebut laporan keuangan komersial)”.


(26)

2. Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:43) menyatakan bahwa:

“ SPT (Surat Pemberitahuan) merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara wajib pajak dan administrasi pajak, yang memuat data-data yang diperlukan untuk menetapkan secara tepatjumlah pajak yang terutang. Pengertian lainya yaitu surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan pajak,obyek dan bukan obyek pajak atau harta ,kewajiban sesuai dengan harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.

2.1.1.7 Indikator Pemahaman Akuntansi Pajak

Menurut Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati (2010:218) indikator Pemahaman akuntansi pajak adalah :

1. Dalam pembukuan sesuai dengan KUP(Ketetapan Umum dan Tata cara Perpajakan)

2. Memahami koreksi fiskal

3. Memahami metode/pengukuran yang diperkenankan oleh perpajakan

Adapun Penjelasan indikator pemehaman akuntansi pajak adalah sebagai berikut:

1. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan dasar

accrual basi atau cash basis yang terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dengan benar.

2. Dalam koreksi fiskal terdapat beda tetap dan beda waktu. Beda tetap merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya yang sifatnya permanen, sedangkan beda waktu merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya sementara.

3. Penyusutan menurut ketentuan fiskal atas bangunan digunakan metode garis lurus sedangkan penyusutan menurut ketentuan fiskal atas bukan bangunan digunakan metode garis lurus dan saldo menurun. Persediaan barang menurut pajak di ukur dengan metode FIFO dan Average serta amortisasi aktiva tetap tak berwujud menggunakan metode garis lurus atau saldo menurun.


(27)

2.1.2 Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern 2.1.2.1 Pengertian Sistem

Adapun pengertian sistem yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut: Menurut Winarno (2006: 114) menyatakan bahwa :

“Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut ulyadi ( 2008 : 5 ) menyatakan bahwa :

“Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.

Sedangkan pengertian sistem menurut James A.Hall (2007 : 6) adalah sebagai berikut

“Sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen komponen yang saling berkaitan (subsistem subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama)”.

Pengertian sistem menurut Andri Kristanto (2008:1) adalah :

“Sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Pengertian sistem menurut Azhar Susanto (2000:3) menyatakan:

“Sistem adalah kumpulan /group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.


(28)

Pengertian sistem menurut Abdul Kadir (2003:54) menyatakan bahwa: “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen-elemen baik phisik maupun non pihsik yang bekerja secara harmonis untuk mencapai satu tujuan.

2.1.2.2 Pengertian Administrasi Perpajakan

Adapun pengertian administrasi perpajakan yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut:

Bird dan Jantscher seperti dikutip Abdul Rahman (2010:210) mengemukakan bahwa:

“Perubahan kebijakan perpajakan tanpa didukung perubahan administrasi perpajakan menjadi tak berarti. Perubahan di bidang perpajakan harus sejalan dengan kapasitas administrasinya, karena administrasi perpajakan merupakan kebijakan dibidang perpajakan yang mempunyai hubungan tak terpisahkan”.

Menurut Gunadi yang dikutip Abdul Rahman (2010:207) menyatakan bahwa: “Pajak ini mengikuti fenomena kehidupan ekonomi sosial masyarakat. Disetiap perubahan kehidupan sosial perekonomian masyarakat maka sudah sepantasnyalah pajak harus mengadakan reformasi.”


(29)

Menurut Djoned Gunadi (2005:23), dalam menilai seberapa baik kemampuan administrasi perpajakan dalam mengumpulkan penerimaan, perlu diingat sasaran administrasi pajak:

“Administrasi pajak yaitu meningkatkan kepatuhan pembayar pajak dan melaksanakan ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya optimal. Administrasi perpajakan dituntut bersifat dinamik sebagai upaya peningkatan penerapan kebijakan perpajakan yang efektif. Kriteria fisibilitas administrasi menuntut agar sistem pajak baru meminimalisir biaya administrasi (administrative cost) dan biaya kepatuhan (compliance cost) serta menjadikan administrasi pajak sebagai bagian kebijakan pajak”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi perpajakan adalah kebijakan dibidang perpajakan yang mempunyai hubungan tak terpisahkan, yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pembayaran pajak dan melaksanakan ketentuan perpajakan untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya optimal.

2.1.2.3 Pengertian Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Adapun pengertian sistem administrasi perpajakan modern yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut:

Menurut Widi Widodo (2010:151), Administrasi pajak yang baik:

“Harus memeiliki tujuanyang jelas dan secara berkesinambungan meninjau pendekatan dan prosedur pelaksanaan untuk menyajikan bawa mereka telah menggunakan sumber daya yang tersedia dengan efektif dan efisien. Administrasi pajak yang baik juga dapat ditingkatkan baik atas pandangan masyarakat umum maupun kinerja organisasi administrasi pajak, dengan melakukan adaptasi dan mengadosi teknologi yang sesuai seagaimana menjadi terbuka untuk ditandai dan diuji pelakasanaanya agar tercapai “Best Practicel”. Selain itu administrasi pajak harus bias mendorong timbulnya kepatuhan sukarela yang menjadi perhatian utama, tidak hanya melalui kesadaran atas hak dan pengharapan perlakuan adil dan efisien, namun juga dengan sistem dan prosedur administrasi yang jelas, sederhana dan User-Friendly”.


(30)

Menurut Suparman (2010:1) menyatakan bahwa Sistem administrasi Perpajakan Modern adalah:

“ Penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi baik secara individu, kelompok maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat”.

Menurut Liberti Pandiangan (2007:7) konsep administrasi perpajakn modern adalah:

“ Restruksi organisasi, penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dan penyempurnaan manajemen SDM. Konsep ini disesuiakan dengan iklim, kondisi, dan sumber dayayang ada di Indonesia.”

Menurut Djazoeli Sadhani (2005:60) adalah sebagai berikut:

“Modernisasi administrasi perpajakan adalah suatu proses reformasi pembaharuan dalam bidang administrasi pajak yang dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek teknologi informasi yaitu perangkat lunak, perangkat keras, dan sumber daya manusia dengan tujuan mencapai tingkat kepatuhan perpajakan dan tercapainya produktivitas kinerja aparat perpajakan yang tinggi, sehingga diharapkan dapat mengurangi praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)”.

Menurut Rahayu dan Lingga (2009) menyatakan bahwa :

“Program reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain struktur organisasi yang dirancang berdasarkan fungsi, tidak lagi menurut seksi-seksi berdasarkan jenis pajak, perbaikan pelayanan bagi setiap wajib pajak melalui pembentukan account representative dan compliant center untuk menampung keberatan Wajib Pajak. Sistem administrasi perpajakan modern juga mengikuti kemajuan teknologi dengan pelayanan yang berbasis e-system seperti e-SPT, e

-Filing, e-Payment, dan e-Registration yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif yang ditunjang dengan penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas dan pelaksanaan good governance”.


(31)

Selanjutnya Marcus Taufan Sopian (2005:53) tentang pengertian Sistem Administrasi Perpajakan Modern adalah sebagai berikut:

“Penerapan sistem administrasi perpajakan yang mengalami penyempurnaan atau perbaikan kinerjanya,baik secara individu, kelompok, maupun kelembanggan agar lebih efisien,ekonomis,dan cepat yang merupakan perwujudan dari program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan jangka menengah yang menjadi pioritas reformasi perpajakn ng digulirkan oleh Direktorat Jendral Pajak sejak tahun 2001”.

Berdasarkan definisi diatas dapt disimpulkan bahwa penerapan sistem administrasi pajak moderen adalah sistem guna meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi yang mutakhir yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan nantinya dapat meningkatkan penerimaan pajak. Dan suatu proses pemabaharuan dalam bidang administrasi perpajakan yang dilakukan warga komprehensif, meliputi aspek teknologi informasi yaitu perangkat lunak, perangkat keras dan sumber daya manusia.

2.1.2.4 Konsep Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Direktorat Jenderal Pajak mengembangkan konsep sistem administrasi perpajakan modern yang merupakan pelaksanaan dari berbagai program dan kegiatan yang ditetapkan dalam reformasi administrasi perpajakan tersebut. Konsep dari Program-program reformasi administrasi perpajakan menurut Direktorat Jenderal Pajak yang dikemukakan oleh Abdul Rahman (2010:214-215) adalah sebagai berikut:


(32)

1. Meningkatkan Kepatuhan Perpajakan a. Meningkatkan Kepatuhan Sukarela

a) Program kampanye sadar dan peduli pajak. b) Program pengembangan pelayanan perpajakan

b. Memelihara (Maintaining) Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Patuh. a) Program pengembangan pelayanan prima.

b) Program penyederhanaan pemenuhan kewajiban perpajakan. c. Menangkal Ketidakpatuhan Perpajakan (Combatting Noncompliance)

a) Program merevisi pengenaan sanksi.

b) Program menyikapi berbagai kelompok Wajib Pajak tidak patuh. c) Program meningkatkan efektivitas pemeriksaan.

d) Program modernisasi aturan dan metode pemeriksaan dan penagihan

e) Program penyempurnaan ekstensifikasi.

f) Program pemanfaatan teknologi terkini dan pengembangan IT master plan.

g) Program pengembangan dan pemanfaatan bank data.

2. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat terhadap Administrasi Perpajakan.

3. Meningkatkan produktifitas Aparat Perpajakan

a. Program reorganisasi Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan fungsi dan kelompok Wajib Pajak.

b. Program peningkatan kemampuan pengawasan dan pembinaan oleh Kantor Pusat/Kanwil Direktorat Jenderal Pajak.

c. Program penyusunan kebijakan baru untuk manajemen sumber daya manusia (SDM)

d. Program peningkatan mutu sarana dan prasarana kerja. e. Program penyusunan rencana kerja operasional.

Dijelaskan oleh Direktorat Jendral Pajak bahwa program dan kegiatan dalam kerangka reformasi dan modernisasi perpajakan dilakukan secara komprehensif meliputi aspek perangkat lunak, perangkat keras, dan sumber daya manusia. Reformasi perangkat lunak adalah perbaikan struktur organisasi dan kelembagaan, serta penyempurnaan dan penyederhanaan sistem operasi mulai dari pengenalan dan penyebaran informasi perpajakan, pemeriksaan dan penagihan, pembayaran, pelayanan, hingga pengawasan agar lebih efektif dan efisien. Keseluruhan operasi berbasis teknologi informasi dan ditunjang kerjasama operasi dengan instansi lain. Revisi undang-undang perpajakan dan


(33)

peraturan terkait lainnya, juga penerapan praktik tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance) dilaksanakan dalam konteks penegakan hukum dan keadilan yang memayungi semua lini dan tahapan operasional.

Reformasi perangkat keras diupayakan dengan pengadaan sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan mutu dan menunjang upaya modernisasi administrasi perpajakan di seluruh Indonesia.

Penyiapan SDM yang berkualitas dan professional merupakan program reformasi aspek sumber daya manusia, antara lain melalui pelaksanaan fit and proper test secara ketat, penempatan pegawai sesuai kapasitas dan kepabilitasannya, reorganisasi, kaderisasi, pelatihan dan program pengembangan

self capacity. Direktorat Jendral Pajak juga mengemukakan ciri khusus sistem administrasi perpajakan modern yakni perbaikan pelayanan melalui pembentukan

account representative dan copliant center untuk menampung keberatan Wajib Pajak. Selain itu juga digunakan kemajuan teknologi terbaru di antaranya e-filing, e-payment, e-regristation, dan e-counceling yang diharapkan dapat meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif.

Konsep modernisasi administrasi perpajakan pada prinsipnya adalah merupakan perubahan pada sistem administrasi perpajakan yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai organisasi sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi suatu institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat.


(34)

Pada kantor pelayanan pajak modern terdapat Account Representative.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.98/KMK.01/2006, Account Representative mempunyai tugas :

a. melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan Wajib pajak;

b. bimbingan/himbauan dan kunsultasi teknis perpajakan kepada wajib pajak; c. penyusunan profil Wajib Pajak;

d. analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi; dan

e. melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2.1.2.5 Dimensi Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:110) memiliki empat dimensi pada dasarnya meliputi:

1. Restrukturisasi organisasi

2. Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.

3. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia. 4. Pelaksanaan Good Governance

Adapun penjelasan dimensi sistem adaministrasi pajak modern yaitu sebagai berikut :

1. Kunci perbaikan birokrasi yang berbelit-belit adalah perbaikan business process yang mencakup metode, sistem, dan prosedur kerja. Untuk itu, perbaikan business process merupakan pilar penting program modernisasi DJP, yang diarahkan pada penerapan full automation dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama untuk pekerjaan yang sifatnya klerikal dengan cara sistem pelaporan rutin. 2. Departemen keuangan secara keseluruhan telah meluncurkan program

Reformasi Birokrasi sejak tahun 2006. Fokus program reformasi ini adalah perbaikan sistem dan manajemen SDM, dan direncanakan perubahan yang dilakukan sifatnya lebih menyeluruh. Pelayanan haruslah dilakukan dengan tertib, efisien, efektif dan tepat waktu yang dilakukanoleh petugas-petugas yang bersih dan berwibawa.

3. Implementasi konsep Administrasi Perpajakan Modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, adalah struktur organisasi DJP perlu diubah, baik level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun di level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan.


(35)

4. Pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh dalam adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak.

2.1.2.6 Indikator Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Moderen

Menurut Djoned Gunandi M (2005:26-27) bahwa ada empat indikator system administrasi perpajakan modern, yaitu:

1. Kepuasan wajib pajak

2. Sistem informasi yang memadai 3. Kinerja SDM dalam melayani

4. Pengawasan internal (internal control)

Adapun penjelasan dari 4 indikator diatas adalah sebagai berikut :

1. Kepuasan Wajib pajak yaitu perasaan senang dari hasi kinerja suatu produk dengan harapan atas kinerja (hasil) produk tersebut. Dapat diartikan bahwa kepuasan yang didapatkan oleh wajib pajak dapat terjadi apabila pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan harapannya.

2. Sistem informasi yang memadai yaitu kombinasi dari manusia dan sebuah teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, sebagai sistem yang dapat memberikan informasi tentang perpajakan yang dibutuhkan oleh wajib pajak.

3. Kinerja SDM dalam melayani diharapkan akan mampu mendorong dan meningkatkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dengan baik sehingga menyiratkan citra aparatur pajak yang baik.

4. Pengawasan internal yaitu pengawasan yang dilkukan dilingkungan KPP terhadap pegawai berjaln dengan efektif dan efesien yang bertujuan untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan dalam organisasi, baik dari pihak pegawai maupun pihak luar yang disengaja ataupun tidak sengaja.


(36)

2.1.3. Kepatuhan Wajib Pajak

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Adapun pengertian kepatuhan perpajakan yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut:

Kepatuhan wajib pajak menurut Widi Widodo, dkk (2010:66) adalah sebagai berikut:

“Wajib pajak patuh apabila memenuhi syarat tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dalam 2 tahun terakhir”.

Sedangkan menurut Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:139) Kepatuhan wajib pajak adalah sebagai berikut:

“Kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT) dan kepatuhan dalam membayar pajak terhutang”.

Pendapat lainnya menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138), menyatakan bahwa:

“Kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan”.

Menurut John Hutagaol (2007:305-306) menyatakan bahwa:

“Wajib Pajak hendaknya meningkatkan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang memungkinkan terhindar dari pengenaan sanksi perpajakan (sanksi adminsitrasi atau sangksi pidana) karena hal tersebut merupakan pemborosan. Sanksi administrasi yaitu denda, bunga dan kenaikan merupakan pengeluaran yang tidak dapat dibebankan sebagi pengurang atas penghasilan. Hal yang sama berlaku pada sanksi pidana yaitu kurungan plus denda. Bahkan pengenaan sanksi pidana dapat berakibat lebih buruk terhadap kelangsungan usaha Wajib Pajak”.


(37)

Menurut James yang dikutip oleh Gunadi (2005:5) menyatakan bahwa : “Kepatuhan pajak (tax compliance) berarti bahwa wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan, investigasi seksama (obtrusive investigasi) peringatan, ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi”.

Berdasarkan definisi diatas dapt disimpulkan kepatuhan wajib pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakanya dan melaksanakan hak perpajakanya seperti mendaftarkan diri, menyetor SPT, melaporkan SPT secara berkala, perhitungan dan pembayaran pajak terutang dan pajak tunggakan.

2.1.3.2 Manfaat dan Kriteria Kepatuhan Perpajakan

Adapun penjelasan manfaat dan kriteria kepatuhan perpajakan yang akan di jelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Kepatuhan perpajakan

Kepatuhan perpajakan akan menghasilkan banyak keuntungan, baik bagi fiskus maupun bagi wajib pajak sendiri selaku pemegang peranan penting tersebut. Bagi fiskus, kepatuhan pajak dapat meringankan tugas aparat pajak, petugas tidak terlalu banyak melakukan pemeriksaan pajak dan tentunya penerimaan pajak akan mendapatkan pencapaian yang optimal.


(38)

Sedangkan bagi wajib pajak, manfaat yang diperoleh dari kepatuhan pajak seperti yang dikemukakan Siti Kurnia Rahayu (2010:143) adalah sebagai berikut:

“Pemberian batas waktu penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) paling lambat tiga bulan sejak permohonan kelebihan pembayaran pajak yang diajukan wajib pajak diterima untuk PPh dan satu bulan untuk PPN, tanpa melalui penelitian dan pemeriksaan oleh DJP. Adanya kebijakan percepatan penerbitan SKPPKP menjadi palinglambat dua bulan untuk PPh dan tujuh hari untuk PPN.”

2. Kriteria Kepatuhan Perpajakan

Kepatuhan perpajakan yang dikemukakan oleh Norman D. Nowak sebagai ”suatu iklim” kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan tercermindalam situasi (Devano, 2006:110) sebagai berikut :

”Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan, Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya”.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007, wajib pajak dimasukkan dalam kategori wajib pajak patuh apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan.

b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan.

c. Pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

d. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dan tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.


(39)

Kepatuhan Wajib Pajak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam membayar PPh Pasal 25 dan melaporkan SPT Masa sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa :

“Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak”.

Sedangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 disebutkan bahwa penyampaian SPT Masa paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.

2.1.3.3 Dimensi Kepatuhan Perpajakan

Menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138), “Kepatuhan perpajakan adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hal perpajakannya”. Ada dua Dimensi kepatuhan yaitu:

1. Kepatuhan formal 2. Kepatuhan material

Adapun penjelasan dari dua dimensi kepatuhan yaitu sebagai berikut : 1. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan di mana wajib pajak memenuhi

kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang- undang perpajakan.

2. Kepatuhan material adalah suatu keadaan di mana wajib pajak memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai dengan isi dan jiwa undang- undang perpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuhan formal.


(40)

Menurut John Hutagaol (2007:307) menyatakan bahwa:

“Kepatuhan dibedakan atas dua yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan formal merefleksikan pemenuhan kewajiban penyetoran dan pelaporan pajak sesuai dengan jadwal yang ditentukan.sedangkan kepatuhan material lebih menekankan pada aspek substansinya yaitu jumlah pembayaran pajak telah sesuai ketentuan”.

2.1.3.4 Indikator Kepatuhan Perpajakan

Menurut Simanjuntak dan Mukhlis (2012:103) kepatuhan perpajakan memiliki indikator sebagai berikut :

1. Aspek ketepatan waktu

2. Aspek income atau penghasilan

3. Aspek law enforcement (pengenaan sanksi)

Adapun Penjelasan dari indikator kepatuhan wajib pajak adalah sebagai berikut :

1. Aspek ketepatan waktu adalah persentase pelaporan SPT yang disamapaikan wajib pajak tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Aspek income atau penghasilan adalah kesediaan dan ketepatan wajib pajak membayar kewajiban angsuran Pajak Penghasilan (PPh) sesusi ketentuan yang tersedia.

3. Aspek law enforcement (pengenaan sanksi) adalah pembayaran tunggakan pajak yang di tetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pajak (SKP) sebelum jatuh tempo.


(41)

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya dalam mengamati pengaruh kualitas pelayanan dan sistem administrasi perpajakan modern implikasinya terhadap kepuasan wajib pajak ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

NO Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Pebedaan 1 Pengaruh Pemahaman

Akuntansi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Usaha bidang perdagangan di KPP Pratama Banjarmasin (Jurnal SPRED-April 2011,Volume

1,Nomor 1) Sri Ernawati, Mellyana Wijaya

Faktor Pemahaman Akuntansi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan.Pemahaman akuntansi pajak memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan WP

Meneliti pemahaman wajib pajak mengenai akuntansi atas pemenuhan pajak

Tempat dan waktu penelitian dan dan peneliti

menambahkan satu variable. Perbedaan metode penelitian yang digunakan dalam jurnal penelitian

sebelumnya

mengunakan metode regresi linier bergabda sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian SEM PLS. 2 Pengaruh Pemahaman

Akuntansi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan di KPP Palembang Hilir Timur (2005) Ruliyanti Susi Wardhani

Faktor Pemahaman Akuntansi pajak memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap kepatuhan wajib pajak badan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan.

Meneliti pemahaman wajib pajak mengenai akuntansi atas pemenuhan pajak

Tempat dan waktu penelitian dan dan peneliti

menambahkan satu variable. Perbedaan metode penelitian yang digunakan dalam jurnal penelitian

sebelumnya

mengunakan metode regresi linier bergabda sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian SEM PLS. 3 Pengaruh

Modernisasi Sistem Administrasi

Perpajakan terhadap

Para aparatur pajak berpendapat, antara rasio jumlah account representative bertugas

sistem Administrasi Perpajakan Modern

Tempat dan waktu penelitian dan dan peneliti


(42)

Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung Pajak (Jurnal Riset Akuntansi Vol.III No.2 Oktober 2011) Rapina, Jerry, Yenni Carolina

dengan jumlah wajib pajak yang menjadi tanggung jawabnya belum seimbang. Kurangnya account representative yang bertugas dalam membantu seluruh kebutuhan administrasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya

menyebabkan kurang maksimalnya kerja dari para account representative.

variable. Perbedaan metode penelitian yang digunakan dalam jurnal penelitian

sebelumnya

mengunakan metode regresi linier bergabda sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian SEM PLS.

4 Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan

Modern terhadap Kepuasan Wajib Pajak

(Survey

Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Bojonagara)

(Sinta Setiana, Tan Kwang En & Lidya Agustina, 2010) Jurnal Akuntansi Vol.2 No.2

Sistem administrasi perpajakan modern mempunyai pengaruh besar terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP di lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak

sistem Administrasi Perpajakan Modern

Tempat dan waktu penelitian dan dan peneliti

menambahkan satu variabel . Perbedaan metode penelitian yang digunakan dalam jurnal penelitian

sebelumnya

mengunakan metode regresi linier bergabda sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian SEM PLS.

5 Tax compliance, self-assessment and tax administration

(Simon James and Clinton Alley)

University of Exeter, University of Waikato

MPRA Paper No. 26906, posted 22. November 2010 19:35 UTC

faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan wajib pajak untuk mematuhi sistem pajak. Ini membahas dua pendekatan yang berbeda terhadap kepatuhan pajak dan menunjukkan bahwa hati-hati harus ditunjukkan dalam penggunaan denda dan penekanan harus pada membantu warga untuk memenuhi pajak mereka kewajiban.

Administrasi Perpajakan

Tempat dan waktu penelitian dan dan peneliti mengubah satu variabel . Perbedaan metode penelitian yang digunakan dalam jurnal penelitian sebelumnya

mengunakan metode regresi linier bergabda sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian SEM PLS.


(43)

2.2 Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan ketentuan Pasal 4(1) UU KUP, pengisian SPT harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, dan membayar pajak terutang tepat pada waktunya, maka setiap wajib pajak dituntut untuk memiliki pengetahuan atau pemahaman akuntansi pajak yang cukup tentang kemampuan menyelenggarakan pembukuan secara baik dan benar (Gunadi:2009).

Pemahaman akuntansi pajak akan memberikan pengetahuan bagaimana wajib pajak menyelenggrakan pembukuan atau membuat catatan (sistem pembukuan) bagi badan usaha, sehingga dari catatan tersebut dapat diketahui besarnya penghasilan kena pajak. Dari pembukuan yang disusun tersebut diharapkan dapat dihasilkan laporan yang baik tentang kinerja wajib pajak, yang pada akhirnya dilaporkan dalam SPT (Rulyanti Susi Wardhani:2008).

Pada dasarnya seluruh wajib pajak wajib melakukan pembukuan seperti yang dinyatakan dalam UU KUP Pasal 28 ayat 1 (Siti Kurnia Rahayu, 2010:219), bahwa :

“mewajibakan kepada wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan”.

Selain itu terciptanya kepatuhan perpajkan diperlukan adanya sistem administrasi perpajakan modern, dengan adanya modernisasi administrasi perpajakan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kepanatuh perpajakan terhadap modernisasi administrasi Kepatuhan perpajakan ini dapat tercermin dalam ketepatan waktu dalam menyampaikan SPT karena kemudahan e-filling,


(44)

berkurangnya denda atau penalti atas keterlambatan pembayaran angsuran pajak karena kesulitan pengisian formulir, dan pada akhirnya kepuasan wajib pajak (WP) akan berimplikasi pada meningkatnya kepatuhan membayar pajak, hal ini juga di dukung oleh sebuah survey Amerika bahwa karena kemudahan e-filling

membuat wajib pajak merasa lebih mudahdalam melaporkan laporan pajaknya (Anonymous, 2000).

2.2.1 Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan

Menurut Rulyanti Susi Wardhani(2008) mengunkapkan bahwa :

“Setiap badan usaha diwajibkan untuk menggunakan pembukuan dalam menghitung pajaknya. Pemahaman akuntansi pajak akan memberikan pengetahuan bagaimana wajib pajak menyelenggrakan pembukuan atau membuat catatan (sistem pembukuan) bagi badan usaha, sehingga dari catatan tersebut dapat diketahui besarnya penghasilan kena pajak. Dari pembukuan yang disusun tersebut diharapkan dapat dihasilkan laporan yang baik tentang kinerja wajib pajak, yang pada akhirnya dilaporkan dalam SPT. Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh pemahaman akuntansi pajak, dalam penelitiannya yaitu pengaruh pemahaman akuntansi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan”.

Sedangkan Nico Sjafridal(2004) menyatakan bahwa:

“Akuntansi merupakan suatu ilmu yang luas maknanya, khususnya akuntansi kamersial yang menjadi panutan akuntansi lainnya termasuk akuntansi pajak. Perpajakan dan akuntansi kamersial mempunyai hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme artinya satu sama lainnya memiliki hubungan yang saling mendukung dan sangat erat kaitannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Akuntansi komersial merupakan alat pembuktian jika administrasi perpajakan melakukan pemeriksaanpajak (tax audit) untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Penghasilan yang dihitung menurut pembukuan wajib pajak yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dapat berbeda dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dihitung berdasarkan ketentuan pajak”.


(45)

Berdasarkan teori diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa akuntansi pajak adalah sumber dasar pembukuan sehinga perusahaan dapat melihat apa yang terjadi didalam perusahaan dan dari pembukuan tersebut pajak dapat menentukan seberapa besar nilai pengenaan pajak yang akan didapat dalam perusahaan tersebut.

2.2.2 Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Perpajakan

“Menurut Ismawan (2001:81) dalam Rahmah (2013:21),menyatakan bahwa:

Modernisasi administrasi perpajakan adalah suatu proses pemabaharuan dalam bidang administrasi perpajakan yang dilakukan warga komprehensif, meliputi aspek teknologi informasi yaitu perangkat lunak, perangkat keras dan sumber daya manusia untuk meningkatakan kepatuhan perpajakan”.

Menurut Felicia Ciuana (2008:26) dalam Iwan (2012), yenyatakan bahwa: “Modernisasi administrasi perpajakan adalah perubahan dalam sistem administrasi dan pembentukan mental aparat pegawai pajak dimana dibentuk suatu sistem guna meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi yang mutakhir yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan nantinya dapat meningkatkan penerimaan pajak”.

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:135) Awal tahun 2003 dibentuknya Tim “Modernisasi Administrasi Perpajakan yang menyusun administrasi perpajakan modern dengan sasaran agar tercapainya tingkat kepatuhan wajib pajak”.


(46)

Menurut John Hutagaol (2007;25) menyatakan bahwa:

“Modernisasi administrasi perpajakan secara berkesimanbungan digulirkan oleh Direktorat Jenderal Pajak merupakan bagian dari kebijakan administrasi perpajakan (tax administrative policy). Tujuannya adalah meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak di dalam pemenuhan kewajiban dan haknya di bidang perpajakan. Selain itu, kebijakan administarsi perpajakan dapat meningkatkan citra pajak melalui pelayanan yang professional”. Berdasarkan teori-teori peghubung serta hasil penelitian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik penerapan sistem administrasi perpajakan modern memiliki pengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Semakin baik penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang dilakukan oleh aparatur pajak maka semakin banyak Wajib Pajak yang patuh terhadap kewajiban perpajakannya. Dengan adanya penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang transparan maka pemberian pelayanan akan prima sekaligus pengawasan insentif kepada Wajib Pajak dapat tercapai karena telah memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini untuk dapat meningkatkan kepatuhan perpajakan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan antara pemahaman akuntansi pajak dan penerapan sistem administrasi pajak moderen terhadap kepatuhan perpajakan dapat dilihat pada gambar 2.1.


(47)

Dari uraian diatas maka dapat dibuat paradigma penelitian sebagai berikut:

Paradigma Penelitian

Rulyanti Susi Wardhani:2008 Nico Sjafridal:2004

Rahmah 2013:21 Iwan:2012 Arief 2011:45 Hutagaol 2007;25

Siti Kurnia Rahayu 2010:135

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ke tiga dalam penelitian. Setelah peneliti mengemukakan Landasan Teori dan Kerangka Berfikir. Sugiyono (2011:64) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.

Kepatuhan Perpajakan (Y) Pemahaman Akuntansi pajak (X1)

Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan modern (X2)


(48)

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diberikan penulis. Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara pemahaman akuntansi pajak (X1) dan penerapan sistem administrasi perpajakan modern (X2) terhadap kepatuhan perpajakan (Y) maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1: Pemahaman akuntansi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan. H2: Sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap kepatuhan


(49)

44

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

εenurut Sugiyono (2012:38) pengertian objek pajak penelitian yaitu “Suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulanya”.

Sedangkan menurut Husein Umar (2005) yang dikutip oleh Umi Narimawati (2010:29) mengemukakan bahwa :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian.Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.” Dalam hal ini, objek penelitian dalam penelitian ini adalah Pengaruh pemahaman akuntansi pajak dan penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan perpajakan pada KPP Madya Bandung”.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian dapat di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuna tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah Sugiyono (2013:6).


(50)

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif Menurut Sugiyono (2012:147) menjelaskan bahwa :

“εetode deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi”.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tersebut.

Selanjutnya Definisi metode verifikatif menurut Mashuri (2010:29) menyatakan bahwa:

“εetode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan

kehidupan”.

Metode ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1 (Pemahaman Akuntansi pajak), X2 (Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern) terhadap Y (Kepatuhan Perpajakan). Verifikatif menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau di tolak.


(1)

11

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan ModernTerhadap Kepatuhan Perpajakan

Sistem Administrasi Perpajakan Modern dihipotesiskan mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Berikut ini disajikan hasil uji signifikansi dari hipotesis tersebut melalui hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : = 0 Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

Ha :  0 Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

Seperti di Tabel 4.8 Nilai t-hitung koefisien jalur dari variabel Sistem Administrasi Perpajakan Modernterhadap Kepatuhan Perpajakan diperoleh sebesar 6,613 lebih besar dari t-kritis maka disimpulkan bahwa Sistem Administrasi Perpajakan Modernberpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Perpajakan.

Seperti di Tabel 4.9 Hasil pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak dan Penerapan Sistem Administrasi perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Perpajakan WP Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung menunjukkan bahwa pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan lebih rendah dibandingkan pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern.

Pembahasan

Pengaruh Pemahman Akuntansi Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan

Dalam pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa nilai thitung sebesar 2,838 lebih besar dari tkritis (1,645) yang

menunjukkan bahwa model yang dibentuk oleh hipotesis 1 signifikan. Artinya Pemahaman Akuntansi Pajak berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Perpajakan pada wajib pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

Sehingga untuk memperbaiki masalah Kepatuhan Perpajakan dapat dilakukan dengan meningkatkan Pemahaman Akuntansi Pajak yaitu dengan meningkatkan keandalan pembukuan akuntansi pajak yang sesuai dengan standar akuntansi dan KUP dari pemahaman akuntansi pajak (0,921), membuat pengukuran di perkenankan oleh perpajakan (0,823), dan meningkatkan pemahaman koreksi fiskal dari pemahaman akuntansi pajak (0,762). Selain itu pelaporan SPT yang disamapaikan wajib pajak tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku (0,888), ketepatan wajib pajak dalam membayar kewajiban angsuran Pajak penghasilan (PPh) sesuai ketenyuan yang tersedia(0,857), dan wajib pajak dalam melaporka dan membayar harus sesuai dan tepat waktu agar tidak dikenakan sanksi (0,776).

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa wajib pajak dalam pembukuan harus sesuai dengan SAK dan KUP yang berlaku. Karena dalam pelaksanaan Pemahaman Akuntansi Pajak menuntut kepatuhan secara sukarela dari wajib pajak maka sistem ini juga menimbulkan peluang besar bagi wajib pajak untuk melakukan tindak kecurangan, pemanipulasian perhitungan jumlah pajak, penggelapan jumlah pajak yang harus dibayarkan (Siti Kurnia Rahayu, 2010:102), serta didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa Pemahaman Akuntansi Pajak berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Perpajakan, karena salah satu unsur yang terkait dengan penyelenggaraan pembukuan wajib pajak adalah laporan keuangan (Informasi Akuntansi Keuangan). Oleh karena itu, Pemahaman akuntansi pajak merupakan pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku serta pengaruhnya bagi perusahaan dan penyajian kewajaran penyajian laporan keuangan suatu perusahaan Akuntansi adalah suatu alat yang dipakai sebagai bahasa bisnis.Informasi yang disampaikannya hanya dapat dipahami bila mekanisme akuntansi dimengerti. Akuntansi dirancang agar transaksi tercatat diolah menjadi informasi yang berguna(Johar Arifin 2007 : 12)

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Perpajakan

Dalam pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa nilai thitung sebesar 6,613 lebih besar dari tkritis (1,645) yang

menunjukkan bahwa model yang dibentuk oleh hipotesis 2 signifikan. Artinya Sistem Administrasi Perpajakan Modern berpengaruh dan signifikan terhadap Kepatuhan Perpajakan pada Wajib Badan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

Sehingga untuk memperbaiki masalah pada Kepatuhan Perpajakan dapat dilakukan dengan meningkatkan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern, selain itu dapat dilakukan dengan selalu tepat waktu dalam melaporkan SPT (0,888), Menghitung dan membayarkan pejak sesuai dengan ketentuan (0,853), dan melaporkan SPT jauh-jauh hari sebelum tanggal jatuh tempo agar tidak dikenakan sanksi (0,776).

Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, dimana Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern yang optimal akan meningkatkan tingkat Kepatuhan Perpajakan pada Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung. Hasil


(2)

12

penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa tulang punggung dari sistem administrasi perpajakan modern adalah kepatuhan wajib pajak yaitu meletakkan tanggungjawab pemungutan sepenuhnya pada kesadaran wajib pajak. Karena kepatuhan sukarela yang dijadikan tulang punggung maka dalam pelaksanaannya sering kali muncul perlawanan pajak oleh wajib pajak, baik perlawanan pasif maupun aktif (Nur Hidayat, 2013:190), serta didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa penerapan sistem administrasi perpajakan sangat berkaitan dengan tingkat Modernisasi administrasi perpajakan adalah suatu proses pemabaharuan dalam bidang administrasi perpajakan yang dilakukan warga komprehensif, meliputi aspek teknologi informasi yaitu perangkat lunak, perangkat keras dan sumber daya manusia untuk meningkatakan kepatuhan perpajakan (Rahmah 2013 : 21)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemahaman akuntansi pajak dan penerapan sisitem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan perpajakan yang ada pada KPP Madya Bandung. Untuk menganalisis hubungan antar variabel tersebut, penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS). Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil fenomena, kerangka pemikiran, oprasionalisasi variabel dan hasil penelitian mengenai Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak dan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Perpajakan, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1.

Pemahaman Akuntansi Pajak pengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan. Pemahaman Akuntansi Pajak pengaruh yang rendah terjadi karena masih banyak wajib pajak yang dalam membuat pembukuan dengan asal-asalan:

a. Pemahaman Akuntansi Pajak belum sepenuhnya dapat dipahami oleh para pemakai/ wajib pajak. b. Informasi akuntansi belum cukup memadai dalam proses pengisian SPT.

c. Dalam membuat informasi akuntansi keuangan atau pembukuan masih banyak ditemukan informasi yang disampaikan tidak akurat dan tidak lengkap.

2.

Sistem Administrasi Perpajakan Modern memberikan pengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, kepatuhan perpajakan rendah terjadi karena penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern belum berjalan dengan optimal yang ditandai dengan;

a. Wajib pajak masih terlambat dalam melaporkan SPT.

b. Wajib pajak masih kesulitan dalam mengunakan sistem administrasi perpajakan berupa e-SPT dikarenakan jaringan masih suka error.

c. Wajib pajak masih merasa terbebani dalam membayar pajak karen kesulitan dalam perhitungan perpajakannya.

d. Wajib pajak masih merasa banyak yang terkena sanksi akibat kesalahan pelaporan dan keterlambatan. Saran

Saran Operasional

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak dan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung, maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan Pemahaman Akuntansi Pajak maka perlu memberikan perhatian fokus pembukuan yang dihasilkan dari laporan akuntansi keuangan. Perhatian itu dilakukan dengan meningkatkan pemahaman akuntansi pajak. Dalam melakukan pencatatan akuntansi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Ketetapan Umum dan Tata cara Perpajakan (KUP) sehingga informasi yang dihasilkan bila dibandingkan oleh pihak lain hasilnya tidak berbeda, meningkatkan relevansi dari pemahaman akuntansi pajak dan membuat laporan perpajakan lebih mudah dipahami oleh pihak lain. Dengan ini beberapa cara mengotimalisasi wajib pajak badan dalam melakukan perpajakannya dengan cara ikut dalam seminar apabila perlu KPP membuat buku panduan kusus untuk membantu melakukan perpajakannya.

2. Untuk meningkatkan Kepatuhan Perpajakan maka perlu memberikan perhatian fokus kepada wajib pajak badan dalam melaksanakan sistem administrasi perpajakan modern. Perhatian itu dilakukan dengan cara


(3)

13

menyampaikan SPT tepat pada waktunya yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak, apabila mengunakan e-SPT harus selalu dalam keadan jaringan yang baik agar data dapat terkoneksi dengan baik. Menghitung sendiri penghasilan kena pajak yang akan di bayarkan dengan tepat, membayarkan pajak dengan tepat pula dan melaporkan dengan tepat waktu maka akan terhindar dari sanksi administrsi perpajakan. Oleh sebab itu DJP harus meperbaiki sistem yang ada dalam DJP dan juga meberikan pelatihan terhadap wajib pajak maupun fiskus agar dapat mengunakan sistem yang ada dengan baik.

Saran Pengembangan Ilmu

Disarankan pada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang sama, dengan menambah indikator, metode yang sama tetapi unit analisis, populasi, dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan memperkuat teori dan konsep yang telah dibangun sebelumnya baik oleh peneliti maupun peneliti-peneliti terdahulu.

Daftar Pustaka

Abdul Rahman. 2010. Paduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan Untu Karyawan, Pelaku Bisnis, dan Perusahaan, Nuansa, Jakarta

Arifin, Johar,2007, Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan (Aspek Finansial Dan Aspek Non Finansial) Berbasis Komputer, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Gunadi Djoned.2005. Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak. Jurnal Pepajakan Indonesia, vol 4,5 :4-9. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Jakarta.

Hutagaol, J., Darussalam, & Danny Septriadi. Kapita Selekta Perpajakan. Di Darussalam ed. Cross-Border Income Tax Issues Arising from Employee Stock Options (ESOPs): Between Indonesia and United States (h.231-246). : Salemba Empat, 2007, Jakarta.

Ismawan,Indra.2001.Reformasi Perpajaka : Salemba Empat, Jakarta.

Narimawati, Umi, Anggadini, S.D. & Ismawati, L. 2010. Penilisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis. Nasution. (2004). Metode Research.:Bumi Aksara, Jakarta.

Nur Hidayat 2013. Pemeriksaan Pajak Menghindarai dan Menghadapi : PT Elex Meding Komputindo, Jakarta. Rahmah Elin.(2013) Penerapan Asesment Portofolio Dalam Upaya Meningkatkan Motifasi dan Hasil Belajar Siswa

SMP Pada Praktikum Uji Makanan. Skripsi Pendidikan Biologi Upi Bandung.

Rulyanti Susi Wardhani. (2008). “Pengaruh Audit Internal Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern pada Badan Usaha Milik Negara (BUMD) di Propinsi Sumatera Selatan”. Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran.

Siti Kurnia Rahayu, 2010 .Perpajakan Indonesia : Konsep dan Aspek Formal, Graha Ilmu,Yogyakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D : Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D : Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D : Alfabeta, Bandung.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Uma Sekaran, 2006, Research Methods For Business, Edisi 4, Buku 2 : Salemba Empat, Jakarta. Widi widodo, 2010. Moralitas, budaya dan kepatuhan pajak: Alfabeta, Bandung


(4)

14

Lampiran-Lampiran

Tabel 4.1

Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Pemahaman Akuntansi Pajak

No Indikator Grand

mean

Skor Aktual

Skor

Ideal %

1 Dalam pembukuan sesuai dengan KUP 4,53 422 465 91 %

2 Memahami koreksi fiskal 4,30 400 465 86 %

3 Memahami metode/pengukuran yang

diperkenankan oleh perpajakan 4,40 409 465 87 %

Total 4,41 1231 1395 88 %

Tabel 4.2

Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Penerapan Sistem Aministrasi Perpajakan Modern

No Indikator Grand

mean

Skor Aktual

Skor

Ideal %

1 Kepuasan wajib pajak 3,65 341 465 73 %

2 Sistem informasi yang memadai 4,01 375 465 81 %

3 Kinerja SDM dalan melayani 3,74 348 465 75 %

4 Pengawasan internal (internal control) 4,01 354 465 76 %

Total 15,41 1418 1860 76,25 %

Tabel 4.3

Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Kepatuhan Perpajakan

No Indikator Grand

mean

Skor Aktual

Skor

Ideal %

1 Aspek ketepatan waktu 4,30 419 465 73 %

2 Aspek income atau penghasilan 4,39 428 465 81 %

3 Aspek law enforment (Pengenaan Sansi) 4,52 408 465 75 %

Total 13,21 1255 1395 76%

Tabel 4.4

Bobot Faktor Variabel Pemahaman Akuntansi Pajak Variabel Manifest Loading

Factor Measurement model R 2

thitung Dalam pembukuan sesuai

dengan KUP 0,921 PAP = 0,921 X1 + 0,152 0,592 5,644

Memahami koreksi fiskal 0,762 PAP = 0,762 X2 + 0,420 0,234 2,465

Memahami metode / pengukuran yang diperkenakan

oleh pajak

0,823 PAP = 0,823 X3 + 0,322 0,337 3,851

Composite reliability(CR) = 0.875 Average Variance Extracted(AVE) = 0.702


(5)

15

Tabel 4.5

Bobot Faktor Variabel Sistem Administrasi Perpajakan Modern Variabel Manifest Loading

Factor

Measurement model R2 thitung Kepuasan wajib pajak 0,791 PP = 0,791 X1 + 0,374 0,435 6,428

Sistem informs yang memadai 0,775 PP = 0,775 X2 + 0,399 0,401 4,864

Kinerja SDM dalam melayani 0,745 PP = 0,745 X3 + 0,445 0,179 2,718

Pengawasan internal (Internal control)

0,704 PP = 0,704 X4 + 0,504 0,299 4,204

Composite reliability(CR) = 0.840 Average Variance Extracted(AVE) = 0.569

Tabel 4.6

Bobot Faktor Variabel Kepatuhan Perpajakan Variabel Manifest Loading

Factor Measurement model R 2

thitung Aspek ketetapan waktu 0,888 PP = 0,888 Y1 + 0,211 0,423 14,472

Aspek income atau

penghasilan 0,853 PP = 0,853 Y2 + 0,275 0,404 11,388 Aspek law enforment

(Pengenaan sanksi) 0,776 PP = 0,776 Y3 + 0,397 0,358 9.051

Composite reliability(CR) = 0.877 Average Variance Extracted(AVE) = 0.706

Tabel 4.7

Uji Signifikansi Pengaruh Pemahaman Akuktansi Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan

Koefesien Jalur thitung t-krisis HO Ha

0,199 2,838 1,645 Ditolak diterima

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Perpajakan

Koefesien Jalur thitung t-krisis HO Ha

0,294 6,613 1,645 ditolak diterima

Tabel 4.9

Hasil Uji Kecocokan Model Struktural

Variabel Laten Koefisien

Korelasi

thitung* R-Square Pemahaman Akuntansi Pajak  Kepatuhan Perpajakan 0,199 2,838 0,156 Sistem Administrasi Perpajakan Modern  Kepatuhan Perpajakan 0,294 6,613 0,156


(6)

16

Diagram Jalur Pengujian Secara Keseluruhan

sumber : Lampiran Hasil SmartPLS : 2014

Gambar 4.7


Dokumen yang terkait

Pengaruh kualitas pelayanan dan sistem administrasi perpajakan modern implikasinya terhadap kepuasan wajib pajak (survey pada KPP Madya Bandung)

2 11 137

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Soreang)

0 14 36

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI DI Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi di Kantor Pel

0 2 18

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI DI Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi di Kan

0 3 15

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratam

0 2 14

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEKERJA BEBAS Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pekerja Bebas Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Kota Boy

0 1 15

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying).

2 4 35

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung).

0 1 29

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratame Bandung Karees).

0 50 107

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Majalaya).

0 1 70