104
Buku Guru Kelas VII SMPMTs
2. Konteks
Wacana selalu berada pada lingkungan atau konteksnya. Konteks tersebut terdiri atas konteks kultural dan konteks situasi. Konteks kultural merupakan sistem nilai dan norma
yang merepresentasikan suatu kepercayaan di dalam suatu kebudayaan. Sistem nilai itu termasuk apa-apa yang dipercaya benar dan salah, baik dan buruk, termasuk di dalamnya
ideologi, yang mengatur faktor sosial yang berlaku umum dalam suatu kebudayaan Philips dalam Bhatt, 2002. Pada sisi lain, norma dipandang sebagai realisasi sistem nilai di dalam
bentuk aturan yang mengawal proses sosial, apa yang harus dan tidak harus, boleh dan tidak boleh dikerjakan anggota masyarakatnya di dalam melakukan suatu proses sosial.
Sementara itu, konteks situasi merupakan lingkungan langsung yang berada di dalam wacana. Menurut Halliday 1985a; 1994; Halliday Hasan, 1985; Martin, 1992 konteks
situasi terdiri atas tiga aspek: medan field, pelibat tenor, dan sarana mode, yang bekerja secara simultan membentuk suatu konfigurasi kontekstual atau konfigurasi makna. Jika
digambarkan, hubungan antara konteks kultural, konteks situasi, dan wacana bahasa yang sedang melaksanakan fungsi sosialnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1 Hubungan antara Wacana, Konteks Situasi, dan Konteks Kultural
dimodifikasi dari Martin and Rose, 2003
konteks kultural konteks situasi
bahasa
Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan
105
Konfigurasi kontekstual ini akan menentukan ekspresi bentuk dan makna kebahasaan register yang digunakan untuk merealisasikan proses sosial. Medan merujuk
pada suatu kejadian dengan lingkungannya, yang sering diekspresikan dengan apa yang terjadi, kapan, di mana, dan bagaimana terjadinya. Pelibat merupakan tipe partisipan
yang terlibat di dalam kejadian tersebut serta status dan peran sosial yang dilakukan oleh partisipan tersebut. Sementara itu, sarana meliputi dua aspek, yaitu saluran channel dan
medium. Saluran merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan kejadian tersebut. Saluran ini meliputi aspek gaya bahasa yang digunakan untuk merealisasikan
kejadian lisan atau tulis. Aspek medium digunakan untuk menyalurkan proses sosial tersebut. Medium ini dapat berupa medium lisan atau tulis, medium audio, visual, atau
audiovisual. Jika digambarkan, konfigurasi ketiga aspek konteks situasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2 Konfigurasi Aspek Konteks Situasi
dimodifikasi dari Martin, 1992 Pengertian konteks situasi ini sering diperdebatkan apakah sebetulnya konteks ini
bersifat dinamis atau sinoptis atau statis. Model dinamik konteks situasi menunjukkan bahwa konfigurasi kontekstual atau konfigurasi makna dapat berubah secara dinamis
sepanjang wacana. Sejumlah ahli memanfaatkan model ini ketika mereka menganalisis wacana lisan, seperti dalam percakapan, seminar, atau debat. Di dalam wacana seperti ini
aspek medan, pelibat, dan sarananya dapat berubah sepanjang wacana berjalan menuju tujuan yang dicapai ODonnell, 1999. Sementara itu, model sinoptik atau statik mempunyai
konfigurasi kontekstual yang lebih mapan sepanjang wacana. Oleh karena itu, model ini medan
pelibat sarana
106
Buku Guru Kelas VII SMPMTs
sering digunakan di dalam menganalisis wacana tulis, seperti editorial dan berita yang mempunyai konfigurasi kontekstual lebih mapan jika dibanding dengan wacana lisan.
3. Metafungsi Bahasa