Pembangunan sistem informaasi monitoring pemberian bantuan kepada anak terlantar berbasis web di Dinas Sosial Kota Bandung

(1)

(2)

(3)

(4)

Nama : Dimas Permadi

NIM : 10108848

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 06 Juni 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum Kawin

Anak ke : Dua dari lima bersaudara Alamat : Bukit Permata Blok D4 No9

Email : deedudutz@gmail.com

No. Telp : 083821747608.

2. RIWAYAT PENDIDIKAN 1996-2002 : SD Sukamaju 2 2002-2005 : SMPN 2 Margahayu 2005-2008 : SMA Pasundan 3 Cimahi

2008-sekarang : Program Studi S1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar – benarnya dalam keadaan sadar tanpa paksaan.

Bandung, 25 Februari 2014


(5)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

DIMAS PERMADI

10108848

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2014


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MONITORING PEMBERIAN BANTUAN KEPADA ANAK TERLANTAR BERBASIS WEB DI DINAS SOSIAL”.

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

Dengan keterbatasan literatur, pengalaman serta ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, maka penulis membutuhkan peran serta dari pihak lain dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepada orang tua yang senantiasa memberikan dorongan, do’a,

pengorbanan baik moril maupun materil yang tiada terkira juga keikhlasannya memberikan kasih sayang yang tidak ternilai dan tanpa batas.

2. Untuk semua saudara-saudara saya yang telah mendukung penulis dan memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Dian Dharmayanti, S.T.,M.Kom. selaku dosen pembimbing dan sekaligus dosen penguji 2, Karena telah banyak meluangkan waktu dan


(7)

iv

bersabar untuk membimbing dan menasehati saya dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Dosen – dosen Jurusan Teknik Informatika di Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak memberikan ilmu yang berharga selama proses pendidikan ini.

6. Sahabat-sahabat saya grup Abah Iri, Melania, Dago Asri atas usaha kalian untuk menyemangati, mendoakan dan membantu penulis.

7. Teman-teman seperjuangan (Mikhael, Gejon, Sandy, Ari, Rolly, Badag, Ayik, Robi, Acep, Aji, Aldi) dalam menuntut ilmu, semoga ilmu kita bermanfaat.

8. Serta semua pihak yang telah turut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi teknik penyajian penulisan, maupun materi penulisan mengingat keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala bentuk saran dan kritik dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bandung, 25 Februari 2014


(8)

v

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SIMBOL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR ISI ... i

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Profil Umum Dinas Sosial Kota Bandung ... 9

2.1.1 Visi dan Misi ... 11

2.1.2 Logo Instansi ... 13

2.1.3 Struktur Organisasi Dinas Sosial ... 14

2.1.4 Fungsi ... 14

2.2 Landasan Teori ... 24

2.2.1 Konsep Dasar Sistem ... 24

2.2.4 Monitoring ... 24

2.2.6 Basis Data ... 26

2.2.7 Flowmap ... 34

2.2.8 Diagram Aliran Data / Data Flow Diagram (DFD)... 35

2.2.9 Kamus Data ... 36


(9)

vi

3.1.4 Analisis Aturan Bisnis ... 54

3.1.5 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 54

3.1.6 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 55

3.1.6.1 Analisis Perangkat Keras ... 55

3.1.6.2 Analisis Perangkat Lunak ... 57

3.1.6.3 Analisis Pengguna ... 58

3.1.6.1 Analisis Jaringan ... 60

3.1.7 Analisis Data ... 61

3.1.8 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 63

3.1.8.1 Diagram Konteks ... 64

3.1.8.2 DFD Level 1 Proses Sistem Informasi Monitoring ... 65

3.1.9 Spesifikasi Proses ... 72

3.1.10 Kamus Data ... 82

3.2 Perancangan Sistem ... 87

3.2.1 Perancangan Basis Data ... 87

3.2.1.1 Diagram Relasi ... 87

3.2.1.2 Struktur Tabel ... 88

3.2.2 Perancangan Struktur Menu ... 96

3.2.3 Perancangan Antarmuka ... 97

3.2.5 Perancangan Jaringan Semantik ... 100

3.2.6 Perancangan Prosedural ... 100

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 103

4.1 Implementasi Sistem ... 103

4.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan ... 103

4.1.2 Perangkat Lunak yang Digunakan ... 103

4.1.3 Implementasi Database ... 104


(10)

vii

4.2.2 Pengujian Black Box ... 112

4.2.2.1 Pengujian Metode Equivalence partitioning Halaman Yayasan 113 4.2.2.2 Pengujian Metode Equivalence Pertitioning Halaman Petugas 116 4.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 122

4.2.4 Pengujian Beta ... 122

4.2.4.1 Wawancara ... 122

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

5.1 Kesimpulan ... 105

5.2 Saran ... 105


(11)

107

Praktisi edisi 7. Yogyakarta : Andi.

[2] Bin Ladjamudin Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

[3] Hikmat, Dr. Harry. 2010. Monitoring dan Evaluasi Proyek. [4] monitoring. http://id.wikipedia.org/wiki/Monitoring

[5] Kusnawi . Tijauan Umum Metode Pendekatan Dashboard Pada Proses Business Intelegence.

[6] Ramli,S.Kom. Diklat Kuliah Sistem Basis Data. STIMIK BUDIDARMA [7] arif hexa. Apa sich "FLOW MAP" itu?.

http://arifgitarishexaband.blogspot.com/2010/11/apa-sich-flow-map-itu.html [8] sakina mawardah. algoritma dan pengembangan. http://www.scribd.com/doc/55468895/Pengertian-Flowmap-dan-Flowchart-Beserta-Simbol

[9] Kadir Abdul. Buku Web Dinamis Menggunakan PHP &Tutorial PHP. http://www.klik-kanan.com/tutorial/php

[10] sutarman. 2007. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakart : Graha Ilmu.

[11] Witarto. 2004. Memahami Sistem Informasi. Bandung: Informatika.

[12] Pengertian Aplikasi Sistem Informasi.


(12)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kota Bandung merupakan kota jasa yang memiliki daya tarik wisatawan baik dalam dan luar negeri, yang berdampak pula dengan meningkatnya pendapatan daerah. Seiring dengan semakin berkembangnya Kota Bandung kendala juga semakin banyak, mulai dari urbanisasi yang tidak terkendali sampai sulitnya lapangan pekerjaan, anak-anak mereka hanya sedikit yang mengecap bangku sekolah, selebihnya ikut membantu orang tuanya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Sesuai dengan amanat undang-undang dasar, pemerintah wajib melindungi anak terlantar dan tidak mampu untuk dirawat dan di urus oleh pemerintah. Kriteria anak dapat disebut terlantar yaitu sudah mencari nafkah di jalanan disaat usia yang belum dewasa, atau tidak memiliki tempat tinggal tetap, atau yatim piatu, atau ditelantarkan oleh orang tuanya. Melalui Dinas Sosial, anak terlantar dan tidak mampu mendapat bantuan untuk memperbaiki taraf hidup mereka, baik berupa bantuan penyertaan modal langsung, penambahan modal, pelatihan keterampilan ataupun biaya pendidikan.

Pendataan anak terlantar dan tidak mampu, dilakukan secara berkala oleh Dinas Sosial yang berkerjasama dengan lembaga ataupun yayasan perlindungan anak terlantar untuk mengetahui jumlah anak, baik yang sudah menerima bantuan maupun yang belum menerima bantuan untuk nantinya dilakukan pendataan. Namun dengan banyaknya jumlah lembaga dan atau yayasan perlindungan anak di Kota Bandung, Dinas Sosial tidak bisa memantau pertanggungjawaban lembaga dan atau yayasan dalam hal penggunaan dana dan juga perkembangan anak secara langsung terus menerus dikarenakan sumber daya yang kurang untuk memantau perkembangan anak yang ada di dalam yayasan dan atau lembaga yang


(13)

menerima bantuan, sedangkan cakupan yayasan dan atau lembaga yang layak menerima bantuan tersebar di seluruh Kota Bandung.

Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi yang mampu melakukan pendataan, pengelolaan, danmonitoring. Selain itu, Dinas Sosial dapat memantau secara langsung pertanggungjawaban yayasan dan atau lembaga dalam pengelolaan dana juga perkembangan anak terlantar yang berada di bawah asuhan yayasan dan atau lembaga. Dalam penelitian ini, kerja sama dilakukan dengan Dinas Sosial Kota Bandung dalam hal pengumpulan data mengenai anak terlantar dan kurang mampu yang ada di wilayah Kota Bandung.

1.2PerumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

a. Belum adanya sebuah sistem khusus yang terintegrasi dengan tiap lembaga dan atau yayasan sehingga pendataan tidak membutuhkan waktu yang lama.

b. Belum adanya suatu sistem informasi monitoring yang dapat membantu yayasan dan atau lembaga dalam hal pelaporan pertanggungjawaban skepada Dinas Sosial mengenai penggunaan dana bantuan.

c. Belum adanya suatu sistem yang dapat memonitoring pendidikan anak pada tiap yayasan dan atau lembaga.

1.3Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk membangun Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan KepadaAnak Terlantar di Dinas Sosial Kota Bandung.


(14)

1.3.2 Tujuan

Sistem Informasi Monitoring ini dibangun bertujuan untuk :

a. Dapat mengintegrasikan data pada tiap-tiap yayasan dan atau lembaga yang menerima bantuan, yang ada di Kota Bandung.

b. Membantu Dinas Sosial dalam hal pengumpulan informasi pertanggungjawaban penggunaan dana pada tiap-tiap yayasan dan atau lembaga.

c. Membangun sistem informasi yang dapat memonitoring pencapaian anak yang dinaungi oleh lembaga dan atau yayasan yang ada di Kota Bandung.

1.4Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang berhubungan dengan Sistem Informasi Monitoring, maka dalam pembahasan akan dibatasi pada masalah sebagai berikut :

a. Data berasal dari Dinas Sosial Kota Bandung yaitu data perkembangan anak terlantar, data yayasan, data pelatihan anak, data bukti kuitansi pembayaran sekolah, data bukti pengayaan barang.

b. Informasi yang di proses meliputi:

1. Pertanggungjawaban penggunaan dana oleh yayasan dan atau lembaga seperti bukti kuitansi pembayaran sekolah, bukti pengayaan barang, dan bukti pelatihan.

2. Perkembangan anak terlantar dari segi akademik. 3. Penggunaan dana baik itu cukup, pas, atau kurang.

c. Model proses yang digunakan dalam membangun Sistem Informasi ini adalah DFD dan ERD.

d. Aplikasi dibuat dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai DBMS.

e. Sistem yang dibangun berbasiskan web karena kebutuhan integrasi tiap-tiap lembaga dengan Dinas Sosial Kota Bandung.


(15)

1.5Metodologi Penelitian

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian dan referensi-referensi yang telah diperoleh. Cara-cara yang mendukung untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Pengumpulan data yang sifatnya berupa teori dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan sistem informasi monitoring dan anak terlantar di Kota Bandung.

2. Observasi

Pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang sedang diteliti.

3. Wawancara

Pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung yang ada kaitannya dengan anak terlantar di Kota Bandung.

1.5.2 Teknik Pengembangan Sistem

Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall seperti tercantum pada gambar 1.1, yang meliputi beberapa proses diantaranya:

a. Requirment

Dalam tahap ini jasa, kendala dan tujuan dari konsultasi dengan pengguna sistem. Kemudian semuanya dibuat dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh user dan staf pengembang. Dengan kata lain, dalam tahapan ini dilakukan analisa kebutuhan, kemudian diverifikasi klien dan tim Software Quantity Assurance.


(16)

b. Specification

Dokumentasi spesifikasi, kemudian diperiksa oleh tim SQA. Selanjutnya jika disetujui oleh klien, maka dokumen tersebut merupakan kontrak kerja antar klien dan pengembang software. Selanjutnya merencanakan jadwal pengembangan software. Jika disetujui oleh SQA, tahap desain baru dilakukan.

c. Design

Proses design sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem perangkat lunak atau perangkat keras. Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur keseluruhan. Desain perangkat lunak termasuk menghasilkan fungsi sistem perangkat lunak dalam bentuk yang mungkin ditransformasi ke dalam bentuk satu atau lebih program yang dapat dijalankan. Tahapan ini telah menentukan alur software hingga pada tahap algoritma detail. Di akhir tahap ini, kembali diperiksa tim SQA.

d. Implementation

Selama tahap ini, desain perangkat lunak disadari sebagai sebuah program lengkap atau unit program. Desain yang telah disetujui, diubah dalam bentuk kode-kode program. Tahap ini, kode-kode program yang dihasilkan masih pada tahap modul-modul. Diakhir tahap ini, tiap modul di testing tanpa diintegrasikan.

e. Integration

Unit program di integrasikan dan diuji menjadi sistem yang lengkap untuk meyakinkan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi. Setelah uji coba, sistem disampaikan ke konsumen.


(17)

f. Operation mode & retirement

Pemeliharaan termasuk pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan di implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan.

Requirment

Specification

Design & Implementation

Integration

Operation mode & retirement

Gambar 1.1 Ilustrasi Teknik Waterfall (Winston Royce; 1970)

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan dimana akan dibagi dalam 5 bab.Gambaran masing-masing bab dijelaskan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang penguraian latar belakang permasalahan, perumuskan inti permasalahan yang dihadapi, tujuan dan kegunaan penelitian, dan juga diikuti dengan pembatasan masalah, metode yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika penulisan.


(18)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang bahasan mengenai profil, sejarah, logo, badan hukum, struktur organisasi dan job description, visi, komitmen, dan prinsip tempat penelitian.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi mengenai deskripsi sistem, analisis kebutuhan dalam pembangunan sistem, serta perancangan sistem yang meliputi perancangan basis data, perancangan antarmuka, dan perancangan menu.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini berisi tentang hasil implementasi dari rancangan sistem yang telah dibangun sesuai dengan peracangan sistem yang telah dibuat, juga disertakan pengujian dari sistem tersebut.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pembangunan sistem yang telah diimplementasikan disertai juga dengan saran yang nantinya bisa berguna untuk tahap penelitian lanjutan dari sistem ini.


(19)

(20)

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab dua ini akan dijelaskan konsep serta dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi kemudian akan dibahas sebagai dasar pemahaman dalam mengimplementasikan aplikasi yang akan di buat.

2.1 Tinjauan Tempat Penelitian

Pada tahap ini merupakan peninjauan terhadap tempat penelitian studi kasus yang dilakukan di Dinas Sosial kota Bandung.

2.1.1 Sejarah Dinas Sosial Kota Bandung

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan bahwa Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dalam rangka menyelenggarakan pemerintahannya harus menyusun perencanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan sebagaimana dimaksud, disusun secara berjangka yang meliputi Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dimana selanjutnya setiap dokumen rencana pembangunan tersebut harus mampu dijabarkan oleh setiap SKPD yang berfungsi melaksanakan kebijakan teknis terkait pencapaian RPJMD dan RKPD.

Menindaklanjuti hal tersebut, maka setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) wajib untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai tindak lanjut dari RPJMD dan Rencana Kinerja Tahunan SKPD yang merupakan tindak lanjut dari dokumen RKPD. Dinas Sosial Kota Bandung sebagai salah satu SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Kota Bandung dan Rencana Kerja (Renja) yang merupakan dokumen rencana kerja per tahun.


(21)

Renstra Dinas Sosial Kota Bandung 2009-2013 ini merupakan revisi atas Renstra yang terdahulu, sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung Tahun 2009-2013 yang mengakibatkan perlu adanya penyesuaian atau revisi atas Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2009-2013.

Mekanisme pelaksanaan revisi Renstra SKPD ini mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dalam Pasal 50 ayat (1) yang menyebutkan bahwa renacan pembangunan daerah dapat diubah dalam hal :

a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan proses perumusan dan substansi yang dirumuskan belum sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

b. Terjadi perubahan yang mendasar. c. Merugikan kepentingan nasional.

Selanjutnya dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka kerangka sistematika penyusunan Rencana Strategis Dinas Sosial ini telah disesuaikan dengan ketentuan peraturan tersebut.

Renstra Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran dari Visi dan Misi serta Program Dinas Sosial Kota Bandung yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun. Penyusunan Revisi Renstra Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2009-2013 berpedoman pada Revisi RPJMD Kota Bandung Tahun 2009-2013 serta memperhatikan sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktor-faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan, serta isu-isu strategis yang berkembang.


(22)

2.1.2 Visi Dan Misi Dinas Sosial Kota Bandung

2.1.2.1Visi

Sebagaimana diketahui bahwa Visi Kota Bandung yaitu “Meningkatkan Peran Serta Kota Bandung sebagai Kota Jasa menuju Terwujudnya Kota yang Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat)”, maka untuk mewujudkan cita-cita tersebut salahsatunya diperlukan suasana yang kondusif dan kehidupan sosial kemasyarakatan yang berkeadilan sosial serta ditandai dengan adanya kesejahteraan sosial masyarakat yang semakin meningkat dan pada gilirannya dapat menunjang peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan dan program pembangunan daerah.

Berdasarkan hal tersebut, maka Visi Dinas Sosial Kota Bandung adalah “Kesejahteraan Sosial dari, oleh, dan untuk Masyarakat menuju Bandung yang Bermartabat ".

2.1.2.2Misi

Berdasarkan Visi Dinas Sosial Kota Bandung tersebut di atas, maka Dinas Sosial Kota Bandung menjabarkannya ke dalam Misi sebagai berikut:

a. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan partisipasi sosial dan masyarakat, dimana terdapat peran aktif dari masyarakat dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial secara komprehensif. b. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan rehabilitasi

sosial guna memulihkan ketidakberdayaan masayarakat dalam melaksanakan fungsi sosialnya.

c. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pelayanan sosial, yang mengandung pengertian optimalisasi pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

d. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan terhadap pembinaan rawan sosial keluarga dan anak.


(23)

Penjelasan arti dan makna misi Dinas Sosial sebagaimana dimaksud diatas, yakni :

a. Meningkatkan peran serta/partisipasi masyarakat dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial melalui Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang berada di lingkungan masyarakat.

b. Peningkatan rehabilitasi sosial mengandung makna pemulihan fungsi sosial para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (Gelandangan, pengemis, Wanita Tuna Susila, Korban Narkotika, HIV-Aids, Penyandang Cacat, dan Eks-Narapidana) melalui pola penanganan dalam panti dan luar panti, sehingga memiliki kembali fungsi sosialnya dan dapat bermasyarakat secara wajar.

c. Peningkatan pelayanan sosial, mengandung pengertian optimalisasi pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial melalui penanganan dalam panti maupun luar panti, bantuan bagi korban bencana, dan bantuan bagi orang terlantar dalam perjalanan.

d. Pembinaan terhadap rawan sosial keluarga dan anak, mengandung pengertian pemberian pelatihan keterampilan dan bantuan usaha bagi keluarga dan anak sehingga dapat melaksanakan fungsi sosial secara wajar


(24)

2.1.3 Logo Dinas Sosial Kota Bandung

Berikut ini adalah Logo dari Dinas Sosial Kota Bandung.


(25)

2.1.4 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Bandung

Berikut ini adalah struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung.

Gambar 2.2 Stuktur Organisasi Dinas Sosial

2.1.5 Deskripsi Tugas Dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandung

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung No. 475 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Organisasi pada Dinas Daerah Kota Bandung, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandung yaitu :

A. Kepala dinas

1. Kepala Dinas Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang sosial berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.


(26)

2. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas Sosial mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis lingkup partisipasi sosial dan masyarakat, rehabilitasi sosial, pelayanan sosial, dan pembinaan rawan sosial.

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang partisipasi sosial dan masyarakat, rehabilitasi sosial, pelayanan sosial, dan pembinaan rawan sosial.

c. pembinaan dan pelaksanaan di bidang partisipasi sosial dan masyarakat, rehabilitasi sosial, pelayanan sosial, dan pembinaan rawan sosial.

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

e. pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Dinas.

B. Sekretariat

A. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup kesekretariatan.

B. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi :

a. perencanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan; b. pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang

meliputi administrasi umum dan kepegawaian, program dan keuangan;

c. pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang;

d. pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas;

e. pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; dan f. pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan


(27)

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian;

b. pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas;

c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data mutasi, cuti, disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai; dan

d. evaluasi dan pelaporan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

b. Sub Bagian Keuangan dan Program

1. Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup keuangan dan program;

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Dinas;

b. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan


(28)

pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan Dinas;

c. pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data kegiatan dinas, koordinasi penyusunan rencana dan program dinas serta koordinasi pengendalian program; dan

d. pelaporan pelaksanaan lingkup kegiatan pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Dinas.

C. Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat

1. Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup partisipasi sosial dan masyarakat.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana dan program lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial;

c. pelaksanaan lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial;

d. pengkajian pemberian rekomendasi dan pemantauan penyelenggaraan lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial; dan


(29)

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial.

a. Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan dan Partisipasi Sosial

1. Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan dan Partisipasi Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan dan Partisipasi Sosial mempunyai fungsi:

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial;

c. pelaksanaan lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial yang meliputi penyuluhan, pembinaan dan pendayagunaan partisipan sosial, lembaga sosial, dan organisasi sosial kemasyarakatan dalam penyelenggaraan pembangunan sosial, pendayagunaan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial PSKS), fasilitasi pemberian penghargaan di bidang sosial, serta pengembangan jaringan sistem informasi sosial; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial.

b. Seksi Pengumpulan, Pengawasan Undian dan Sumbangan Sosial

1. Seksi Pengumpulan, Pengawasan Undian dan Sumbangan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat lingkup pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pengumpulan, Pengawasan Undian dan Sumbangan Sosial mempunyai fungsi:


(30)

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengumpulan, pengawasan undian dan sumbangan sosial;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengumpulan, pengawasan undian dan sumbangan sosial;

c. pelaksanaan lingkup pengumpulan, pengawasan undian dan sumbangan sosial yang meliputi fasilitasi, pembinaan dan pengawasan pengumpulansumbangan sosial, serta fasilitasi, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan undian;

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengumpulan, pengawasan undian dan sumbangan sosial.

D. Bidang Rehabilitasi Sosial

1. Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana dan program lingkup tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup rehabilitasi tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik;

c. pelaksanaan dan fasilitasi rehabilitasi tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik; dan

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotika.

a. Seksi Tuna Sosial

1. Seksi Tuna Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Rehabilitas Sosial lingkup tuna sosial.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Tuna Sosial mempunyai fungsi:


(31)

b. penyusunan bahan petunjuk teknis rehabilitasi tuna sosial; c. pelaksanaan rehabilitasi tuna sosial yang meliputi pembinaa

tuna sosial, fasilitasi, kerjasama, koordinasi dan pelaksanaan rehabilitasi tuna sosial; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup tuna sosial. b. Seksi Penyandang Cacat, Anak Nakal dan Korban Narkotika

1. Seksi Penyandang Cacat, Anak Nakal dan Korban Narkotik mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Rehabilitas Sosial lingkup penyandang cacat, anak nakal dan korban narkoba.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Penyandang Cacat, Anak Nakal dan Korban Narkotik mempunyai fungsi:

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik;

c. pelaksanaan rehabilitasi penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik yang meliputi pembinaa rehabilitasi penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik, fasilitasi, kerjasama, koordinasi dan pelaksanaan rehabilitasi penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik.

E. Bidang Pelayanan Sosial

1. Bidang Pelayanan Sosial mempunnyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup pelayanan sosial.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Pelayanan Sosial mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana dan program lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana, serta bantuan dan perlindungan sosial;


(32)

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana, serta bantuan dan perlindungan sosial; c. pelaksanaan lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban

bencana, serta bantuan dan perlindungan sosial; dan

d. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana, serta bantuan dan perlindungan sosial.

a. Seksi Pelayanan Sosial dan Bantuan Korban Bencana

1. Seksi Pelayanan Sosial dan Bantuan Korban Bencana mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Sosial lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pelayanan Sosial dan Bantuan Korban Bencana mempunyai fungsi :

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana;

c. pelaksanaan lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana yang meliputi pelayanan sosial terhadap balita anak dan lansia dan advokasi terhadap korban tindak kekerasan, serta penyandang masalah kesejaterahaan sosial (PMKS), pemetaan daerah rawan bencana, fasilitasi penyelenggaraan bantuan bagi korban bencana, peningkatan kualitas sumber daya manusia penanganan bencana; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana.

b. Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial

1. Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Sosial lingkup bantuan dan perlindungan sosial.


(33)

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial mempunyai fungsi :

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup bantuan dan perlindungan sosial;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bantuan dan perlindungan sosial;

c. pelaksanaan lingkup bantuan dan perlindungan sosial yang meliputi pembinaan dan fasilitasi bantuan terhadap panti sosial asuhan anak, panti jompo, dan rumah perlindungan sosial anak, kerjasama dan fasilitasi perlindungan sosial bagi perempuan, anak, remaja, lansia, korban tindak kekerasan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia panti asuhan/jompo; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup bantuan dan perlindungan sosial.

F. Bidang Pembinaan Rawan Sosial

1. Bidang Pembinaan Rawan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup pembinaan rawan sosial.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Pembinaan Rawan Sosial mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana dan program lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja, serta pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja, serta pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial;

c. pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja, serta pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial; dan

d. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja, serta pembinaan


(34)

rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial.

a. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Anak dan Remaja

1. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Anak dan Remaja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pembinaan Rawan Sosial lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pembinaan Rawan Sosial Anak dan Remaja mempunyai fungsi :

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja;

c. pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja yang meliputi pembinaan dan fasilitasi penanggulangan rawan sosial bagi anak terlantar, anak jalanan, gelandangan, dan remaja putus sekolah;

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja.

b. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Keluarga Fakir Miskin dan Usaha Kesejahtraan Sosial

1. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Keluarga Fakir Miskin dan Usaha Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pembinaan Rawan Sosial lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pembinaan Rawan Sosial Keluarga Fakir Miskin dan Usaha Kesejahteraan Sosial mempunyai fungsi :

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial;


(35)

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial; c. pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir

miskin dan usaha kesejahteraan sosial yang meliputi pembinaan dan fasilitasi penanggulangan keluarga rawan sosial, fakir miskin, serta dan nilai-nilai kejuangan/kepahlawanan; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Monitoring

Monitoring merupakan penilaian yang sifatnya berkelanjutan dan dilakukan terhadap pelaksanaan proyek sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang sudah di setujui, pemanfaatan input, infrastuktur dan jasa oleh penerima manfaat proyek. Monitoring menyediakan umpan balik yang berkelanjutan mengenai pelaksanaan proyek kepada pimpinan proyek dan pejabat penting terkait lainnya. Monitoring mengidentifikasi keberhasilan dan permasalahan yang terjadi sebenarnya dan yang mungkin terjadi sedini mungkin ( diterjemahkan oleh Marimin (1998) dari Departemen Evaluasi Pengoperasian Bank Dunia, 1996).

Monitoring merupakan kegiatan meninjau kembali dan kegiatan mengawasi, yang di lakukan secara terus-menerus oleh pengelola proyek di setiap tingkatan pelaksanaan kegiatan untuk memastikan bahwa pengadaan/penggunaan input, jadwal kerja, hasil yang di targetkan dan tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan berjalan sesuai rencana. Monitoring dilaksanakan dengan maksud agar proyek dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menyediakan umpan balik bagi pengelola proyek di setiap tingkat. Umpan balik ini memungkinkan pemimpin proyek mengambil tindakan korektif tepat pada waktunya jika terjadi masalah dan hambatan (Departemen Monitoring dan Evaluasi IFAD, 1990).


(36)

Menurut Casley dan Kumar (1991), monitoring adalah suatu bagian pokok dari praktik manajemen yang baik, dan karenanya merupakan bagian integral dari manajemen sehari-hari. Monitoring yang baik harus terintegrasi dengan sistem informasi manajemen yang di rancang menurut rencana-rencana yang menentukan tujuan-tujuan sistem, data yang diperlukan , studi-studi yang akan dilaksanakan, penempatan organisasi dan kebutuhan akan tenaga serta anggaran. Monitoring terkoordinasi atas informasi fisik dan keuangan merupakan hal yang pokok untuk pelaksanaan dan operasi yang efisien pada setiap proyek pembangunan. Sementara hampir semua manajer proyek mengerti dengan baik prinsip-prinsip pokok monitoring fisik dan keuangan sehingga seringkali dilihat sebagai hal yang rutin belaka.

2.3 Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instructiom) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output (Jogiyanto 1999:12). Aplikasi merupakan penerapan, menyimpan hal, data, permasalahan pekerjaan suatu sarana atau media yang digunakan untuk menerapkan atau mengimplikasikan hal atau permasalahan tersebut, sehingga berubah menjadi suatu bentuk yang baru tanpa menghilangkan nilai-nilai dasar dari hal, data, permasalahan atau pekerjaan. Dalam hal ini hanya bentuk dari tampilan data yang berubah, sedangkan isi yang termuat dalam data tersebut tidak mengalami perubahan.

Jadi program aplikasi adalah sekumpulan instruksi yang tersusun menurut urutan yang logis dan dikenal oleh komputer atau program yang dipakai untuk melakukan atau mempermudah suatu pekerjaan.


(37)

2.4 Basis Data (Database)

2.6.1 Pengertian Basis Data (Database)

Basis data terdiri atas dua kata, yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi dan kombinasinya.

Basis data sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut [2] :

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

Operasi-operasi dasar yang dapat dilakukan berkenaan dengan basis data dapat meliputi pembuatan basis data baru (create database), penghapusan basis data (drop database), pembuatan file/tabel baru ke suatu basis data (create table), penghapusan file/tabel dari suatu basis data (drop table), penambahan/pengisisan data baru ke sebual file/tabel, di sebuah basis data (insert), pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrieve/search), pengubahan data dari sebuah file/table (update), dan penghapusan data dari sebuah file/tabel (delete).

2.6.2 Tujuan Basis Data

Tujuan awal dan utama dalam pengelolaan data dalam sebuah basis data adalah agar dapat memperoleh menemukan kembali data (yang dicari) dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan basis data untuk pengelolaan data, juga memiliki tujuan-tujuan lain.

Secara lebih lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut ini:

a. Kecepatan dan kemudahan (speed) b. Efisiensi ruang penyimpanan (space)


(38)

c. Keakuratan (accuracy) d. Ketersediaan (availability) e. Kelengkapan (completeness) f. Keamanan (security)

g. Kebersamaan pemakaian (sharability)

2.5 Sistem Terdistribusi

Sistem terdistribusi adalah sekumpulan prosesor yang tidak saling berbagi memori atau clock dan terhubung melalui jaringan komunikasi yang bervariasi, yaitu melalui Local Area Network ataupun melalui Wide Area Network.Prosesor dalam sistem terdistribusi bervariasi, dapat berupa small microprocessor,

workstation, minicomputer, dan lain sebagainya.

Karakteristik sistem terdistribusi adalah sebagai berikut:

1. Concurrency of Components

Pengaksesan suatu komponen/sumber daya (segala hal yang dapat digunakan bersama dalam jaringan komputer, meliputi H/W dan S/W) secara bersamaan. Contoh: Beberapa pemakai browser mengakses halaman web secara bersamaan.

2. No Global Clock

Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mensinkronkan waktu seluruh komputer/perangkat yang terlibat. Dapat berpengaruh pada pengiriman pesan/data, seperti saat beberapa proses berebut ingin masuk ke

critical session.

3. Independent Failures of Components

Setiap komponen atau perangkat dapat mengalami kegagalan namun komponen atau perangkat lain tetap berjalan dengan baik.


(39)

Ada empat alasan utama untuk membangun sistem terdistribusi, yaitu:

1. Resource Sharing

Dalam sistem terdistribusi, situs-situs yang berbeda saling terhubung satu sama lain melalui jaringan sehingga situs yang satu dapat mengakses dan menggunakan sumber daya yang terdapat dalam situs lain. Misalnya, user disitus A dapat menggunakan laser printer yang dimiliki situs B dan sebaliknya user di situs B dapat mengakses file

yang terdapat di situs A.

2. Computation Speedup

Apabila sebuah komputasi dapat dipartisi menjadi beberapa subkomputasi yang berjalan bersamaan, maka sistem terdistribusi akan mendistribusikan subkomputasi tersebut ke situs-situs dalam sistem. Dengan demikian, hal ini meningkatkan kecepatan komputasi (computation speedup).

3. Reliability

Dalam sistem terdistribusi, apabila sebuah situs mengalami kegagalan, maka situs yang tersisa dapat melanjutkan operasi yang sedang berjalan. Hal ini menyebabkan reliabilitas sistem menjadi lebih baik.

4. Communication

Ketika banyak situs saling terhubung melalui jaringan komunikasi,

user dari situs-situs yang berbeda mempunyai kesempatan untuk dapat bertukar informasi.

Tantangan-tantangan yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem terdistribusi:

1. Keheterogenan perangkat atau multiplisitas perangkat

Suatu sistem terdistribusi dapat dibangun dari berbagai macam perangkat yang berbeda, baik sistem operasi, hardware maupun


(40)

2. Keterbukaan

Setiap perangkat memiliki antarmuka (interface) yang di-publish ke komponen lain. Perlu integrasi berbagai komponen yang dibuat oleh

programmer atau vendor yang berbeda. 3. Keamanan

Shared resources dan transmisi informasi atau data perlu dilengkapi dengan enkripsi.

4. Penangan kegagalan

Setiap perangkat dapat mengalami kegagalan secara independen. Namun, perangkat lain harus tetap berjalan dengan baik.

5. Concurrency of Components

Pengaksesan suatu komponen atau sumber daya secara bersamaan oleh banyak pengguna.

6. Transparansi

Bagi pemakai, keberadaan berbagai perangkat dalam sistem terdistribusi tampak sebagai satu sistem saja.

2.6 Basis Data Terdistribusi

Basis data terdistribusi (distributed database) adalah kumpulan data yang digunakan bersama yang saling terhubung secara logic tetapi tersebar secara fisik pada suatu jaringan komputer. Pada basis data terdistribusi, data disimpan pada beberapa tempat (site), setiap tempat diatur dengan suatu DBMS (Database Management Sistem) yang dapat berjalan secara independent. Properti yang terutama terdapat pada basis data terdistribusi :

1. Independensi data terdistribusi : pemakai tidak perlu mengetahui dimana data berada (merupakan pengembangan prinsip independensi data fisik dan logika).

2. Transaksi terdistribusi yang atomic : pemakai dapat menulis transaksi yang mengakses dan mengubah data pada beberapa tempat seperti mengaksestransaksi lokal. Untuk trend basis data terdistribusi saat ini,


(41)

pemakai harus mengetahui dimana data ditempatkan, juga harus mengetahui dimana system yang tidak mendukung independensi data terdistribusi dan transaksi terdistribusi atomic.

Kedua properti tersebut harus mendukung sistem secara efisien. Untuk sistem terdistribusi yang bersifat global, properti-properti tersebut kemungkinan tidak tepat karena adanya administrasi yang terlalu berlebihan dalam membuat lokasi data yang transparan.

Karakteristik basis data terdistribusi yaitu :

1. Kumpulan data yang digunakan bersama secara logic tersebar pada sejumlah komputer yang berbeda.

2. Komputer yang dihubungkan menggunakan jaringan komunikasi. 3. Data pada masing-masing situs dapat menangani aplikasi-aplikasi local

secara otonom.

4. Data pada masing situs di bawah kendali satu DBMS.

Dalam sebuah database terdistribusi, database disimpan pada beberapa komputer. Komputer-komputer dalam sebuah sistem terdistribusi berhubungan satu sama lain melalui bermacam-macam media komunikasi seperti high-speed buses atau telephone line.

1. Sebuah sistem database terdistribusi berisikan sekumpulan site, di mana tiap-tiap site dapat berpartisipasi dalam pengeksekusian transaksi-transaksi yang mengakses data pada satu site atau beberapa

site. Tiap-tiap site dapat memproses transaksi lokal yaitu sebuah transaksi yang mengakses data pada satu site di manatransaksi telah ditentukan.

2. Sebuah site juga dapat mengambil bagian dalam mengeksekusi transaksi global yaitu transaksi yang mengakses data pada site yang berbeda di mana transaksi telah ditentukan, atau transaksi yang mengakses data pada beberapa site yang berbeda.


(42)

Ada 2 aspek penting dari DDB :

1. Distribusi : data tidak disimpan pada tempat (prosesor) yang sama, sehingga DDB dapat dibedakan dari database tunggal, sentralisasi. 2. Korelasi logika : data memiliki property yang berhubungan sehingga

DDB dapat dibedakan dari sekumpulan database local atau file yang disimpan pada tempat yang berbeda pada jaringan komputer.

Keuntungan Database Terdisbusi :

1. Pengawasan distribusi dan pengambilan data

Jika beberpa site yang berbeda dihubungkan, seorang pemakai yang berada pada satu site dapat mengakses data pada site lain. Contoh : sistem distribusi pada sebuah bank memungkinkan seorang pemakai pada salah satu cabang dapat mengakses data cabang lain.

2. Reliability dan Availability

Sistem distribusi dapat terus menerus berfungsi dalam menghadapi kegagalan dari site sendiri atau mata rantai komunikasi antar site. 3. Kecepatan pemrosesan query

Jika site-site gagal dalam sebuah sistem terdistribusi, site lainnya dapat melanjutkan operasi jika data telah direplikasi pada beberapa site. 4. Otonomi lokal

Pendistribusian sistem mengijinkan sekelompok individu dalam sebuah perusahaan untuk melatih pengawasan lokal melalui data mereka sendiri. Dengan kemampuan ini dapat mengurangi ketergantungan pada pusat pemrosesan.

5. Efisiensi dan Fleksibel

Data dalam sistem distribusi dapat disimpan dekat dengan titik dimana data tersebut dipergunakan. Data dapat secara dinamik bergerak atau salinannya dapat dihapus.


(43)

Kerugian Database Terdistribusi :

1. Harga software mahal

Hal ini disebabkan sangat sulit untuk membuat sistem database terdistribusi.

2. Kemungkinan kesalahan lebih besar

Site-site beroperasi secara paralel sehingga lebih sulit untuk menjamin kebenaran dan algoritma. Adanya kesalahan mungkin tak dapat diketahui.

3. Biaya pemrosesan tinggi

Perubahan pesan dan penambahan perhitungan dibutuhkan untuk mencapai koordinasi antar site.

2.7 Jaringan Komputar

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

Tujuan dari jaringan komputer adalah:

1. Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk

2. Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging,

chatting

3. Akses informasi: contohnya web browsing

Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.

Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi sebagai client


(44)

didedikasikan sebagai server sedangkan yang lain sebagai client. Ada juga yang tidak memiliki komputer yang khusus berfungsi sebagai server saja. Karena itu berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis jaringan komputer:

1. Client-server

Jaringan komputer dengan komputer yang didedikasikan khusus sebagai

server. Sebuah service/layanan bisa diberikan oleh sebuah komputer atau lebih. Contohnya adalah sebuah domain seperti www.detik.com yang dilayani oleh banyak komputer web server, atau bisa juga banyak service/layanan yang diberikan oleh satu komputer. Contohnya adalah server if.unikom.ac.id yang merupakan satu komputer dengan multi service yaitu mail server, web server, file server, database server dan lainnya.

2. Peer-to-peer

Jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server dan juga menjadi

client secara bersamaan. Contohnya dalam file sharing antar komputer di Jaringan Windows Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A,B,C,D dan E) yang memberi hak akses terhadap file yang dimilikinya. Pada satu saat A mengakses file share dari B bernama data_nilai.xls dan juga member akses file soal_uas.doc kepada C. Saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai client dan saat A memberi akses file kepada C maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan peer to peer.

Berdasarkan media transmisi data

a. Jaringan Berkabel (Wired Network)

Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan.


(45)

b. Jaringan Nirkabel (Wireless Network)

Merupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.

3. Alat Pemodelan Sistem

Alat-alat pemodelan sistem informasi sangat dibutuhkan sangat dibutuhkan dalam proses analisis dan perancangan sistem. Alat-alat pemodelan system informasi terdiri dari:

1. Bagan Alir Dokumen (Document Flowmap)

Bagan alir dokumen atau disebut juga bagan alir formulir merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusantembusannya.

2. Entity-Relasionship Diagram (ERD)

ERD adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat dalam suatu sistem serta hubungan-hubungan relasi antar entitas.

Komponen-komponen pembentuk model ERD yaitu:

a. Entitas (Entity)

Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Entitas dapat berupa orang, tempat, benda, peristiwa atau konsep yang bias memberikan atau mengandung informasi.

b. Atribut (Attributes/Properties)

Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut.


(46)

c. Relasi (Relationship)

Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.

d. Kardinalitas/derajat

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpnan entitas lain.

Kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas dapat berupa :

1) Satu ke satu (one to one) 2) Satu ke banyak (one to many) 3) Banyak ke satu (many to one) 4) Banyak ke banyak (many to many) 3. Skema Relasi

Skema relasi adalah untuk pressentasi atribut-atribut dari entity yang terdapat dalam sistem dan hubungan antar entity Ipada model ERD. Skema relasi merupakan turunan dari ERD.

4. Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks merupakan diagram alir pada tingkat paling atas yang merupakan penggambaran yang berfungsi untuk memperlihatkan interkasi atau hubungan langsung antara sistem dengan lingkungannya. Diagram konteks menggambarkan sebuah sistem berupa sebuah proses yang berhubungan dengan satu atau beberapa entitas/entity.

5. Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah suatu alat pemodelan yang digunakan untuk memodelkan fungsi dari sistem, menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan menunjukan dari dan kemana data mengalir serta penyimpanannya. Beberapa simbol digunakan di DFD:

a. Kesatuan luar (external entity) atau batas sistem (boundary), merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat


(47)

berupa orang, orhanisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan masukan atau menerima keluaran dari sistem.

b. Arus data (data flow) ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

c. Proses (process) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkam arus data yang akan keluar dari proses.

d. Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database di sistem komputer, suatu arsip atau catatan manual, suatu kotak tempat data di meja seseorang, suatu table acuan manual, dan suatu agenda atau buku. e. Spesisikasi Proses (Process Specification (PSPEC)).

f. Spesifikasi proses digunakan untuk menggambarkan semua proses model aliran yang. Nampak pada tingkat akhir penyaringan. Kandungan dari spesifikasi proses dapat termasuk teks naratif, gambaran bahasa desain program (Program Design Language) dari algoritma proses, persamaan matematika, tabel, digram, atau bagan.

6. Kamus Data (Data Dictionary)

Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yng mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data harus memuat hal-hal berikut ini :

a. Nama arus data.

b. Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Alias perlu ditulis karena data yang samamempunyai nama


(48)

yng berbeda untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya.

c. Bentuk data, dapat berupa dokumen dasar atau formulir. Dokumen hasil cetakan komputer, laporan cetak, tampilan di layar monitor, variabel, parameter dan field.

d. Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju.

e. Penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.

f. Periode menunjukan kapan terjadinya arus data.

g. Volume digunakan untuk mengidentifikasikan besarnya simpanan luar yang akan digunakan, kapasitas dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat output.

h. Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data berisi item-item data apa saja.

4. Aplikasi Pembangun

4.1 MySQL

Pada awalnya, MySQL merupakan proyek internal sebuah firma asal Swedia,

TcXDataKonsult. MySQL kemudian dirilis untuk publik pada tahun 1996. Karena MySQL menjadi sangat populer, pada tahun 2001 firma tersebut mendirikan sebuah perusahaan baru, MySQLAB, yang khusus menawarkan layanan dan produk berbasis MySQL (Gilmore, 2006).

Dari awal pembuatannya, para pengembang MySQL menitikberatkan pengembangan MySQL pada sisi performa dan skalabilitasnya. Hasilnya adalah sebuah perangkat lunak yang sangat teroptimasi, walaupun dari sisi fitur memiliki kekurangan dibandingkan solusi basis data kelas enterprise lain. Akan tetapi MySQL menarik minat banyak pengguna. Saat ini, tercatat lebih dari lima juta basis data MySQL yang terpasang dan aktif di seluruh dunia. Beberapa


(49)

perusahaan dan instansi penting dunia seperti Yahoo!, Google dan NASA

menggunakan MySQL untuk mengolah basis data mereka.

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki MySQL sehingga dapat menarik banyak pengguna. Kelebihan tersebut yaitu:

1. Fleksibilitas

Saat ini, MySQL telah dioptimasi untuk duabelas platform seperti HP-UX, Linux, Mac OS X, Novell Netware, OpenBSD, Solaris, Microsoft Windows dan lain-lain. MySQL juga menyediakan source code yang dapat diunduh secara gratis, sehingga pengguna dapat mengkompilasi sendiri sesuai platform yang digunakan. Selain itu, MySQL juga dapat dikustomisasi sesuai keinginan penggunanya, misalnya mengganti bahasa yang digunakan pada antarmukanya.

2. Performa

Sejak rilis pertama, pengembang MySQL fokus kepada performa. Hal ini masih tetap dipertahankan hingga sekarang dengan terus meningkatkan fiturnya.


(50)

4.2 HTML (Hipertext Markup Language)

HTML adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet. HTML diciptakan oleh Tim Berners-Lee, seorang peneliti CERN. Berners-Lee mendasarkan HTML pada Standard Generalized Markup Language. Dokumen HTML pada dasarnya adalah dokumen teks yang mengandung kode-kode tag yang sesuai dengan spesifikasi HTML. Kode-kodetag itu nantinya diterjemahkan oleh aplikasi browser sehingga dokumen HTML tadi bisa ditampilkan sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Secara umum, HTML memiliki empat jenis elemen yaitu:

1. Structural, yaitu tanda yang menentukan level atau tingkatan sebuah teks (misalnya sebagai heading, paragraf, kutipan, dan sebagainya). 2. Presentational, yaitu tanda yang menentukan tampilan sebuah teks

(misalnya cetak tebal, miring, garis bawah, dan lain-lain).

3. Hypertext, yaitu tanda yang menunjukkan link ke bagian lain pada teks tersebut atau ke dokumen lain.

4. Widget, yaitu tanda yang menghasilkan obyek-obyek tertentu seperti tombol, garis horisontal, dan lain-lain

4.3 PHP

PHP berawal dari skrip Perl/CGI yang dibuat oleh seorang pengembang perangkat lunak bernama Rasmus Lerdorf untuk menghitung jumlah pengunjung

homepage-nya. Karena banyaknya pengunjung yang meminta skrip tersebut, Lerdorf akhirnya membagi-bagikan skrip buatannya yang diberi nama Personal

Home Page (PHP). Banyaknya permintaan membuat Lerdorf terus

mengembangkan skripnya. Beberapa orang akhirnya bergabung membentuk tim untuk mengembangkan PHP. Sejak itu PHP berkembang pesat dengan banyak fungsi baru yang ditambahkan. Kepanjangan dari PHP kini berubah menjadi PHP: Hypertext Preprocessor.


(51)

Ada tiga macam penggunaan PHP:

1. Server-sidescripting. Ini merupakan jenis penggunaan yang paling banyak dilakukan pengguna PHP. Untuk menggunakannya, dibutuhkan tiga hal: PHP parser, aplikasi web server yang terkoneksi dengan instalasi PHP, dan aplikasi web browser.

2. Command line scripting. Pada penggunaan PHP jenis ini hanya dibutuhkan PHP parser.

3. Pembuatan aplikasi berbasis desktop. Pada penggunaan PHP jenis ini, dibutuhkan ekstensi tambahan PHP-GTK.

PHP memiliki empat kelebihan utama yang menarik minat banyak pengguna. Kelebihan utama PHP tersebut diringkas dalam 4P berikut:

1. Practicality. PHP dibuat dengan menitikberatkan pada kepraktisan. Hasilnya, PHP adalah bahasa pemrograman minimalis, dilihat dari segi kebutuhan pengguna dan kebutuhan sintaks.

2. Power. PHP memiliki banyak kemampuan, mulai dari kemampuan

untuk terhubung dengan basis data, membuat halaman web dinamis, membuat dan memanipulasi berkas gambar, Flash dan PDF, berkomunikasi dengan bermacam protokol seperti IMAP dan POP3, dan masih banyak lagi.

3. Possibility. PHP dapat menyediakan lebih dari satu solusi untuk suatu masalah.

4. Price. PHP selalu dirilis kepada publik tanpa ada batasan untuk penggunaan, modifikasi, atau redistribusi.

4.4 Cascading Style Sheets (CSS)

CSS adalah sebuah bahasa style sheet (lembar gaya) yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. CSS Level 1 (CSS1) diperkenalkan pada tahun 1995 oleh World Wide Web Consortium (W3C) dan dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan HTML dalam hal keleluasaan pengaturan desain dan tampilan pada sebuah dokumen HTML.


(52)

Setahun kemudian CSS1 diberi status rekomendasi penuh oleh W3C yang juga mengatur spesifikasi CSS. Saat ini ada tiga level CSS, yaitu CSS Level 1

(Recommendation), CSS Level 2 (Recommendation), dan CSS Level 2 Revision 1

(Candidate Recommendation). Penggunaan CSS paling banyak untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walau demikian, CSS dapat dipergunakan untuk bahasa markup lain seperti SVG dan XUL.

4.5 Adobe Dreamweaver CS3

Dreamweaver merupakan sebuah aplikasi untuk merancang pembuatan

website. Dreamweaver dibuat oleh perusahaan Macromedia sehingga dinamakan

Macromedia Dreamweaver. Sejak Macromedia diakuisisi Adobe Inc., namanya berubah menjadi Adobe Dreamweaver. Versi pertama Dreamweaver dibawah Adobe adalah CS3, mengikuti versi rilisnya yang dipaketkan dalam Adobe Creative Suite 3.

Dreamweaver memiliki kelebihan dalam hal kemudahan penggunaan.

Untuk pengguna awam, Dreamweaver menyediakan fungsi tampilan Design, sehingga pengguna dapat merancang tampilan halaman web dengan konsep

WYSIWYG (What You See Is What You Get). Untuk pengguna tingkat lanjut.

Dreamweaver menyediakan tampilan Code sehingga pengguna dapat

merancang tampilan yang lebih lengkap menggunakan kode.

4.6 XAMPP

XAMPP adalah perangkat lunak gratis, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program untuk menjankan fungsinya sebagai server yang berdiri sendiri, yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. XAMPP adalah nama yang merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat mampu melayani halaman dinamis. Saat ini, XAMPP tersedia untuk sistem operasi Microsoft Windows, Linux, Sun Solaris dan Mac OS X.


(53)

5. Teknik Keamanan

5.1 Message Digest algorithm 5 (MD5)

Algoritma message digest memiliki banyak persamaan dengan teknik yang digunakan pada enkripsi, namun dengan hasil yang berbeda. Enkripsi mengubah isi dokumen menjadi kode-kode yang tidak dimengerti manusia yang tidak berhak mengetahuinya, dan bisa diubah kembali ke bentuk aslinya dengan memakai kunci dekripsi. Sedangkan message digest menghasilkan tanda tangan digital yang merupakan hasil perhitungan dari data string yang diinputkan, tetapi tanda tangan

digital tersebut tidak bisa diubah kembali menjadi string input.

MD5 adalah algoritma message digest 128 bit yang dibuat oleh Professor Ronald L. Rivest dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan publikasikan pada bulan April 1992. Professor Ronald Rivest menyatakan bahwa algoritma MD5 akan menghasilkan tanda tangan digital 128 bit dari suatu input, tidak peduli berapapun panjangnya. Secara sederhana bisa dinyatakan algoritma MD5 melakukan ”kompresi” terhadap suatu input, baik panjang maupun pendek, yang hasilnya adalah tanda tangan digital sepanjang 32 (tiga puluh dua) karakter.

MD5 merupakan bantahan atas teori yang menyatakan, untuk menghasilkan tanda tangan digital yang baik maka panjang tanda tangan digital harus sama dengan panjang masukannya. Berikut ini adalah contoh tanda tangan

digital dengan menggunakan algoritma MD5 :

1. md5("B") = 0947f85161b05919d96940f3de14852e 2. md5 ("b") = 92eb5ffee6ae2fec3ad71c777531578f 3. md5 ("a") = 0cc175b9c0f1b6a831c399e269772661 4. md5 ("a.") = 9fbcccf456ef61f9ea007c417297911d 5. md5 ("a ") = 99020cb24bd13238d907c65cc2b57c03 6. md5 ("a ") = d4ac0334c4130de05b4a37a87590ccc4 7. md5 ("a,") = 3ded2184a3e467984dba5788f82cc430

Contoh pertama menunjukkan hasil output karakter “B”. Contoh kedua adalah output karakter “b”. Ternyata dari hasil perbandingan terlihat bahwa


(54)

walaupun terlihat hampir sama, tetapi jenisnya berbeda maka fungsi MD5 akan mengeluarkan hasil yang tidak identik. Lima contoh terakhir menunjukkan bahwa walaupun huruf yang diinputkan sama, tetapi penambahan karakter atau spasi sebanyak satu atau dua spasi serta perubahan apapun terhadap input akan memberikan output berbeda.

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa algoritma MD5 selalu menghasilkan tanda tangan digital sepanjang 32 karakter, tanpa tergantung panjang input. Selain itu hasil output tidak akan sama untuk input yang berbeda.

Kelebihan dari MD5 adalah sulit untuk dipecahkan walaupun dengan serangan brute force, tingkat keamanan MD5 adalah salah satu yang terbaik, tidak bisa diubah kembali menjadi data asli (irreversible), hasil keluaran MD5 selalu 32 karakter.


(55)

(56)

45 BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi yang akan di bangun. Dalam analisis sistem ini dilakukan pembahasan yang lebih terperinci agar masalah yang di buat dapat lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan yang ada di Dinas Sosial Kota Bandung.

3.1.1 Analisis Masalah

Analisis masalah merupakan tahap pertama dalam tahapan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang akan dipecahkan agar sistem dapat terpecahkan secara maksimal. Setelah melalukan penelitian di Dinas Sosial Kota Bandung maka dapat ditemukan masalah sebagai berikut:

a. Belum adanya sebuah sistem khusus yang terintegrasi dengan tiap lembaga dan atau yayasan sehingga pendataan tidak membutuhkan waktu yang lama.

b. Belum adanya suatu sistem informasi monitoring yang dapat membantu yayasan dan atau lembaga dalam hal pelaporan pertanggungjawaban kepada Dinas Sosial mengenai penggunaan dana bantuan.

c. Belum adanya suatu sistem yang dapat memonitoring pendidikan anak pada tiap yayasan dan atau lembaga.

3.1.2 Prosedur Yang Sedang Berjalan

Analisis Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan Kepada Anak Terlantar di Dinas Sosial Kota Bandung masih dilakukan dengan cara laporan akhir, selain itu proses pembuatan pertanggungjawaban penggunaan dana


(57)

menggunakan Microsoft Exel sehingga sulitnya untuk melakukan monitoring. Prosedur yang terjadi dalam hal monitoring bantuan yaitu prosedur pembuatan pertanggungjawaban penggunaan dana dan prosedur pengajuan proposal dari yayasan kepada Dinas Sosial.

3.1.2.1 Prosedur Pengajuan Proposal

Pengajuan Proposal adalah permohonan pemberian bantuan yang di buat oleh yayasan atau lembaga yang nantinya diberikan kepada Dinas Sosial. Ilustrasi prosedur pengajuan proposal dapat di lihat pada gambar 3.2 dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Yayasan menyerahkan proposal kepada Dinas Sosial.

2. Proposal diterima oleh Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial Kota Bandung.

3. Bagian bantuan dan perlindungan memeriksa kelayakan proposal untuk nantinya diserahkan kepada bidang pelayanan sosial.

4. Bidang Pelayanan Sosial melakukan pemeriksaan kesesuaian proposal, setelah itu diberikan kepada kepala dinas.


(58)

Proposal Proposal

Pemeriksaan Kesesuaian Proposal

Sesuai?

Proposal Sesuai

Ya Proposal Sesuai Prosedur Pembuatan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana

Yayasan/Lembaga Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial Bidang Pelayanan Sosial Kepala Dinas Sosial

A1

A1: Arsip proposal

Keuangan

Proposal

Pemeriksaan Kesesuaian Laporan Sesuai?

Tidak

Ya

Tidak

Persetujuan Proposal

Proposal Disetujui

Gambar 3.1 Flowmap Pengajuan Proposal

3.1.2.2 Prosedur Pembuatan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana

Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana adalah daftar rincian penggunaan anggaran yang di buat oleh yayasan atau lembaga yang nantinya diberikan kepada Dinas Sosial. Ilustrasi prosedur pembuatan pertanggungjawaban penggunaan dana dapat di lihat pada gambar 3.1 dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Yayasan menyerahkan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana kepada Dinas Sosial.

2. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana diterima oleh Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial Kota Bandung.

3. Bagian bantuan dan perlindungan melakukan input kedalam program Microsoft Excel untuk selanjutnya dilakukan pencetakan. 4. Bagian bantuan dan perlindungan memberikan printout laporan

pertanggungjawaban penggunaan dana kepada bidang pelayanan sosial.


(59)

5. Bidang Pelayanan Sosial melakukan pemeriksaan kesesuaian laporan, setelah itu diberikan kepada kepala dinas.

6. Printout laporan kembali diserahkan kepada bagian keuangan dan program untuk diarsipkan.

Laporan Penggunaan Dana Laporan Penggunaan Dana Laporan.xls Pencetakan Laporan PrintOut Laporan Penggunaan Dana PrintOut Laporan Penggunaan Dana Pemeriksaan Kesesuaian Laporan Sesuai? PrintOut Laporan Sesuai Ya PrintOut Laporan Sesuai PrintOut Laporan Sesuai

Prosedur Pembuatan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana

Yayasan/Lembaga Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial Bidang Pelayanan Sosial Kepala Dinas Sosial PrintOut Laporan Penggunaan Dana Tidak Sesuai Tidak Pembuatan Laporan Laporan Penggunaan Dana A2

A2: Arsip laporan penggunaan dana

Gambar 3.2 FlowmapPembuatan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana

3.1.3 Analisis Monitoring

Berdasarkan hasil analisis monitoring yang ada, dapat disimpulkan bahwa Dinas Sosial dapat melakukan monitoring kepada anak terlantar yang diasuh oleh yayasan dan atau lembaga yang ada di Kota Bandung. Anak terlantar yang diasuh oleh yayasan dan atau lembaga terbagi menjadi beberapa kategori anak yaitu anak dengan keinginan untuk melanjutkan pendidikan dan anak dengan minat untuk berwirausaha. Penggunaan dana baik itu untuk pendidikan ataupun modal usaha nantinya akan dilaporkan kepada Dinas Sosial sebagai bentuk dari pertanggungjawaban penggunaan dana. Ada 4 tipe monitoring yang dapat dilakukan yaitu:


(60)

a. Monitoring jumlah anak berdasarkan pencapaian anak dengan indikatornya yaitu pendidikan terakhir.

b. Monitoring jumlah anak berdasarkan tipe anak dengan indikatornya yaitu sekolah atau tidak sekolah.

c. Monitoring jumlah proposal berdasarkan kecukupan dana dengan indikatornya yaitu kurang, cukup, dan pas.

d. Monitoring jumlah anggaran berdasarkan kecukupan dana dengan indikatornya yaitu kurang, cukup, dan pas.

Demi memperkuat analisis monitoring, berikut disertakan contoh kasus beberapa yayasan atau lembaga yang ada di Kota Bandung berupa data sample

anak pada dua yayasan yang berbeda sebagai bahan pembanding.

Tabel 3.1 Data Anak Binaan Yayasan Bina Budaya Bangsa

No Nama Tanggal

lahir

Pendidikan Anak

Aktifitas Anak

Nama Orang Tua 1 Iis Ismayati 12/02/1997 SMP Ngamen Eli

2 Dika 14/01/1990 SMP Ngamen Rina

3 Diana 15/03/2000 SD Ngamen Dani

4 Tedi 12/04/2005 SD Ngamen Surono

5 Fikri 06/04/2011 SMP Ngamen Atih M

6 Ica 01/07/2002 SD Ngamen Iin

7 Maya 07/05/2003 SD Ngamen Djohan

8 Rizki 18/05/1997 SMP Ngamen Yanto

9 Indra Lesmana

05/10/1998 SD Ngamen Iwan

10 Indra Hermawan


(61)

Tabel 3.2 Data Anak Binaan Yayasan Harapan Bangsa

No Nama Tanggal

lahir

Pendidikan Anak

Aktifitas Anak

Nama Orang Tua

1 Wenda 28/10/2004 SMP Ngamen Ujang

Komarudin 2 Galih Pusaka 09/10/2009 SD Mulung Musyarofik

3 Rian 17/08/1994 SMP Ngamen Asep

Yohana

4 Yana SD Ngamen Dadang

5 Intan Lestari 07/02/2000 SD Ngamen Dadang Sumarna

6 Gungun SD Ngamen Tedi

7 Novi 15/08/1999 SD Ngamen Piat

8 Sari 27/10/2009 SD Ngamen Apuy

9 Dadan Ramadhan

25/05/1998 SD Ngamen Aisyah


(1)

Tabel 4. 30 Pengujian Pemilihan Monitoring dengan Data Valid Kasus dan hasil uji (data valid)

Data masukan Valid class Pengamatan Kesimpulan Monitoring yang

dipilih

Contoh masukan : Monitoring pencapaian anak

Pilih

[monitoring …]

Memilih monitoring [ √ ] diterima [ ] ditolak

Pengujian dari pemilihan monitoring dengan data invalid kemudian diamati dan menghasilkan sebuah kesimpulan. Pengujian pemilihan monitoring dapat dilihat pada tabel 4.31.

Tabel 4. 31 Pengujian Pemilihan Monitoring dengan Data Invalid Kasus dan hasil uji (data invalid)

Data masukan Valid class Pengamatan Kesimpulan Monitoring yang

dipilih

Contoh masukan : Monitoring pencapaian anak

Tidak dipilih Tidak menampilkan

menu halaman

berikutnya, karena field tersebut belum dipilih

[ √ ]

diterima [ ] ditolak

5. Pengujian Setting

Pengujian dari setting dengan data valid kemudian diamati dan menghasilkan sebuah kesimpulan. Pengujian setting dapat dilihat pada tabel 4.32.

Tabel 4. 32 Pengujian Setting Kasus dan hasil uji (data valid)

Data masukan Valid class Pengamatan Kesimpulan Setting tipe anak

yang dipilih Contoh masukan : SMP

Pilih [tipe anak…]

Menginputkan data tipe anak

[ √ ]

diterima [ ] ditolak

Pengujian dari setting dengan data invalid kemudian diamati dan menghasilkan sebuah kesimpulan. Pengujian setting dapat dilihat pada tabel 4.33.


(2)

122

Tabel 4. 33 Pengujian Setting dengan Data Invalid Kasus dan hasil uji (data invalid)

Data masukan Valid class Pengamatan Kesimpulan Setting tipe anak

yang dipilih Contoh masukan : SMP

Tidak dipilih Tidak menampilkan

menu halaman

berikutnya, karena field tersebut belum dipilih

[ √ ]

diterima [ ] ditolak

4.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian sistem yag dilakukan secara menyeluruh telah memberikan suatu kesimpulan bahwa proses pada sistem monitoring ini telah melalui tahap perbaikan dan sudah dioptimalkan terhadap proses – proses tersebut dan secara fungsional sistem monitoring ini sudah dapat digunakan dan menghasilkan respon sistem yang diharapkan.

4.2.4 Pengujian Beta

Pengujian beta merupakan pengujian yang dilakukan secara objektif dimana sistem yang dibangun dapat diuji secara langsung ke pengguna yaitu Yayasan dan Petugas Dinsos dengan melakukan wawancara.

4.2.4.1 Wawancara

Wawancara dilakukan kepada petugas dinsos dan yayasan pada sistem informasi monitoring ini.

a. Pengujian Beta Wawancara dengan Petugas

Berikut adalah pertanyaan yang diajukan kepada Petugas dan jawaban yang telah diberikan.

1. Apakah website Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan Kepada Anak Terlantar ini dapat mengintegrasikan data pada tiap-tiap yayasan yang ada di Kota Bandung?


(3)

Jawaban :

Ya, sistem ini dapat mengurangi data yang sama/distorsi data. Dengan adanya sistem ini maka kemungkinan data anak yang sama tidak akan terjadi.

2. Apakah pengolahan data pengguna dalam website Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan Kepada Anak Terlantar ini dapat membantu Dinas Sosial dalam hal pengumpulan informasi pertanggunawaban penggunaan dana pada tiap-tiap yayasan?

Jawaban :

Sistem ini membantu dinas sosial khususnya bidang PRS anak dan remaja untuk membantu mengawasi bantuan apakah tepat sasaran atau tidak. Sistem ini juga membantu karena dapat memasukan foto agar dapat memantau seperti apa di lapangan.

3. Apakah website Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan Kepada Anak Terlantar ini dapat membantu Dinas Sosial dalam memonitoring pencapaian anak yang ada pada tiap-tiap yayasan yang ada di Kota Bandung?

Jawaban :

Sistem ini memberikan kemudahan kepada Dinas Sosial khususnya bidang PRS anak dan remaja dalam hal pencapaian anak yang menerima bantuan dalam hal akademik, yang juga mempermudah dalam pembuatan laporan..

Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa website Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan Kepada Anak Terlantar ini dapat membantu untuk melakukan pembuatan laporan, pertanggungjawaban penggunaan dana, monitoring anak dan membantu dalam pengolahan yayasan yang mudah digunakan.


(4)

(5)

125

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahas tentang kesimpulan yang berisi hasil yang diperoleh setelah melakukan analisis, perancangan sistem dan implementasi dari perangkat lunak yang dibangun dan saran yang memberikan catatan penting untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan analisis dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil sebuah kesimpulan terhadap Pembangunan Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan Kepada Anak Terlantar Berbasis Web Di Dinas Sosial Kota Bandung ini sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan ini dapat membantu mengintegrasikan data tiap-tiap yayasan atau lembaga yang ada di Kota Bandung.

2. Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan ini dapat membantu Dinas Sosial untuk mengetahui laporan pertanggungjawaban penggunaan dana. 3. Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan ini dapat memonitoring

pencapaian anak yang di naungi oleh lembaga atau yayasan yang ada di Kota Bandung yang dapat dilihat melalui chard pada sistem.

5.2 Saran

Berikut ini merupakan beberapa saran untuk pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan selanjutnya, dengan harapan akan membuat sistem akan bekerja semakin optimal, membuat pengguna semakin nyaman dalam Sistem Informasi Monitoring Pemberian Bantuan ini.


(6)

126

1. Perlu disesuaikan pesan kesalahan ataupun pesan konfirmasi untuk pengguna agar pengguna dapat mengerti secara langsung kesalahan yang terjadi pada sistem tersebut.

2. Perlu dikembangkan interface yang lebih baik dan user friendly.

3. Perlu adanya tambahan – tambahan informasi prestasi yayasan agar data semakin lengkap .