-1.5 jam
sampai cairan
menjadi jernih.Labu
dibiarkan dingin,
selanjutnya ditambah aquades secara perlahan-lahan karena tabung menjadi panas.
Sampel dalam labu dipindahkan ke tabung destilasi, labu bekas sampel dibilas 5-6 kali dengan aquades dan air bilasannya dipindahkan ke dalam tabung
destilasi. Indikator metil merah metil biru 2-3 tetes dimasukkan kedalam tabung destilasi lalu ditambahkan NaOH sampai larutan berubah menjadi berwarna
hijau. Sebagai penangkap nitrogen pada proses destilasi disiapkan erlenmeyer 125 ml yang berisi larutan H
3
BO
3
dan 2-3 tetes indikator metil merah dan metil biru.
Erlenmeyer diletakkan dibawah kondensor, dan ujung kodensor harus terendam dalam larutan H
3
BO
3.
Destilasi dilakukan sampai tertampung sekitar 15 ml destilat dalam erlenmeyer.
Hasil destilasi kemudian dititrasi dengan HCl 0,02 M sampai terbentuk warna abu-abu. Prosedur sama juga dilakukan terhadap blanko yang tidak
mengandung sampel. Penetapan kadar protein berdasarkan perhitungan: Kadar N :
Kadar protein bb = N x Fk Fk = 6,25
4. Kadar lemak AOAC 1995
Penentuan kadar
lemak dilakukan
dengan menggunakan
metode ekstraksi soxhlet. Labu takar disiapkan dengan cara labu dikeringkan dalam oven
suhu 100
o
C selama 30 menit. Selanjutnya labu didinginkan dalam desikator selama kurang lebih 15 menit kemudian ditimbang.Sampel ditimbang sebanyak 5
g dan dibungkus dengan kertas saring.Kertas saring berisi sampel diletakkan dalam alat ekstraksi soxhlet yang dirangkai dengan kondensor.Pelarut hexane
dimasukkan ke dalam labu secukupnya kemudian dilakukan refluks selama 3-4 jam atau terlihat larutan hexane kembali jernih.
Setelah selesai hexane disuling kembali dan labu lemak yang berisi lemak
hasil ekstraksidipanaskan
dalam oven
pada suhu
105
o
C untuk
menguapkan pelarut yang tercampur dengan lemak sampel. Labu yang telah dikeringkan disimpan dalam desikator selama 20-30 menit dan selanjutnya
ditimbang. Penetapan kadar lemak berdasarkan perhitungan: Kadar lemak :
Dimana :A = berat cawan awal saat proses persiapan g B= berat cawan akhir setelah ekstraksi g
S = berat sampel yang dimasukkan ke dalam labu g
5. Kadar Karbohidrat Winarno 1997
Penentuan kadar karbohidrat dilakukan secara by different. Penetapan
kadar karbohidrat berdasarkan perhitungan: Kadar Karbohidrat = 100 - A – B – C – D
Dimana: A = Kadar Air bb
B = kadar abu bb C = Kadar protein bb
D = Kadar lemak bb
6. Analisis Betakaroten Inhouse Methode CSSIG
Sampel ditimbang sekitar 2-5 gram, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan larutan BHT 250 mg. selanjutnya ditambahkan
dengan alkaline protease R 0,5 ml dan 10 ml aquabidest. Sampel dipanaskan
dengan ultrasonic
suhu 50
o
C selama
30 menit
dan dikocok
setiap 10
menit.Sampel kemudian ditambahkan dengan ethanol dan dikocok.Selanjutnya sampel
ditambahkan dengan
10 ml
diklormetane lalu
dikocok.Kemudian didiamkan diruang gelap selama 2 jam. Pipet 10 ml larutan lalu di evaporasi dan
direkonstitus dengan 2 ml diklormetan-ethanol 1:1, selanjutnya disaring dengan mikrofilter 0,45 µm dan diinjeksi ke HPLC
Kondisi Kromatografi : fasa gerak
: 0.02 vitamin C dan 0.01 MTBE dalam metanol laju alir
: 1 ml menit Volume injek: 10 µl
Kolom : C18, 250x 46 mm, ukuran partikel 5 µm
Detektor : Visible 541 nm
Perhitungan
Asp Vsp
Csp = x
Astd Wsp
Dengan: Csp
= konsentrasi contoh, dinyatakan dalam mgKg; Asp
= Luas area contoh; Astd
= Luas area sampel; Vsp
= volume pelarutan sampel, dinyatakan dalam ml; Wsp
= bobot contoh, dinyatakan dalam g.
7. Asam Lemak Bebas Modifikasi AOAC 1995