Rejuvenasi Isolat Bakteri Pelapisan Benih

PM ij = Pengaruh interaksi perlakuan periode simpan ke-i dan formulasi pelapis ke-j ε ijk = Galat b Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji-F pada taraf 5. Apabila didapatkan hasil yang berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range Test DMRT pada taraf 5. Analisis data ini dilakukan dengan bantuan program Statistical Analysis System SAS 6.12. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap, yang diilustrasikan dalam Gambar 3. Gambar 3. Bagan Pelaksanaan Penelitian

A. Rejuvenasi Isolat Bakteri

Rejuvenasi isolat bakteri adalah peremajaan kembali dan perbanyakan isolat-isolat bakteri yang telah didormankan sebelumnya. Alat-alat yang digunakan dalam rejuvenasi isolat disterilisasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Sterilisasi dilakukan dengan metode pencucian di bawah air mengalir dan peng-autoklafan selama 30 menit. Media kultur bakteri yang digunakan adalah media dengan formulasi Ammonium Mineral Salt Tabel 1 dengan pH=7. Media yang telah larut, kemudian di-autoklaf selama 30 menit. Penambahan metanol ke dalam media dilakukan ketika suhu media telah menjadi lebih rendah. Media cair dipadatkan dalam cawan petri pada suhu ruangan sebelum digunakan sebagai media kultur. Media padat digunakan untuk menumbuhkan dan memperbanyak isolat bakteri sebanyak yang dibutuhkan sebelum dikulturkan kembali pada media cair. Inokulasi bakteri pada media padat dilakukan dengan metode penggoresan. Setiap media dalam cawan petri digores sebanyak satu ose. Penginkubasian dilakukan selama 4 x 24 jam pada suhu kamar. Tabel 1. Komposisi Bahan Kimia Media Kultur Bakteri untuk Volume 1 Liter Bahan Kimia Jumlah Pemakaian K 2 HPO 4 1.74 g NaH 2 POH 2 O 1.38 g NH 4 2 SO 4 0.50 g MgSO 4 .7H 2 O 0.20 g CaCl 2 .2H 2 0.025 mg FeSO 4 .7H 2 O 4.80 mg Trace element 0.5 ml Metanol 1 Bacto agar 20 g Inokulasi isolat bakteri pada media cair dilakukan dengan menambahkan inokulan dari media padat Gambar Lampiran 1.a sebanyak satu ose. Untuk menjaga aerasi, media cair yang telah diinokulasi diinkubasi pada rotary incubator dengan kecepatan 125 rpm selama 5-7 hari dan pada suhu kamar, yang ditandai dengan perubahan warna media kultur menjadi berwarna merah muda Gambar Lampiran 1.b, hal ini menunjukkan bahwa isolat telah berhasil ditumbuhkan.

B. Pelapisan Benih

Bahan pelapis benih yang digunakan adalah Arabic gum dengan konsentrasi sebesar 0.25 gml. Suspensi pelapis Gambar Lampiran 2 dibuat dengan melarutkan Arabic gum binder dalam larutan filler sesuai dengan perlakuan. Tokoferol adalah senyawa yang tidak larut air, maka terlebih dahulu dilarutkan dengan aseton. Perbandingan antara aseton dan air adalah 1:14. Sedangkan asam askorbat mudah larut dalam air. Pelapisan benih dilakukan dengan menggunakan alat pelapisan benih dengan prinsip rotary coating milik PT East West Seed Indonesia, Purwakarta. Alat tersebut dikalibrasi pada 15ml100g, artinya setiap 15 ml suspensi dapat melapisi 100g butir benih. Hal ini disesuaikan dengan volume suspensi terhadap bobot benih per satuan ulangan dalam satu perlakuan. Tujuan penggunaan alat coating ini adalah agar pelapis yang terbentuk memiliki tampilan fisik yang baik dan memiliki ketebalan yang seragam. Benih yang telah dilapisi atau benih lapis coated seed Gambar 4 dikeringkan dalam ruang air dryer selama 2 x 24 jam atau sampai pelapis mengeras dan tidak lengket. Gambar 4. Benih Lapis Coated Seed

C. Penyimpanan Benih