KRITIK POLITIK DALAM GAMBAR KARIKATURAnalisis Semiotik Karikatur “ Memerangi Penyakit Korupsi ” Karya Pramono R. Pramudjo.

KRITIK POLITIK DALAM GAMBAR KARIKATURAnalisis Semiotik
Karikatur “ Memerangi Penyakit Korupsi ” Karya Pramono R.
Pramudjo.
Oleh: Satria A’ang Pristiawan ( 04220118 )
Communication Science
Dibuat: 2010-06-30 , dengan 6 file(s).

Keywords: Kata Kunci :Karikatur, Nilai-Nilai Politik
ABSTRAKSI
Karikatur sebagai salah satu muatan dalam media massa, yang memiliki tujuan dan makna
tersendiri. Dalam penggunaanya karikatur sebagai penyampai pesan dan kritik politik, yang
memiliki nuansa-nuansa politik, karikatur bisa membuat pemirsanya tertawa geli tetapi juga
bisa membuat pemirsanya tersenyum kecut. Sebagai obyek penelitian sebuah gambar
karikatur wajah negara Indonesia dibingkai melalui gambar karikatur, Karya Pramono R.
Pramoedjo, tentang pemberantasan korupsi. Wajah Indonesia diilustrasikan sebagai seorang
pasien yang sedang sakit keras dan terdapat gambar seorang dokter yang sedang melakukan
diaknosis terhadap pasien. menariknya, wajah dokter adalah wajah presiden negara Indonesia
Susilo Bambang Yudhoyono. Maka penelitian ini tertarik untuk mengkaji tentang kritik
politik yang terdapat dalam gambar karikatur karya Pramono R. Pramoedjo.
Karikatur merupakan satire dalam bentuk gambar atau patung, satire sendiri memiliki makna
sebagai sindiran, ironi, suatu tragedi komedi, atau komedi. Segala sesuatu yang janggal,

Absurd yang bisa menertawakan, tapi juga bisa menyedihkan atau memprihatinkan ( Agustin
Sibarani, 2001: 11 ). Dalam pengguanaannya penggambaran karikatur oleh kartunis dikemas
dalam kata-kata sindiran dengan konsep homor. Sedangkan nilai-nilai politik di asumsikan
sebagai kekuasaan dan wewenang.
Melalui strategi penelitian dengan pendekatan analisis semiotik yang didasarkan pada teori
Charles Sanders Pierce, bahwa tanta-tanda yang berkaitan dengan obyek yang
menyerupainya, keberadaanya memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda atau
ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut, ikon untuk kesamaannya, indeks untuk
hubungan sebab-akibat, simbol sebagai konvensionalnya. dengan teknik pengumpulan data
berupa data primer yaitu meng-kopy karikatur dengan bantuan scaner dan karikatur akan
berbentuk file Jpg, data yang diperoleh dianalisis diidentifikasi kedalam tahap icon, indeks
dan simbol, hal ini bertujuan untuk menjabarkan karikatur agar mudah untuk mengkajinya.
Dalam gambar karikatur terdapat representasi permasalahan yang terjadi di Indonesia,
keterpurukan negara Indonesia disebabkan oleh menjamurnya praktik korupsi yang terjadi di
seluruh lembaga pemerintahan di Indonesia sehingga, melumpuhkan setiap sendi-sendi
pemerintahan di Indonesia, kondisi negara Indonesia yang dibingkai dalam gambar karikatur
tersebut dinilai sudah tidak tertolong lagi. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden
negara Indonesia memiliki otoritas dan kekuasaan dalam menyikapi permasalahan yang
sedang menghampiri negara indonesia. Dengan kebijakan dan otoritasnya dalam kurun waktu
lima belas tahun diharapkan Indonesia akan terbebas dari masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme). Nilai-nilai politik tertuang dalam pengilustrasian gambaran karikatur yang
terlihat sebagai otoritas seorang presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menghadapi
permasalahan yang terjadi di Indonesia, yang pada kenyataannya kondisi Indonesia dinilai
sudah tidak bisa tertolong lagi.

ABSTRACT
Caricature as one of the charge in the mass media, which has its own purpose and meaning.
In a caricature of its use as a messenger and political criticism, which has political nuances, a
caricature can make viewers laugh but also can make viewers smile wryly. As an object of
research of a caricature drawing of Indonesia face framed by a caricature drawings, works
Pramono R. Pramoedjo, the eradication of corruption. Indonesia faces is illustrated as a
patient who was seriously ill and there is a picture of a doctor who was doing diaknosis of
patients. interestingly, the doctor's face is the face of the Indonesian president Susilo
Bambang Yudhoyono. So this research of interest to examine the political criticism contained
in the work of caricature drawing Pramono R. Pramoedjo. Pramoedjo.
The caricature is satire in the form of pictures or statues, satire itself has a meaning as a
satire, irony, comedy tragedy, or comedy. Everything is strange, who can laugh at absurd, but
also sad or apprehensive (Agustin Sibarani, 2001: 11). In caricature by cartoonist drawing
packed in the words of innuendo with homor concept. While political values is assumed as
the power and authority.

Through research strategy with a semiotic analysis approach based on the theories of Charles
Sanders Pierce, the challenge-signs associated with objects like it, its existence has a causal
relationship with the signs or conventional bonds with these signs, icons for common, the
index for causal relationship, as a conventional symbol with techniques of data collection of
primary data that is to help kopy caricature with caricature Scaner and jpg files will be
shaped, analyzed data obtained identified stage into icon, index and symbol, it aims to
describe the caricatures to be easy for studying.
In the caricature drawings are representations of the problems occurred in Indonesia, the
Indonesian state deterioration caused by the proliferation of corrupt practices that occurred in
all government institutions in Indonesia, so, disable any joints in the Indonesian government,
Indonesian state conditions are framed in such a caricature drawings are not considered
beyond help. Susilo Bambang Yudhoyono as president of Indonesia has the authority and
power in addressing the current problems over the country Indonesia. With the policy and
authority within a period of fifteen years is expected to Indonesia will be free from corruption
problems (Corruption, Collusion and Nepotism). Political values stated in caricature
illustrating the visible image as the authority of a President Susilo Bambang Yudhoyono in
the face of problems that occurred in Indonesia, which in fact conditions in Indonesia had not
considered beyond help.


Dokumen yang terkait

KRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK (Analisis Semiotik Anggota DPR RI dalam Buku Politik Santun Dalam Kartun :Kartun Politik Karya M. Mice Misrad)

0 6 41

KRITIK POLITIK DALAM GAMBAR KARIKATUR Analisis Semiotik Karikatur " Memerangi Penyakit Korupsi " Karya Pramono R. Pramudjo.

9 34 42

Al-Naqdu Al-Ijtima'iy fi Al-Karikatir maa' Al-Nash Al-raby (Tahlilan Simiyaiya)

0 6 85

ANALISIS KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR“SONTOLOYO” Analisis Kritik Sosial Dalam Karikatur“Sontoloyo” Pada Solopos Edisi Desember 2011-Maret 2012.

2 4 15

ANALISIS KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR“SONTOLOYO” Analisis Kritik Sosial Dalam Karikatur“Sontoloyo” Pada Solopos Edisi Desember 2011-Maret 2012.

0 1 15

KRITIK SOSIAL KARIKATUR SRI MULYANI DALAM SITUS INILAH.COM YANG DIMUAT TANGGAL 02 FEBRUARI 2011 (Studi Semiotik Terhadap Kritik Sosial Karikatur Sri Mulyani Pada Situs Inilah.Com Yang Dimuat Tanggal 02 Februari 2011).

0 0 86

KRITIK SOSIAL KARIKATUR CLEKIT KEBOHONGAN PEMERINTAH (Studi Semiotik Kritik Sosial Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011).

0 1 110

PEMAKNAAN KARIKATUR “INILAH.COM” PADA SITUS GOOGLE DALAM PENCARIAN GAMBAR DIMUAT 22 NOVEMBER 2009 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Inilah.com” Pada Situs Google Dalam Pencarian Gambar Dimuat 22 November 2009).

1 4 74

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR JAWA POS (Studi Semiotik Kritik Sosial dan Politik Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kontroversi Pencoretan Gedung DPR” Edisi Sabtu, 31 Juli 2010).

0 4 87

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR JAWA POS (Studi Semiotik Kritik Sosial dan Politik Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kontroversi Pencoretan Gedung DPR” Edisi Sabtu, 31 Juli 2010)

1 1 23