KRITIK SOSIAL KARIKATUR SRI MULYANI DALAM SITUS INILAH.COM YANG DIMUAT TANGGAL 02 FEBRUARI 2011 (Studi Semiotik Terhadap Kritik Sosial Karikatur Sri Mulyani Pada Situs Inilah.Com Yang Dimuat Tanggal 02 Februari 2011).

(1)

KRITIK SOSIAL KARIKATUR SRI MULYANI DALAM SITUS

INILAH.COM YANG DIMUAT TANGGAL 02 FEBRUARI 2011

(Studi Semiotik Terhadap Kritik Sosial Karikatur Sri Mulyani Pada Situs Inilah.Com Yang Dimuat Tanggal 02 Februari 2011)

SKRIPSI

Oleh :

DWI PRASETYO LAMBANG KASETYAN

NPM. 0643010122

YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA


(2)

KRITIK SOSIAL KARIKATUR SRI MULYANI DALAM SITUS

INILAH.COM YANG DIMUAT TANGGAL 02 FEBRUARI 2011

(Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur Sri Mulyani Pada Situs Inilah.Com Yang Dimuat Tanggal 02 Februari 2011)

Disusun Oleh :

Dwi Prasetyo Lambang Kasetyan 0643010122

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian / Seminar Skripsi

Menyetujui,

PEMBIMBING

Juwito, S.Sos. Msi NPT.3 6704 950036 1

Mengetahui, DEKAN


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi.

Keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis membuat Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Berkat usaha, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini, maka pada akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Juwito, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang selama ini telah membimbing serta memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan bimbingannya kepada :

1. Dra. Hj. Suparwati, M. Si, Dekan FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

2. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

3. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si, Sebagai Dosen Wali

4. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si, Membimbing Peneliti Sampai Selesainya Penelitian Ini.


(4)

5. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

6. Keluarga penulis, Bapak, Ibu, serta keluarga besar penulis terima kasih atas segala dorongan, bimbingan, nasihat-nasihat, serta doanya.

7. Sahabat dan teman-teman dekat penulis, Aditya, Arif, Dianto, Weber, Okim, Arab, Nino, Vicky, Dhewi dll, dan semua angkatan 06.

8. “E”, terimakasih atas dukungan, serta yang selalu memberikan motivasi, baik motivasi dalam menyelesiakan skripsi ini dan juga motivasi dalam hidupku ini

9. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata, penulis memohon kehadirat Tuhan YME semoga segala bantuan yang telah mereka berikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Tuhan YME.

Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang menggunakannya.

Surabaya, Maret 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

HALAMAN PENGESAHAN………..iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

ABSTRAKSI……… xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusan Masalah ...17

1.3 Tujuan Penelitian ...17

1.4 Kegunaan Penelitian ...18

1.4.1 Kegunaan Teoritis ...18

1.4.2 Kegunaan Praktis ...18

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...19

2.1 Landasan Teori ...19

2.1.1 Media Elektronik ...19

2.1.2 Komunikasi Non Verbal ...20

2.1.3 Pemaknaan Warna ...21

2.1.4 Kartun dan Karikatur ...24


(6)

2.1.6 Kritik Sosial ...26

2.1.7 Keterkaitan IMF dan Sri Mulyani...30

2.1.8 Pendekatan Semiotika...34

2.1.9 Semiotika Charles Sanders Peirce ...37

2.1.10 Konsep Makna ...41

2.2 Kerangka Berpikir...44

BAB III METODE PENELITIAN ...46

3.1 Metode Penelitian ...46

3.2 Kerangka Konseptual……… 47

3.3 Korpus...49

3.4 Unit Analisis ...50

3.3.1 Ikon ...50

3.3.2 Indeks ...50

3.3.3 Simbol ...51

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...51

3.6 Teknik Analisis Data...52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...54

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data...54

4.1.1 Gambaran INILAH.COM ...54

4.2 Penyajian Data...55

4.3 Karikatur Sri Mulyani Dalam Kategori Tanda Pierce ...56

4.4 Analisis Pemaknaan Karikatur Sri Mulyani ...61

4.4.1 Ikon ...62

4.4.2 Index...63


(7)

4.5 Makna keseluruhan Pemaknaan Karikatur Sri Mulyani...70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...73

5.1 Kesimpulan...73

5.2 Saran ...74

DAFTAR PUSTAKA...75


(8)

DAFTAR

GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Hubungan Tanda (Sign), Objek (Object),

Interpretan (Interpretant) Peirce... 38

Gambar 2. Model Kategori Tanda Oleh Peirce……….. 39

Gambar 3. Bagan Kerangka Berpikir………. 45

Gambar 4. Hubungan Antara Objek, Tanda dan Interpretant

Dalam Semiotik Pierce……… 58

Gambar 5. Gambar karikatur Sri Mulyani Dalam Kategori Tanda Pierce…………. 59

Gambar 6. Gambar Karikatur Sri Mulyani


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman


(10)

ABSTRAKSI

DWI PRASETYO LAMBANG KASETYAN, KRITIK SOSIAL

KARIKATUR SRI MULYANI DALAM SITUS INILAH.COM

YANG DIMUAT TANGGAL 02 FEBRUARI 2011

(Studi Semiotik Terhadap Kritik Sosial Karikatur Sri Mulyani Pada Situs Inilah.Com Yang Dimuat Tanggal 02 Februari 2011)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna yang dikomunikasikan karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011.

Karikatur Sri Mulyani tersebut akan diteliti dengan menggunakan pendekatan studi semiotik, yaitu teori semiotik menurut Charles S. Pierce. Berdasarkan teori semiotik Pierce maka karikatur Sri Mulyani tersebut diteliti berdasarkan pengelompokan tanda Pierce. Teks yang dipaparkan oleh karikatur Sri Mulyani menimbulkan maksud yang berbeda bagi pembaca, Ikon (icon) yaitu suatu hubungan antara tanda dan objek yang bersifat kemiripan. Indeks (index) yaitu adanya suatu hubungan alamiah dengan antara tanda dan petanda yang terdapat hubungan sebab akibat. Simbol (symbol) yaitu merupakan tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya.

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap karikatur Sri Mulyani maka penulis memaknai ikon karikatur Sri Mulyani adalah gambar sosok seseorang Sri Mulyani, sebuah kantong uang yang berada disamping Sri Mulyani. Indeks dalam karikatur tersebut adalah tulisan “Ayo…Pinjem Dari IMF Lagi Dipilih… Dipilih Paketannya…” yang seolah-olah diucapkan oleh Sri Mulyani, tulisan “mbak sri… SPG model baru” yang diberikan warna merah pada tulisan SPG-nya untuk mempertegas kata SPG, tulisan “Komisi 1% $” pada kantong uang, serta butiran-butiran air yang keluar dari mulut dan di atas kepala Sri Mulyani. Ekspresi wajah, gerakan tubuh, serta isyarat tangan yang menggambarkan bahwa sedang mempromosikan sesuatu sambil tersenyum. Sedangkan simbol adalah gambar koin yang berada di bawah kantong uang.

Hasil yang didapat dari interpretasi karikatur adalah adanya sebuah aksi melawan korupsi yang dilakukan karikaturis dalam sebuah karikatur.

Kesimpulan yang didapat adalah karikaturis tidak menginginkan adanya sistem pemerintahan atau politik yang kotor, tetapi karikaturis dan lembaga pemerintahan yang lain menginginkan suasana baru, suasana yg lebih baik dan lebih maju, yaitu sistem politik atau pemerintahan yg bersih.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator pada khalayak. Masyarakat haus akan informasi, sehingga media massa sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Media massa terdiri dari media massa cetak, dan media massa elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat kabar, dan buku. Sedangkan media massa elektronik terdiri dari televisi, radio, film, internet, dan lain – lain. Media cetak seperti, majalah, buku, surat kabar justru mampu memberikan pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia sarat dengan analisa yang mendalam dibanding media lainnya (Cangara, 2005:128)

Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga. Pesan – pesan yang diterima panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap suatu hal sebelum dinyatakan dalam tindakan. Media cetak sebagai salah satu media massa memiliki fungsi utama yaitu memberikan informasi kepada khalayak. Media elektronik khususnya internet, memiliki kualitas yang tinggi dan baik, serta dapat disimpan di file penyimpanan didalam komputer. Sewaktu – waktu bisa dicari di folder penyimpanan. Sehingga, informasi yang terkandung


(12)

didalamnya dapat dibaca berulang kali.

Kehadiran media massa merupakan salah satu gejala yang menandai kehidupan masyarakat modern dalam menyampaikan informasinya, media mempunyai cara pengemasan yang variatif dan beragam yang disesuaikan dengan segmentasi, konsumen, orientasi internal diri media itu sendiri dan banyak faktor – faktor kepentingan yang lain. Media massa merupakan bidang kajian yang kompleks, media massa bukan berarti hanya suatu variasi media yang menyajikan informasi kepada khalayak, tetapi khalayak juga yang menggunakan media massa dengan cara yang beragam. Beberapa orang yang menggunakan media untuk mendapatkan informasi, ada juga yang menggunakan media untuk mendapatkan hiburan atau mengisi waktu luang. Media elektronik bisa dipakai untuk mentransmisikan warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena memiliki kemampuan membawa pesan yang spesifik dengan penyajian yang mendalam. Internet atau dunia virtual atau biasa disebut dunia maya, mempunyai kualitas permanen sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama.

Internet saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, perubahan – perubahan dalam isi atau content yang ditampilkan oleh internet sangat bervariasi. Mulai dari informasi berita (baik dalam maupun luar), hiburan, gaya hidup, dan tips -tips kesehatan. Istilah INTERNET berasal dari bahasa Latin inter, yang berarti “antara”. Secara kata per kata INTERNET berarti jaringan antara atau penghubung. Memang itulah fungsinya, INTERNET menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu


(13)

sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Sistem apa yang digunakan pada masing-masing jaringan tidak menjadi masalah, apakah sistem DOS atau UNIX. Sementara jaringan lokal biasanya terdiri atas komputer sejenis (misalnya DOS atau UNIX), INTERNET mengatasi perbedaan berbagai sistem operasi dengan menggunakan “bahasa” yang sama oleh semua jaringan dalam pengiriman data. Pada dasarnya inilah yang menyebabkan besarnya dimensi INTERNET. Semakin banyak jumlah berita atau informasi yang dimuat di internet, maka secara otomatis akan membuat pembaca atau pengguna internet menjadi lebih selektif dalam memilih informasi dan hiburan yang disajikan, sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sri Mulyani sebelum tersandung masalah menjadi SPG IMF ini, dia juga pernah tersandung masalah kasus Bank Century. Awal mula kasus Bank Century ialah pada tahun 2008 beberapa nasabah besar Bank Century menarik dana yang disimpan di bank besutan Robert Tantular itu, sehingga Bank Century mengalami kesulitan likuiditas. Dintara nasabah besar itu adalah Budi Sampoerna, PT Timah Tbk, dan PT Jamsostek. Budi Sampoerna menjadi salah satu nasabah terbesar Bank Century cabang Kertajaya, Surabaya. Budi Sampoerna tak dapat menarik uangnya yang mencapai Rp 2 triliun di Bank Century. Sepekan kemudian, bos Bank Century Robert Tantular membujuk Budi dan anaknya yang bernama Sunaryo, agar menjadi pemegang saham dengan alasan Bank Century mengalami likuiditas. Gubernur Bank Indonesia Boediono membenarkan


(14)

Bank Century kalah kliring atau tidak bisa membayar dana permintaan dari nasabah sehingga terjadi rush.

Kemudian, Bank Indonesia menggelar rapat konsulitasi melalui telekonferensi dengan Menteri Keungan Sri Mulyani, yang tengah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sidang G-20 di Washington, Amerika Serikat. Bank Century mengajukan permohonan fasilitas pendanaan darurat dengan alasan sulit mendapat pendanaan. Budi Sampoerna setuju memindahkan seluruh dana dari rekening di Bank Century cabang Kertajaya, Surabaya ke Cabang Senayan, Jakarta. Tanggal 20 November 2008 Bank Indonesia menyampaikan surat kepada Menkeu tentang Penetapan Status Bank Gagal pada Bank Century dan menyatakan perlunya penanganan lebih lanjut. Selaku Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan, Sri Mulyani langsung menggelar rapat untuk membahas nasib Bank Century.

Dalam rapat tersebut, Bank Indonesia melalui data per 31 Oktober 2008 mengumumkan bahwa rasio kecukupan modal atau CAR Bank Century minus hingga 3,52 persen. Diputuskan, guna menambah kebutuhan modal untuk menaikkan CAR menjadi 8 persen adalah sebesar Rp 632 miliar. Rapat tersebut juga membahas apakah akan timbul dampak sistemik jika Bank Century dilikuidasi. Dan menyerahkan Bank Century kepada lembaga penjamin. Mantan Group Head Jakarta Network PT Bank Mandiri, Maryono diangkat menjadi Direktur Utama Bank Century menggantikan


(15)

Hermanus Hasan Muslim. Delapan pejabat Bank Century dicekal. Mereka adalah Sualiaman AB (Komisaris Utama), Poerwanto Kamajadi (Komisaris), Rusli Prakarta (komisaris), Hermanus Hasan Muslim (Direktur Utama), Lila K Gondokusumo (Direktur Pemasaran), Edward M Situmorang (Direktur Kepatuhan) dan Robert Tantular (Pemegang Saham).

November 2008 lembaga penjamin langsung mengucurkan dana Rp 2,776 triliun kepada Bank Century. Bank Indonesia menilai CAR sebesar 8 persen dibutuhkan dana sebesar Rp 2,655 triliun. Dalam peraturan lembaga penjamin, dikatakan bahwa lembaga dapat menambah modal sehingga CAR bisa mencapai 10 persen, yaitu Rp 2,776 triliun. Robert Tantular ditangkap di kantornya di Gedung Sentral Senayan II lantai 21 dan langsung ditahan di Rumah Tahanan Markas Besar Polri. Robert diduga mempengaruhi kebijakan direksi sehingga mengakibatkan Bank Century gagal kliring. Pada saat yang sama, Maryono mengadakan pertemuan dengan ratusan nasabah Bank Century untuk meyakinkan bahwa simpanan mereka masih aman. Dana pihak ketiga yang ditarik nasabah dari Bank Century sebesar Rp 5,67 triliun. Lembaga penjamin mengucurkan untuk kedua kalinya sebesar Rp 2,201 triliun. Dana tersebut dikucurkan dengan alasan untuk memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank.

Februari 2009 lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 1,55 triliun untuk menutupi kebutuhan CAR berdasarkan hasil assesment Bank Indonesia, atas perhitungan direksi Bank Century. Penyidik KPK hendak menyergap seorang petinggi kepolisian yang diduga menerima suap. Namun


(16)

penyergarapan itu urung lantaran suap batal dilakukan. Dikabarkan rencana penangkapan itu sudah sampai ke telinga Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Sejak itulah hubungan KPK-Polri kurang mesra. Kabareskrim Polri Komjen Susno Duadji mengeluarkan surat klarifikasi kepada direksi Bank Century. Isi surat tersebut adalah menegaskan uang US$ 18 juta milik Budi Sampoerna dari PT Lancar Sampoerna Besatari tidak bermasalah. Kabareskrim Susno Duadji memasilitasi pertemuan antara pimpinan Bank Century dan pihak Budi Sampoerna di kantornya. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa Bank Century akan mencairkan dana Budi Sampoerna senilai US$ 58 juta -dari total Rp 2 triliun- dalam bentuk rupiah.

Juni 2009 Bank Century mengaku mulai mencairkan dana Budi Sampoerna yang diselewengkan Robert Tantular sekitar US$ 18 juta, atau sepadan dengan Rp 180 miliar. Namun, hal ini dibantah pengacara Budi Sampoerna, Lucas, yang menyatakan bahwa Bank Century belum membayar sepeserpun pada kliennya. KPK melayangkan surat permohonan kapada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan audit terhadap Bank Century.

Juli 2009 Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 630 miliar untuk menutupi kebutuhan CAR Bank Century. Keputusan tersebut juga berdasarkan hasil assesment Bank Indonesia atas hasil auditro kantor akuntan publik. Sehingga total dana yang dikucurkan mencapai Rp 6,762 triliun.


(17)

Agustus 2009Mantan Direktur Utama Bank Century Hermanus Hasan Muslim divonis 3 tahun penjara karena terbukti menggelapkan dana nasabah Rp 1,6 triliun. Dan tanggal 18 Agustus 2009, Komisaris Utama yang juga pemegang saham Robert Tantular dituntut hukuman delapan tahun penjara dengan denda Rp 50 miliar subsider lima tahun penjara.

Dewan Perwakilan Rakyat memanggil Menkeu Sri Mulyani, Bank Indonesia dan lembaga penjamin untuk menjelaskan membengkaknya suntikan modal hingga Rp 6,7 triliun. Padahal menurut DPR, awalnya pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank Century.

Dalam rapat tersebut Sri Mulyani kembali menegaskan bahwa jika Bank Century ditutup akan berdampak sistemik pada perbankan Indonesia. Pada hari yang sama pula, Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto menyatakan bahwa kasus Bank Century itu sudah ditingkatkan statusnya menjadi penyelidikan.

Panitia Hak Angket Kasus Century yaitu Bambang Soesatyo mengatakan bahwa ada rekaman percakapan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani, mantan Deputi Senior Gubernur BI Miranda Goeltom, dan Direktur Bank Century Robert Tantular, dalam rapat Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK).


(18)

Nama : Dr. Sri Mulyani Indrawati

Lahir : Tanjung Karang, 26 Agustus 1962 Agama : Islam

Jabatan : - Plt menko Perekonomian KIB, Juni 2008-2009 - Menteri Keuangan KIB, Desember 2005-2009 - Menneg PPB/Kepala Bappenas, Oktober

2004-Desember 2005 Suami : Tonny Sumartono Anak : Dewinta Illinia

Adwin Haryo Indrawan Luqman Indra Pambudi

Sri Mulyani kiprahnya sudah teruji di birokrasi dan lembaga internasional. Kurang dari empat tahun, tiga jabatan menteri disandangnya, setelah sebelumnya menjadi konsultan di USAid dan Executive Director IMF. Dia perempuan dan pemimpin muda berpotensi jadi presiden.Jabatan Menteri Keuangan diduduki Sri Mulyani ketika pemerintahan SBY periode tahun 2009-2014. Jabatan itu berakhir pada 1 Juni 2010, ketika Sri Mulyani akan menduduki sebuah jabatan penting di Bank Dunia. Bank Dunia telah mengumumkan penunjukannya sebagai Direktur Pelaksananya. Sri Mulyani akan menjadi direktur Bank Dunia untuk 3 wilayah yakni Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Timur dan Pasifik. Sri Mulyani juga akan mengurusi masalah Information System Group.


(19)

Dalam buku Desain Komunikasi Visual, Kusmiati (1999:36), mengatakan bahwa Visualisasi adalah cara atau sarana untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas secara visual yang mampu menarik emosi pembaca, dapat menolong seseorang untuk menganalisa, merencanakan dan memutuskan suatu problema dengan mengkhayalkannya pada kejadian yang sebenarnya. Media verbal gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki subjek yang mudah dipahami dan merupakan “symbol” yang jelas dan mudah dikenal (Waluyanto, 2000:128).

Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial seringkali kita temui didalam berbagai media elektronik. Didalam media ini, karikatur menjadi pelengkap artikel dan opini. Keberadaannya biasanya disajikan sebagai selingan atau dapat dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati artikel-artikel yang lebih serius dengan sederetan huruf yang cukup melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sebenarnya pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan-pesan yang disampaikan lewat berita dan artikel, namun pesan-pesan dalam karikatur lebih mudah dicerna karena sifatnya yang menghibur. Seringkali gambar itu terkesan lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan yang disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan.


(20)

Dengan demikian karikatur memiliki sejumlah syarat agar menjadi karikatur yang baik, yang dapat membuat para individu – individu ini tersenyum bahkan tertawa. Syarat tersebut diantaranya karikatur harus mengandung unsur deformasi. Deformasi itu sendiri adalah penggambaran berlebihan terhadap salah satu fokus dalam objek. Deformasi dikatakan berlebihan dalam arti ukuran, bisa besar dan menonjol namun bisa pula diperkecil sehingga tampak berbeda dari gambar lainnya di dalam objek.

Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahasa simbol atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud, penggunaan bentuk non verbal dalam karikatur lebih diarahkan kepada pengembangan interpretasi oleh pembaca secara kreatif, sebagai respon terhadap apa yang yang diungkapkan melalui karikatur tersebut. Dengan kata lain, meskipun dalam suatu karya karikatur terdapat ide dan pandangan-pandangan seorang karikaturis, namun melalui suatu proses interpretasi muatan makna yang terkandung didalamnya akan dapat berkembang secara dinamis, sehingga dapat menjadi lebih kaya serta lebih dalam pemaknaannya.

Memahami makna karikatur sama rumitnya dengan membongkar makna sosial dibalik tindakan manusia, atau menginterpretasikan maksud dari karikatur sama dengan menafsirkan tindakan sosial. Menurut Heru Nugroho, bahwa dibalik tindakan manusia ada makna yang harus ditangkap dan dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial melalui saling memahami makna dari masing-masing tindakan (Indarto, 1999: 1).


(21)

Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari unsur-unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir secara kritis serta ekspresif melauli seni lukis dalam menanggapi fenomena permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara keseluruhan dikemas secara humoris. Dengan demikian memahami karikatur juga perlu memiliki referensi-referensi sosial agar mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi, maupun metode pengungkapan kritik yang dilukiskan secara karikatural sangat bergantung pada isu besar yang berkembang yang dijadikan headline.

Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa karikatur merupakan salah satu wujud lambang (symbol) atau bahasa visual yang keberadaannya dikelompokkan dalam kategori komunikasi non verbal dan dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur merupakan ungkapan ide atau pesan dari karikaturis kepada publik yang dituju melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya.

Gagasan menampilkan tokoh atau simbol yang realistis diharapkan membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti dibandingkan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan pesan non verbal yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan tertentu pada isi pesan. Gambar dalam karikatur sangat berpengaruh, karena gambar lebih mudah diingat daripada kata-kata, paling cepat pemahamannya dan mudah dimengerti. Karena terkait dengan maksud pesan yang terkandung


(22)

dalam isi dan menampilkan tokoh yang sudah dikenal. Gambar mempunyai kekuatan berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan bentuk atau perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang diperlukan. Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna yang dapat digali kandungan faktualnya. Dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana didalamnya terkandung makna, maksud dan arti yang harus diungkap.

Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud (signal). Sobur (2003: 163) menyatakan bahwa pada dasarnya simbol adalah sesuatu yang berdiri atau ada sesuatu yang lain, kebanyakan diantaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri untuk institusi, ide, cara berpikir, harapan, dan banyak hal lain.

Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar memiliki makna yang dapat digali. Dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula. Atau memiliki sesuatu yang mesti diungkap maksud dan artinya.

Kartun sendiri merupakan produk keahlian seorang kartunis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, teknik menulis, psikologis, cara melobi, referensi, bacaan, maupun bagaimana tanggapan atau opini secara subjektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran, atau pesan tertentu. Karena itu kita bisa mendeteksi tingkat intelektual sang kartunis dari sudut


(23)

ini. Juga cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2003: 140).

Kartun merupakan symbolic speech (komunikasi tidak langsung), artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar kartun tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa simbol. Dengan kata lain, makna yang terkandung dalam gambar kartun tersebut merupakan makna yang terselubung. Simbol-simbol pada gambar kartun tersebut merupakan simbol yang disertai signal (maksud) yang digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya dan mereka yang menerimanya.

Sedangkan menurut (Pramoedjo dalam Marliani, 2004: 6) karikatur adalah bagian kartun yang diberi muatan pesan yang bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang atau sesuatu masalah. Meski didalamnya terdapat unsur humor, namun karikatur merupakan kartun satire yang terkadang malahan tidak menghibur, bahkan dapat membuat seseorang tidak tersenyum.

Karikatur sebenarnya memiliki arti sebagai gambar yang didistorsikan, diplesetkan atau dipelototkan secara karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Karikatur membangun masyarakat melalui pesan-pesan sosial yang dikemas secara kreatif dengan pendekatan simbolis. Jika dilihat dari wujudnya, karikatur mengandung tanda-tanda komunikatif. Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Disamping itu, gabungan antara tanda dan pesan yang


(24)

ada pada karikatur diharapkan mampu mempersuasi khalayak yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal (terkait dengan judul, subjudul, dan teks) dan tanda visual (terkait dengan ilustrasi, logo, tipografi dan tata visual) karikatur dengan pendekatan semiotika. Dengan demikian, analisis semiotika diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual dalam iklan layanan masyarakat.

Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur, disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual. Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian yang didapatkan, sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara menggambarkannya apakah secara ikon, indeks, maupun simbolis.

Alasan peneliti dalam mengambil objek penelitian karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM, karena pada waktu itu banyak sekali pemberitaan di media massa elektronik yang memberitakan tentang Sri Mulyani menjadi SPG IMF.

Yaitu tentang penilaian mantan Penasehat PM Thailand Thaksin Shinawatra Justiani yang mengatakan Sri Mulyani adalah Sales Promotion Girl (SPG) International Monetary Fund (IMF) maka komitmen kerjasama pemerintah RI dengan International Monetary Fund (IMF) telah


(25)

disalahgunakan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memperkaya diri sendiri.

Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah segera mengusut kebenaran informasi dugaan Sri Mulyani mendapatkan fee 1 persen dari setiap pinjaman yang diberikan IMF kepada Indonesia. Tindakan tersebut jelas koruptif, karena tidak ada ketentuan perundang-undangan yang membolehkan pejabat negara mendapatkan fee dari setiap negosiasi pinjaman. Sri Mulyani jelas diduga mendapatkan keuntungan dari perannya sebagai SPG IMF, mengingat Sri Mulyani yang menentukan volume pinjaman, meminjam dari siapa dan tentu saja tingkat bunga.

Bambang mengatakan kepada INILAH.COM jika benar apa yang dikatakan mantan penasehat PM Thailand Thaksin Justiani atau Liem Siok Lan benar, maka komitmen kerjasama pemerintah RI dengan IMF telah disalahgunakan Sri Mulyani. Perjanjian Indonesia dengan IMF dikaji ulang sembari dilakukan penyelidikan independen terhadap dugaan penyelewengan jabatan menteri keuangan dan diduga melakukan abuse of power. Sebab, sebagai Menteri Keuangan RI, dia memanfaatkan jabatan itu untuk mencari penghasilan tambahan dengan berperan sebagai SPG IMF.

Semua komitmen IMF-RI yang belum direalisasikan harus dikaji ulang, sementara sebuah penyelidikan independen harus dilakukan untuk menghitung seberapa besar negara telah dirugikan akibat kesepakatan fee antara IMF dengan Sri Mulyani.


(26)

Seperti diberitakan, mantan penasehat PM Thailan Thaksin Shinawatra Justiani menguraikan, kebobrokan ekonomi Indonesia pada dasarnya bersumber dari tim ekonomi SBY yang justru menjual diri ke pihak asing.

Sri Mulyani jadi sales promotion girl-nya International Monetary Fund (IMF), karena mendapat fee 1 persen dari setiap pinjaman. Kritik wanita yang akrab disapa Liem Siok Lan ini dalam seminar bertajuk 'Pembangunan Minus Kesejahteraan' di Jakarta.

(http://nasional.inilah.com/read/detail/1197282/eks-penasehat-thaksin-sri-mulyani-itu-spg-nya-imf)

Hal inilah yang mendorong karikaturis untuk bergerak dalam melawan tindak keserakahan yang mengacu pada tindakan korupsi, yakni mencari keuntungan yang memanfaatkan jabatannya dengan membuat karikatur yang kreatif dan unik. Dan setiap visual ataupun gambar yang muncul (lewat karikatur) memiliki pengertian yang berbeda – beda, sehingga akan memunculkan makna dibalik pemberitaan tersebut. Oleh karena itu, para karikaturis dari berbagai media massa menyampaikan pesan, aspirasi atau memberikan sebuah informasi salah satunya melalui karikatur tersebut.

Penelitian ini berusaha mengungkap makna yang terkandung pada karikatur kontroversial tentang penggambaran seorang karakter Sri Mulyani yang sedang berpromosi layaknya seorang SPG pada situs INILAH.COM.

Di situs INILAH.COM tanggal 02 Februari 2011 ditampilkan sebuah karikatur yang menggambarkan seorang karakter Sri Mulyani yang sedang


(27)

berpromosi layaknya seorang SPG yang sedang mempromosikan sebuah produk. Dengan adanya penyampaian pesan lewat foto atau gambar akan didapatkan persepsi yang berbeda – beda dari khalayak sasaran yang memaknainya.

Karikatur editorial di situs INILAH.COM sarat akan kritis baik dari peristiwa politik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya, salah satu peristiwa sosial politik yang banyak merebut perhatian media massa termasuk media online INILAH.COM adalah berita tentang kasus Sri Mulyani yang diduga menjadi SPG dari organisasi IMF.

Peneliti memilih INILAH.COM karena banyak sekali pilihan referensi karikaturnya. Dengan adanya penyampaian pesan lewat karikatur akan didapatkan persepsi yang berbeda-beda dari khalayak sasaran yang memaknainya.

1.2Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana kritik sosial karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang dikomunikasikan karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang


(28)

18

dimuat tanggal 02 Februari 2011 dengan menggunakan pendekatan semiotika berdasarkan teori segitiga makna.

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada ilmu komunikasi mengenai karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan dapat menjadi pertimbangan atau masukan untuk mengetahui penerapan tanda dalam studi semiotik sehingga dapat memberi makna bagi para pengakses situs google mengenai makna dari karikatur.


(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Media Elektronik

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun media massa elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial terutama di masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film, dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat. (Sugiharti, 2003: 3)

Media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan elektromagnetis. Media elektronik menyampaikan berita atau informasi dengan cara memperdengarkan suara dan memperlihatkan gambar, serta dengan menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa, seperti pada televisi.


(30)

2.1.2 Komunikasi Non Verbal

Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melakukan semua peristiwa komunikasi diluar kata – kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non verbal ini ditafsirkan melalui simbol – simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku non verbal itu tidak sungguh – sungguh bersifat non verbal (Mulyana, 2001: 312).

Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat non verbal menjadi beberapa bagian, antara lain:

1. Isyarat Tangan

Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk apa yang disebut emblem, yang dipelajari yang punya makna suatu budaya atau subkultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama, maknanya boleh jadi berbeda, atau isyarat fisiknya berbeda namun maksudnya sama.

2. Postur Tubuh

Postur tubuh sering bersifat simbolik. Postur tubuh memang mempengaruhi citra diri. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara fisik dan karakter atau temperamen. Klasifikasi bentuk tubuh yang dilakukan William misalnya menunjukkan hubungan antara bentuk tubuh dan temperamen.


(31)

3. Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata

Secara umum dapat dikatakan bahwa makna ekspresi wajah dan padangan mata tidaklah universal, melainkan sangat dipengaruhi oleh budaya.

2.1.3 Pemaknaan Warna

Para teoritis bahasa mengemukakan bahwa kebanyakan kata memiliki makna majemuk. Setiap kata dari kata-kata seperti : merah, kuning, hitam, dan putih memiliki makna konotatif yang berlainan. Dalam Roget’s Thesaurus, seperti dikutip Mulyana (2003: 260-261), terdapat kira-kira 12 sinonim untuk kata hitam, dalam beberapa kepercayaan warna-warna seperti warna hitam dan abu-abu memiliki asosiasi yang kuat dengan bahasa, hitam tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang bersifat buruk dan negatif, misal : daftar hitam, dunia hitam, dan kambing hitam.

Sedangkan terdapat sinonim untuk kata putih, dan semua bersifat positif. Warna putih kebalikan dari warna hitam. Putih mewakili sesuatu yang menyenangkan dan mencerminkan segala sesuatu yang bersifat kebaikan, seperti : murni, bersih, dan suci. Jadi, kata hitam umumnya berkonotasi negatif, sedangkan warna putih berkonotasi positif (Sobur, 2001: 25).


(32)

Warna mampu memberikan pemaknaan tentang sesuatu hal, misalnya warna merah, berarti bisa api atau darah, dibeberapa kata merah darah lebih tua dibandingkan dengan kata merah itu sendiri. Namun dibeberapa bahasa kata merah digunakan pada saat bersamaan menjadi merah darah. Karena unsur-unsur tersebut, merah dapat diartikan sebagai hasrat yang kuat dalam hubungannya dengan ikatan, kebenaran dan kejayaan, namun tak jarang pula warna merah diartikan sebagai suatu kebencian dan dendam tergantung dari situasi.

Warna menurut Hoed dan Benny Hoedoro 1992 dalam bukunya “periklanan”, memiliki beberapa makna dalam menunjang kegiatan periklanan karena perpaduan dan kombinasi warna yang menarik akan mempunyai nilai ketertarikan tersendiri dibenak khalayak, diantaranya :

1. Merah

Merah merupakan warna power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresif, bahaya, kekuatan, eksentrik, aktif, bersaing. Warna ini memberikan pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat. Sering juga diapresiasikan untuk menunjuk emosi atau debaran jantung.


(33)

2. Biru

Biru melambangkan kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan, komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi, spiritual, kelembutan, dinamis, air, laut, kreatifitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealisme, empati, dingin, konservatisme, menenangkan namun juga dapat berarti dingin dan depresi. Sebagai dari akibat efek menenangkan, warna biru dapat membuat orang lebih konsentrasi.

3. Putih

Putih melambangkan positif, ketetapan, ketidakbersalahan, steril, kematian, kedamaian, pencapaian ketinggian diri, spiritualitas, kedewasaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kebersihan, kesempurnaan, cahaya, persatuan, lugu, murni, ringan, netral, dan fleksibel.


(34)

4. Hitam

Hitam melambangkan power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan, perlindungan, pengusiran sesuatu yang negatif, mengikat, formalitas, kekayaan, kejahatan, perasaan yang dalam, kemarahan, harga diri dan ketangguhan.

5. Abu-abu

Abu-abu melambangkan intelek, masa depan, kesederhanaan, kesedihan, keamanan, reabilitas, kepandaian, tenang, serius, kesederhanaan, kedewasaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, professional, kualitas, dan diam.

2.1.4 Kartun dan Karikatur

Secara singkat dapat dijelaskan, bahwa karikatur seperti halnya kartun strip, kartun gags (kartun kata), kartun komik dan kartun animasi adalah bagian dari apa yang dinamakan kartun.

Karikatur adalah produk suatu keahlian seorang karikaturis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, teknik melukis, psikologis, cara melobi, referensi bacaan, maupun bagaimana dia memilih topik isu yang tepat. Karena itu, kita bisa mendeteksi intelektual seorang karikaturis dari sudut ini. Juga, cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2006: 140)


(35)

Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus. Semula, karikatur ini hanya merupakan selingan atau ilustrasi belaka. Namun, pada perkembangan selanjutnya, karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan kritik yang sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan gambar-gambar lucu dan menarik (Sobur, 2006: 40).

2.1.5 Karikatur Dalam Media Massa

Komunikasi massa secara umum diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan melalui media massa seperti majalah, surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya. Komunikasi massa merupakan komunikasi dimana penyampaian pesan kepada sejumlah orang dilakukan melalui media massa. Baik kartun maupun karikatur di Indonesia belakangan ini sudah bisa menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang, sarat oleh pesan dan estetika, disamping kadar humornya.

Karikatur penuh dengan perlambangan-perlambangan yang kaya akan makna, oleh karena itu karikatur merupakan ekspresi dari situasi yang menonjol di dalam masyarakat. Setajam atau sekeras apapun kritik yang diampaikan sebuah gambar karikatur, tidak akan menyebabkan terjadinya evolusi. Dengan kata lain, karikatur dapat mengetengahkan suatu permasalahan yang sedang hangat di permukaan.


(36)

Menurut Anderson, dalam memahami studi komunikasi politik di Indonesia akan lebih mudah dianalisa mengenai konsep politik Indonesia dengan membedakan dalam dua konsep, yaitu dengan direct speech (komunikasi langsung) dan Symbolic speech (Komunikasi tidak langsung). Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang analisanya dipahami sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi yang bersifat langsung, seperti humor, gossip, diskusi, argumen, intrik, dan lain-lain. Sedangkan komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara langsung dipahami maupun diteliti seperti patung, monument dan simbol-simbol lainnya (Bintoro dalam Marliani, 2004: 49).

Peran karikatur yang tertulis seperti yang telah diuraikan di atas, merupakan alasan utama dijadikannya karikatur sebagai objek studi ini. Selain karena karikatur merupakan suatu penyampaian pesan lewat kritik yang sehat dan juga suatu keahlian karikaturis adalah bagaimana dia memilih topik-topik isu yang tepat dan masih hangat.

2.1.6 Kritik Sosial

Indonesia terbangun ketika budaya tulis sudah menyebar luas, ketika segala tatanan kehidupan dirumuskan secara tertulis dan tidak tertulis baik dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, dan internet. Semakin luas melalui pendidikan modern dan yang tak kalah pentingnya, ketika segala bentuk tulisan sebagian besar menyampaikan berbagai


(37)

informasi melalui bahasa Indonesia dijadikan media resmi pendidikan nasional dan sebagai alat komunikasi dalam birokrasi (Masoed, 1999: 42).

Dengan demikian melestarikan atau mempertahankan kritik terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya, sama saja dengan membunuh eksistensi kritik sehingga sebuah institusi sosial yang lahir dari kebutuhan pengembangan hidup bersama manusia. Dalam konteks budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada budaya tulis di atas pembangunan, pengembangan, dan penyebaran kritik sama statusnya dengan pembangunan dan pengembangan, dan penyebaran kritik itu sendiri.

Dalam beberapa pengertian kritik sosial mengandung konotasi negatif seperti “celaan”, namun kata “kecaman” mengandung kemungkinan kata positif yaitu dukungan, usulan, atau saran, penyelidikan yang cermat. (Masoed, 1999: 36). Definisi “kritik” menurut kamus Oxford adalah “one who appreises literaryor artistic work” atau suatu hal yang membentuk dan memberikan penilaian untuk menemukan kesalahan terhadap sesuatu.

Kritik awalnya dari bahasa Yunani (Kritike = pemisahan, Krinoo = memutuskan) dan berkembang dalam bahasa Inggris “critism” yang berarti evaluasi atau penilaian tentang sesuatu. Sementara sosial adalah suatu kajian yang menyangkut kehidupan dalam bermasyarakat menciptakan suatu kondisi sosial yang tertib dan stabil (Susanto, 1986: 7).


(38)

Dalam kritik sosial, pers dan politik Indonesia kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai sumber kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan salah satu unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Dengan kata lain, kriti sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat (Abar dalam Masoed, 1999: 47).

Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial dalam arti bahwa kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan baru, sembari menilai gagasan lama, untuk suatu perubahan sosial. Kritik sosial konservatif, status quo dalam masyarakat untuk perubahan sosial, kritik sosial dalam pengertian ini sering muncul ketika masyarakat atau sejumlah orang atau kelompok sosial dalam masyarakat yang menginginkan suasana baru, suasana yang lebih bai dan lebih maju, atau secara kritik sosial yang demikian yang lebih banyak dianut kaum oleh kritis dan strutualis. Mereka melihat kritis sosial adalah wahana komunikatif untuk suatu tujuan perubahan sosial.


(39)

Suatu kritik sosial selalu menginginkan perbaikan, ini berarti bahwa suatu kritik sosial yang murni kurang didasarkan pada peneropongan kepentingan diri saja, melainkan justru menitikberatkan dan mengajak masyarakat atau khalayak untuk memperhatikan kebutuhan – kebutuhan nyata dalam masyarakat. Suatu kritik sosial kiranya didasarkan pada rasa tanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya, sehingga diharapkan dapat menuju ke arah perbaikan dalam masyarakat untuk mewujudkan suatu ketertiban sosial. (Susanto, 1986: 105).

Kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari cara yang paling tradisional, seperti berjemur diri, ungkapan – ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik, seni sastra, dan melalui media massa. Kritik dari masyarakat ini hendaknya ditanggapi dengan serius oleh pemerintah.

Memang dalam menanggapi kritik dari masyarakat, belum menjamin persoalan akan selesai, tetapi itu menunjukkan adanya perhatian dari pemerintah. Perhatian inilah yang secara akumulatif membentuk kesan, pemerintah mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap rakyatnya. Apabila masyarakat sudah diperhatikan aspirasinya, masyarakat tidak akan lupa budi, sehingga apabila pemerintah mempunyai program kerja maka partispasi masyarakat akan muncul dengan sendirinya (Panuju, 1999: 49).


(40)

Kritik sosial itu sebenarnya merupakan sesuatu yang positif karena ia mendorong sesuatu yang terjadi didalam masyarakat untuk kembali ke kriteria yang dianggap wajar dan telah disepakati bersama. Menurut Aris Susanto dalam bidang politik istilah kritik sosial seringkali memperoleh konotasi negatif karena diartikan mencari kelemahan – kelemahan pihak lain dalam pertarungan politik sehingga arti yang substansial dari kritik sosial itu menjadi kabur (Masoed, 1999: 71).

Kesan oposisi sejauh mungkin harus dapat dihindarkan, masyarakat awam menganggap kritik sama dengan oposisi, yang artinya “pihak sana” (out group) sehingga kritik tertuju kebijaksanaan atau oknum aparat pemerintah, diidentifikasi sebagai penentang atau melawan pemerintah. Padahal, kritik bukanlah seperti itu. Kritik tidak selamanya berarti melawan. Kritik itu mengandung muatan – muatan saling memberi arti. Setidaknya menjadi masukan yang dapat dipertimbangkan dalam merumuskan kebijaksanaan dan tindak lanjutnya. (Ali, 1999: 84).

Kritik – kritik terbaik, sesuai dengan setting sosial, politik, dan budaya kita adalah kritik yang membuat saran kritik menangis, tapi dalam mimik mukanya yang tetap tertawa, artinya jika kita melaksanakan kritik kepada sasaran tertentu, kritik tersebut tidak boleh membuat malu sasaran kritik dihadapan publik, apalagi secara meluas.


(41)

Sesuai dengan ciri makhluk rasional, maka keterbukaan dan kritik harus mengandung beberapa unsur utama. Diantaranya adalah peningkatan supremasi individu, kompetisi dan membuka peluang pengarahan bagi tindakan manusia untuk meraih sukses dan keuntungan di planet bumi ini. (Ali, 1999: 194)

Dengan demikian, melestarikan atau mempertahankan kritik terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya sama saja membunuh eksistensi kritik sebagai sebuah institusi sosial yang lahir dari kebutuhan pengembangan hidup kebersamaan manusia. Dalam konteks budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada budaya tulis diatas, pembangunan, pengembangan, penyebaran kritik sama statusnya dengan pembangunan, pengembangan, dan penyebaran kritik itu sendiri.

2.1.7 Keterkaitan IMF Dan Sri Mulyani

Definisi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab mengatur sistem finansial global dengan mengikuti kebijakan-kebijakan makroekonomi negara-negara anggotanya, khususnya yang memiliki dampak pada nilai tukar dan neraca pembayaran.


(42)

Markas besar IMF berada di Washington D.C, Amerika Serikat. IMF berdiri secara formal pada bulan Desember 1945 ketika ke-29 negara pertama menandatangani pasal-pasal perjanjian (articles of agreement). IMF mulai bekerja pada 1 Maret 1947. Untuk menjadi anggota IMF, sebuah negara harus mendaftar dan kemudian disetujui oleh mayoritas anggota-anggota yang ada. IMF telah memiliki anggota-anggota sebanyak 186 negara.

Semua anggota PBB berpartisipasi secara langsung dalam IMF, kecuali Taiwan (dikeluarkan tahun 1980), Korea Utara, Kuba (menarik keanggotaannya di tahun 1964), Andora, Monako, Liechtenstein, Tuvalu, dan Nauru.

Board of Governor merupakan badan pembuat keputusan terbesar dalam IMF yang terdiri dari satu gubernur dan satu wakil gubernur bagi tiap negara anggota. Gubernur ditunjuk oleh negara anggota dan biasanya merupakan menteri keuangan atau kepala bank sentral negara.

Nama : Dr. Sri Mulyani Indrawati

Lahir : Tanjung Karang, 26 Agustus 1962 Agama : Islam

Suami : Tonny Sumartono Anak : Dewinta Illinia

Adwin Haryo Indrawan Luqman Indra Pambudi


(43)

Jabatan Menteri Keuangan diduduki Sri Mulyani ketika pemerintahan SBY periode tahun 2009-2014. Jabatan itu berakhir pada 1 Juni 2010, ketika Sri Mulyani akan menduduki sebuah jabatan penting di Bank Dunia. Bank Dunia telah mengumumkan penunjukannya sebagai Direktur Pelaksananya. Sri Mulyani akan menjadi direktur Bank Dunia untuk 3 wilayah yakni Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Timur dan Pasifik. Sri Mulyani juga akan mengurusi masalah Information System Group.

2.1.10 Pendekatan Semiotika

Kata “semiotika” berasal dari bahasa yunani, semeion yang berarti tanda, atau seme yang berarti penafsir tanda. Semiotika sendiri berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, poetika. Semiotika adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tanda. Tanda terdapat dimana-mana “kata” adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, bangunan (arsitektur) atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda, tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi atau pesan baik secara verbal maupun non verbal sehingga bersifat komunikatif.


(44)

Hal tersebut memunculkan suatu proses pemaknaan oleh penerima tanda akan makna informasi atau pesan dari pengirim pesan. Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula berkembang dalam bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian semiotika bahkan masuk pada semua segi kehidupan manusia. Sehingga Derrida (dalam kurniawan, 2008: 34), mengikrarkan bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia ini sepenting bahasa. “there is nothing outside languange”.

Bahasa dalam hal ini dibaca sebagai “teks” atau “tanda”. Dalam konteks ini tanda memegang peranan penting dalam kehidupan umat manusia sehingga : “manusia yang tak mampu mengenal tanda, tak akan bertahan hidup” (Widagdo dalam Kurniawan, 2008).

Charles Sanders Peirce merupakan ahli filsafat dan tokoh terkemuka dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa, manusia hanya dapat berfikir dengan sarana tanda dan manusia hanya dapat berkomunikasi dengan tanda.

Tanda yang dapat dimanfaatan dalam senirupa berupa tanda visual ang bersifat non verbal, terdiri dari unsur dasar berupa seperti grafis, warna, bentuk, tekstur, komposisi, dan sebagainya. Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah objek yang dilukiskan, seperti objek, manusia, bintang, alam, imajinasi atau hal hal lainnya yang abstrak. Apapun alasan (senirupawan, designer) untuk berkarya, karyanya adalah sesuatu yang kasat mata.


(45)

Karena itu secara umum bahasa digunakan untuk merangkul segala yang kasat mata dan merupakan media atara perupa dengan pemerhati atau penonton. Seniman dan designer membatasi bahasa rupa pada segitiga, estetis-simbolis-bercerita (story telling). Bahasa merupakan imaji dan tata ungkapan. Imaji mencakup makna yang luas, baik imaji yang kasat mata maupun imaji yang ada khayalnya.

Menurut John Fiske pada intinya semua model yang membahas mengenai makna dalam studi semiotik memiliki bentuk yang sama, yaitu membahas tiga elemen antara lain:

1. Sign atau tanda itu sendiri

Pada wilayah ini akan dipelajari tentang macam-macam tanda. Cara seseorang dalam memproduksi tanda, macam-macam makna yang terkandung di dalamnya dan juga bagaimana mereka saling berhubung dengan orang-orang yang menggunakannya. Dalam hal ini tanda dipahami sebagai komunikasi makna dan hanya bisa dimaknai oleh orang-orang yang telah mempersiapkannya.


(46)

2. Codesi atau kode

Sebuah sistem yang terdiri dari berbagai macam tanda yang terorganisasikan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya untuk mengeksploitasi media komunikasi yang sesuai dengan transmisi pesan mereka.

3. Budaya

Lingkungan dimana tanda atau kode itu berada. Kode dan lambang tersebut segala sesuatunya tidak dapat lepas dari latar belakang budaya dimana tanda dan lambang itu digunakan.

Dalam semiotik model yang digunakan dapat berasal dari berbagai ahli, seperti Saussure, Peirce, dan sebagainya. Pada penelitian ini yang akan digunakan adalah model semiotik milik Peirce karena adanya kelebihan yang dimiliki yaitu tidak mengkhususkan analisisnya pada studi linguistik.


(47)

2.1.11 Semiotika Charles Sanders Peirce

Semiotik untuk studi media massa tidak hanya terbatas sebagai kerangka teori, namun sekaligus juga sebagai metode analisis (Sobur, 2004: 83). Bagi Peirce tanda “is something which stand to somebody for something in some respect or capacity”. Kita misalnya dapat menjadikan teori segitiga makna (triangel meaning) menurut Peirce salah satu bentuk tanda adalah kata.

Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sesuatu yang digunakan agar tanda dapat berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (Sign atau represetamen) selalu terdapat dalam sebuah triadik, yakni ground, object dan interpretant (Sobur, 2004: 41).

Sementara itu interpretant adalah suatu tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi (Barthes dalam Kurniawan, 2008: 37).

Charles Sanders Peirce membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi kategori yaitu : ikon, indeks, simbol adalah tanda yang hubungan antara penanda dan penandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya potret dan peta.


(48)

Indeks adalah tanda yang menunjuk adanya hubungan alamiah antara tanda dan penanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu pada denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut simbol.

Jadi, simbol tanda yang menunjuk hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi atau perjanjian masyarakat (Sobur, 2004: 42). Hubungan segitiga makna Peirce lazimnya ditampilkan dalam gambar berikut.

(Fiske dalam Sobur, 2001: 85)

Sign

Interpretant Object


(49)

Menurut Pierce sebuah tanda itu mengacu pada sebuah acuan, dan representasi adalah fungsi utamanya. Hal ini sesuai dengan definisi dari tanda itu sendiri yaitu sebagai sesuatu yang memiliki bentuk fisik, dan harus merujuk pada sesuatu yang lain dari tanda tersebut. Pierce ingin mengidentifikasikan partikel dasar dari tanda dan mengembangkannya kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Dalam pendekatan semiotik model Charles S. Pierce, diperlukan adanya 3 unsur utama yang bisa digunakan sebagai model analisis, yaitu tanda, objek, dan interpretant.

Charles S. Peirce membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi tiga kategori, yaitu : ikon, indeks, simbol. Ketiga kategori tersebut digambarkan dalam sebuah model segitiga sebagai berikut :

Icon

Index Simbol


(50)

1. Ikon

Adalah tanda yang berhubungan antara tanda dan acuannya bersifat bersamaan bentuk alamiah (berupa hubungan kemiripan). Misalnya adalah potret dan peta. Potret merupakan ikonik dari orang yang ada dalam potret tersebut, sedangkan peta merupakan ikonik dari pulau yang ada dalam peta tersebut.

2. Indeks

Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan acuannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataanya. Misalnya adalah asap sebagai tanda adanya api.

3. Simbol

Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda dan acuannya (berdasarkan hubungan konvensi atau perjanjian). Misalnya orang yang menggelengkan kepalanya merupakan simbol yang menandakan ketidak setujuan termasuk secara konvensional (Sobur, 2003: 41).


(51)

2.1.12 Konsep Makna

Para ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Dalam bukunya The Meaning of meaning, (Odgen dan Richards dalam buku Kurniawan, 2008: 27) telah mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna.

Makna sebagaimana dikemukakan oleh Fisher (dalam Sobur, 2004: 248), merupakan konsep yang abstrak yang telah menarik perhatian para ahli filsafat dan para teoritis ilmu sosial selama 2000 tahun silam. Semenjak Plato mengkonseptualisasikan makna manusia sebagai salinan “ultrarealitas”, para pemikir besar telah sering mempergunakan konsep itu dengan penafsiran yang sangat luas yang merentang sejak pengungkapan mental dari Locke sampai ke respon yang dikeluarkan dari Skinner. “Tetapi”, (kata Jerold Katz dalam Kurniawan, 2008: 47), “setiap usaha untuk memberikan jawaban yang langsung telah gagal. Beberapa seperti misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan pekulatif. Yang lainnya memberikan jawaban salah.”

Menurut Devito, makna bukan terletak pada kata – kata melainkan pada manusia. “Kita”, lanjut Devito, menggunakan kata – kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata - kata ini secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Demikian pula makna yang didapat pendengar dari pesan – pesan akan sangat berbeda dengan makna yang ingin kita komunikasikan.


(52)

Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar dan apa yang ada dalam benak kita.

Ada tiga hal yang dijelaskan para filusuf dan linguis sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal tersebut adalah (1) menjelaskan makna secara alamiah, (2) mendeskripsikan secara alamiah, (3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson dalam Sobur, 2004: 258).

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep makna. Model konsep makna (Johnson dalam Devito 1997: 123 – 125) sebagai berikut :

1. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata – kata melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata – kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan, tetapi kata – kata tersebut tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang ingin kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar apa yang ada dalam benak kita dan proses ini adalah proses yang bisa salah.

2. Makna berubah. Kata – kata relative statis, banyak dari kata – kata yang kita gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata – kata ini dan berubah khusus yang terjadi pada dimensi emosional makna.


(53)

3. Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.

4. Penyingkiran berlebihan akun mengubah makna. Berkaitan erat dengan gagasan bahwa acuan tersebut kita butuhkan bilamana terjadi masalah komunikasi yang akibat penyingkatan berlebihan tanpa mengaitkan acuan yang diamati. Bila kita berbicara tentang cerita, persahabatan, kebahagiaan, kejahatan dan konsep – konsep lain yang serupa tanpa mengaitkannya dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa berbagi makna dengan lawan bicara.

5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu kebanyakan kita mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan masalah bila ada sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang sedang berkomunikasi.


(54)

Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat kompleks. Tetapi hanya sebagian saja dari makna – makna ini yang benar – benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut yang tetap tinggal dalam benak kita, karenanya pemaknaan yang sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan yang ingin kita capai tetap tidak pernah tercapai (Sobur, 2003: 285 – 289).

2.2 Kerangka Berpikir

Setiap individu mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda – beda dalam memahami suatu peristiwa atau obyek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman (field of experience) dan pengetahuan (frame of reference) yang berbeda – beda dari setiap individu tersebut. Begitu juga penelitian yang memahami lambang dan tanda yang ada, dalam obyek yang berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti.

Berdasarkan landasan teori yang telah disampaikan, maka peneliti dalam memaknai karikatur Sri Mulyani melakukan pemaknaan terhadap tanda dan lambing berbentuk gambar dengan menggunakan teori sgitiga makna Pierce (triangle meaning) yang meliputi tanda, obyek, dan interpretan sehingga diperoleh hasil intrepetasi data mengenai karikatur Sri Mulyani tersebut.


(55)

45

Tanda yang dimaksud disini adalah gambar dalam media massa yang kemudian tanda tersebut dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu : ikon, indeks, dan symbol. Obyek disini adalah karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011. Setelah menganalisis kategori tanda tersebut, maka peneliti akan mengetahui makna gambar karikatur Sri Mulyani tersebut. Sistematika tersebut digambarkan sebagai berikut :

Hasil Interpretan Pemaknaan dengan Pendekatan

Semiotika Charles Sanders Pierce

1. Ikon 2. Indeks 3. Simbol Karikatur Sri

Mulyani Dalam Situs INILAH.COM


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotik. Alasan digunakannya metode deskriptif kualitatif terdapat beberapa faktor pertimbangan, yaitu pertama metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, kedua metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, ketiga metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moeloeng, 2002: 33).

Selain itu pada dasarnya semiotik bersifat kualitatif interpretatif, yaitu suatu metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek kajian, serta bagaimana menafsirkan dan memahami kode dibalik tanda dan teks tersebut (Christomy dan Yuwono dalam Marliani, 2004: 48).

Oleh karena itulah peneliti harus memperhatikan beberapa hal dalam penelitian ini, pertama adalah konteks atau situasi sosial di seputar dokumen atau teks yang diteliti. Disini peneliti diharapkan dapat memahami makna dari teks yang diteliti. Kedua adalah proses atau bagaimana suatu produksi media atau isi pesannya dikemas secara actual dan diorganisasikan secara bersama.


(57)

Ketiga adalah pembentukan secara bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi.

Dalam penelitian ini, menggunakan metode semiotik. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Sobur, 2004: 15). Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi simbol-simbol dan tanda-tanda yang ditampilkan sepanjang gambar dalam cover karikatur. Pendekatan semiotik termasuk dalam metode kualitatif. Tipe penelitian ini adalah deskriptif , dimana peneliti berusaha untuk mengetahui pemaknaan kritik sosial karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM dimuat tanggal 02 Februari 2011.

3.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah bagaimana hubungan konsep-konsep atau variabel dengan penelitian, dalam hal ini maka konsep-konsep adalah kritik sosial karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011.

Pamaknaan karikatur Sri Mulyani dalam penelitian ini merupakan pemberian makna terhadap karikatur dengan sosok seorang Sri Mulyani dengan tulisan “Ayo…Pinjem Dari IMF Lagi Dipilih… Dipilih Paketannya…” yang seolah-olah di ucapkan oleh Sri Mulyani serta terdapat kantong uang yang berada disebelah Sri Mulyani dan terdapat tulisan


(58)

“Komisi 1% $” dengan koin berserakan dibawahnya dan juga terdapat tulisan “mbak sri… SPG model baru”.

Karikatur dibuat semenarik mungkin untuk mempengarui para pembacanya secara persuasif, makna dari karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM ini menimbulkan makna atau pengertian yang berbeda – beda pada setiap individu, tergantung dari sudut pandang mana individu tersebut memaknai.

Pengertian sales promotion girls dapat dilihat dari berbagai aspek. Secara penggunaan bahasa, menurut Poerwodarminto (1987:198), sales promotion girl merupakan suatu profesi yang bergerak dalam pemasaran atau promosi suatu produk. Profesi ini biasanya menggunakan wanita yang mempunyai karakter fisik yang menarik sebagai usaha untuk menarik perhatian konsumen.

Menurut Carter (1999:37), kebutuhan perusahaan terhadap tenaga sales promotion girls disesuaikan dengan karakteristik suatu produk yang akan dipasarkan. Promosi produk untuk kebutuhan sehari-hari biasanya menggunakan tenaga sales promotion girls dengan kriteria yang dimungkinkan lebih rendah dibandingkan dengan sales promotion girls untuk produk semisal produk lux seperti halnya otomotif. Dengan demikian, pemilihan penggunaan tenaga sales promotion girl dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan produk yang akan dipromosikan. Kesesuaian antara produk yang dipromosikan dengan kualifikasi sales promotion girls memungkinkan akan meningkatkan daya tarik konsumen pada produk yang


(59)

dipromosikan. Keberadaan karakter fisik seorang sales promotion girl tersebut, secara fungsional dapat mengangkat citra produk, terutama produk konsumsi langsung.

Inilah yang menjadi dasar batasan untuk diteliti menggunakan studi semiotika oleh Chalres S.Pierce dengan mengkategorikan ikon, indeks, dan simbol.

3.3 Korpus

Korpus pada penelitian ini adalah kritik sosial karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011 dengan ikon gambar sosok seseorang Sri Mulyani, sebuah kantong uang yang berada disamping Sri Mulyani dan tulisan “Komisi 1% $” pada kantong uang. Index ditunjukkan dengan beberapa tulisan, seperti “Ayo…Pinjem Dari IMF Lagi Dipilih… Dipilih Paketannya…” yang seolah-olah diucapkan oleh Sri Mulyani, tulisan “mbak sri… SPG model baru” yang diberikan warna merah pada tulisan SPG-nya untuk mempertegas kata SPG, serta butiran-butiran air yang keluar dari mulut dan di atas kepala Sri Mulyani. Ekspresi wajah, gerakan tubuh, serta isyarat tangan yang menggambarkan bahwa sedang mempromosikan sesuatu sambil tersenyum. Simbol ditunjukkan oleh koin yang berada di bawah katong uang.


(60)

3.4 Unit Analisis

Untuk mempermudah interpretasi dari digunakan tiga hubungan dalam menyelami semiotik karikatur pada karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM, mengekspresikan kekecewaan karikaturis terhadap Sri Mulyani. Dimana kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan ikon (icon), indeks (index), simbol (symbol).

3.4.1 Ikon

Pada karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM ditunjukkan dengan gambar sosok seseorang Sri Mulyani, sebuah kantong uang yang berada disamping Sri Mulyani.

3.4.2 Indeks

Pada karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM ditunjukkan dengan tulisan “Ayo…Pinjem Dari IMF Lagi Dipilih… Dipilih Paketannya…” yang seolah-olah diucapkan oleh Sri Mulyani, tulisan “mbak sri… SPG model baru” yang diberikan warna merah pada tulisan SPG-nya untuk mempertegas kata SPG, tulisan “Komisi 1% $” pada kantong uang, serta butiran-butiran air yang keluar dari mulut dan di atas kepala Sri Mulyani. Ekspresi wajah, gerakan tubuh, serta isyarat tangan yang menggambarkan bahwa sedang mempromosikan sesuatu sambil tersenyum.


(61)

3.4.3 Simbol

Pada karikatur Sri Mulyani INILAH.COM ditunjukkan oleh gambar koin yang berada di bawah kantong uang.

Sehingga penempatan tanda-tanda dalam karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM di atas, yang mana sebagai ikon, mana sebagai indeks, dan mana sebagai simbol tersebut hanya sebatas subjektifitas peneliti, bukan menjadi sesuatu yang mutlak, karena hal ini kembali lagi kepada sudut pandang khalayak yang memaknai karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melakukan pengamatan secara langsung pada karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM dimuat tanggal 02 Februari 2011. Pengumpulan data dalam penelitian ini, melalui bahan studi kepustakaan, bahan-bahan yang dapat dijadikan referensi serta penggunaan internet. Selanjutnya data-data akan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotik Peirce dan data dari penelitian ini kemudian akan digunakan untuk mengetahui penafsiran makna karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM dimuat tanggal 02 Februari 2011.


(62)

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Hal ini disebabkan adanya penerapan metode kualitatif, selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi jawaban terhadap objek yang diteliti. Analisis data dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan model semiotik dari Charles Sanders Peirce, yaitu sistem tanda (sign) dalam karikatur yang dijadikan Korpus (sample) dalam penelitian, dikategorikan kedalam tanda dengan acuannya yang dibuat oleh Charles Sanders Peirce terbagi dalam tiga kategori yaitu ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol).

Dengan studi semiotik penelitian dapat memaknai gambar dan pesan yang terdapat dalam karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM serta membentuk berbagai pemaknaan terhadap karikatur ini. Karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM akan diinterpretasikan dengan cara mengindentifikasi tanda-tanda yang terdapat dalam setiap penggambaran karikatur, untuk mengetahui makna yang ada dalam karikatur tersebut.

Untuk mengetahui hubungan antara tanda, penggunaan tanda dan realitas eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan model semiotik dari Peirce. Sistem tanda (gambar, warna, perilaku non verbal dan atribut pendukung) yang digunakan sebagai indikator pengamatan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM dimuat tanggal 02 Februari 2011.


(63)

53

Yang dikupas oleh teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan oleh sesorang ketika akan berkomunikasi. Konsekuensinya, tanda (sign/representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni ground, object, dan interpretant. Atas dasar hubungan ini, Pierce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi Qualisign, Sinsign, dan Legsign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah,lembut, dan merdu. Sinsign adalah eksistensi actual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legsign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Berdasarkan pada Interpretant, tanda (sign/representamen) dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang tersebut mengalami iritasi, atau menderita penyakit mata, bahkan dapat disebut juga orang tersebut sedang menangis. Dicent sign atan dicisign adalah tanda sesuai dengan kenyataan. Misalnya, apabila di suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan harus dipasang rambu-rambu yang menunjukkan di area tersebut sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsug memberi alasan tertentu.


(64)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data

4.1.1 Gambaran INILAH.COM

PT. Indonesia News Center (www.inilah.com), sebagai perusahaan yang bergerak dibidang Media Online (Portal Berita) dengan Ruang lingkup Nasional, telah menjangkau lebih dari 28 Juta pengguna internet di Indonesia. P.T. Indonesia News Center (www.inilah.com), telah menepati posisi 5 besar situs berita di Indonesia, dan masuk dalam peringkat 40 besar situs nasional.

INILAH.COM dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan brand awareness, meningkatkan kompetensi produk, memberikan perusahaan dengan strategi untuk mencapai target, dan membangun atau mengembalikan pencitraan positif terhadap perusahaan / produk.

INILAH.COM merupakan sebuah wadah informasi maupun berita yang berupa situs dengan menggunakan internet sebagai medianya. Misi INILAH.COM yaitu menyajikan kepada publik tentang, berita umum, teks, gambar atau tampilan grafik dengan presisi dan akurasi. Dengan update berita datang setiap 5 menit, dan INILAH.COM adalah satu-satunya portal berita Indonesia yang melayani lengkap dengan berita analisis mendalam / fokus, yang sering digunakan sebagai panduan bagi media berita lainnya.


(65)

INILAH.COM berisi tentang berbagai informasi maupun berita. Isinya antara lain dari mulai dari politik, sosial, ekonomi, budaya, olahraga, teknologi, dunia, hingga berita-berita hot tentang artis yang kini sering diperbincangkan ditengah masyarakat.

Dalam INILAH.COM juga terdapat karikatur. Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial seringkali terdapat didalam berbagai media elektronik. Didalam media ini, karikatur menjadi pelengkap artikel dan opini. Keberadaannya biasanya disajikan sebagai selingan atau dapat dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati artikel-artikel yang lebih serius yang melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sebenarnya pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan-pesan yang disampaikan lewat berita dan artikel, namun pesan-pesan dalam karikatur lebih mudah dicerna karena sifatnya yang menghibur.

Seringkali gambar itu terkesan lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan yang disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan. Salah satunya karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011.

4.2 Penyajian Data

Dari hasil pengamatan peneliti yang dilakukan pada gambar karikatur Sri Mulyani maka akan disajikan data-data yang didapat dari gambar karikatur yang dimuat 02 Februari 2011 pada situs INILAH.COM.


(66)

Data-data yang dianalisis terdiri dari sekumpulan tanda-tanda yang secara spesifik akan dipilah-pilah yang disesuaikan dengan materi data yang tersedia.

Tanda tanda tersebut berupa, tanda (gambar, warna, perilaku non verbal dan atribut pendukung) yang digunakan sebagai indikator pengamatan dalam penelitian. Pengkategorian tanda pada karikatur ini berdasarkan landasan teori Semiotika Charles Sanders Peirce untuk mengetahui makna yang terkandung dalam karikatur Sri Mulyani pada situs INILAH.COM yang dimuat 02 Februari 2011.

Peirce membagi tanda menjadi tiga kategori yaitu : ikon, indeks, simbol. Untuk mengungkap makna serta pesan yang disampaikan dalam karikatur tersebut, sistem tanda dibagi berdasarkan pembagian fungsi tanda Peirce.

4.3Karikatur Sri Mulyani Dalam Kategori Tanda Pierce

Menurut Pierce sebuah tanda itu mengacu pada sebuah acuan, dan representasi adalah fungsi utamanya. Hal ini sesuai dengan definisi dari tanda itu sendiri yaitu sebagai sesuatu yang memiliki bentuk fisik, dan harus merujuk pada sesuatu yang lain dari tanda tersebut. Pierce ingin mengidentifikasikan partikel dasar dari tanda dan mengembangkannya kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Dalam pendekatan semiotik model Charles S. Pierce, diperlukan adanya 3 unsur utama yang bisa digunakan sebagai model analisis, yaitu objek, tanda, dan interpretant. Menurut pierce salah satu bentuk tanda adalah kata, sedangkan objek adalah


(67)

sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.

Dalam karikatur Sri Mulyani, terlebih dahulu akan dibagi unsu-unsur tersebut berdasarkan unit analisis dalam penelitian ini:

1. Objek karikatur tersebut adalah keseluruhan gambar karikatur tersebut.

2. Tanda dalam karikatur tersebut adalah setiap bentuk makna yang bisa ditimbulkan oleh karikatur tersebut.

3. Interpretant penelitian ini akan menganalisa karikatur yang akan diambil sebagai korpus, yaitu karikatur Sri Mulyani secara keseluruhan dengan menggunakan acuan tanda dalam model kategori tanda yang dimiliki oleh Pierce, yaitu ikon, indeks dan simbol.

Apabila digambarkan hubungan antara objek, tanda, dan interpretant dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(68)

Interpretant

Hasil Interpretant penelitian dalam melihat hubungan antar tanda dan acuan tanda

(objek)

Object (Objek)

Keseluruhan Gambar karikatur Sri Mulyani di

INILAH.COM

Sign (Tanda)

Setiap bentuk representasi yang dapat ditimbulkan oleh

karikatur Sri Mulyani

Gambar 4

Hubungan Antara Objek, Tanda dan Interpretant Dalam Semiotik Pierce

Peneliti menganalisa karikatur Sri Mulyani pada situs INILAH.COM, yang dijadikan corpus (sample terbatas) dengan menggunakan hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan studi semiotik Pierce, yang kemudian membagi tanda itu sendiri dalam 3 kategori tanda milik Pierce, yaitu Ikon, Indeks dan simbol, maka penelitian akan merepresentasikan segala bentuk penggambaran yang terdapat dalam karikatur Sri Mulyani di INILAH.COM.


(69)

Gambar 5 Index (Indeks)

1. Teks “Ayo…Pinjem Dari

IMF Lagi Dipilih… Dipilih Paketannya…” 2. Teks “mbak sri… SPG

model baru” 3. Teks “Komisi 1% $” 4. Butiran-butiran air yang keluar dari mulut Sri Mulyani

5. Butiran-butiran air yang keluar dari kepala Sri Mulyani

6. Ekspresi wajah 7. Gerakan tubuh 8. Isyarat tangan

Symbol (Simbol)

1. Gambar koin

Icon (Ikon)

1.Sri Mulyani 2. Kantong Uang

Gambar karikatur Sri MulyaniDalam Kategori Tanda Pierce

Menurut Pierce, hubungan tanda dan acuannya memiliki 3 bentuk, adalah ikon, indeks dan simbol. Dalam karikatur Sri Mulyani juga kita dapat membaginya kedalam 3 bentuk, yang pertama adalah ikon. Ikon dalam gambar sosok seseorang Sri Mulyani, yaitu sosok yang pernah ada dalam KIB (Kabinet Indonesia Bersatu). Jabatan Menteri Keuangan diduduki Sri Mulyani ketika pemerintahan SBY periode tahun 2009-2014. Jabatan itu berakhir pada 1 Juni 2010, ketika Sri Mulyani akan menduduki sebuah


(70)

jabatan penting di Bank Dunia. Bank Dunia telah mengumumkan penunjukannya sebagai Direktur Pelaksananya. Sri Mulyani akan menjadi direktur Bank Dunia untuk 3 wilayah yakni Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Timur dan Pasifik. Sri Mulyani juga akan mengurusi masalah Information System Group. Sebelum menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani pernah menjadi ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK). serta kantong uang yang mempunyai makna tempat untuk menampung hasil dari komisi yang didapatkan oleh Sri Mulyani, serta tulisan “Komisi 1% $” pada kantong uang. Sehingga gambar itu disebut sebagai ikon yang dikarenakan gambar tersebut merupakan gambar atau bentuk yang bersifat memberi respon yang selalu diingat dan yang ingin disampaikan oleh karikaturis kepada khalayak.

Kedua adalah Indeks, dalam penelitian ini semua kata-kata yang terbentuk menjadi sebuah kalimat dalam gambar karikatur Sri Mulyani yang menjelaskan maksud dari ikon karikatur tadi seperti tulisan (teks) “Ayo…Pinjem Dari IMF Lagi Dipilih… Dipilih Paketannya…” berwarna hitam. Disebut indeks karena adanya hubungan sebab akibat dengan tanda dalam karikatur tersebut dan mendukung ikon Sri Mulyani dalam karikatur tersebut yang seolah-olah diucapkan oleh Sri Mulyani. Terdapat pula. Dan tulisan “mbak sri… SPG model baru” yang diberikan warna merah pada tulisan SPG, gambar butiran-butiran air yang keluar dari mulut Sri Mulyani, serta butiran-butiran air yang muncul di atas kepala Sri Mulyani. Ekspresi


(1)

Tanda-tanda non verbal berupa adanya ekspresi wajah dan isyarat tangan dari Sri Mulyani yang menandakan sedang berbicara dan berpromosi.

Pada objek penelitian ini, bentuk karikaturnya adalah berbentuk persegi panjang layaknya karikatur-karikatur yang terdapat pada situs INILAH.COM. Kemudian, jenis karikatur yang dijadikan penelitian ini adalah jenis kartun komik. Sedangkan, untuk penyajian pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa masyarakat menginginkan politik dan sistem pemerintahan yang bersih dari korupsi yang diwujudkan dalam sebuah karikatur.

Dengan adanya karikatur yang merupakan sebuah perwujudan dari ekspresi yang dimiliki oleh karikaturis, menunjukkan kritik sosial melalui karikatur denagan penuh kegigihan serta rasa emosional yang sangat tinggi untuk memberantas korupsi dan juga keinginan atau harapan mereka terhadap sistem pemerintahan atau politik yang bebas dan bersih dari kejahatan korupsi.

Oleh karena itu, kritik sosial yang disampaikan dalam karikatur tersebut menginginkan suasana baru, suasana yang lebih baik dan lebih maju, seperti halnya, lembaga pemerintahan yang bersih dari tindak korupsi. Kritik sosial yang dilakukan oleh karikaturis dalam sebuah karikatur tidak selamanya berarti melawan, tetapi mengandung muatan saling memberi arti, setidaknya masukan yang dapat dipertimbangkan oleh pemerintah.


(2)

72

Disamping itu, pemilihan Warna biru yang berada di background karikatur itu melambangkan sebuah kepercayaan yaitu apabila diberi kepercayaan pada suatu jabatan janganlah memanfaatkan jabatan tersebut untuk hal yang negatif seperti memperkaya diri sendiri, kemudian ingin membawa Indonesia bebas dari korupsi untuk menyongsong masa depan yang lebih baik, serta kepandaian, tenang, serius, sistem pemerintahan yang bersih dari korupsi.

Tulisan “mbak sri… SPG model baru” melambangkan sindiran kepada Sri Mulyani yang merupakan mantan Menteri Keuangan yang harus ditindak tegas jika kasus tersebut terbukti dan pemerintah harus memberantas segala macam bentuk kasus-kasus korupsi maupun koruptornya.

Warna merah pada kata SPG dalam tulisan “mbak sri… SPG model baru” melambangkan emosi terhadap kasus yang terjadi ini, sengaja dibuat seperti itu karena mempunyai makna bahwa lembaga pemerintahan yang menangani atau memberantas kasus-kasus korupsi serta koruptor, memiliki tanggung jawab penuh didalam memberantas serta agresif dalam menindak dengan tegas terhadap kasus-kasus korupsi yang terjadi, baik di pemerintahan maupun non pemerintahan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil interpretasi dan penjelasan peneliti dalam pemaknaan secara keseluruhan pada karikatur karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011, maka kesimpulan yang didapat adalah karikaturis serta lembaga pemerintahan tidak menginginkan adanya sistem pemerintahan atau politik yang kotor, seperti halnya korupsi yang dilakukan oleh sebagian besar anggota pemerintahan. Mereka menginginkan suasana baru, suasana yang lebih baik dan lebih maju, yaitu sistem politik atau pemerintahan yg bersih, transparan, serta melayani dengan sepenuh hati. Karikaturis, berusaha mewujudkan aksi protes tersebut, salah satunya dengan cara membuat sebuah karikatur. Kritik yang diwujudkan dalam sebuah karikatur, tujuannya bukan memberikan nilai yang negatif untuk para anggota pemerintahan, namun tujuannya adalah memberikan sebuah kritik sosial yang bersifat membangun, yang harus dipelajari serta dipertimbangkan oleh pemerintah.


(4)

5.2 Saran

Konsep pemaknaan karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011 ini cukup menarik. Namun dalam bab ini peneliti akan memberikan saran bagi penelitian yang akan datang agar karikatur yang ada di situs INILAH.COM, hendaknya memiliki makna yang jelas, tidak ambigu kata atau bermakna ganda. Meskipun judul harus dibuat dengan kata yang singkat, jelas dan mewakili pesan yang disampaikan. Agar orang merasa tidak bingung atau bahkan kecewa karena setiap orang memiliki Field of Experience dan Frame of Reference yang berbeda-beda.

Sehingga dengan maksud dan tujuan tersebut diharapkan suatu permasalahan yang diangkat melalui karikatur harus dapat mampu memahami khalayak mengenai isu-isu yang masih hangat. Dengan menggunakan tanda-tanda non verbal, berupa adanya ekspresi wajah dan isyarat tangan , kemudian penganalisisan pada pemaknaan ikon, indeks, dan simbol terhadap penampilan gambar dan warna, maka makna dan pesan dari karikatur dapat mengena sesuai dengan konsep yang ditampilkan. Penelitian karikatur Sri Mulyani dalam situs INILAH.COM yang dimuat tanggal 02 Februari 2011 menjadi pertimbangan tersendiri bagi pihak peneliti, Oleh karena itulah peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, maka diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya pemaknaan karikatur Sri Mulyani ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Novel. 1999. Peradaban Komunikasi Politik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Cangara, Hafid, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Effendy, Onong Uchyana, Prof. MA. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.

Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti

Kusmiati.R, Artini, 1999, Desain Komunikasi Visual, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

Lexi, Moleong, 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Masoed, Mochtar, 1999. Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan, Yogyakarta: UII Press

Nimno, Dan. 1989. Komunikasi Politik Komunikator Pesan dan Media Kontemporer. Bandung: PT. Remaja


(6)

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Non Buku :

(www.google.co.id)

(http://palembang.tribunnews.com) (www.inilah.com)


Dokumen yang terkait

Al-Naqdu Al-Ijtima'iy fi Al-Karikatir maa' Al-Nash Al-raby (Tahlilan Simiyaiya)

0 6 85

ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM Analisis Wacana Kritis Pada Karikatur Dalam Halaman Editorial Inilah.Com.

0 1 14

ANALISIS KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR“SONTOLOYO” Analisis Kritik Sosial Dalam Karikatur“Sontoloyo” Pada Solopos Edisi Desember 2011-Maret 2012.

2 4 15

ANALISIS KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR“SONTOLOYO” Analisis Kritik Sosial Dalam Karikatur“Sontoloyo” Pada Solopos Edisi Desember 2011-Maret 2012.

0 1 15

KRITIK SOSIAL KARIKATUR CLEKIT KEBOHONGAN PEMERINTAH (Studi Semiotik Kritik Sosial Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011).

0 1 110

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA MEDIA INILAH.COM (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Media Inilah.com yang Dimuat Pada Edisi 10 Januari 2011).

0 3 80

PEMAKNAAN KARIKATUR “INILAH.COM” PADA SITUS GOOGLE DALAM PENCARIAN GAMBAR DIMUAT 22 NOVEMBER 2009 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Inilah.com” Pada Situs Google Dalam Pencarian Gambar Dimuat 22 November 2009).

1 4 74

PEMAKNAAN KARIKATUR “INILAH.COM” PADA SITUS GOOGLE DALAM PENCARIAN GAMBAR DIMUAT 22 NOVEMBER 2009 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Inilah.com” Pada Situs Google Dalam Pencarian Gambar Dimuat 22 November 2009)

0 0 24

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA MEDIA INILAH.COM (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Media Inilah.com yang Dimuat Pada Edisi 10 Januari 2011)

0 0 20

KRITIK SOSIAL KARIKATUR SRI MULYANI DALAM SITUS INILAH.COM YANG DIMUAT TANGGAL 02 FEBRUARI 2011 (Studi Semiotik Terhadap Kritik Sosial Karikatur Sri Mulyani Pada Situs Inilah.Com Yang Dimuat Tanggal 02 Februari 2011)

0 0 28