Transparansi dan Akuntabiitas dalam Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan

(1)

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS DALAM

PENGELOLAAN DANA BOS

(Studi Kasus di SMP NEGERI 03 Kota Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Santi Ekowati NIM. 1112018200023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H/2016 M


(2)

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Transparansi

dan

Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama

Tempat/Tgl.Lahir

NIM

iurusan / Prodi Angkatan Tahun

Nama

NIP

Dosen Fakultas Nama

NIP

Dosen Fakultas

Santi Ekowati

Lampung, 24 Oktober 1994

t1t2018200023

Manajernen Pendidikan

20t2

:Sita Ratnaningsih, N{.Pd

:-: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) :Tri Harjawati, M.Si

:20141 18001

: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

G[IK)

Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi saya imi bukan hasil karya sendiri.


(3)

Induk Mahasiswa 1112018200023, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian

Munaqasah pada tanggal 27 Desember 2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu,

penulis berhak memperoleh gelar sarjana

SI

(S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Jakafta, 27 Desember 2016

Panitia Ujian Munaqasah Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Prodi MP) Dr.Hasvim Asy' ari.M.Pd NIP. 19661009 1992021 004 Penguji 1

Yusar Sagara. M.Si.Ak." CPA

NIP.2009058601 Penguji II

Drs. Muarif SAM. M.Pd NrP. 19650717 t99403 1 005

!?/,tt,7

'""([*"

glturtT

rz/';/*

Mengetahui,


(4)

(5)

(6)

i Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini tentang penerapan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Dana BOS. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Dana BOS. Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah SMP Negeri 03 Tangerang Selatan sudah menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana BOS.

Penelitian ini dilakukan di SMP NEGERI 03 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, obsevasi dan studi dokumen. Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa narasumber diantaranya: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Bendahara BOS, Guru dan Siswa SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana BOS sudah berjalan cukup baik, yaitu adanya RKAS dalam perencanaan dana BOS, kesesuain aturan dan petunjuk teknis penggunaan dan pelaksanaan dana BOS dengan realisasinya, serta pelaksanaan pelaporan dan pertanggungjawaban dana BOS kepada sekolah, kota/kabupaten dan pemerintah pusat. Fakta ini menunjukkan bahwa sekolah telah melakukan proses pengelolaan dana BOS sesuai dengan aturan pemerintah atau petunjuk teknis dalam pengelolaanya.


(7)

ii Management Departemen, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah Islamic University in Jakarta.

This research on the implementation of transparency and accountability in the management of BOS fund. Purpose of this study is to determine how the application of transparency and accountability in the management of BOS gunds. The benefit of this research is to wheter the SMP N 03 south of Tangerang has implemented the principles of transparency and accountability in the management of BOS funds.

This research was conducted in SMP N 03 South Tangerang. The method used in this research in descriptive qualitative method where data collection using interview techniques, observation and document study, the interviewed several speakers including: Head of Schools, Treasurer and principal BOS fund, teacher and Student at SMP N 03 South Tangerang.

Research results show the application of transparency and accountability in the management of BOS is good enough, namely the existence of BOS funds RKAS in the planning. Compliance rule and technical instructions of use and implementation of BOS funds and the realization and successs, as well as the reporting and accountability of BOS funds to school, city/county, and government. The disbursement process in accordance with government regulations or technical guidelines in this management.


(8)

iii Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “ Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan” disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis.

4. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd, Dosen Pembimbing I skripsi yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati telah membimbing saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Tri Harjawati, M.Si, Dosen Pembimbing II skripsi yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati telah membimbing saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.


(9)

iv telah bersedia menjadi responden selama kegiatan penelitian ini berlangsung. 8. Orang tua tercinta, Ayahanda Doto Wasito dan Ibunda Suprihatin yang senantiasa

memberikan segala bentuk dukungan dan kepercayaan baik moril maupun materiil, serta doa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita penulis.

9. Teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.

10.Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan di sini yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga skripsi ini dapatdiselesaikan dengan baik, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.

Jakarta, 20 November 2016


(10)

v

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah) 1. Pengertian BOS ... 8

2. Tujuan Bantuan Operasional Sekolah ... 9

3. Sasaran Program Dana BOS ... 10

4. Waktu penyaluran Dana BOS ... 11

5. Mekanisme Pencairan Dana BOS ... 12

6. Perencanaan Keuangan Dana BOS ... 12


(11)

vi

B. Transparansi ... 23

1. Pengertian Transparansi ... 23

2. Tujuan Transparansi ... 24

3. Manfaat Transparansi ... 25

C. Akuntabilitas ... 26

1. Pengertian Akuntabilitas ... 26

2. Tujuan Akuntabilitas ... 26

3. Manfaat Aakuntabilitas ... 28

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 28

E. Kerangka Berfikir... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian... 34

C. Sumber Data ... 35

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 38

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 03 Tangerang Selatan ... 44

1. Sejarah singkat SMP Negeri 03 Tangerang Selatan ... 44

2. Profil SMP Negeri 03 Tangerang Selatan ... 44

3. Visi dan Misi SMP Negeri 03 Tangerang Selatan ... 45


(12)

vii

1.1Dokumen Keuangan Sekolah ... 49

a. RKAS Penerimaan Dana Sekolah ... 49

b. RKAS Pengalokasian Dana BOSDA ... 51

c. Pengalokasian Dana BOS Nasional ... 54

d. Realisasi Penggunaan Dana BOSDA ... 58

e. Realisasi Penggunaan dana BOSNAS ... 61

1.2 Hasil Observasi ... 66

C. Analisis Data Penelitian ... 68

D. Pembahasan ... 77

1. Pengelolaan Dana BOS ... 77

2. Transparansi dalam Pengelolaan Dana BOS... 88

3. Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana BOS ... 90

E. Temuan Hasil Penelitian ... 91

F. Keterbatasan Penelitian ... 97

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

viii

Tabel 3.1 Waktu Penelitian Skripsi. ... 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ... 37

Tabel 3.3 Lembar Observasi ... 38

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ... 39

Tabel 3.5 Jenis Dokumen Yang Dibutuhkan ... 41

Tabel 4.1 Penerimaan Dana Sekolah ... 49

Tabel 4.2 Alokasi Perencanaan Anggaran BOSDA per-triwulan 2015/2016 .... 51

Tabel 4.3 Alokasi Anggaran BOS 2015/2016... 54

Tabel 4.4 Realisasi Penggunaan Dana BOSDA ... 58

Tabel 4.5 Realisasi Penggunaan Dana BOSNAS Triwulan 1 ... 61

Tabel 4.6 Realisasi Penggunaan Dana BOSNAS Triwulan 2 ... 64

Tabel 4.7 Hasil Observasi ... 66

Tabel 4.8 Analisis Rencana dan Realisasi Penggunaan Dana BOSDA ... 68

Tabel 4.9 Analisis Rencana dan Realisasi Penggunaan Dana BOSNAS Triwulan 1... 71

Tabel 4.10 Analisis Rencana dan Realisasi penggunaan Dana BOSNAS Triwulan 2... 74


(14)

ix Gambar 4.1 Metode Analisis Milles dan Hubermen……… 42


(15)

x Lampiran 3: Instrumen Pedoman Wawancara

Lampiran 4: Rekap Hasil Studi Dokumen Lampiran 5: Hasil Observasi

Lampiran 6: Hasil Wawancara

Lampiran 7: Data Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Lampiran 8: Data Jenjang Pendidikan dan Status Guru

Lampiran 9: Data Jenjang Pendidikan Tenaga TU dan statusnya di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan

Lampiran 10: Data Robongan Belajar (Rombel) SMP Negeri 03 Tangerang Selatan Lampiran 11: Data Sarana dan Prasarana Sekolah SMP Negeri 03 Tangerang Selatan Lampiran 12: RKAS SMP Negri 03 Tangerang Selatan

Lampiran 13: Surat Izin Permohonan Bimbingan Skripsi Lampiran 14: Surat Izin Peneltian

Lampiran 15:Surat Keterangana Izin Penelitian Lampiran 16: Lembar Uji Referensi


(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. Biaya (cost) pendidikan tidak hanya dalam bentuk uang, barang dan jasa. Sumber-sumber biaya pendidikan antara lain dari (1) pemerintah seperti APBN dan APBD; (2) sekolah (iuran siswa); (3) masyarakat (sumbangan).

Biaya pendidikan dapat berasal dari berbagai sumber diantaranya pemerintah pusat (APBN), pemerintah daerah (APBD), sumbangan, swasta, dan orangtua siswa. Alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN maupun APBD seperti diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 49 ayat 1 yaitu “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).1

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pada BAB XIII mengenai Pendanaan Pendidikan, bagian ketiga tentang Pengelolaan Dana Pendidikan Pasal 48 ayat (1) dinyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.2 Artinya pengelolaan danan dalam pendidikan yang berawal dari pemerintah maupun masyarakat harus dilandasi dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Dengan penyelenggaraan dan pengelolaan dana yang transparan, masyarakat akan mengetahui kemana sajakah dana sekolah itu dibelanjakan. Salah satu bentuk pendanaan pendidikan dasar yang signifikan dari sumber dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program BOS merupakan program

1

UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Pasal 49 Ayat 1

2

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003), h. 33.


(17)

nasional di bidang pendidikan yang menyerap anggaran besar dan langsung berhubungan dengan hajat hidup masyarakat luas. Program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat luas. Program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 (Sembilan) tahun.

Kebijakan pemerintah dalam mengelola program BOS telah memberikan banyak manfaat dalam meringankan beban biaya pendidikan bagi orang tua siswa. Hal ini tampak jelas dengan turunnya sejumlah pungutan dan dibebaskannya SPP terutama di level sekolah dasar. Karena program BOS dijalankan tanpa diskriminasi antara anak yang berasal dari keluarga mampu dan tidak mampu maka dana BOS dapat dinikmati semua siswa. Memahami perspektif pemerintah maka program BOS memiliki dua tujuan utama yaitu mensukseskan program wajib belajar Sembilan tahun secara merata dalam lingkungan nasional dan meringankan beban orang tua dalam menyekolahkan anak.

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Komponen keuangan ini perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan dana BOS meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan perencanaan.3 Namun pengelolaan keuangan dana BOS faktanya masih banyak sekolah yang belum secara efektif menjalankan sistem pengelolaan dana BOS sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan dana BOS, penganggaran, dan perencanaan keuangan dana BOS. Hal itu terlihat dari data yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) per 15 Desember 2011. Dari 497 kabupaten/kota di Indonesia, untuk triwulan II (April-Juni) baru 493 (99,2 persen) kabupaten/kota yang melaporkan sistem keuangan sekolah, sementara untuk triwulan III (Juli-September) baru 439 (88,3 persen) kabupaten/kota, dan untuk triwulan IV (Oktober-Desember)

3

E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 48


(18)

hanya 108 (21,7 persen) kabupaten/kota yang tuntas menjalankan sistem manajemen keuangan yang sesuai.4

Fakta yang terjadi dilapangan mengenai pengelolaan dana BOS yaitu: banyak sekolah swasta yang masih melakukan pungutan iuran terhadap siswa, pada sisi lain sekolah tersebut mendapat kucuran dana BOS. Realitas ini terjadi di sekolah SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan. sekolah memungut biaya berupa SPP untuk kelas khusus percepatan dan kelas khusus bilingual.5 Padahal menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan NO 44 Tahun 2012, pasal 1 ayat 2 dijelaskan, “pungutan adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa uang dan atau barang/jasa pada satuan pendidikan dasar yang berasal dari peserta didik atau orangtua/wali secara langsung yang bersifat wajib, mengikat, serta jumlah dan jangka waktu pemungutannya ditentukan oleh satuan pendidikan dasar”6

Terjadinya keterlambatan pencairan dana BOS, dikarenakan adanya hambatan teknis seperti kesalahan nomor rekening atau belum disahkan oleh pemerintah baik daerah maupun pusat. Hal ini terjadi di kota Tangerang Selatan pada desember 2015. Hal ini berdasarkan pada data yang diperoleh yaitu

Adapun APBD Tangerang Selatan memiliki sedikit masalah tentang keterlambatan pengesahan anggaran pendapatan daerah. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tangerang Public Transparency Watch (Truth) menilai, keterlambatan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tangerang Selatan (Tangsel) 2016 menunjukkan rendahnya prioritas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel terhadap kepentingan publik. APBD Tangsel 2016 baru diketuk palu oleh DPRD pada 31 Desember 2015. Mengacu kepada UU 23/2014 secara tegas dinyatakan Kepala Daerah (Walikota) dan DPRD wajib menyetujui bersama

4

Indra Akuntono, Utak-Atik Mekanisme Penyaluran Dana BOS, 2015, (http://edukasi.kompas.com/utakatik.mekanisme.penyaluran.dana.bos).

5

Hasil Wawancara dengan Suherman sebagai Bendahara BOS di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan.

6


(19)

Raperda tentang APBD paling lambat satu bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun.7

Terjadinya penggelapan dana BOS, dimana pihak sekolah tidak transparan dan memenipulasi data penggunaan dana BOS.8 Berdasarkan data yang diperoleh oleh penelitian yang dilakukan oleh DPD-RI di beberapa sekolah di Jakarta selatan dan di Tangerang Selatan yang menerima dana BOS masih terdapat penggelapan dana dengan memanipulasi data. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pengawasan pemerintah dalam mengawasi penggunaan dana BOS.

Salah satu lermbaga pendidikan formal yang mampu mengelola dana BOS dengan baik adalah SMP Negeri 03 Tangerang selatan. SMP yang terletak di Ciputat Timur Tangerang Selatan ini sudah menerima dana BOS sejak pertama kali dana BOS disahkan oleh pemerintah yaitu pada tahun 2005. Sejak saat itu sekolah mengelola dana BOS sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam pedoman petunjuk teknis penggunaan dan pertanggungjawaban dana BOS. Sekolah mengelola dana BOS secara efektif dan efisien tepat guna.

Namun demikian dalam mengelola dana BOS masih terdapat beberapa kendala. Berdasarkan wawancara yang diperoleh dari Bendahara Dana BOS SMP N 03 Tangerang Selatan diperoleh informasi terkait dengan keterbatasan sumber dana yang dimiliki sekolah. Sekolah hanya mengandalkan dana BOS dari pemerintah dan SPP siswa namun dengan adanya dana tersebut belum mencukupi seluruh kebutuhan sekolah. Pada januari tahun 2016 mengalami keterlambatan pencairan dana BOS sampai tiga bulan mengakibatkan kepala sekolah memutar dana yang ada untuk keperluan kegiatan sekolah sampai kepada pembayaran gaji guru.

Masalah lain yaitu dalam hal terbatasnya sumber daya manusia dalam mengelola dana BOS di SMP N 03 Tangerang Selatan. Sekolah kekurangan

7

http://www.beritasatu.com/megapolitan/337940-truth-apbd-tangsel-2016-terlambat-disahkan.html diakses pada1 maret 2016 pkl 15.45 WIB

8

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, “Efisiensi Penggunaan APBN di Daerah, Tinjauan Terhadap Pelaksanaan BOS” (Sekretariat Jenderal DPD Jakarta:2008), h. 63.


(20)

tenaga administrasi dalam mengelola penerimaan/pengeluaran dan pertanggungjawaban dana BOS. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengalihan tugas dan jabatan yaitu dengan pengangkatan guru sebagai bendahara BOS. Namun demikian bendahara tersebut diangkat sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomer 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pasal 9 ayat (1) yaitu “setiap orang yang akan diangkat menjadi bendahara penerimaan/bendahara pengeluaran/BPP harus memiliki sertifikat bendahara”, dan ayat (2) yaitu “sertifikat bendahara diperoleh melalui proses sertifikasi yang diselenggarakan oleh kementerian keuangan”.9

Pihak sekolah SMP Negeri 03 Tangerang Selatan masih memungut biaya iuran SPP bagi siswa khusus, yaitu siswa khusus percepatan dan kelas khusus bilingual. Karena siswa khusus tersebut memiliki jam tambahan dan mempunyai guru tambahan yang hanya khusus mengajar siswa pada kelas tersebut.

Masalah lain terkait dalam penerapan prinsip transparansi, yaitu di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan dalam penyusunan anggaran hanya melibatkan tim manajemen BOS sekolah (Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan bendahara dana BOS), namun dalam penyusunan kebutuhan anggaran kegiatan belajar mengajar dan operasional sekolah, pihak perwakiln guru dan staf membuat usulan anggaran yang akan dimasukan ke RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah).

Pihak sekolah belum memanfaatkan media dengan baik untuk memberikan informasi mengenai penggunaan dana kepada stakeholders, serta dalam penerapan prinsip akuntabilitas, yaitu kurangnya keterlibatan

stakeholders dalam pengelolaan dana BOS dan laporan keuangan dana BOS hanya diberikan kepada stakeholders internal yaitu, pemerintah dan sekolah.

9

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomer 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pasal 9 ayat (1) dan (2).


(21)

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan Dana BOS yang ada di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan. Dengan judul “Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Adanya keterlambatan pencairan dana BOS sehingga menyebabkan terbatasnya sumber dana yang dimiliki sekolah.

2. Adanya keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola dana BOS sehingga terjadinya pengalihan tugas yaitu pengangkatan guru PNS sebagai Bendahara.

3. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan anggaran sekolah.

4. Belum adanya media sebagai alat informasi mengenai pelaporan dana BOS kepada stakeholders.

5. Kurangnya akuntabilitas sekolah dalam mengelola dan melaporkan keuangan dana BOS kepada stakeholders/masyarakat.

C. Pembatasan Masalah

Dengan adanya keterbatasan waktu, pikiran, dana dan sarana yang ada maka peneliti merasa perlu memberikan batasan permasalahan agar hasil penelitian lebih fokus. Dan agar pembahasan ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka Penulis hanya membatasi dan membahas mengenai: akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan.


(22)

D. Rumusan Masalah

Setelah membatasi masalah, penulis merumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan?

F. Kegunaan / manfaat penelitian

Hasil penelitian terhadap penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Secara teoritis/akademik, hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan mengenai penerapan manajemen keuangan pendidikan.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan sumbangan pemikiran :

a. Bagi sekolah, adanya penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan penerapan manajemen keuangan pendidikan dalam mengelola dana BOS yang baik agar terpenuhinya kebutuhan sekolah dan kualitas pendidikan yang baik.

b. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepekaan sosial dengan berkontribusi untuk lebih bijak dalam menyikapi masalah dana di sekolah.


(23)

c. Bagi Dinas Pendidikan / PEMDA, adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam pengambilan kebijakan yang lebih bijak mengenai pemberian dana sekolah Provinsi.

d. Bagi penelitian lainnya, adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan terkait dengan akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS serta dapat dijadikan literature dalam salah satu referensi untuk menindak lanjuti penelitian sebelumnya.


(24)

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A.

Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1.

Pengertian BOS

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah bantuan yang diberikan pemerintah dari pengurangan subsidi bahan bakar minyak kepada sekolah untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperolah layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS), maka pihak sekolah dan orang tua terbantu untuk menjalankan pendidikan yang layak bagi anak.1

BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.2

Menurut Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak dll. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan.3

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program nasional pemerintah dalam rangka membantu meringankan pembiayaan program pendidikan demi tuntasnya wajib belajar 9 tahun.

1

Kompri, Manajemen Sekolah Teori & Praktek,(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 238. 2

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2015, h. 2

3

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2015, h. 2


(25)

10

2.

Tujuan Dana BOS

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperolah layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pada 34 ayat (1) menjelaskan bahwa setiap warga nnegara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar, dan ayat (2) menjelaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Sedangkan dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomer 47 tahun 2008 tentang Wajib Belajar pada pasal 1 ayat (2) menyebutkan pendidikan dasar sebagai jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah, bentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidtidaiyah (MI) atau bentuk alin yang sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.1

Secara khusus program BOS bertujuan untuk:

1. Membebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik SD/SDLB negeri dan SMP/SMPLB/SD-SMP Satap/SMPT negeri terhadap biaya operasi sekolah;

2. Membebaskan pungutan seluruh peserta didik miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;

3. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi peserta didik di sekolah swasta.2

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menyediakan dana atau pembiayaan pendidikan minimal 20% dalam APBN dan APBD sebagai

1

Kompri, Manajemen Sekolah Teori & Praktek,(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 240

2

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2015, h. 4


(26)

dana hibah yag diberikan kepada satuan lembaga penddikan sebagai pembiayaan operasional pendidikan. Dalam rangka penuntasan program wajib belajar 9 tahun yang bermutu, banyak program yang tekah, sedang dan akan dilakukan. Program-program tersebut dikelompokkan menjadi 3, yaitu pemerataan, dan perluasan akses; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; serta tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan public. Meskipun tujuan utama program BOS adalah untuk pemerataan dan perluasan akses, program.3

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.

3.

Sasaran Program Dana BOS

Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD/SDLB, SMP/SMPLB/ SMPT, dan SD-SMP Satu Atap (Satap), baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia yang sudah memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan sudah terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik).4

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) yang diresmikan tahun 2008npasal 46 ayat 1 yang berbunyi: Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah daerah, dan masyarakat. Undang-Undang tersebut mengatur dan memutuskan bahwa pembiayaan pendidikan bersumber dari pemerintah selaku penanggung jawab pendidikan di daerah, dan mayarakatselaku pengguna pendidikan tersebut. Artinya bahwa dalam hal pembiayaan pendidikan pada satuan lembaga pendidikan, maka baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakatharus saling bekerja sama atau saling bahu-membahu demi terciptanya suatu satuan lembaga pendidikan yang berkualitas dan bermutu sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat.5

3

Ibid, h. 243 4

Juknis BOS 2015 5


(27)

4.

Waktu Penyaluran Dana BOS

Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode Januari-Maret, April-Juni, Juli-September, dan Oktober-Desember. Pada tahun anggaran 2015, dana BOS akan diberikan selama 12 bulan untuk periode Januari sampai dengan Desember 2015, yaitu Triwulan I dan II tahun anggaran 2015 tahun ajaran 2014/2015 dan Triwulan III dan IV tahun anggaran 2015 tahun ajaran 2015/2016.

Bagi wilayah yang secara geografis sangat sulit (wilayah terpencil) sehingga proses pengambilan dana BOS oleh sekolah mengalami hambatan atau memerlukan biaya pengambilan yang mahal, penyaluran dana BOS kepada sekolah dilakukan setiap semester, yaitu pada awal semester. Penentuan wilayah terpencil ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

a.Unit wilayah terpencil adalah kecamatan;

b.Tim manajemen BOS Kabupaten/Kota mengusulkan nama-nama kecamatan terpencil pada Tim Manajemen BOS Provinsi, selanjutnya Tim Manajemen BOS Provinsi mengusulkan daftar nama tersebut ke Tim Manajemen BOS Pusat;

c.Kementerian Keuangan menetapkan daftar alokasi dana BOS wilayah terpencil berdasarkan usulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.6

5.

Mekanisme Pencairan Dana BOS

Pengalokasian dana atau pencairan dana BOS dilaksanakan sebagai berikut:

a. Tim Manajemen pusat mengumpulkan data jumlah siswa tiap sekolah melalui tim manajemen BOS Provinsi, kemudian menetapkan alokasi dana tiap provinsi.

6


(28)

b. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah, Tim Manajemen BOS Pusat membuat alokasi dana BOS tiap provinsi yang dituangkan dalam DIPA Provinsi.

c. Tim Manajemen BOS Provinsi dan Tim Manejemen BOS Kabupaten/Kota melakukan verifikasi ulang data jumlah siswa tiap sekolah sebagai dasar dalam menetapkan alokasi di setiap sekolah. d. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota menetapkan sekolah yang

bersedia menerima BOS melalui Surat Keputusan (SK), SK penetapan sekolah yang menerima BOS ditandatangani oleh Kepala Dinas Kabupaen/Kota dan Dewan Pendidikan, SK yang telah ditanda tangani dilampiri daftar nama sekolah dan besar dana bantuan yang diterima (Format BOS-20A dan Format BOS-02B). Sekolah yang bersedia menerima BOS harus menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB).

e. Tim Manajemen BOS Kab./Kota mengirim SK alokasi BOS dengan melampirkan daftar sekolah ke Tim Manajemen BOS Provinsi, tembusan ke Bank/Pos penyalur dana dan sekolah penerima BOS.7

6.

Perencanaan Keuangan Dana BOS

Secara umum, proses manajemen keuangan sekolah meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan, dan pertanggung jawaban. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen keuangan. Perencanaan merupakan suatu proses yang rasional dan sistematis dalam menerapkan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8

PPBS (planning, programming, budgeting system) dalam bahasa indonesis adalah sistem perencanaan, penyusunan program dan penganggaran (SP4). Model ini bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan

7

Opcit. h. 247. 8

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012), h. 222


(29)

pengarahan dipandang sebagai suatu sistemyang tak terpisahkan satu sama lainnya. Kast dan Rosenzweig mengemukakan bahwa PPBS merupakan suatu pendekatan sistematik yang berusaha untuk menetapkan tujuan mengembangkan program-program, untuk dicapai, menemukan besarnya biaya dan alternative dan menggunakan proses penganggaran untuk merefleksikan kegiatan program jangka panjang.9

Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebaih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang mengerjakannya.10 Selanjutnya dalam manajemen keuangan adalah merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya pendidikan disekolah.”11

Perencanaan keuangan sekolah dapat dikembangkan secara efektif jika didukung oleh beberapa sumber yang esensial, seperti:12

b. Sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai wawasan yang luas tentang dinamika sosial masyarakat.

c. Tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu untuk menunjang pembuatan keputusan.

d. Menggunakan manajemen dan teknologi yang tepat dalam perencanaan.

e. Tersedianya dana yang memadai untuk menunjang pelaksanaan.

Dalam perencanaan manajemen keuangan meliputi mulai dari penerimaan sampai pelaporan yang tersusun secara tertib. Untuk dirancang anggaran dengan menganalisa kebutuhan sesuai data yang akurat.

Perencanaan keuangan sekolah setidaknya mencakup dua kegiatan, yakni: penyusunan anggaran keuangan sekolah, dan pengembangan rencana

9

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Op. cit, h. 51 10

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, h. 49 11

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Op. cit,h. 173 12

E. mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesiona(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-X, 2009),h. 200.


(30)

anggaran belanja sekolah (RAPBS). Kedua kegiatan pokok tersebut diuraikan sebagai berikut:13

a. Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah

Penyusunan anggaran keuangan sekolah atau sering disebut anggaran belanja sekolah (BS), biasanya dikembangan dalam format-format yang meliputi: (1) sumber pendapan dan (2) pengeluran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan, pemeliharaan, sarana dan prasarana, bahan-bahan dan alat-alat pelajaran, honorarium dan kesejahteraan.14

Menurut Nanang Fattah, tahapan penyusunan anggaran sebagai berikut:15

1) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan da;am uang, jasa, dan barang.

3) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.

4) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.

5) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang.

6) Melakukan revisi usulan anggaran. 7) Persetujuan revisi usulan anggaran. 8) Pengesahan anggaran.

Lipham (1985) mengungkapkan ada 4 fase kegiatan pokok proses penyusunan anggaran:16

13

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-X, 2009), h. 198.

14

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…. h. 198. 15

Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2006), h. 50.


(31)

b. Merencanakan anggaran, yaitu kegiatan mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam penampilan operasional yang dapat diukur, menganalisis alternative pencapaian tujuan dengan analisis cost-efectiveness, dan membuat rekomendasi alternative pendekatan untuk mencapai sasaran.

c. Mempersiapkan anggaran, yaitu menyesuaikan kegiatan dengan mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan sasaran program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas. Melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan dan bahan-bahan yang tersedia. d. Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan pembukuan,

melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi, membuat perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku, serta membuat laporan dan pertanggungjawaban keuangan.

e. Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan proses belajar mengajar, menilai bagaimana pencapaian sasaran program, serta membuat rekomendasi untukperbaikan anggaran yang akan datang.

Setiap sekolah wajib menyusun RAPBS sebagaimana diamanatkan dalam pasal 53 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu Rencana Kerja Tahunan hendaknya memuat rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahunan.17

b. Pengembangan Rencana Anggaran Belanja Sekolah

Setelah penyusunan anggaran, perencanaan keuangan memasuki kegiatan pengembangan rencana anggaran. Proses pengembangan Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

16

E. mulyasa, Manajemen Berbasisi Sekolah. Konsep, Strategi, dan Implementasi…..

h. 174-175. 17

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 53


(32)

Setiap sekolah wajib menyusun RAPBS sebagai mana diamanatkan dalam pasal 53 Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu “Rencana Kerja Tahunan hendaknya memuat rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun;” RAPBS merupakan rencana perolehan pembiayaan pendidikan dari berbagai sumber pendapatan serta susunan program kerja tahunan yang terdiri dari sejumlah kegiatan rutin serta beberapa kegiatan lainnya disertai rincian rencana pembiayaannya dalam satu tahun anggaran.18

Pada umumnya menampuh langkah-langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut:

a) Pada tingkat kelompok kerja.

b) Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah. c) Sosialisasi dan Legalisasi.

7.

Pengelolaan Dana BOS

Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi merupakan wadah bagi orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama. Setiap kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan dapat optimal apabila di sekolah dilakukan kegiatan manajemen atau pengelolaan. Pengelolaan adalah essensial yang baik disemua kerjasama yang dikoordinasi, disemua tingkat organisasi, yang pelaksanaannya sering ada kendala atau masalah.19 Terdapat beberapa definisi dari para ahli mengenai pengertian pengelolaan. Menurut John D Millet, pengelolaan adalah suatu proses pengarhan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang lain yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. Adrew Sikula berpendapat bahwa pengelolaan pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,

18

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012), h. 228

19

Sri minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media,2011), h. 55


(33)

pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yan dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh organisasi sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, pengelolaan adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian pengelolaan dana BOS merupakan serangkaian kegiatan mulai dari proses merencanakan pengalokasian dana BOS, menggunakan dana BOS, dan melaporkan serta mempertanggungjawabkan penerimaan dana BOS kepada pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, serta tim manajemen BOS madrasah.

Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengelola dana BOS diantaranya:

1. Landasan Hukum Program BOS

Landasan hukum dalam pelaksanaan program BOS meliputi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

a) Pasal 28 dan pasal 31, pasal 34 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahaun 1945;

b) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 31334);

c) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 tentang pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang perubahan ketiga atas Undang-undang


(34)

Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069);

d) Undang–undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, tambahan Lembaran Negara 3886);

e) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 109);20

8.

Pengalokasian Dana BOS

Pengalokasian dana BOS ke sekolah berdasarkan pada data jumlah siswa yang terdaftar. Secara ringkas, alir proses pengalokasian dana BOS tersebut dapat disajikan dalam penjelasan dibawah ini:

a. Tim manajemen BOS pusat mengumpulkan data jumlah siswa tiap sekolah melaluji tim manajemen BOS provinsi, kemudian menetapkan alokasi dana BOS tiap Provinsi.

b. Atas dasar jumlah siswa tiap sekolah, Tim manajemen BOS pusat membuat alokasi dana BOS tiap Provinsi yang dituangkan dalam DIPA Provinsi.

c. Tim manajemen BOS Provinsi dan Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota melakukan verifikasai ulang data jumlah siswa tiap sekolah sebagai dasar dalam menetapkan alokasi ditiap sekolah.

d. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota menetapkan sekolah yang bersedia menerima BOS melalui Surat Keputusan (SK). SK penetapan sekolah umum yang menerima dana BOS ditandatangani oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dewan Pendidikan.

20

Departemen Agama RI Buku Panduan Program BOS dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun, ( Jakarta, 2012), h.11


(35)

e. Selanjutnya Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota mengirim SK alokasi BOS dengan melmapirkan daftar sekolah ke Tim Manajemen Provinsi dan sekolah penerima BOS, serta tembusan ke bank/pos penyalur dana.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengalokasian dana BOS ke sekolah berdasarkan pada data jumlah siswa yang terdaftar.

9.

Penggunaan Dana BOS

Penggunaan dana BOS harus didasarkan pada keputusan antara Kepala Sekolah/ Dewan Guru dengan komite sekolah, yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain (block grant, hasil uit produksi, sumbangan lain, dan sebagainya). Untuk selanjutnya Komite Sekolah dalam fungsinya sebagai lembaga mitra kepala sekolah berkaitan dengan pengelolaan dana BOS disebut dengan Komite sekolah. 21

Dana BOS diberikan kepada sekolah untuk dikelola sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Besarnya dana untuk tiap sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah murid. Berdasarkan buku pedoman petunjuk teknis penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan dana BOS tahun anggaran 2015 penggunaan dana BOS yang diterima oleh sekolah, dapat digunakan untuk membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut:

a. Pengembangan perpustakaan

b. Kegiatan dalam rangka penerimaan peserta didik baru c. Kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler peserta didik d. Kegiatan ulangan dan ujian

e. Pembelian barang-barang habis pakai f. Langganan daya dan jasa

g. Perawatan sekolah/rehab ringan dan senitasi sekolah

21


(36)

h. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer

i. Pengembangan profesi guru

j. Membantu peserta didik miskin yang belum menerima bantuan program lain seperti KIP

k. Pembiayaan pengelolaan BOS

l. Pembelian dan perawatan perangkat komputer m. Biaya lainnya

Adapun larangan penggunaan dana BOS yang diterima oleh sekolah tidak boleh digunakan untuk hal-hal berikut:

a. Disimpan dengan maksud dibungakan b. Dipinjamkan kepada pihak lain

c. Membeli software/perangkat lunak untuk laporan keuangan BOS atau software sejenis

d. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya : studi banding, tur studi (karya wisata) dan sejenisnya

e. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat, atau pihak lainnya, kecuali untuk menanggung biaya peserta didik/guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut

f. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru

g. Membali pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah), kecuali bagi peserta didik miskin

h. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat i. Membangun gedung/ruangan baru

j. Membeli lembar kerja peserta didik (LKS) dan bahan peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran


(37)

l. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar

m. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan / sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/ Perpajakan program BOS yang diselenggarakan lembaga di luar SKPD pendidikan provinsi/kabupaten/kota da kementerian pendidikan dan kebudayaan.

Dari pengertian dan peraturan pemerintah diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan dana BOS dikelola oleh sekolah secara mandiri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

10.

Pelaporan dan Pertanggungjawaban Dana BOS

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program BOS, masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten/kota, seoklah) diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihak terkait

Secara umum, hal-hal yang perlu dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistic penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, laporan keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Kementerian pendidikan dan kebudayaan telah menyediakan software/perangkat lunak untuk membantu sekolah dalam menyusun leporan keuangan tingkat sekola. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (Alpeka BOS) yang dapat diunduh secara gratis di www.bos,kemendigbud,go,id. Oleh karena itu, sekolah dilarang membeli aplikasi lain yang sejenis dengan menggunakan dana BOS. Bilamana terdapat kesulitan dalam penggunaan aplikasi ini, sekolah/tim Manajemen BOS kabupaten/kota dapat menghubungi Tim Manajemen BOS Pusat.22

22


(38)

11.

Pengawasan Dana BOS

Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan wewenangm kebiciran dan pemborosan keuangan Negara, pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya.

Pengawasan program BOS meliputi pengawasan melekat , pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.

a) Pengawasan melekat, adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi kepada bawahanya, baik ditingkat pusat, provinsi,kabupaten/kota maupun sekolah.

b) Pengawasan fungsional internal, oleh insoektorat jenderal kemendikbud serta inspektorat daerah provinsi dan kabuoaten/kota dengan melkaukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit, serta sesuai dengan wilayah kewenangan masing-masing.

c) Pengawasan oleh badan pengawas keuangan dan pembangunan (BPKP) dengan melakukan audit atas permintaan instansi yang akan diaudit.

d) Pemeriksaan oleh badanpemeriksa keuangan (BPK) sesuai dengan kewenangan.

e) Pengawasan masyarakat dalam rangka transparansi pelaksanaan program BOS ole unsur masyarakat yang terdapat disekolah, kabupaten/kota, provinsi dan pusat mengacu pada kaedah keterbukaan informasi public yaitu: semua dokumen BOS dapat diakses public kecuali yang dirahasiakan. Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan BOS, agar segera dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lembaga berwenang lainnya.23

Komponen utama yang di monitoring dalam pengawasan pengelolaan dana BOS antara lain: alokasi dana seolah penerima bantuan, penyaluran dan penggunaan dana, pelayanan dan penanganan pengaduan,administrasi

23


(39)

keuangan dan pelaporan. Secara teknis perbedaan mendasar dari oengawasan dan monitoring terletak adalah pada fokusnya. Pengawasan memfokuskan pada orang-orang yang mengelola program atau melaksanakan kegiatan, sementara pada monitoring fokusnya adalah pada komponen-komponen program/kegiatan.24

B.

Transparansi

1.

Pengertian Transparansi

Menurut Sri Minarti, “Transparansi dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.”25

Menurut Nico, “Transparansi adalah suatu keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.”26

Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan dibidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya. Rincian penggunaan, dan pertanggungjawaban harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetauinya. Transparansi keuangan dangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan disekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekoalah melalui

24

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah,

(Jakarta:Kemendikas,2011), h. 232 25

Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 224.

26

Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 20.


(40)

penyediaan infofrmasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua waraga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau didepan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetaui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apasaja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.27

Dari beberapa pemaparan para tokoh mengenai definisi transparansi, maka dapat disimpulkan bahwa transparansi keuangan sekolah adalah keterbukaan yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah khususnya dalam manajemen keuangan yang sumber dananya dapat diketahui dan dimanfaatkan sebagai informasi keuangan.

2.

Tujuan Transparansi

Adapun tujuan transparansi terhadap pengelolaan keuangan yang dapat dirasakan oleh stakeholders dan lembaga adalah:

a. Mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan-peyimpangan melalui kesadaran masyarakat dengan adanya kontrol sosial.

b. Menghindari kesalahan komunikasi dan perbedaan persepsi.

c. Mendorong masyarakat untuk belajar bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan pelaksanaan kegiatan.

d. Membangun kepercayaan semua pihak dari kegiatan yang dilaksanakan.

27

Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet. I, h. 224


(41)

e. Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan, prinsip, dan nilai-nilai universal.28

Dari adanya tujuan transparansi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan transparansi dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan penggunaan dana, mencegah ketidakpercayaan publik, dan tercapainya tujuan.

3.

Manfaat Transparansi

Menurut Sri Minarti, “Manfaat dari adanya transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa, dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.”29

Menurut Nico, beberapa manfaat penting adanya transparansi anggaran adalah sebagai berikut:

a. Mencegah korupsi.

b. Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kebijakan. c. Meningkatkan akuntabilitas sehingga masyarakat akan lebih

mampu ‘mengukur’ kinerja lembaga.

d. Meningkatnya kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk memutuskan kebijakan tertentu.

e. Menguatnya kohesi sosial, karena kepercayaan masyarakat terhadap lembaga.

f. Menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan kepastian usaha.30

Dari pendapat para ahli mengenai manfaat transparansi, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari adanya transparansi merupakan suatu penerapan kebijakan yang dapat diawasi dan mencegah terjadinya tindak kecurangan.

28

Modul Khusus Komunitas: Transparansi Akuntabilitas, h. 8 (www.p2kp.org), diakses tanggal 07 Januari 2017, Pukul 13.25 WIB

29

Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 224.

30

Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 21.


(42)

C.

Akuntabilitas

1.

Pengertian Akuntabilitas

Sri Minarti menjelaskan bahwa, “Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya.”31

E. Mulyasa mengemukakan akuntabilitas adalah, pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah dalam implementasi manajemen berbasis sekolah dituntut untuk memberikan pertanggungjawaban pada setiap akhir anggaran sekolah dengan dikeluarkannya dana selama tahun anggaran. Pertanggungjawaban tersebut dilaksanakan dalam rapat dewan sekolah, yang diikuti oleh komponen sekolah, masyarakat, dan pemerintah daerah.32

Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performasinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggungjawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orangtua, masyarakat dan pemerintah.

Ada tiga pilar yang menjadi prasyarat terbangunnta akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai kompenen dalam mengelola sekolah, (2) adanya standar kinerja, disetiap institusi yang dapat diukur dalammelaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan

31

Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 225.

32

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), h. 177-178.


(43)

masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.33

Dari beberapa pemaparan ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan dilaporkan kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat.

2.

Tujuan Akuntabilitas

Dalam buku MBS di SMP pada era otonomi daerah, dikemukakan bahwa tujuan utama akuntabilitas adalah mendorong terciptanya tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja sekolah.34 Menurut Herbert, Killough, dan stretss dalam Waluyo, manajemen suatu organisasi harus

“accountable” untuk:

a. Menentukan tujuan yang tepat.

b. Mengembangkan standar yang diperlukan untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan.

c. Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar.

d. Mengembangkan standar organisasi dan operasi secara ekonomis dan efisien.35

Dari adanya tujuan akuntabilitas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntabilitas menciptakan kepercayaan stakeholders dalam pengelolaan keuangan, menetapkan tujuan dan sasaran yang tepat, dan menggunakan standar dalam proses dan tujuan kegiatan.

3.

Manfaat Akuntabilias

Upaya perwujudan sistem akuntabilitas pada organisasi dimaksudkan untuk:

33

Jamal Ma’ruf Asmani, “Tips Aplikasi Manajemen Sekolah”, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012), h. 220-221.

34

Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah (Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), h. 45

35


(44)

a. Memulihkan dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap organisasi.

b. Mendorong terciptanya transparansi dan responsiveness

organisasi.

c. Mendorong partisipasi masyarakat.

d. Menjadikan organisasi lebih dapat beroperasi secara efisien, efektif, ekonomis dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.

e. Mendorong pengembangan sistem penilaian yang wajar melalui pengembangan pengukuran kinerja.

f. Mendorong terciptanya iklim kerja yang sehat dan kondusif serta peningkatan disiplin.

g. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.36

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat akuntabilitas dapat menjamin kepercayaan public, terciptanya keterbukaan informasi, dan meningkatkan suasana kerja yang kondusif.

D.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang telah membahas mengenai transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana BOS telah penulis telusuri dan amati. Penulis menemukan terdapat karya tulis dan hasil penelitian yang relevan dengan judul yang diangkat oleh penulis, seperti:

Penelitian yang dilakukan oleh Diah Parwita Desi dengan judul “Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Banyumas,” hasil penelitiannya adalah secara keseluruhan, evaluasi atas akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan SMP Negeri di Kabupaten Banyumas telah diselenggarakan secara akuntabel dan transparan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus.37

Penelitian yang dilakukan Giyanto dengan judul “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar

36

Waluyo, Manajemen Publik, (Bandung: Mandar Maju, 2007), h. 182 37

Diah Parwita Desi, “Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Sekolah Menengah Pertama (SMp) Negeri di Kabupaten Banyumas,” Tesis


(45)

Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan,” hasil penelitiannya adalah perencanaan dana BOS telah dilaksanakan secara transparan dilihat dari aspek orientasi tujuan, proses penyusunan dan keterlibatan para guru, dan partisipasi komite sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi.38

Dan penelitian yang dilakukan oleh Ristya Dwi Anggraini dengan judul

“Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Dana BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya,” hasil penelitiannya adalah transparansi pengelolaan anggaran dana BOS dalam program RKAS di SDN Pacarkeling VII sangat transparan. Hal tersebut dilihat dari terbukanya informasi mengenai penerimaan dana BOS serta informasi yang disediakan mengenai anggaran dana BOS dalam Program RKAS. Dalam akuntabilitas dilihat dengan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS berupa lampiran formulir BOS. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah tipe penelitian deskriptif.39

Dari ketiga penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, terdapat kesamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu penelitian mengenai transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dana BOS di sekolah.

E.

Kerangka Berfikir

Sekolah yang maju biasanya ditentukan oleh berbagai macam aspek mulai dari mutu masukan dan lulusan yang unggul, sarana dan prasaran yang lengkap dan memadai, tenaga pendidik dan kependidikan yang handal, dan tentunya manajemen/pengelolaan keuangan yang baik. Salah satu sumber keuangan sekolah adalah dari Pemerintah Pusat dan Pemereintah Daerah

38

Giyanto, “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan,”Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

39

Ristya Dwi Anggraini, “Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Dana BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya,” Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2, Mei-Agustus 2013.


(46)

berupa dana BOS. Masalah yang dirasakan oleh stakeholders di setiap sekolah mengenai pengelolaan dana BOS timbul akibat kurangnya keterbukaan dan tanggung jawab pihak sekolah dalam mengelola sumber keuangan baik keuangan BOS, kurangnya keterlibatan stakeholders dalam perencanaan anggaran, kurangnya pengetahuan stakeholders dalam pengelolaan anggaran, dan belum adanya media sebagai alat informasi mengenai laporan keuangan Dana BOS. Hal tersebut menunjukkan pihak sekolah belum menerapkan prinsip manajemen keuangan, yaitu prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Namun, untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya tujuan yang berkaitan dengan pengelolaan Dana BOS agar dapat memberikan keterbukaan dan tanggung jawab kepada para pemegang kepentingan atas akses informasi mengenai sumber dan penggunaan anggaran Dana BOS sehingga terciptanya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Dana BOS.

Dalam kenyataan yang terjadi dilapangan bahwasannya terdapat masalah yang timbul akibat lemahnya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Dana BOS, maka dari itu dengan adanya masalah tersebut dibutuhkan strategi-strategi yang dapat menciptakan penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Dana BOS yaitu dengan adanya pendidikan dan pelatihan kepada staff atau tenaga kependidikan di bidang keuangan, perlu adanya audit keuangan di sekolah, perlu adanya supervisi yang dilakukan secara langsung oleh kepala sekolah dan adanya studi banding ke sekolah yang telah menerapkan prinsip pengelolaan keuangan dana BOS dengan baik.

Jika penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dana BOS dilaksanakan dengan baik, maka akan menciptakan kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap kinerja sekolah dalam bidang pengelolaan dana BOS.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerangka berpikir sebagai berikut:


(47)

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

INPUT PROSES OUTPUT

Kondisi Nyata Masalah Strategi Hasil

1. Adanya keterlambatan dana BOS

2. Kurangnya tenaga administrasi bendahara BOS 3. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi anggaran. 4. Kurang melibatkan stakeholders dalam perencanaan anggaran. 5. Belum adanya

media sebagai alat informasi mengenai laporan keuangan. Lemahnya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Dana BOS kepada stakeholders/mas yarakat. 1. Perlunya pendidikan dan pelatihan dalam bidang keuangan sekolah. 2. Perlu adanya

audit keuangan sekolah. 3. Perlunya kegiatan studi banding ke lembaga/se-kolah yang bagus dalam pengelolaan keuangan. 4. Perlu adanya

peningkatan wawasan staf keuangan dalam menjalankan tugasnya. 5. Perlunya supervisi ketua yayasan/ kepala sekolah. Terlaksananya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Dana BOS Feedback


(48)

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berada di Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta) Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini merupakan untuk menggambarkan/mendeskripsikan Penerapan Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian direncanakan 5 bulan mulai dari bulan Agustus 2016 sampai dengan Desember 2016. Dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian Skripsi

No Kegiatan Bulan

Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb 1 Revisi proposal

2 Penyusunan surat izin ke lapangan

3

Penyusunan instrumen penelitian

4 Penelitian ke

lapangan

5 Pengolahan data

6 Penyusunan Bab 4-5

7 Sidang munaqosah 8 Revisi Skripsi 9 Wisuda


(49)

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah situasi, lapangan atau wilayah tertentu.52 Penelitian deskriptif ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai “Penerapan Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan”

Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, karena berupaya mengkaji fenomena atau peristiwa, orang, objek, atau proses yang terkait dengan Penerapan Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena social dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran dan persepsinya.

Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengetahui bagaimana penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan. dengan demikian penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai penerapan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan.

Metode kualitatif adalah metode yang diguakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) melalui pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen.53 Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir yang dipaparkan sebelumnya, untuk mendapatkan data yang akan diungkapkan dan menjelaskan permasalahan, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analisis.

52Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT Rineka Cipta,2010),h. 198

53

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta,2010), h.15


(50)

C. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.54 Terdapat 3 macam sumber data, yaitu:

1. Person, yaitu sumber dana yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. 55Adapun sumber data yang berupa person dalam penelitian ini yakni kepala sekolah, bendahara dana BOS dan guru honor.

2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak.56 Sumber data ini berasal pada tempat penelitan yakni SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau symbol-simbol lain.57 Sumber data ini meliputi dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) Tahun 2015/2016, dokumen realisasi RKAS Tahun 2015/2016, Laporan Pertanggungjawaban dana BOS Tahun 2015/2016, dan dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Adapun dalam penelitan ini menggunakan sumber data seperti person

dan paper untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini yakni

1. Data primer

Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara langsung yang ditemui di lapangan atau lokasi penelitian.58 Dalam penelitian ini, sumber data berasal dari key information berupa dokumen-dokumen dan wawancara di SMP Negeri 03 , yakni sebagai berikut.

a.Dokumen-dokumen sekolah (data tenaga pendidik dan kependidikan, data sarana dan prasarana).

54

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: RinekaCipta, 1998, h. 172

55 Ibid, h. 172 56 ibid, h. 172 57 Ibid , h. 172

58 Sugiyono, Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 225.


(51)

b.Hasil wawancara dari: 1) Kelompok pimpinan 2) Bendahara sekolah 3) Guru

4) Siswa

c.Hasil observasi (lingkungan sekolah, kelas, dan keuangan). d. Dokumen pelaksanaan anggaran sekolah

e.Laporan dana BOS 2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber data ketiga yakni paper dengan menggunakan teknik dokumentasi. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data/informasi kepada peneliti yang diperoleh dari pihak lain selain dari sumber primer, dan berfungsi sebagai data pendukung penelitian.59

Contoh data sekunder : laporan keuangan dana BOS, dokumen pelaksanaan anggaran sekolah, gaji guru.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat tentang penelitian ini maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah kemampuan seorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.60 Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung. Dalam observasi disini, observasi digunakan untuk memperoleh data tambahan terkait dengan pengelolaan dana BOS.

2. Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari

59Ibid.

60 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan public, dan ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), cet.3, h.115


(52)

wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pemcari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee).61

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data secara subyektif tentang bagaimana proses penyusunan RKAS, bagaimana proses penyusunan RAPBS BOS SMP, bagaimana mekanisme proses pencairan dana BOS, bagaimana proses penyaluran dana BOS, bagaimana pelaksanaan pengelolaan dana BOS baik yang terkait dengan pengalokasian maupun penggunaan dana BOS, apa hambatan-hambatan yang dialami dalam pencairan dan penggunaan dana BOS, bagaimana bentuk transparansi dan akuntabilitas keuangan dana BOS dan bagaimana proses evaluasi baik monitoring dan pengawasan, maupun pelaporan penggunaan dana BOS,

Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Bendahara BOS dan Guru. Wawancara dilakukan untuk mengetahui secara riil Pengelolaan Dana BOS berdasarkan pada prinsip akuntabilitas dan transparansi di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan.

Peneliti menyusun kisi-kisi instrumen pedoman wawancara wawancara untuk membantu dalam pengolaan data, yaitu:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

No Indikator Narasumber

1 Kebijakan penggunaan dana BOS Kepala Sekolah

2 Penyusunan (RKAS/RAPBS) Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Bendahara Sekolah

3 Dana BOS Bendahara Dana BOS

4 Pelaksanaan dana BOS Bendahara Dana BOS

5 Pelaporan dana BOS Bendahara Dana BOS

6 Pengawasan dana BOS Bendahara Dana BOS

61 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Kualitatif : Komunikasi, ekonomi, kebijakan public, dan ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana prenada media group, 2009), cet.3, h. 115


(53)

7 Transparansi dan Akuntabilitas dana BOS

Bendahara Dana BOS

3. Studi dokumentasi

Studi Dokumentasi merupakan pencarian data awal untuk melihat keadaan/ sutau kondisi. Studi dokumen adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen.

Penggunaan dokumen dalam penelitian ini untuk mengetahui secara obyektif pengelolaan Dana BOS. Dokumentasi tersebut terdiri dari:

a. Data mengenai profil SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan mencakup visi, misi, jumlah siswa, jumlah guru dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana sekolah.

b. Data pengelolaan dana BOS yang meliputi perencanaan dana BOS, RKAS, pembukuan dana BOS, laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS (LPJ), foto-foto transparansi dana BOS, dan dokumen lainnya yang relevan serta berkas laporan-laporan yang telah disusun berbagai pihak tentang obyek yang diteliti.

E. Instrumen Pengumpulan Data - Observasi

Dalam pelaksanaan observasi yang dilakukan peneliti, berpedoman pada lembar pengamatan (tabel 3.4). Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat realisasi penggunaan dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan. Kegiatan yang menjadi objek observasi yaitu:

Tabel 3.3 Lembar Observasi

No Indikator Ada Tidak

Ada

Keterangan

1 Format penyusunan RAPBS 2 Format pencairan dana BOS 3 Format perencanaan dana BOS


(54)

4 Format penggunaan dana BOS 5 Format pelaporan dana BOS

- Wawancara

Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Bendahara BOS dan Guru. Wawancara dilakukan untuk mengetahui secara riil Pengelolaan Dana BOS dan strategi sekolah dalam mengatasi keterlambatan dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Wawancara

No Narasumber Variabel Indikator

1 Kepala Sekolah, Bendahara BOS, Guru

1. Prinsip Transparansi dalam Pengelolaan Dana BOS.

1. Kerangka kerja 2. Akses masyarakat

3. Audit yang

independen dan efektif

4. Keterlibatan guru dalam pembuatan keputusan anggaran dana BOS

5. Bertambahnya

wawasan dan pengetahuan

stakeholders/masyar akat

6. Meningkatnya kepercayaan

stakeholders

7. Meningkatnya partisipasi


(55)

stakeholders

8. Berkurangnya

pelanggaran dalam pengelolaan dana BOS

9. Prinsip Akuntabilitas

dalam Pengelolaan Keuangan Dana BOS

1. Dokumentasi dan informasi Dana BOS

2. Sesuai standar etika dan nilai-nilai yang berlaku

3. Adanya sasaran kebijakan

pengelolaan dana BOS

4. Tolak ukur 5. Penyebaran

informasi 6. Mekanisme

pengaduan

masyarakat terkait dana BOS

7. Ketersediaan sistem informasi

manajemen dan monitoring


(56)

- Studi dokumen

Tabel 3.5

Jenis Dokumen yang Di Butuhkan

No Jenis Dokumen Sumber

1 Profil Sekolah Staff Tata Usaha

2 Dokumen Dana BOS Bendahara BOS

3 Dokumen RKAS Staff Tata Usaha

4 Laporan Pertanggungjawaban Dana BOS

Bendahara BOS

F. Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif mulai dilakukan pada saat proses pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Milles dan Huberman analisi data kualitatif menggunakan kata-kata yang selalu disusun dalam sebuah teks yang diperluas atau dideskripsikan.

Dalam penelitian ini, teknis analisis data yang dipilih adalah analisis data model Milles dan Huberman, yang meliputi: (1) reduksi data, (2) display/penyajian data, dan (3) mengambil kesimpulan lalu verifikasi. Apabila digambarkan dapat dilihat seperti gambar berikut ini.62

62

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif:Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Depok:PT Rajagrafindo Persada,2015), Cet. II, h.180


(57)

Gambar 3.1

Model Analisis Miles dan Huberman

a) Pengumpulan Data

Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.

b) Reduksi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data. Langkah ini berkait erat dengan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan dan mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari hasil peenelitian. Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung. Langkah ini dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan. Peneliti sudah megetahui data-data apa saja yang dilakukan terkait penelitian. c) Penyajian Data

Penyajian data atau kumpulan informasi yang memungkinkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data yang mudah dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.

d) Penarikan Kesimpulan lalu verifikasi Pengumpulan

data

Penyajian data

Reduksi data

Kesimpulan : penarikan/ verifikasi


(58)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan langkah selanjutnya. Analisisnya menggunakan analisis model interaktif. Artinya analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut. Data yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang terkait dengan penelitian direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan pada data yang mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, atau untuk menjawab pertanyaan penelitian.63

63Ayu Nur Azizah, Skripsi: Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Anak Terlantar di Panti Asuhan Nurul Qur’an Bekasi, Jakarta: nn, 2014, h. 37-38.


(59)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambran Umum Objek Penelitian

1.Sejarah singkat SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan

SMPN 03 Kota Tangerang Selatan beralamat di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat Tangerang Selatan. berdiri sejak tahun 1977 dengan nama kelas jauh SMPN 2 Tangerang dan dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial tahun 1979. Pada bulan februari 1983 menjadi sekolah mandiri dengan nama SMP Negeri 1 Ciputat. Perubahan nomenkelatur pada tahun 1999 untuk kecamatan ciputat menjadikan SMPN 1 Ciputat berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Ciputat yang sekarang menjadi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.

2. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMP NEGERI 3 KOTA TANGERANG

SELATAN No. Statistik Sekolah : 201.280310.002

NPSN : 20603132

Alamat Sekolah : Jl. Ir. H Juanda (samping UIN Jakarta) Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Telepon / Fax : (021)7401312

Status Sekolah : Negeri Status Pembinaan : SSN Luas Lahan/ Tanah : 4.811 m2 Status Kepemilikan : Hak Milik

Nama Kepala Sekolah : H. Maryono, S.E, M.Pd

Pendidikan Terakhir : Strata Dua (S2) Manajemen Pendidikan Masa Kerja Sebagai Kepsek : 11 Tahun

Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05

No Rekening : 0016653616101 Bank Jabar Banten


(1)

o o N-@ r) 6

E.-E.E

EE

P3S

x3

d

RHg

gg

HE

o

3-8-

[o

croco o

g..g

E!.Es

.^L+GE

E;EEgEF.

E;6PcilEd

E*;EEP3E

Ii;tE'sls

EEgfTEEt

P6.9oS8.66

PEcEFEuF

L N(O!tro

S3

E

It"

r6

ls iI

l.l

€*

H

lt

=l$lsaaHi$

3I=IE

E E

=lilr

r

=

3lE

E

E

lH'.lH

=l= = = 16.9)l -'

ilc

s

e

iE.plt

gl+

+

+

|g#l$'

Gu >o 66 6! s.E \x

E=

6 .<.

*tx 5rf) .l(d) 50) r00 GY 'tsJ

&;

o= c0co N g> oo 50ro =9-o

N-$9

o L o o .t: (o N

rlt

to-lE IG It 1o IP

t:

l0r le lo la. IG lo la l.r

lsl

to-t lol

tfl

Irl

3l

sl

sl

H

$l

sl EI o cr) o N @ cr) @ (o o o (o O) r 2 (o o N a I ,{i c s0) (/) o, C g 0) o) c (g F (r) o o C! cO o) c{ o o (o o)


(2)

SURAT KETERANGAN

Kepala Sekolah SMP Negri 03 Kota Tangerang Selatan menerangkan dengan sebenar-benarnya

bahwa:

Nama

NIM

Fakultas Program Studi

Tembusan:

l.

Yth. Kepala Sekolah SMP N 03 Tangerang Selatan

2.

Arsip

Santi Ekowati I r 12018200023

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Manajemen Pendidikan

Universitas Islam Negeri

$f$

Syarif Hidayatullah Jakarta

Adalah benar telah melakukan penelitian di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan dengan

judul skripsi Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana BOS Studi Kasus di

SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan

Demikian surat keterangan ini dibuat agar yang berkepentingan mengetahuinya

:,ffiffiat.

09 Desember 201 6

#\";Wrara

Sekorah


(3)

Nomor : Un.OllF. liKM.0t.3/..6pl..teOts Lanrp. : outlineiproposul

Hal

: Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Kepala Sekolah SNIP N 03 Tangerang Selatan

di

Tempat

Ass eil ant u' al aikun :xt'.y,h.

Dengan hormat kami sarnpaikan bahwa,

Nama

NIM

Jurusan Semester

Judul Slcripsi

Adalah benar mahasiswi

Jakarta, 04 Septernber 20!6

Santi Ekorvati

l r 12018200023 Manajernen Pendidikan

D( (Sembilan)

Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana BOS Studi Kasus di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan

Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang sedang men)rusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (risetl di

instansi/sekolah png saudara pimpin.

Dengan ini kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan

penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wass al amu' alaikum u,r.ub.

a.n. Dekan

Kajur Manajemen Pcndidi kan

'Dr. Hasyirn Asy'ari, M.Pd

NIP.If966t009 t99303 I 004 Tembusan:

1.

Dekan FITK

2-

Pembanru Dekan Bidang Akademik

3.

Mahasiswa ybs.

KEMENTERIAN AGAMA

dtL

UIN JAKARTA

LU=iEj

l,':F**^ **cipotar ts4tz tndoresia

SURAT

IZIN PENELITIAN

Tgl.

Terbit : i

Maret 2010 No.

Revisi: :

01


(4)

(5)

(6)

33

Lampiran 18

BIODATA PENULIS

Santi Ekowati NIM 1112018200023 Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Penulis lahir di Lampung, 24 Oktober 1994. Bertempat tinggal di desa Wana dusun XI Rt/Rw 011/002 kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung, anak pertama dari 3 bersaudara. Orang tua penulis ialah Doto Wasito, dan Suprihatin. Riwayat pendidikan di SD Swasta Wana tahun 1999-2005, MTs. Al-Mawaddah Ponorogo tahun 2006-2009, MA Al-Mawaddah Ponorogo tahun 2010-2012, dan perguruan Tinggi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Tahun 2012-2016.

Organisasi yang pernah diikuti selama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Manajemen Pendidikan. alamat Email :