PENERAPAN PERAMALAN KEUANGAN PADA KOPERASI “SUMBER REJEKI” KECAMATAN NGANTANG-MALANG

(1)

PENERAPAN PERAMALAN KEUANGAN PADA

KOPERASI “SUMBER REJEKI” KECAMATAN

NGANTANG-MALANG

SKRIPSI

Oleh

Agustin Wulansari 201010160311314

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

Usulan Penelitian

PENERAPAN PERAMALAN KEUANGAN PADA

KOPERASI “SUMBER REJEKI”

KECAMATAN NGANTANG-MALANG

Oleh

Agustin Wulansari 201010160311314

Disahkan

Pada Tanggal 21 Juli 2014

Pembimbing:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Wiyono, M.M. Drs. M. Jihadi, M. Si.

Mengetahui:

Dekan, Ketua Prodi Manajemen,


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hiyahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Penerapan Peramalan Keuangan Pada Koperasi “Sumber Rejeki” Kecamatan

Ngantang-Malang. Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muammadiyah Malang.

Selama penyusunan skripsi, penulis telah dapat mendapat bimbingan, dorongan serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Muhajir Efendi, MAP., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Nazaruddin Malik, SE, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr.Mursidi, MM., selaku ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang. 4. Drs. Wiyono, MM., selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan bimibingan

baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan demi selesainya skripsi dengan baik.

5. Drs. M. Jihadi, M, Si., selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan bimibingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan demi selesainya skripsi dengan baik.

6. Dra. Dewi Nurjannah, MM., selaku Dosen Wali Kelas F Manajemen 2010 yang telah memberikan bantuan dan nasihat selama menempuh kuliyah.

7. Pengurus koperasi “Sumber Rejeki” Ngantang-Malang yang telah bersedia dan bekerja sama dengan baik dalam membantu penyelesaian skripsi ini.


(4)

8. Kedua orang tua , Ageng Hardi dan Alldiano firaz Primadani yang selalu memberikan

dukungan baik secara moral maupun materi serta do’anya sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

9. Kepada para sahabat (Ainul Chadilla, Kristina Islamiyah, Yanti,Prisca, Angun, Aryan Pratama) dan teman-teman kelas F yang selalu mendukung dan memberikan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, Juli 2014


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Penelitian ... 7

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Tinjauan Teori ... 10

1. Perencanaan Keuangan ... 10

2. Peramalan Penjualan ... 15

3. Analisis Deret Berkala dan Peramalan ... 18

4. Analisis Tren ... 20

5. Metode Analisis Tren ... 21

C. Kerangaka Pikir Penelitian ... 26


(6)

A. Lokasi Penelitian ... 28

B. Definisi Operasional Variabel ... 28

C. Data dan Sumber Data ...30

D. Jenis Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 40

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 40

2. Lokasi Perusahaan ... 41

B. Analisis Data ... 41

1. Peramalan Penjualan ... 41

2. Hasil Perhitungan Tingkat Pertumbuhan ... 49

3. Proyek Laporan Laba rugi ... 49

4. Proyeksi Neraca ... 50

5. Tambahan Dana Yang Dibutuhkan (AFN) ... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pendapatan Pada Koperasi Sumber Rejeki ... 6 Tabel 4.1 Pendapatan Pada Koperasi Sumber Rejeki ... 41 Tabel 4.2 Perhitungan Menggunakan Semi Average Method 42 Tabel 4.3 Perhitungan Mengunakan Least Square Method .. 44 Tabel 4.4 Perhitungan Mengunakan Quadratic Trend Method 45 Tabel 4.5 Perhitungan Mengunakan Exponential Trend Method 47


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Laporan Laba-Rugi 2. Laporan Neraca 3. Sumber Pendanaan 4. Memilih Trend

5. Perhitungan Nilai Common Size Masing-masing Rekening Laporan Laba-Rugi 6. Common Size Neraca 2014


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, A. 1988. Anggaran Perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Brigham, F dan J.F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Erlangga Edisi 8, Jakarta.

Gitosudarmo, I dan H. Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan Koperasi. Erlangga, Jakarta.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat Edisi ke 3, Jakarta.

Safitri, I.M. 2012. Analisis Peramalan Keuangan Perusahaan Jasa Tiket Pada Terminal Tiket Malang. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah, Malang.

Slamet, B.E. 2011. Analisis Peramalan Penjualan Pada Koperasi Sae Pujon. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah, Malang.

Sudjaja dan Berlian. 2003. Manajemen Keuangan. Buku 1 Edisi ke 5 Eralangga, Jakarta.

Suharyadi dan S.K. Purwanto. 2008. Statistika Untuk Ekonomi dan keuangan Modern. Edisi ke 2 Salemba Empat, Jakarta Selatan.

Westen dan F. Brigham. 1993. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Edisi 9 Jilid 1 Erlangga, Jakarta.


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak di bidang perekonomian mempunyai tatanan manajemen yang agak berbeda dengan badan usaha lainnya seperti BUMN maupun BUMS. Perbedaan tersebut bersumber dari hakikat manajemen koperasi yang dasar filsafahnya adalah

“dari, oleh dan untuk anggota” yang mencerminkan pelaksanaan filsafah demokrasi dalam dunia usaha yang menjadi ciri khas koperasi. Koperasi sebagai badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi, istilah laba yang di dalam dunia perkoperasian di Indonesia disebut SHU (sisa hasil usaha). Sisa hasil usaha akan dibagi atau kembali pada anggota atas dasar jasa masing-masing.

Secara umum Koperasi selalu berusaha untuk berkembang dalam melakukan kegiatan usaha yang dilakukan, untuk melakukan tujuan tersebut maka peningkatan volume penjualan menjadi hal yang wajib yang harus dilakukan oleh koperasi. Koperasi hendaknya menerapkan manajemen koperasi dalam mengelola usahanya. semua unsur-unsur manajemen koperasi harus bekerja menurut fungsinnya masing-masing dalam serentetan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi-fungsi yang dimaksud meliputi: Planing, Organizing, Actuating, dan


(12)

2

maksimalisasi keuntungan. Usaha peningkatan penjualan dan berusaha dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Koperasi melandasi kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Menurut Undang-undang No.25 tahun 1992 Pasal 4 bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreatifitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

Tujuan utama kegiatan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, karena koperasi dipandang sebagai soko guru Indonesia yang berkembang dari bawah berubah menjadi badan usaha lainnya, seperti Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut koperasi menyelenggarakan berbagai usaha yang bermanfaat bagi anggotanya baik produsen maupun konsumen.

Perencanaan merupakan salah satu fungsi Manajemen, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan yang telah di tetapkan bergantung pada perencanaan. Perencanaan keuangan sangat penting bagi koperasi. Perencanaan keuangan yang dibuat dengan baik dan selaras dengan strategi


(13)

3

yang telah ditetapkan akan dapat mengarahkan perusahaan dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan posisi dan kondisi keuangan koperasi di masa yang akan datang (jangka pendek atau jangka panjang). Perencanaan berhubungan dengan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Koperasi harus selalu mengadakan peramalan terhadap masa yang akan datang tersebut dengan tepat. Dalam hal ini meliputi perencanaan financial jangka panjang (Long Range Financial Planning) dan perencanaan-perencanaan jangka pendek ( Short Range Financial Planning), dengan adanya perencanaan jangka panjang, maka bagian keuangan harus mengadakan estimasi terhadap kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang tentu berhubungan pula dengan perencanaan jangka panjangnya.

Perencanaan jangka panjang yaitu perusahaan perlu mengetahui bagaimana posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, kalau melakukan keputusan strategi tertentu (misalnya melakukan investasi modal dalam jumlah yang cukup besar, disertai dengan keputusan pendanaan tertentu). Perencanaan keuangan jangka pendek umumnya jangka waktunya kurang dari satu tahun. Tujuan utama dari perencanaan keuangan jangka pendek yaitu untuk menjaga likuiditas perusahaan. Perencanaan jangka pendek dilakukan dengan penyusunan anggaran kas.

Perencanaan keuangan mencakup kegiatan ramalan keuangan dan pengendalian keuangan. Rencanan keuangan dibuat untuk meramalkan


(14)

4

kebutuhan dana tambahan yang diperlukan koperasi, dengan mengetahui berapa jumlah dana tambahan yang diperlukan perusahaan, dengan mengetahui berapa jumlah dana yang akan diperlukan perusahaan untuk operasi periode mendatang, manajemen keuangan dapat memikirkan cara yang terbaik untuk mendanai kebutuhan tersebut dan pada akhirnya menjadi dasar pengendalian efektif keuangan.

Langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan perencanan keuangan adalah peramalan penjualan, yaitu merupakan ramalan unit dan nilai uang penjualan perusahaan. Peramalan keuangan yang pertama yang pertama diramalkan adalah laporan laba rugi, yang kedua neraca, yang ketiga menggalang tambahan dana yang dibutuhkan. Penyusunan perencanaan keuangan apabila disajikan dengan benar, maka informasi tersebut akan berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang dilakukan. Perencanaan keuangan apabila dilakukan secara tepat maka pihak manajemen perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Proses perencanaan ini merupakan bagian terpadu dari tugas manajer keuangan, terutama dalam kelancaran penjualan yang membutuhkan biaya besar. Sebab itu perusahaan perlu mengestimasikan kebutuhan dananya untuk beberapa tahun mendatang dapat di ketahui dengan cukup tepat. Para manajer dan investor sangat berkepentingan dengan arus kas di masa mendatang, maka manajer keuangan harus mempertimbangkan bagaimana kemungkinan pertumbuhan dan sumber pembiayaan akan mempengaruhi arus kas


(15)

5

perusahaan. Untuk memproyeksikan arus kas diperlukan proyeksi laporan keuangan (Westen dan Brigham, 1993: 334).

Agar bisa menjual produk atau jasanya, perusahaan membutuhkan aktiva, dan agar penjualan meningkat, aktivanya juga harus ditambah. Selanjutnya peningkatan penjualan harus didukung terlebih dahulu oleh penambahan investasi baru dalam aktiva lancar, dan bila operasi perusahaan telah mencapai kapasitas penuh, aktiva tetap juga harus ditambah. Tentu diperlukan modal untuk membiayai aktiva baru ini. Karena penyediaan modal memerlukan waktu, maka penting bahwa perusahaan membuat estimasi yang cukup tepat atas taksiran modal yang akan diperlukan sehingga jauh sebelumnya dapat disusun rencana yang matang untuk memperoleh dana tersebut (Westen dan Brigham, 1993: 334).

Koperasi “Sumber Rejeki”mempunyai peran penting bagi masyakat dan anggota, seperti penyaluran dana simpan pinjam, sapi gaduan, perdagangan/ grosir, pelayanan jasa dalam pembayaran rekening listrik, sarana produksi, pengadaan pangan dan kerjasama dalam pengembangan usaha koperasi. Dalam melakukan usaha atau aktifitasnya, maka koperasi melakukan pelaporan dan pembukuan/akuntansi. Pengurus harus memperhatikan dan mengelola dengan baik semua pelaporan khususnya pelaporan keuangan. Laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk perencanaan, pertimbangan, pengawasan dan evaluasi kegiatan yang akan dan harus diperbaiki dimasa mendatang.


(16)

6

Tabel 1.1 Pendapatan pada Koperasi Sumber Rejeki

No Tahun Pendapatan (Rp)

1 2004 281.159.547,28

2 2005 634.097.000,20

3 2006 1.001.928.375,23

4 2007 1.950.230.058,41

5 2008 3.704.932.424

6 2009 5.573.055.144

7 2010 6.298.590.759,33

8 2011 6.506.125.144

9 2012 6.685.829.483

10 2013 6.093.362.332,64

Sumber: Laporan RAT Koperasi Sumber Rejeki

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan pada Koperasi Sumber Rejeki menunjukkan peningkatan. Hasil tersebut membuktikan bahwa adanya peningkatan kinerja keuangan yang telah dicapai perusahaan, adanya peningkatan tersebut juga membuktikan bahwa koperasi dapat memanfaatkan atas faktor-faktor produksi secara maksimal. Koperasi tentunya sangat membutuhkan adanya perencanaan keuangan agar pendapatan koperasi mengalami peningkatan. koperasi memerlukan adanya peramalan keuangan guna mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhan pendapatan, seberapa kebutuhan sumber pembiayaan dan mengantisipasi adanya resiko kerugian di masa yang akan datang.


(17)

7

Perencanaan keuangan sangat dibutuhkan oleh Koperasi Sumber Rejeki guna mengantisipasi penurunan Sisa Hasil Usaha dan ketepatan dalam menentukan kebutuhan dana di masa yang akan datang. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian akan difokuskan untuk mengetahui peramalan keuangan pada tahun 2014 dan untuk mengetahui besarnya dana tambahan di dalam koperasi sumber rejeki.Data yang digunakan adalah laporan keuangan secara tahunan yaitu pada tahun 2004-2013. Oleh karena itu, judul yang

diambil oleh peneliti adalah “Penerapan Peramalan Keuangan Pada Koperasi

“Sumber Rejeki”Kecamatan Ngantang-Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa hasil peramalan penjualan pada Koperasi “Sumber Rejeki” Kecamatan Ngantang, pada tahun 2014?

2. Berapa dana tambahan (AFN) yang dibutuhkan pada tahun 2014?

C. Batasan Penelitian

Batasan masalah dibuat untuk lebih mengarahkan pembahasan agar tidak terjadi perluasan dan lebih terfokus sesuai dengan ruang lingkup pembahasan. Penulis membatasi pada data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahun 2004-2013.


(18)

8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

1). Untuk mengetahui peramalan keuangan pada Koperasi ”Sumber

Rejeki” Kecamatan Ngantang untuk tahun 2014.

2). Untuk mengetahui dana tambahan yang dibutuhkan pada Koperasi

”Sumber Rejeki” Kecamatan Ngantang untuk tahun 2014. Kegunaan Penelitian

1). Bagi Pihak Manajemen Koperasi “Sumber Rejeki” Kecamatan Ngantang.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana keuangan di masa mendatang.

2) Bagi Kreditur Koperasi Sumber Rejeki

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun ramalan keuangan di masa mendatang.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi, baik untuk penelitian serupa atau untuk menambah pengetahuan mengenai penyusunan rencana keuangan koperasi.


(19)

9

BAB II

TINJAUAN PUATAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Ivarani Mega Safitri (2012), dengan objek penelitian yaitu Perusahaan Pelayanan Jasa Tiket Pada Terminal Tiket Malang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut bahwa peramalan penjualan dengan menggunakan metode kuadratik sebesar Rp.1.693.060.663,12 atau mengalami pertumbuhan sebesar 13,35%, dengan tingkat pertumbuhan penjualan tersebut maka besarnya laba yang akan diestimasikan tahun 2012 yaitu Rp 23.159.100,50. Passive yang dimiliki senilai Rp 829.670.172,10, dengan demikian diperlukan dana tambahan secara proporsi sebesar Rp 588.949.633,74. Peneliti menggunakan perhitungan dengan proporsi untuk mendukung tingkat penjualan tahun 2012. Peneliti memerlukan dana tambahan (AFN) yaitu sebesar Rp 588.949.633,74.

Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Edy Slamet (2011), dengan objek penelitian yaitu Koperasi Sae Pujon. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut bahwa peramalan Permintaan dengan menggunakan metode Linier Reggretion/least Square. Dapat diketahui bahwa tahun 2011 jumlah permintaan susu pasteurisasi merk sae pada koperasi pujon untuk tahun 2011 adalah sebesar 460.812,4 unit atau mengalami peningkatan sebesar 1,954% apabila di bandingkan dengan tahun 2010.


(20)

10

B. Tinjauan Teori

1. Perencanaan Keuangan

Salah satu dari fungsi manajemen adalah perencanaan. Perencanaan (Planning) merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan berarti menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaan merupakan upaya antisipasi sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan proses umpan maju (Feed Forward) agar dapat memberikan arahan kepada setiap manajer dalam pengambilan keputusan operasional sehari-hari (M.Nafarin,2007:4).

Perencanaan berhubungan dengan masa depan yang penuh ketidakpastian (Uncertainty). Kepala bagian financial harus selalu mengadakan forecasting (peramalan dan estimasi perkiraan) terhadap masa yang akan datang tersebut dengan tepat. Dalam hal ini perencanaan meliputi perencanaan jangka panjang (Long Range Financial Planning) dan perencanaan-perencanaan jangka pendek (Short Range Financial Planning) (Gitosudarmo dan Basri, 2002:289).

Rencana-rencana aktivitas tentu saja haruslah untuk tujuan-tujuan financial. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut bagian finansial harus melaksanakan 4 fungsi yaitu (Gitosudarmo dan Basri, 2002:290)


(21)

11

 Fungsi investasi

Fungsi investasi meliputi bagaimana penggelolaan dana ke dalam aktiva-aktiva yang akan digunakan untuk berusaha mencapai tujuan.

 Fungsi mencari dana

Fungsi mencari dana meliputi fungsi pencarian dana atau modal yang dibutuhkan untuk membelanjai usaha-usaha yang dijalankan perusahaan tersebut dan memilih sumber-sumber dana yang tepat terhadap berbagai jenis kebutuhan.

 Fungsi pembelanjaan

Fungsi pembelanjaan meliputi kegiatan tentang penggunaan dana baik dana dari luar maupun dana milik sendiri yang digunakan untuk membelanjai seluruh kegiatan perusahaan.

 Fungsi pembagian laba

Fungsi pembagian laba terdapat dua kehendak yaitu kehendak para pemegang saham dan kehendak pimpinan perusahaan. Para pemegang saham akan cenderung berkehendak untuk membagikan seluruh atau sebagian besar keuantungan sedangkan pimpinan akan berkehendak untuk menahan seluruh atau sebagian besar keuntungan sehingga dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan usaha dari perusahaan tersebut.

Perencanaan keuangan merupakan aspek penting dari operasi dan sumber penghasilan perusahaan karena membarikan petunjuk yang mengarah, mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan perusahaan untuk


(22)

12

mencapai tujuan. Proses perencanaan keuangan dimulai dari rencana keuangan jangka panjang (strategi). Perencanaan keuangan jangka panjang pada akhirnya menjadi pedoman bagi penyusunan rencana jangka pendek (operasional) dan anggaran (Sundjaja dan Berlian, 2003: 162).

a. Rencana keuangan jangka panjang (strategi)

Rencana jangka panjang (strategi) adalah rencana kegiatan keuangan jangka panjang dan antisipasi pengaruh keuangan dari kegiatan perusahaan. Periode rencana tersebut berkisar antara 2 tahun sampai 10 tahun. Rencana keuangan jangka panjang merupakan bagian dari rencana strategi yang terintegrasi dengan rencana produksi, rencana pemasaran dan perencanaan lainnya dengan mengunakan asumsi umum dan tujuan yang mengarahkan perusahaan untuk mencapai sasaran strategis perusahaan.

Rencana tersebut dipertimbangkan rencana pengeluaran untuk aktiva tetap, kegiatan penelitian dan pengembangan produk, struktur permodalan dan sumber keuangan juga meliputi akhir dari proyek yang sedang berjalan, lini produk atau lini dari usaha, pembayaran kembali hutang rencana akuisisi lainnya. Rencana tersebut dituangkan dalam beberapa rencana anggaran tahunan dan rencana laba.

b. Rencana keuangan jangka pendek

Rencana keuangan jangka pendek (operasional) adalah rencana dari kegiatan keuangan jangka pendek dan antisipasi pengaruh keuangan dari kegiatan itu. Periode rencana meliputi 1 tahun sampai 2


(23)

13

tahun. Input dari rencana keuangan jangka pendek ini adalah ramalan penjualan, data operasi dan financial, seddangkan outputnya adalah sejumlah budget operasional, budget kas dan laporan keuangan pro forma.

Menurut Brigham dan Huston (2001: 120), proses perencanaan keuangan dimulai dengan:

a. Ramalan penjualan

Ramalan penjualan (sales forecast) umumnya dimulai dengan tinjauan atas penjualan 5 atau 10 tahun yang lalu, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik pertumbuhan penjualan untuk 5 tahun terakhir. Ramalan penjualan dibuat dengan mencoba mengukur volume penjualan dimasa yang akan datang. Pengukuran tersebut dapat di lakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kualitatif biasanya menggunakan metode statistik dan matematik, sedangkan pengukuran secara kuantitatif biasanya menggunakan judgement/ pendapatan.

Peramalan terhadap masa yang akan datang selalu mengandung resiko yang tidak tepat. Hal ini merupakan kenyataan, terutama rencana-rencana jangka panjang.

b. Peramalan laporan keuangan, langkah-langkahnya: 1). Meramalkan laporan laba-rugi

Laporan laba rugi untuk tahun mendatang diramalkan untuk mendapatkan suatu estimasi atas laba yang dilaporkan dan


(24)

14

jumlah laba ditahan yang akan akan dihasilkan perusahaan selama lima tahun tersebut. Hal ini memerlukan asumsi-asumsi tentang resiko biaya operasi, tarif pajak, beban bunga dan rasio pembayaran deviden. Kasus yang paling sederhana, dibuat asumsi bahwa biaya akan naik dengan laju yang sejalan dengan kenaikan penjualan dalam situasi yang lebih rumit, biaya-biaya tertentu akan diramalkan secara terpisah, namun tujuan utama dari peramalan ini adalah untuk menentukan berapa banyak laba yang akan diperoleh perusahaan dan tahun untuk diinvestasikan kembali dalam tahun yang diramalkan.

2). Meramalkan neraca

Jika penjualan dinaikkan, maka aktivitasnya harus tumbuh, karena perusahaan beroperasi pada kapasitas yang penuh, maka setiap pos aktivitas harus ditambahkan jika ingin penjualan yang lebih tinggi untuk dicapai. Lebih banyak kas yang dibutuhkan untuk transaksi, penjualan yang lebih tinggi akan menyebabkan piutang yang lebih besar, persediaan tambahan harus disimpan dan pabrik serta peralatan baru harus ditambah, aktivitas yang ditampilkan dalam neraca harus meningkat jika penjualan akan meningkat.


(25)

15

3). Mendapatkan dana tambahan yang diperlukan

Dana tambahan yang diperlukan atau AFN (Addinitional Fund Needed) adalah dana yang diperoleh perusahaan secara eksternal melalui pinjaman atau dengan menjual saham biasa atau preferen baru .

2. Peramalan penjualan

Peramalan penjualan sangat penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya di bidang produksi. Selain itu perusahaan dapat mengetahui aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dikemudian hari seperti perencanaan dan penjadwalan produksi dengan mempertimbangkan kapasitas pabrik atau perencanaan tenaga kerja. Peramalan penjualan adalah suatu usaha untuk meramalkan kendala di masa yang akan datang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Menurut sifatnya, cara (metode untuk melakukan ramalan tersebut dapat dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan kualitatif (non-statistical method atau opinion method) Pendekatan ini menitikberatkan pada pendapat seseorang. Cara ramalan semacam inilah yang mempunyai kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa pendapat seseorang sering kali banyak diwarnai oleh beberapa hal-hal yang bersifat subjektif, daripada yang bersifat obyektif. Dengan demikian, ketepatan (akurat) hasil ramalannya menjadi diragukan. Adapun beberapa penaksiran yang bersifat kualitatif ini, antara lain:


(26)

16

1) Pendapat pimpinan bagian pemasaran (excekutive opinion) 2) Pendapat para petugas penjualan (salesman)

3) Pendapat lembaga-lembaga penyalur (channel of distribution) 4) Pendapat konsumen (melalui penelitian pasar)

5) Pendapat para ahli yang dipandang memahami (konsultan) b. Pendekatan kuantitatif (statistical method and mathematical method)

Pendekatan ini menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode statistika. Dengan menggunakan cara ramalan kuantitatif semacam ini diharapkan dapat sejauh mungkin menghilangkan unsur-unsur subyektif seseorang, sehingga hasil ramalannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Namun cara (metode) ini juga mengandung kelemahan, yaitu adanya hal-hal yang tidak dapat diukur secara kuantitatif/angka, seperti misalnya selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan dan cara berfikir masyarakat, struktur masyarakat, budaya dan sebagainya. Adapun cara penaksiran yang bersifat kuantitatif bisa dilakukan dengan mendasarkan diri pada data historis dari satu variabel saja, yaitu variabel yang ditaksir sendiri. Adapun operasionalnya antara lain dengan metode trend bebas (free hand method), metode trend setengah rata-rata (semi average method), metode trend moment (moment method), metode trend least-square (least square method), metode kuadratik (parabolic method), dan metode eksponensial (exponential method).


(27)

17

Ramalan penjualan (sales forecasting) merupakan proses aktifitas memperkirakan produk yang akan dijual dimasa mendatang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data yang pernah terjadi dan atau mungkin akan terjadi. Ramalan (forecasting) adalah proses aktifitas meramalkan suatu kejadian yang mungkin terjadi di masa mendatang dengan cara mengkaji data yang ada. Ramalan penjualan merupakan faktor penting dalam perencanaan perusahaan karena ramalan penjualan menentukan anggaran jualan dan angaran jualan menentukan anggaran produk, anggaran biaya pabrik, anggaran beban usaha, anggaran kas, anggaran laba rugi, dan anggaran neraca. Teknik ramalan jualan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif atau gabungan keduanya (M. Nafarin, 2007: 96).

Ramalan penjualan (sales forecast) umumnya dimulai dengan tinjauan atas penjualan selama 5 tahun atau 10 tahun yang lalu, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik pertumbuhan penjualan untuk 5 tahun terakhir (Brigham dan Houston, 2001: 117). Ramalan penjualan dibuat dengan mencoba mengukur volume penjualan dimasa yang akan datang. Pengukuran tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran kuantitatif biasanya menggunakan metode statistik dan matematik, sedangkan pengukuran secara kualitatif biasanya menggunakan pendapat.


(28)

18

3. Analisis deret berkala dan peramalan

Analisis deret berkala (time series) adalah sekumpulan data yang dicatat dalam suatu periode tertentu atau yang berurutan menurut waktu (misal: hari, minggu, bulan, tahun). Deret berkala akan meramalkan kondisi masa mendatang yang memerlukan analisis data masa lalu. Ahli ekonomi Nerlove ( Gujarati,1995) mengungkapkan bahwa perilaku manusia banyak dipengaruhi kondisi atau waktu sebelumnya.

Deret berkala mempunyai empat komponen yaitu : a) Trend ( kecenderungan ): Positif & Negatif

Trend adalah keadaan data yang menaik atau menurun dari waktu ke waktu. Contoh yang menunjukkan trend menaik yaitu pendapatan per kapita, jumlah penduduk.

Analisis Trend: Analisis Trend Positif (Y’ = a + b X) dan Analisis

Trend Negatif (Y’ = a – b X). Metode analisis Trend: Metode semi rata- rata ( semi average method), Metode kuadrat terkecil ( least square method), Metode trend kuadratis ( quadratic trend method ), dan Metode trend eksponensial ( exponetial trend method).

b) Variasi musim

Variasi musiman adalah fluktuasi yang muncul secara reguler setiap tahun yang biasanya disebabkan oleh iklim. kebiasaan (mempunyai pola tetap dari waktu ke waktu). Contoh yang menunjukan variasi musiman seperti penjualan pakaian akan meningkat pada saat hari


(29)

19

raya, penjualan buku dan tas sekolah akan meningkat pada saat awal sekolah.

c) Variasi siklus

Variasi siklis muncul ketika data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang, variasi siklis ini bisa terulang setelah jangka waktu tertentu. Variasi siklis biasanya akan kembali normal setiap 10 atau 20 tahun sekali, bisa juga tidak terulang dalam jangka waktu yang sama. ini yang membedakan antara variasi siklis dengan musiman. Gerakan siklis tiap komoditas mempunyai jarak waktu muncul dan sebab yang berbeda-beda, yang sampai saat ini belum dapat dimengerti. Contoh yang menunjukkan variasi siklis seperti industri konstruksi bangunan mempunyai gerakan siklis antara 15-20 tahun sedangkan industri mobil dan pakaian gerakan siklisnya lebih pendek lagi.

d) Variasi yang tidak tetap ( irregular variation )

Variasi random adalah suatu variasi atau gerakan yang tidak teratur (irregular). Variasi ini pada kenyataannya sulit diprediksi. Contoh variasi ini dalam data time series karena adanya perang, bencana alam dan sebab-sebab unik lainnya yang sulit diduga.

Sumber: http://digensia.wordpress.com/2012/08/24/analisa-time-series/

Melakukan analisis deret berkala baik berupa tren, variasi musiman, dan siklus berguna untuk mengetahui kondisi masa mendatang.


(30)

20

Peramalan baik penjualan, produksi, pertumbuhan ekonomi, dan sebagainya baik jangka pendek (kurang dari 1 tahun), maupun jangka panjang (lebih dari 3 tahun) berguna bagi penyusunan rencana perusahaan dan Negara. Mengetahui kondisi masa depan baik dari sisi produksi maupun penjualan, mendorong perusahaan mempersiapkan segala sesuatu sedini mungkin, sehingga hasil yang dicapai dapat optimal (Suharyadi, 2008: 177).

Deret berkala mempunyai 4 komponen yaitu tren (kecenderungan), variasi musim, variasi siklus, dan variasi tidak tetap (irregular variation). Analisis yang digunakan peneliti menggunakan analisis tren.

4. Analisis Tren

Tren adalah suatu gerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka waktu panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke waktu dan nilainya cukup rata atau mulus (smooth). Tren data berkala bisa berbentuk tren yang meningkat dan menurun secara mulus. Tren yang meningkat disebut tren positif dan tren yang menurun disebut tren

negative. Tren positif mempunyai kecenderungan nilai ramalan (Y’)

meningkat dengan meningkatnya nilai waktu (X) dan sebaliknya dengan tren negatif.

Tren positif


(31)

21

Keterangan: a = konstanta

b = tingkat kecenderungan

apabila X naik 1 satuan, maka Y’ akan naik sebesar b satuan.

Tren Negatif

Keterangan: a = konstanta

b = tingkat kecenderungan

apabila X naik 1 satuan, maka Y’ akan turun sebesar b satuan.

5. Metode Analisis Tren

Untuk melakukian peramalan dengan analisis tren dapat beberapa cara yaitu:

a. Metode semi rata-rata (Semi Average Method)

Metode semi rata-rata kelompok data. Langkah-langkah dalam memperoleh garis tren dengan metode ini adalah:

1) mengelompokkan data menjadi 2 bagian. Jika jumlah data ganjil, maka nilai yang di tenggah dapat dihilangkan atau dihitung


(32)

22

duakali yaitu 1 bagian menjadi kelompok pertama dan 1 bagian menjadi kelompok kedua.

2) Menghitung rata-rata hitung kelompok pertama K1 dan kelompok kedua K2. K1 diletakkan pada tahun pertengahan pada kelompok 1 dan K2 diletakkan pada tahun pertengahan pada kelompok 2. Nilai K1 dan K2 menjadi intersep pada persamaan trennya.

3) Menghitung selisih K2- K1, apabila K2- K1 > 0 berarti tren positif dan bila K2 < K1, maka trennya negative.

4) Nilai perubahan tren (b) diperoleh dengan cara:

5) Untuk mengetahui besarnya tren selanjutnya, tinggal memasukkan

nilai (X) pada persamaan Y’= a + bX yang sudah ada.

b. Metode kuadrat terkecil (least square method)

Tren dengan mengunakan kuadrat terkecil diperoleh dengan menentukan garis tren yang mempunyai garis terkecil dari kuadrat selisih data asli dengan data pada garis tren.

Rumus garis tren dengan metode kuadrat terkecil adalah:

Keterangan:

Y’ = Nilai tren

Y’= a+ bX

b= –


(33)

23

a = Nilai konstanta yaitu nilai Y pada nilai X = 0

b = Nilai kemiringan yaitu nilai tambahan nilai Y, apabila X bertambah satu satuan

X = Nilai periode tahun n = jumlah data

Untuk memperoleh nilai a dan b dapat digunakan rumus sebagai berikut:

c. Metode tren kuadratis (Quadratic Trend Method)

Untuk tren yang sifatnya jangka pendek dan menengah, kemungkinan tren akan mengikuti pola linier (garis lurus). Namun demikian, dalam jangka panjang pola bisa berubah tidak linier dan diduga dengan persamaan linier, hasil ramalannnya akan beda atau tidak cocok. Metode yang tidak linier adalah metode kuadratis (garis lengkung). Persamaan kuadratis dirumuskan:

Keterangan:

Y = variabel yang diramalkan a = konstanta

b = variabelitas per X

c = variabelitas per X kuadrat X = unit waktu

a = ∑ /� b = ∑ / ∑


(34)

24

Koefisien a, b, c dicari dengan rumus :

d. Metode tren eksponensial (Exponential Trend Method)

Tren eksponential adalah suatu tren yang mempunyai pangkat atau eksponen dari waktunya. Bentuk persamaan eksponensial dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

X = variabel waktu, Untuk n = ganjil (misal n = 3) maka : X1 = -1 ; X2 = 0 ; X3 = 1, Untuk n = genap (misal n = 2) maka : X1 = -1 ; X2 = 1.

Y = variabel yang diramalkan a = konstanta

b = variabel per X

persamaan eksponensial dinyatakan dalam bentuk variabel waktu (x) dinyatakan sebagai pangkat. Untuk mencari nilai a dan b dari data Y dan X, digunakan rumus sebagai berikut:

= ∑ ∑ 4 − ∑ 2 ∑ 2

� ∑ 4 − ∑ 2

= ∑ / ∑

=� ∑� ∑2 4− ∑− ∑22 2

Y= a (1+b)x


(35)

25

langkah dalam penyelesaian persamaan tren eksponensial adalah sebagai berikut:

1). Data Y dibuat nilai Ln. contoh Y = 4,2. Nilai Ln 4,2 dicari dengan kalkulator tulis 4,2 tekan Ln, atau dengan mengunakan MS Excel, tekan icon fx (atau icon insert dan pilih function), pilih

mathtrig, setelah itu pilih Ln pada function name, tekan OK. Pada kotak L nada baris number : isilah pada kotak tersebut, maka nilai Ln 4,2 akan muncul yaitu = 1,433.

2). Mencari nilai X Ln Y dan X2.

3). Memasukkan seluruh nilai ke dalam rumus.

e. Memilih tren yang lebih baik.

Telah diterangkan untuk analisis tren dapat menggunakan metode rata-rata, metode least square, metode kuadratis, atau metode eksponensial. Dari beberapa metode tersebut, mana yang lebih baik. Untuk menentukan mana yang lebih baik digunakan ukuran ketepatan yaitu seberapa tepat sebuah alat peramalan tersebut menduga kejadian yang sebenarnya. Semakin tepat, semakin baik, dengan alat yang lebih tepat akan mempunyai derajat kesalahan yang lebih kecil. Untuk mengukur ketepatan maka diperlukan nilai selisih antara data dengan

b = anti Ln ∑ . �


(36)

26

peramalan yang paling kecil. Metode yang lebih baik apabila

mempunyai nilai ∑ ( Y- Y’)2 lebih kecil. Atau mempunya tingkat kesalahan yang lebih kecil.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Koperasi beroperasi dengan melakukan kegiatan operasionalnya berupa pengelolaan unit-unit usaha yang dikelolanya. Untuk mengetahui tingkat penjualannya pada tahun berikutnya, langkah pertama meramalkan penjualan untuk mengetahui penjualan tahun 2014 selanjutnya menghitung pertumbuhan penjualan sebagai bahan patokan peramalan dalam menghitung laporan laba rugi dan laporan neraca tahun 2014 yang diproyeksikan. Langkah berikutnya menetapkan berapa besarnya dana tambahan (AFN) menggunakan proporsi dan rumus dalam koperasi.

Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai perencanaan keuangan pada Koperasi

“Sumber Rejeki” Kecamatan Ngantang. Berdasarkan teori-teori yang dijelaskan, maka dapat digambarkan kerangka piker sebagai berikut:


(37)

27

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka dapat diketahui bagaimana

langkah awal dalam meramalkan laporan keuangan pada Koperasi “Sumber Rejeki” dengan meramalkan penjualan menggunakan 4 metode yaitu :

metode semi rata-rata (Semi Average Method), metode kuadrat terkecil (Least Square Method), tren kuadratis (Quadratic Trend Method), dan tren eksponensial (Exponential Trend Method) kemudian meramalkan laporan laba rugi masa mendatang, meralamkan neraca dan dana tambahan yang diperlukan (AFN).

Peramalan Keuangan

Peramalan Penjualan

Memilih Tren yang Lebih Baik

Melaporkan Laporan Laba/Rugi

Meramalkan Neraca


(1)

duakali yaitu 1 bagian menjadi kelompok pertama dan 1 bagian menjadi kelompok kedua.

2) Menghitung rata-rata hitung kelompok pertama K1 dan kelompok kedua K2. K1 diletakkan pada tahun pertengahan pada kelompok 1 dan K2 diletakkan pada tahun pertengahan pada kelompok 2. Nilai K1 dan K2 menjadi intersep pada persamaan trennya.

3) Menghitung selisih K2- K1, apabila K2- K1 > 0 berarti tren positif dan bila K2 < K1, maka trennya negative.

4) Nilai perubahan tren (b) diperoleh dengan cara:

5) Untuk mengetahui besarnya tren selanjutnya, tinggal memasukkan nilai (X) pada persamaan Y’= a + bX yang sudah ada.

b. Metode kuadrat terkecil (least square method)

Tren dengan mengunakan kuadrat terkecil diperoleh dengan menentukan garis tren yang mempunyai garis terkecil dari kuadrat selisih data asli dengan data pada garis tren.

Rumus garis tren dengan metode kuadrat terkecil adalah:

Keterangan: Y’ = Nilai tren

Y’= a+ bX

b= –


(2)

a = Nilai konstanta yaitu nilai Y pada nilai X = 0

b = Nilai kemiringan yaitu nilai tambahan nilai Y, apabila X bertambah satu satuan

X = Nilai periode tahun n = jumlah data

Untuk memperoleh nilai a dan b dapat digunakan rumus sebagai berikut:

c. Metode tren kuadratis (Quadratic Trend Method)

Untuk tren yang sifatnya jangka pendek dan menengah, kemungkinan tren akan mengikuti pola linier (garis lurus). Namun demikian, dalam jangka panjang pola bisa berubah tidak linier dan diduga dengan persamaan linier, hasil ramalannnya akan beda atau tidak cocok. Metode yang tidak linier adalah metode kuadratis (garis lengkung). Persamaan kuadratis dirumuskan:

Keterangan:

Y = variabel yang diramalkan a = konstanta

b = variabelitas per X

c = variabelitas per X kuadrat X = unit waktu

a = ∑ /� b = ∑ / ∑


(3)

Koefisien a, b, c dicari dengan rumus :

d. Metode tren eksponensial (Exponential Trend Method)

Tren eksponential adalah suatu tren yang mempunyai pangkat atau eksponen dari waktunya. Bentuk persamaan eksponensial dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

X = variabel waktu, Untuk n = ganjil (misal n = 3) maka : X1 = -1 ; X2 = 0 ; X3 = 1, Untuk n = genap (misal n = 2) maka : X1 = -1 ; X2 = 1.

Y = variabel yang diramalkan a = konstanta

b = variabel per X

persamaan eksponensial dinyatakan dalam bentuk variabel waktu (x) dinyatakan sebagai pangkat. Untuk mencari nilai a dan b dari data Y dan X, digunakan rumus sebagai berikut:

= ∑ ∑ 4 − ∑ 2 ∑ 2

� ∑ 4 − ∑ 2

= ∑ / ∑

=� ∑� ∑2 4− ∑− ∑22 2

Y= a (1+b)x


(4)

langkah dalam penyelesaian persamaan tren eksponensial adalah sebagai berikut:

1). Data Y dibuat nilai Ln. contoh Y = 4,2. Nilai Ln 4,2 dicari dengan kalkulator tulis 4,2 tekan Ln, atau dengan mengunakan MS Excel, tekan icon fx (atau icon insert dan pilih function), pilih mathtrig, setelah itu pilih Ln pada function name, tekan OK. Pada kotak L nada baris number : isilah pada kotak tersebut, maka nilai Ln 4,2 akan muncul yaitu = 1,433.

2). Mencari nilai X Ln Y dan X2.

3). Memasukkan seluruh nilai ke dalam rumus.

e. Memilih tren yang lebih baik.

Telah diterangkan untuk analisis tren dapat menggunakan metode rata-rata, metode least square, metode kuadratis, atau metode eksponensial. Dari beberapa metode tersebut, mana yang lebih baik. Untuk menentukan mana yang lebih baik digunakan ukuran ketepatan yaitu seberapa tepat sebuah alat peramalan tersebut menduga kejadian yang sebenarnya. Semakin tepat, semakin baik, dengan alat yang lebih tepat akan mempunyai derajat kesalahan yang lebih kecil. Untuk mengukur ketepatan maka diperlukan nilai selisih antara data dengan

b = anti Ln ∑ . �


(5)

peramalan yang paling kecil. Metode yang lebih baik apabila mempunyai nilai ∑ ( Y- Y’)2 lebih kecil. Atau mempunya tingkat kesalahan yang lebih kecil.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Koperasi beroperasi dengan melakukan kegiatan operasionalnya berupa pengelolaan unit-unit usaha yang dikelolanya. Untuk mengetahui tingkat penjualannya pada tahun berikutnya, langkah pertama meramalkan penjualan untuk mengetahui penjualan tahun 2014 selanjutnya menghitung pertumbuhan penjualan sebagai bahan patokan peramalan dalam menghitung laporan laba rugi dan laporan neraca tahun 2014 yang diproyeksikan. Langkah berikutnya menetapkan berapa besarnya dana tambahan (AFN) menggunakan proporsi dan rumus dalam koperasi.

Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai perencanaan keuangan pada Koperasi “Sumber Rejeki” Kecamatan Ngantang. Berdasarkan teori-teori yang dijelaskan, maka dapat digambarkan kerangka piker sebagai berikut:


(6)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka dapat diketahui bagaimana langkah awal dalam meramalkan laporan keuangan pada Koperasi “Sumber Rejeki” dengan meramalkan penjualan menggunakan 4 metode yaitu : metode semi rata-rata (Semi Average Method), metode kuadrat terkecil (Least Square Method), tren kuadratis (Quadratic Trend Method), dan tren eksponensial (Exponential Trend Method) kemudian meramalkan laporan laba rugi masa mendatang, meralamkan neraca dan dana tambahan yang diperlukan (AFN).

Peramalan Keuangan

Peramalan Penjualan

Memilih Tren yang Lebih Baik

Melaporkan Laporan Laba/Rugi

Meramalkan Neraca