PERILAKU PETANI PENGADOPSI METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DALAM PERSPEKTIF TEORI BELAJAR SOSIAL

(1)

PERILAKU PETANI PENGADOPSI METODE S

YSTEM OF

R

ICE

I

NTENSIFICATION

DALAM PERSPEKTIF

TEORI BELAJAR SOSIAL

Tesis

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sains Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

Diajukan oleh Arissaryadin NIM 08820017

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

Lembar Persetujuan

PERILAKU PETANI PENGADOPSI METODE S

YSTEM OF

R

ICE

I

NTENSIFICATION

DALAM PERSPEKTIF

TEORI BELAJAR SOSIAL

Yang diajukan oleh:

Arissaryadin NIM 08820017

Telah disetujui Tanggal, ………..

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Arief Budi Wurianto, M. Si. Yudi Suharsono, M.Si.Psi.

Direktur Ketua Program

Program PascaSarjana Magister Psikologi


(3)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : ARISSARYADIN

Nim : 08820017

Program Studi : Magister Sains Psikologi Pendidikan dan Perkembangan

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tesis dengan judul : PERILAKU PETANI PENGADOPSI METODE

SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DALAM PERSPEKTIF

TEORI BELAJAR SOSIAL

Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 18 Juli 2013

Yang menyatakan


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, pemelihara seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan Tesis ini.

Tesis ini dikerjakan demi memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar magister sains psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa tesis ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karena adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka tesis ini dapat terselesaikan. Oleh karenanya, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M. Ap, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Latipun, M. Kes, selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu mengingatkan dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi.

3. Bapak Dr. Arief Budi Wurianto, M. Si, selaku pembimbing I, yang dengan kesabarannya telah berkenan membimbing dan memberikan banyak petunjuk kepada penulis dalam meyelesaikan tugas akhir ini. 4. Bapak Yudi Suharsono,M.Si.Psi, selaku dosen pembimbing II, yang

dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.


(5)

5. Ibu Hudaniah, S.Psi. M.Si, yang sangat baik hati mengingatkan dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi.

6. Kedua orang tuaku, Papa dan Mama yang tiada henti melantunkan doa,

memotivasi dan membesarkan hati penulis untuk terus belajar.

7. Teman-teman Penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan

Turen Kabupaten Malang, yang telah memberikan dukungan dan kemudahan sehingga penelitian ini berjalan lancar. Pak Dwi, Ibu Wahyu, Mbak Feni, Pak Aji, dan yang lainnya, terima kasih atas bantuannya.

8. Teman-teman Magister Psikologi angkatan 2008/2009, Bunda Eva,

Tante Evi, Mbak Mewar, Mbak Fatim, Dini, Indah, terima kasih atas persahabatan dan kebersamaannya selama bersama mencari ilmu di kampus putih.

9. Pihak-pihak yang telah banyak membantu, namun tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan bapak dan ibu yang telah membantu menyelesaikan tesis ini dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Dan semoga karya penelitian tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan bersama.

Malang, April 2013


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN... i

LEMBAR PENGESAHAN……… ii

LEMBAR PERNYATAAN……… iii

KATA PENGANTAR……… iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR GAMBAR……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

INTISARI……… x

ABSTRACT……… xi

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang……….. 1

B. Fokus Penelitian………... 4

C. Penjelasan Fokus Penelitian………. 4

D. Tujuan Penelitian……….. 4

E. Kegunaan Penelitian………. 5

F. Penegasan Istilah……….. 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI... 8

A. Konsep Perilaku……… 8

1. Definisi Perilaku……… 8

2. Jenis Perilaku………. 8

3. Pembentukan Perilaku………... 9

B. Adopsi Inovasi Metode SRI……….. 10

1. Pengertian Adopsi……….. 10

2. Proses Adopsi……….... 10

3. Tingkatan Adopsi………... 11

4. Sifat-sifat Inovasi………... 13


(7)

6. Inovasi Metode SRI………... 14

C. Landasan Teori………. 16

1. Teori Belajar Sosial……… 16

BAB III. METODE PENELITIAN………... 22

A. Jenis dan Desain Penelitian……….. 22

B. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 23

1. Lokasi………. 23

2. Subjek Penelitian……… 23

C. Data dan Sumber Data……….. 24

1. Data……… 24

2. Sumber Data………... 25

D. Teknik Pengumpulan Data………... 25

1. Wawancara………. 26

2. Observasi……… 27

3. Dokumentasi………... 28

E. Teknik Analisa Data………. 28

1. Analisa Data Kualitatif………... 28

F. Teknik Keabsahan Data……… 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 33

A.Deskripsi Subjek Penelitian……….. 33

B. Kondisi Obyektif Adopsi Metode SRI……… 36

C. Proses Belajar Sosial Petani………. 43

D. Pembahasan………... 50

E. Temuan Penelitian………... 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 60

A. Kesimpulan………... 60

B. Saran………... 61

DAFTAR PUSTAKA... 62


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Subjek ………... 64

Lampiran 2. Pedoman Observasi……….. 66

Lampiran 3. Hasil Wawancara Subjek MD……….. 67

Lampiran 4. Hasil Observasi Subjek MD………. 71

Lampiran 5. Hasil Wawancara Subjek BS………... 72

Lampiran 6. Hasil Observasi Subjek BS……….. 75

Lampiran 7. Hasil Wawancara Subjek MH……….. 76

Lampiran 8. Hasil Observasi Subjek MH………. 79


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, B. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif.Jakarta: Rajawali Pers. Chan, K., & Elliott, R.G. 2004. Epistemological beliefs across cultures: Critique

and analysis of beliefs structure studies. Educational Psychology.

Creswell, J. W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among

Five Traditions. Sage Publication Inc. USA.

Dahar, W,R. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Earlangga.

Deptan. 2008. Pedoman Umum Penyelenggaraan SLPTT Padi. Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pertanian.

Debdulal, D. R. 2009. Self-Efficacy of Agricultural Farmers: A Case Study

Indian Statistical Institute, Kolkata. Journal of the Indian Academy

of Applied Psychology July 2009, Vol. 35, No. 2, 323-293.

Feldman, Robert S. 2003. Essentials of Understanding Psychology. New York: McGraw-Hill Companies.

Hariadi, SS. 2004. Kajian Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap

Keberhasilan Kelompok Tani sebagai Media Belajar, Kerjasama,

Produksi, dan Usaha. Disertasi. Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Ibrahim, J.T., Armand, S., dan Harpowo. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan

Pertanian. Banyumedia Publishing. Malang.

Kast, F.E., dan J.E. Rosenzweig. 1995. Organisasi dan Manajemen Jilid 1, Ed. Ke-4, Cet. Ke-4. A. Hasyani Ali: Penerjemah. Jakarta: Bumi Aksara. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret

University Press. Surakarta.

Miles, B.B., dan A.M. Huberman. 1992. Analisa Data Kualitatif. UI Press Jakarta. Moleong, J.L. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rodaskarya.

Musyafak, A., Ibrahim TM. 2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi

Pertanian Mendukung Prima Tani. Jakarta: Jurnal Analisis


(11)

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta.

Ray, G.L. 1998. Extension Communication and Management. Naya Prokash. Calcuta.

Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks.

Raco,J.K. 2010. Metode penelitian Kualitatif: Komunikasi, ekonomi, kebijakan

publik dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenda

Mediagroup.

Rogers, E.M. 2003. Diffusion of Innovation. Fifth Edition. New York: The Free Press.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Van Den Ban, A. W dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Jakarta.

Wardana, P,I. Juliardi, Sumedi, Iwan,S. 2008. Kajian Perkembangan System Of

Rice Intensification (SRI) di Indonesia. Kerjasama Yayasan Padi

Indonesia dengan Badan Litbag Pertanian. Jakarta.


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sejak tahun 2008, Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah meluncurkan salah satu program pemberdayaan petani dengan sebutan Sekolah Lapang Pertanian Tanaman Terpadu. Sekolah Lapangan Pertanian Tanaman Terpadu yang selanjutnya disingkat SL-PTT adalah suatu model pelatihan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan untuk mempercepat proses peningkatan kompetensi petani, dimana proses berlatih melatih dilaksanakan melalui kegiatan belajar sambil mengerjakan dan belajar untuk menemukan atau memecahkan masalah sendiri, dengan berazas kemitraan antara pelatih dan peserta (Deptan, 2008).

Proses berlatih melatih dengan model SL-PTT ini, menggunakan metode berlatih berdasarkan pengalaman (Experiental Learning Cycle/ELC), dimana ciri SL-PTT yang membedakan dengan model pelatihan lain meliptui; (1) SL-PTT menekankan pada proses berlatih dalam satu siklus usaha tani; (2) Peserta pelatihan belajar sambil mengerjakan (learning by doing) untuk menemukan dan memecahkan sendiri masalah dilapangan; (3) Proses berlatih melatih dikemas dalam satu siklus belajar berdasarkan pengalaman (ELC) yang dilaksanakan pada situasi nyata ditempat kerja dan menggunakan pendekatan orang dewasa

(andragogy); (4) Pelatihan dilaksanakan dengan menekankan pada kebersamaan,

demokratis, keselarasan, tanggung jawab serta partisipasi aktif dari semua pihak yang terkait; (5) Sarana pelatihan berupa lapangan usahatani (agroekosistem) dan


(13)

2

memanfaatkan bahan yang mudah dan praktis yang dapat diperoleh dilapangan; (6) Pelatih bertindak sebagai pemandu yang berperan dalam menciptakan suasana berlatih dimana peserta dapat termotivasi untuk mengembangkan daya analisis dan kreativitas serta dapat memecahkan masalah sendiri; (7) Keterpaduan antara teori dan praktek di lapangan, yang tercermin dalam rincian kurikulum pelatihan; (8) Pelatihan dilaksanakan sebagai perwujudan percepatan alih teknologi dari sumber ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ke petani.

Sekolah Lapang Pertanian Tanaman Terpadu (SL-PTT) di Kecamatan Turen Kabupaten Malang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni Tahun 2009 yang langsung dikawal oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Turen atau unit kerja dilapangan, dengan paket inovasi System Of Rice Intesification

(SRI). Metode SRI adalah salah satu cara dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan (Deptan, 2007). Adapun komponen penting dalam penerapan SRI, meliputi: (1) Tanam bibit muda berusia antara 7 sampai 12 hari setelah semai (HSS), (2) Tanam tunggal atau tanam bibit satu lubang satu bibit, (3) Jarak tanam yang lebar, yaitu: 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, (4) Sistem pengairan intermitten atau sistem pengairan berselang, (5) Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2 dengan interval 10 hari; (6) Penggunaan pupuk organik (Uphoff, 2002; Wardana, et,al, 2008).

Adapun setelah mengikuti program SL-PTT, ditemukan beberapa orang petani dengan status alumni SL-PTT yang telah mempraktekkan metode System


(14)

diketahui telah mempraktekkan metode System Of Rice Intesification dua, tiga dan empat kali musim tanam. Dalam hal ini, petani telah meninggalkan budidaya padi dengan cara konvesional. Fakta ini, didasarkan atas pengamatan penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang seharian keberadaannya dilapangan dan berperan aktif dalam pencapaian tujuan penyuluhan pertanian.

Ditinjau dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada level individu petani diKecamatan Turen. Hal ini, tidak hanya dilihat sebagai proses alih teknologi dari metode konvensional ke metode System Of Rice Intesification

(SRI), tetapi lebih pada proses belajar individu petani didalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Berkaitan dengan proses belajar individu petani dan asumsi bahwa lingkungan SL-PTT berperan sebagai sumber yang menghasilkan sekaligus memperkuat perubahan perilaku. Maka hal ini, penting untuk ditelaah dengan teori belajar sosial yang diperkenalkan Albert Bandura dengan istilah observational learning. Menurut Bandura (Feldman, 2003) bahwa sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan terhadap tingkah laku model.

Untuk menunjang pembahasan mengenai proses belajar sosial petani dan mengetahui dampak positif proses belajar sosial bagi petani, dipandang perlu melibatkan pembuktian secara empiris kondisi obyektif perilaku adopsi System Of

Rice Intesification (SRI) sesuai dengan teori-teori konseptual adopsi inovasi.

Ditemukan jawaban atas kedua pokok persoalan ini, diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk menyusun informasi, programa penyuluhan, dan aksi penyuluhan pertanian dimasa mendatang.


(15)

4

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana kondisi obyektif perilaku adopsi metode System Of Rice

Intesification (SRI) petani?

2. Bagaimana proses belajar sosial yang terjadi pada petani dalam

mengadospi inovasi metode System Of Rice Intesification (SRI)?

3. Apa saja dampak positif proses belajar sosial bagi petani pengadopsi metode System Of Rice Intesification (SRI)?

C. Penjelasan Fokus Penelitian

1. Kondisi obyektif perilaku adopsi metode System Of Rice Intesification

(SRI) petani dijelaskan dengan mendeskripsikan:

a. Pengadopsian metode SRI (penanaman bibit muda berusia antara 7 sampai 12 hari setelah semai (HSS), tanam tunggal atau tanam bibit satu lubang satu bibit, pengaturan jarak tanam yang lebar, yaitu: 30 x 30 cm, 40 x 40 cm atau bahkan lebih, pengairan intermitten atau sistem pengairan berselang, penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2 dengan interval 10 hari, penggunaan pupuk organik.

b. Penilaian penyuluh lapangan tentang pengadopsian metode System Of

Rice Intesification (SRI) subjek penelitian.

2. Proses belajar sosial yang terjadi pada petani dalam mengadospi inovasi metode SRI, dilihat melalui tahapan modeling meliputi: (1) Tahap perhatian

(attention), (2) Ingatan (retention), (3) Kinerja motorik (motorik


(16)

3. Dampak positif proses belajar sosial dilihat dari aspek psikologis yang dialami subjek berdasarkan proses belajar sosial dalam mengadopsi metode

System Of Rice Intesification (SRI).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah penelitian, maka dirumuskan tujuan penelitian secara lebih spesifik sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kondisi obyektif perilaku adopsi inovasi metode System

Of Rice Intesification (SRI) petani.

2. Menemukan proses belajar sosial dari perilaku adopsi inovasi metode

System Of Rice Intesification (SRI) petani.

3. Menemukan dampak positif proses belajar sosial bagi petani pengadopsi metode System Of Rice Intesification (SRI).

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu naskah akademis yang memberikan kontribusi terhadap pengembangan IPTEK, khususnya dalam bidang psikologi pendidikan masyarakat petani. Selain itu, setidaknya penelitian ini dapat memberikan sumbangan teoritis untuk pengembangan konsep, paradigma, dalam disiplin ilmu penyuluhan pertanian.

2. Secara Praktis

Bagi penyuluh pertanian, hasil penelitian tentang adopsi SRI dapat dimanfaatkan dalam kegiatan penyuluhan, sehingga proses adopsi metode SRI petani dapat dipercepat. Dan bagi Balai Penyuluhan Pertanian, temuan strategi


(17)

6

penyuluhan dapat dipertimbangkan sebagai masukan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari intepretasi yang berbeda pada setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan maksud dari istilah tersebut.

1.Perilaku petani

Perilaku petani adalah tindakan yang dilakukan petani dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pekerjaan.

2.Petani pengadopsi

Petani pengadopsi adalah individu atau kelompok yang melakukan perbuatan menerima atau menerapkan ide, produk serta informasi dari sebuah inovasi.

3. Adopsi

Adopsi adalah perilaku baru seseorang sesuai dengan latar

belakang pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap

rangsangan/stimulus (Notoatmodjo, 2003). 4. Inovasi

Inovasi adalah suatu gagasan, metode, atau objek yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang baru, tetapi tidak selalu merupakan hasil dari penelitian mutakhir (Van den Ban dan H.S. Hawkins, 1999).


(18)

5.Metode System of Rice Intensification

Metode System of Rice Intensification merupakan salah satu inovasi budidaya tanaman padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara (Uphoff, 2002; Wardana, et,al, 2008).


(1)

memanfaatkan bahan yang mudah dan praktis yang dapat diperoleh dilapangan; (6) Pelatih bertindak sebagai pemandu yang berperan dalam menciptakan suasana berlatih dimana peserta dapat termotivasi untuk mengembangkan daya analisis dan kreativitas serta dapat memecahkan masalah sendiri; (7) Keterpaduan antara teori dan praktek di lapangan, yang tercermin dalam rincian kurikulum pelatihan; (8) Pelatihan dilaksanakan sebagai perwujudan percepatan alih teknologi dari sumber ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ke petani.

Sekolah Lapang Pertanian Tanaman Terpadu (SL-PTT) di Kecamatan Turen Kabupaten Malang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni Tahun 2009 yang langsung dikawal oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Turen atau unit kerja dilapangan, dengan paket inovasi System Of Rice Intesification (SRI). Metode SRI adalah salah satu cara dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan (Deptan, 2007). Adapun komponen penting dalam penerapan SRI, meliputi: (1) Tanam bibit muda berusia antara 7 sampai 12 hari setelah semai (HSS), (2) Tanam tunggal atau tanam bibit satu lubang satu bibit, (3) Jarak tanam yang lebar, yaitu: 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, (4) Sistem pengairan intermitten atau sistem pengairan berselang, (5) Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2 dengan interval 10 hari; (6) Penggunaan pupuk organik (Uphoff, 2002; Wardana, et,al, 2008).

Adapun setelah mengikuti program SL-PTT, ditemukan beberapa orang petani dengan status alumni SL-PTT yang telah mempraktekkan metode System Of Rice Intesification pada lahan usahataninya. Para petani alumni SL-PTT


(2)

diketahui telah mempraktekkan metode System Of Rice Intesification dua, tiga dan empat kali musim tanam. Dalam hal ini, petani telah meninggalkan budidaya padi dengan cara konvesional. Fakta ini, didasarkan atas pengamatan penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang seharian keberadaannya dilapangan dan berperan aktif dalam pencapaian tujuan penyuluhan pertanian.

Ditinjau dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada level individu petani diKecamatan Turen. Hal ini, tidak hanya dilihat sebagai proses alih teknologi dari metode konvensional ke metode System Of Rice Intesification (SRI), tetapi lebih pada proses belajar individu petani didalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Berkaitan dengan proses belajar individu petani dan asumsi bahwa lingkungan SL-PTT berperan sebagai sumber yang menghasilkan sekaligus memperkuat perubahan perilaku. Maka hal ini, penting untuk ditelaah dengan teori belajar sosial yang diperkenalkan Albert Bandura dengan istilah observational learning. Menurut Bandura (Feldman, 2003) bahwa sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan terhadap tingkah laku model.

Untuk menunjang pembahasan mengenai proses belajar sosial petani dan mengetahui dampak positif proses belajar sosial bagi petani, dipandang perlu melibatkan pembuktian secara empiris kondisi obyektif perilaku adopsi System Of Rice Intesification (SRI) sesuai dengan teori-teori konseptual adopsi inovasi. Ditemukan jawaban atas kedua pokok persoalan ini, diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk menyusun informasi, programa penyuluhan, dan aksi penyuluhan pertanian dimasa mendatang.


(3)

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana kondisi obyektif perilaku adopsi metode System Of Rice Intesification (SRI) petani?

2. Bagaimana proses belajar sosial yang terjadi pada petani dalam mengadospi inovasi metode System Of Rice Intesification (SRI)?

3. Apa saja dampak positif proses belajar sosial bagi petani pengadopsi metode System Of Rice Intesification (SRI)?

C. Penjelasan Fokus Penelitian

1. Kondisi obyektif perilaku adopsi metode System Of Rice Intesification (SRI) petani dijelaskan dengan mendeskripsikan:

a. Pengadopsian metode SRI (penanaman bibit muda berusia antara 7 sampai 12 hari setelah semai (HSS), tanam tunggal atau tanam bibit satu lubang satu bibit, pengaturan jarak tanam yang lebar, yaitu: 30 x 30 cm, 40 x 40 cm atau bahkan lebih, pengairan intermitten atau sistem pengairan berselang, penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2 dengan interval 10 hari, penggunaan pupuk organik.

b. Penilaian penyuluh lapangan tentang pengadopsian metode System Of Rice Intesification (SRI) subjek penelitian.

2. Proses belajar sosial yang terjadi pada petani dalam mengadospi inovasi metode SRI, dilihat melalui tahapan modeling meliputi: (1) Tahap perhatian (attention), (2) Ingatan (retention), (3) Kinerja motorik (motorik reproduction), (4) Kondisi penguatan dan insentif (motivasi).


(4)

3. Dampak positif proses belajar sosial dilihat dari aspek psikologis yang dialami subjek berdasarkan proses belajar sosial dalam mengadopsi metode System Of Rice Intesification (SRI).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah penelitian, maka dirumuskan tujuan penelitian secara lebih spesifik sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kondisi obyektif perilaku adopsi inovasi metode System Of Rice Intesification (SRI) petani.

2. Menemukan proses belajar sosial dari perilaku adopsi inovasi metode System Of Rice Intesification (SRI) petani.

3. Menemukan dampak positif proses belajar sosial bagi petani pengadopsi metode System Of Rice Intesification (SRI).

E. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu naskah akademis yang memberikan kontribusi terhadap pengembangan IPTEK, khususnya dalam bidang psikologi pendidikan masyarakat petani. Selain itu, setidaknya penelitian ini dapat memberikan sumbangan teoritis untuk pengembangan konsep, paradigma, dalam disiplin ilmu penyuluhan pertanian.

2. Secara Praktis

Bagi penyuluh pertanian, hasil penelitian tentang adopsi SRI dapat dimanfaatkan dalam kegiatan penyuluhan, sehingga proses adopsi metode SRI petani dapat dipercepat. Dan bagi Balai Penyuluhan Pertanian, temuan strategi


(5)

penyuluhan dapat dipertimbangkan sebagai masukan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari intepretasi yang berbeda pada setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan maksud dari istilah tersebut.

1.Perilaku petani

Perilaku petani adalah tindakan yang dilakukan petani dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pekerjaan.

2.Petani pengadopsi

Petani pengadopsi adalah individu atau kelompok yang melakukan perbuatan menerima atau menerapkan ide, produk serta informasi dari sebuah inovasi.

3. Adopsi

Adopsi adalah perilaku baru seseorang sesuai dengan latar belakang pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap rangsangan/stimulus (Notoatmodjo, 2003).

4. Inovasi

Inovasi adalah suatu gagasan, metode, atau objek yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang baru, tetapi tidak selalu merupakan hasil dari penelitian mutakhir (Van den Ban dan H.S. Hawkins, 1999).


(6)

5.Metode System of Rice Intensification

Metode System of Rice Intensification merupakan salah satu inovasi budidaya tanaman padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara (Uphoff, 2002; Wardana, et,al, 2008).